You are on page 1of 7

Cara Mengatasi Air Kuning Keruh dan Bau

13:29 J WATER NO COMMENTS

Cara Mengatasi Air Kuning Keruh dan Bau.

Cara mengatasi air kuning keruh dan bau sangatlah mudah. Ada beberapa cara dan mari kita simak untuk memilih cara terbaik yang efektif. Masalah air kuning keruh bau karat maupun berminyak umum disebabkan karena zat besi(Fe) dan Kadar mangan (Mg) yang berlebih pada air sehingga menyebabkan endapan pada bak/penampungan,penyumbatan di pipa instalasi sehingga debit air mengecil, perabot rumah tangga pun menjadi rusak karena flak kuning/ hitam,digunakan mencuci pakaian berubah warna kusam dll. Masalah air seperti ini membuat kita jadi pusing kurang kenyamanan tinggal,pengeluaran pun jadi bertambah. Ciri-ciri umum air mengandung zat besi dan mangan yaitu air berwarna kuning,keruh terdapat bau tak sedap / bau besi, kadang2 air keluar jernih tetapi jika diendapkan beberapa saat menjadi berubah warna, Kondisi air agak licin,rasa tidak enak,jika digunakan mandi lengket di badan.Jika di solusi zat besi dan mangan nya maka air akan menjadi bersih bebas warna dan bau, diendapkan/ditampung beberapa lama pun tidak akan timbul endapan/lapisan minyak diatasnya. Berikut cara menghilangkan air bau, keruh,kuning,karat,berminyak, yang disebabkan oleh tingginya zat besi dan mangan : 1. Aerasi Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe (OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian di ikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan udara biasa di sebut aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air efeknya kadar besi mengendap ke bawah sehingga kotoran2nya menempel di bak penampungan/toren air. Kelemahanya mungkin kita akan sering menguras toren tersebut agar kotoran endapan tidak ikut ke pipa instalasi. 2. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara alami). Sedimentasi dapat berlangsung sempurna pada danau yang airnya diam atau suatu wadah air yang dibuat sedemikian rupa sehingga air di dalamya keadaan diam. Pada dasarnya proses tersebut tergantung pada pengaruh gaya gravitasi dari partikel tersuspensi dalam air. Sedimentasi dapat berlangsung pada setiap badan air. Biaya pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah karena tidak membutuhkan peralatan mekanik maupun penambahan bahan kimia. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi

bahan-bahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air. 3. Menggunakan bahan kimia. Banyak sekali jenis bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk menurunkan zat besi ini. Zat kimia seperti Polimer Aluminium Clorid , kaporit ,tawas dll. Namun saya tidak akan membahasnya disini karena harus menggunakan takaran dan metode tertentu dan takarannya berbeda beda tergantung dari seberapa tingginya zat besi dalam air tsb. 4. Teknik Penyaringan ( Filtrasi ) Cara teknik penyaringan / penjernihan ini terbukti paling efektif dan ampuh karena sudah terbukti berdasar riset. Dalam kebutuhan modern seperti ini teknik filter / penjernih / penyaring air sangatlah efektif dan efisien . Efisien waktu,biaya dan hasil. Cara inilah yang kami pilih sehingga J-WATER hadir dalam bisnis pengadaan alat-alat pengolahan air bersih dan air minum. Banyak sekali merk filter air/penjernih air/penyaring air di Indonesia semua tergantung kualitas ,harga dan after sales service. J-WATER filter air menggunakan media active carbon purex berfungsi menetralisir kadar besi dan zat mangan tinggi dalam air. Sistem penyerapan sampai 100%. Media active carbon PUREX ini lebih setingkat diatas dibanding media dipasaran seperti karbon aktif batu bara, manganese greensand ,zeolite,silika,pasir aktif, calgon,maupun alkali. Media active carbon purex ini masih diproduksi oleh jepang dan terbukti 3x lipat lebih tahan. Harga menjamin kualitas. Yang pasti harga media active carbon purex ini lebih mahal dibanding jenis media lainya. Jika anda tertarik menggunakan media filter air berkualitas ini bisa hubungi call center kami. Media active carbon purex dijual per 25 kg dan 35 kg. Disesuaikan dengan ukuran tabung filter air.

Air keruh selamat tinggal!

Banyaknya pilihan air kemasan dan teknologi penyaringan (pem-filter-an) air menjadi pertanda bahwa kesadaran akan pentingnya air bersih dan mengkonsumsi air yang sehat semakin meningkat di tanah air kita ini. Kebanyakan orang pun semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Harga air kemasan dan teknologi yang mahal belum tentu menunjukkan kualitas air dan teknologi yang ditawarkan. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa alat-alat penyaringan yang ditawarkan dengan harga tinggi pada beberapa waktu yang lalu seringkali kalah berkualitas dengan alat-alat penyaringan yang lebih baru. Kualitas nampak dalam kemampuan menyaring air dari kandungan material-material yang merugikan tubuh, seperti kandungan mineral anorganik, seperti Fe (besi), Mn (Mangaan), Kapur dan lain-lain. Tampak pula dalam kemampuan memproduksi air tersaring siap diminum yang biasanya dihitung dalam satuan GPD (Galon Per Day), misalnya 50 GPD, 100 GPD, 300 GPD atau Liter per hari. 1 Gallon

(US)=3,785 liter.50 GPD=50 x 3,785=189 ltr/hari. Kami menawarkan salah satu pilihan untuk mencari solusi demi mendapatkan air bersih dan air siap diminum. Dengan kata lain kami menawarkan penyediaan air bersih dengan 'water treatment' dan softener serta pemasangan alat Reverse Osmosis (R.O).

Biji Kelor Mampu Menjernihkan Air Sungai

Meskipun berwarna coklat karena mengandung partikel-partikel tanah, lumpur bahkan unsur logam berat karena tercampur rembesan air limbah industri pabrik, air Sungai Mahakam hingga kini masih tetap menjadi kebanggaan warga Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda dan Kutai Kartanegara. Berdasarkan kepercayaan dan sedikit dongeng, setiap orang Kalimantan Timur meyakini, siapa pun pendatang atau tamu yang berkunjung ke Kalimantan Timur dan pernah meminum air Sungai Mahakam, diyakini pasti akan kembali lagi ke daerah tersebut, bahkan menetap. Sungai sepanjang 920 Km yang menjadi salah satu sarana transportasi sungai terpenting di propinsi Kaltim itu tak pernah sepi dari lintasan kapal motor dan kapal kontainer, yang terkadang menumpahkan limbah oli sisa ke sungai. Masyarakat agaknya tak pernah peduli dengan warna airnya yang keruh, atau berwarna hitam ketika air sungai surut, terbukti pinggiran sungai tak pernah sepi dari aktivitas manusia yang datang dan pergi mandi, mencuci atau bahkan mengambil air dari sungai tersebut untuk dikonsumsi. Padahal masyarakat dapat memanfaatkan air sungai dengan lebih nyaman dan terjamin kebersihannya apabila mampu menerapkan hasil penelitian seorang dosen dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (Samarinda) yang diadopsi dari Negara Sudan, dan kemudian dikembangkan di wilayah tersebut.

Adalah Enos Tangke Arung, MP, dosen Fahutan Unmul yang menemukan biji kelor dan menyulapnya menjadi serbuk ajaib yang dapat mengubah air keruh dengan partikel tanah maupun unsur logam menjadi air bersih layak konsumsi, dan memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan. Endapkan Partikel Logam Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat. Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air minum dan air bersih, katanya. Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air bersih 1,0 mg/l. Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l. Arang Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang khas masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang yang dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan. Arang berfungsi untuk menyerap aroma kelor tersebut. Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam dengan parameter kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah dibersihkan dengan sebuk biji kelor menurun menjadi 7,75 NTU, atau memenuhi standar baku air bersih yang ditetapkan, yaitu 25NTU. Untuk parameter warna yang semula sebesar 233 Pt.Co menjadi 13,75 Pt.Co, atau telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 15 Pt.Co dan 50 Pt.Co.

Membuat Serbuk Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air limbah, dengan perbandingan tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga 15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air menjadi jernih. Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan Unmul mengatakan, pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor dengan konsentrasi lima persen, yaitu dengan merebus lima gram tepung biji kelor ke dalam 100 ml air hingga mendidih dan disaring. Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air, caranya dengan mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke dalam satu liter air dan diaduk dengan cepat, katanya. Disebutkan, dalam satu polong buah kelor terdapat 10 hingga 15 biji kelor dengan berat masingmasing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari 10 biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter. Lebih Ekonomis Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana (Samarinda), Alimudin mengakui, cara tersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan sistem penjernihan air dengan bahan baku tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan air dengan menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit, sedangkan dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit. Karena tawas jarang diproduksi di Kaltim, pihak PDAM Samarinda mendatangkan tawas dari luar daerah, yaitu dari Sulawesi (Manado) dan Kupang. Tawas tersebut dicampur dengan aluminium dan sulfat sebelum digunakan untuk menjernihkan air sungai. Menurut Enos Tangke, penggunaan serbuk biji kelor lebih ekonomis dibanding tawas, apalagi tanaman kelor dapat dibudidayakan di Kaltim, sementara daun dan buahnya yang masih muda pun dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan. Enos yang juga dosen pengasuh mata kuliah Pengendalian Pencemaran menambahkan, tanaman kelor yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek dapat tumbuh dengan cepat di daerah berair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dibudidayakan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Mahakam.

Dalam tiga bulan pertama tumbuhan tersebut sudah cukup besar dan enam bulan kemudian sudah berbuah dan bisa dimanfaatkan bijinya, katanya. Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air merupakan alternatif terbaik dan lebih ekonomis, efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan membudidayakan tanaman tersebut di sekitar DAS.(Aspek-35)

Tips Menjernihkan Air Keruh

Di musim penghujan seperti ini, persoalan air bersih sering kali menjadi masalah. Mulanya air memang jernih tapi lama-kelamaan menjadi keruh. Bagaimana cara mengatasinya? Sebenarnya, sudah ada teknologi sederhana yang sudah lama dikenal oleh masyarakat kita untuk mengatasi problem air keruh, yaitu teknologi penyaringan. Sayangnya, teknologi ini sepertinya sudah dilupakan. Padahal, selain sederhana, teknologi ini juga murah dan mudah dilakukan. Sedikitnya ada dua metode yang dapat diterapkan, yaitu penyaringan sederhana dan penyaringan dengan bak. Alat yang digunakan pun relatif gampang. Untuk penyaringan sederhana, cukup dua buah tempayan (kuali) dari tembikar. Kedua tempayan lalu ditumpuk, dengan tempayan yang di atas (A) bagian dasarnya dilubangi agar airnya dapat menetes ke tempayan yang di bawah (B). Setelah itu, masukkan lapisan kerikil, lapisan pasir, dan lapisan potongan arang berukuran kecil ke dalam tempayan A, sehingga menutupi lubang di bagian dasar. Sebelum dimasukkan, ketiga bahan harus dicuci sampai bersih. Jika dilihat dari paling bawah, bahan yang dimasukkan pertama adalah lapisan kerikil, pasir, dan potongan arang. Posisi lapisan arang kira-kira mencapai 2/3 tinggi tempayan. Tiga bahan inilah yang berfungsi sebagai penyaring air. Fungsi dari pasir di sini adalah untuk menyaring bantalan. Ukuran yang dipakai biasanya 0,2-0, 8 mm. Sedang potongan arang yang terbuat dari tempurung kelapa atau kayu yang dibakar, berguna untuk mengurangi warna dan bau. Kerikil sendiri berfungsi sebagai penyaring akhir, sebelum meneteskan air ke tempayan B. Air yang ada di tempayan B bisa digunakan sebagai air minum. Namun tetap harus dimasak terlebih dahulu hingga mendidih. Hal ini diperlukan untuk memastikan semua kuman telah mati. Untuk menjaga kebersihan, setiap 2-3 hari sekali, lapisan kerikil, pasir, dan potongan arang dikeluarkan dan dicuci ulang sampai bersih. Menjernihkan Air Dengan Zat Kimia

Jika Anda merasa kesulitan untuk membuat penyaringan air dengan bahan-bahan di atas, penyaringan juga bisa dilakukan dengan menggunakan zat kimia. Untuk cara ini, alat utama yang diperlukan adalah 2 drum berukuran sama yang dilengkapi kran air. Tinggi kran air dari dasar drum +/- 5-10 cm (harus lebih tinggi dari endapan lumpur yang timbul). Drum 1 berfungsi sebagai bak pengendap dan drum 2 berfungsi sebagai bak penyaring. Langkah-langkah yang harus diperhatikan: pertama, air kotor yang masuk ke bak pengendap, dimasukkan 1 gr tawas/10 liter air. 1 gr kapur/10 liter air dan 2.5 gr kaporit/10 liter air. Aduk air dalam bak secara perlahan dan satu arah. Pengadukan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari sehingga pada pagi hari pengendapan berlangsung dengan sempurna. Lalu, buka kran pada drum pengendap secara perlahan agar endapan tidak terbawa pada drum penyaringan. Kedua, pada drum penyaring, susun media penyaringan dengan menggunakan alat yang sama dengan yang di atas kerikil setinggi 5 cm pada dasar bak, kemudian arang batok setinggi 10 cm, ijuk setinggi 10 cm, pasir halus berdiameter 0,25 - 0,1 mm setinggi 20 cm. Air yang mengalir dari bak pengendapan akan dijernihkan lagi melalui proses penyaringan sehingga diharapkan air bersih akan keluar pada saat keran dibuka. Ketiga, jika air yang keluar pada bak ke dua sudah tidak jernih lagi, media penyaring perlu dicuci atau diganti yang baru. Selamat mencoba.

You might also like