You are on page 1of 14

TIDAK jauh dari kaki tiang rumah perkampungan Orang Bajo di tepi Pantai Lewoleba, kota Kabupaten Lembata,

sayup-sayup terlihat gundukan tanah muncul tipis di atas permukaan laut. Masyarakat setempat mengenal gundukan pasir putih sepanjang kurang lebih 600 meter dengan garis tengah sekitar 25 meter, dengan sebutan Pulau Siput. Perjalanan dari Lewoleba dengan bagan bermotor sekitar 10 menit atau kurang lebih 25 menit dengan sampan. Pulau Siput menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat Lewoleba dan sekitarnya. Entah dari mana datangnya, yang pasti gundukan pasir itu selalu menjadi hunian ribuan bahkan jutaan siput. Hanya dengan bermodalkan sepotong kayu atau besi, mereka langsung mengaisnya. Waktu yang dibutuhkan hanya beberapa menit untuk memenuhi ember atau wadah lainnya yang berukuran 15-25 kilogram. "Kita mengambilnya tidak perlu banyak-banyak, cukup untuk kebutuhan makan di rumah ditambah sebagiannya dijual di pasar," jelas Mama Halimah. Di Pasar Lewoleba, isi siput kering dihargai Rp 5.000 per kg. Siput segar yang masih dalam kerang rumahnya, dijajakan Rp 1.500 per delapan biji.

Sumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0007/31/daerah/meng30.htm
LAMPIRAN II:KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1995 TANGGAL 23 MEI 1995 DAFTAR BIDANG USAHA YANG DICADANGKAN UNTUK INDUSTRI/USAHA KECIL ATAU INDUSTRI/USAHA KECIL BEKERJASAMA DENGAN PENGUSAHA MENENGAH ATAU BESAR NO. BIDANG USAHA 1. Peternakan ayam buras 2. Peternakan sapi perah 3. Peternakan larva udang 4. Penangkapan ikan kembung, layang, selar dan sejenisnya 5. Penangkapan udang 6. Budidaya bekicot/siput, belut, buaya, katak, sidat 7. Penangkapan ikan karang (coral fish) seperti kerapu, lencan *31266 8. Penangkapan cumi-cumi, teripang, ubur-ubur dan sejenisnya serta penangkapan ikan hias darat dan/atau laut

Sumber : http://kambing.ui.edu/bebas/v01/RI/keppres/1995/keppres-1995-031.txt
3. Sumber Daya Hewan Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut : 1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat. 2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air. 3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara. Selain ketiga satwa nasional di atas, masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Misalnya Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu. Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya,

sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain. Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya. Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput. Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik. Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia jugs melakukan persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak. Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer. b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera. c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu. d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss. Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini : 1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu). 2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya. 3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan. 4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas sebagai tropy, misalnya tanduknya. 5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka. 6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur. 7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas buruannya lepas dalam keadaan terluka. Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya.

Sumber : http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0040%20Bio%201-9a.htm Siput merupakan haiwan jenis moluska, kelas Gastropoda yang mempunyai cengkerang yang berputar. Siput tidak bertulang belakang. Siput mempunyai kulit cengkerang yang

keras. Haiwan gastropoda lain yang tidak mempunyai cengkerang dikenali sebagai slug. Siput terdapat di air tawar,air masin, dan di daratan.

Siput Babi yang mudah di dapati dimana-mana sahaja Siput bergerak seperti cacing dengan bertukar pengecutan badan bergilir dengan menjangkau, pada kelajuan perlahan. Siput sering dijadikan perbandingan dengan sesuatu yang perlahan seperti "Perlahan seperti siput". Siput menghasilkan lendir untuk membantu pergerakan dengan mengurangkan geseran. Lendir juga mengelakkan siput dari cedera dan membantu menjauhi serangga merbahaya seperti semut.Pada musim sejuk, sesetengah siput di negara sejuk bertapa-rehat di dalam cengkerang mereka dengan menutup bukaan cengkerang dengan kerangka nipus seperti piring yang dibina khusus untuk tujuan ini. Kerangka nipus ini akan dimusnahkan pada musim bunga "spring". Siput dimakan dibeberapa negara Eropah, di mana siput dianggap hidangan istimewa. Siput untuk makanan biasanya dikenali dengan nama Perancis "escargot." Siput terbaik untuk dijadikan makanan adalah dari spesies Helix pomatia. Siput taman perang (siput perang Erpoah- "European brown snail") juga dikenali sebagai, Helix aspersa. Kedua-dua spesies tergolong dalam Genus Helix. Siput terdapat dalam pelbagai saiz. Siput darat terbesar adalah siput Gergasi Afrika (Achatina fulica), yang bersaiz sehingga 30 cm. Pomacea maculata (Ampullariidae), atau siput Epal Gergasi merupakan siput air tawar terbesar, dengan saiz bergaris pusat sehingga 15 cm dan seberat 600 gram. Siput yang terbesar adalah Syrinx aruanus, siput air masin yang terdapat di Australia. Cengkerang yang sebesar 1 meter pernah dilapurkan. Diperolehi daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Siput" Bekicot Lezat dan Kaya Protein
Sabtu, 8 Juni, 2002 oleh: Gsianturi

Bekicot Lezat dan Kaya Protein Gizi.net - Bagi manula Indonesia bekicot mengingatkan mereka pada jaman penjajahan Jepang yang menyengsarakan, sehingga terpaksa makan bekicot. Tapi mengapa daging bekicot menjadi makanan prestisius di negara lain?

Jika Anda ke Perancis, di sana ada masakan yang kondang disebut escargot. Apa itu? Anda mungkin terkejut bahwa escargot merupakan masakan berbahan baku daging bekicot. Di Jepang pun demikian halnya, bahkan pengolahan bekicot ini begitu sederhana, hanya dengan bumbu jahe, cuka dan pemanis. Tapi, betapa lezatnya daging bekicot itu! Itu sebabnya Perancis dan Jepang selalu mengandalkan pasokan daging bekicot. Beberapa negara lain juga selalu mengimpor daging bekicot, seperti Hongkong, Belanda, Taiwan, Yunani, Belgia, Luxemburg, Kanada, Jerman dan Amerika Serikat. Kita termasuk salah satu negara eksportir bekicot. Tapi volume dan kontinuitasnya belum memenuhi kebutuhan pasar importir. Nah, bukankah ini peluang agribisnis yang terbentang di depan mata kita? Kalsium dan Asam Amino Barangkali menimbulkan tanda tanya, kenapa orang menyukai daging bekicot? Ya, lihat saja kandungannya. Dalam rangka memenuhi tuntutan kecukupan gizi, bekicot merupakan salah satu alternatif yang patut diperhitungkan. Creswell dan Kopiang (1981) merinci komposisi kimia bekicot, ternyata dagingnya memang kaya protein. Cangkang bekicot kaya kalsium, dan dalam daging tersebut masih terdapat banyak asam-asam amino (tabel 1). Sementara itu sumber data lain menunjukkan, protein yang terkandung sekitar 12 gram per 100 gram dagingnya. Kandungan lain adalah lemak 1%, hidrat arang 2%, kalsium 237 mg, fospor 78 mg, Fe 1,7 mg serta vitamin B komplek terutama vitamin B2. Selain itu kandungan asam amino daging bekicot cukup menonjol. Dalam 100 gr daging bekicot kering antara lain terdiri atas leusin 4,62 gr, lisin 4,35 gr, arginin 4,88 gr, asam aspartat 5,98 gr, dan asam glutamat 8,16 gr. Bukankah daging bekicot mengandung bakteri salmonella? Memang betul! Tapi ada cara untuk mengusir bakteri tersebut, yakni teknik pengolahan yang benar. Malahan dari temuan di lapangan, di Kediri, mereka yang biasa makan daging bekicot mengaku dapat menyembuhkan gatal-gatal, batuk, kudis dan sebagainya. Langkah Pengolahan Kediri dikenal sebagai Kota Tahu, tapi juga sebagai cikal bakal produsen bekicot. Di awal 1970-an hanya satu dua penduduk Desa Jengkol dan Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri yang mulai tertarik mengembangkan dan memanfaatkan bekicot. Adalah Sadi Suryaatmaja dari Plosokidul yang boleh dibilang sebagai 'aktor bekicot' karena berhasil mendayagunakannya. Entah sebagai keripik bekicot, sate bekicot, rempeyek bekicot, dan sebagainya. Semula usaha beternak bekicot di daerah itu hanya kecil-kecilan saja. Kemudian dibuka warung bekicot, dan ada pula yang dijual keliling. Makin lama makin banyak orang yang ikut mencoba mengusahakannya. Lebih lanjut Kediri dengan bekicotnya mampu menarik perhatian pengusaha dari kota lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan hadirnya peminat-peminat ternak bekicot,

yang belajar dan menimba pengalaman ke Kediri. Berdasarkan pengalaman peternak bekicot di Kediri, rendemen daging bekicot sekitar 15-18%. Artinya, dari setiap 100 kg bekicot segar (hidup) akan didapatkan daging bekicot sekitar 15-18 kg. Melalui 7 Tahap Untuk mendapatkan hasil yang baik, daging bekicot harus melalui tahap. Pemberakan atau pembersihan kotoran. Bekicot yang masih hidup dimasukkan ke dalam bak penampung selama 2 hari, tanpa diberi pakan apa pun. Lakukan penyiraman setiap sore. Pemberakan ini bertujuan untuk memacu pengeluaran kotoran dan lendir serta menghilangkan bau apek. Perendaman. Sesudah dilakukan pemberakan, bekicot direndam dalam air garam yang diberi sedikit cuka. Perendaman berlangsung sekitar 5-10 menit sambil diaduk atau dikopyok, lantas airnya dibuang. Perendaman ini dilakukan 3-4 kali hingga air rendaman menjadi jernih. Perebusan awal. Bekicot yang telah direndam dimasukkan ke dalam air mendidih selama 15 menit sambil dibolak balik, lalu didinginkan. Pemisahan. Bekicot yang telah direbus awal itu harus dipisahkan antara cangkang, kotoran, telur dan dagingnya. Caranya ialah dengan mencungkil daging bekicot tersebut dari cangkangnya dengan alat pencungkil. Setelah daging, telur dan kotoran bekicot keluar dari cangkangnya kemudian dipisah-pisahkan. Telur bekicot dapat langsung dicuci bersih, digoreng dan dimakan. Sedangkan dagingnya masih perlu pengolahan selanjutnya. Pencucian. Daging bekicot yang telah terpisah dari cangkang, lantas dicuci bersih. Lebih baik jika pencucian ini dilakukan dengan air yang mengalir. Perendaman. Daging yang telah dicuci bersih, direndam dengan air cuka selama 15 menit. Perebusan akhir. Daging bekicot yang telah direndam itu direbus lagi selama 15 menit. Sesudah direbus, dicuci sekali lagi sampai bersih dan diiris-iris menurut selera kita. Inilah daging bekicot yang telah siap dimasak. @ Ir. Hieronymus Budi Santoso, pemerhati masalah agribisnis. Sumber: Kompas, 5 Juni 2002 http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0206/05/gizi.htm Prosentase Komposisi Kimia Bekicot Berdasarkan Bahan Kering No Uraian Daging Cangkang Total 1. Protein 60,90 2,80 16,10

2. Mineral 9,60 54,50 46,00 3. Serat kasar 4,50 4. Lemak kasar 6,10 1,00 2,00 5. Calcium 2,00 36,10 31,10 6. Phospor 0,84 0,14 7. Lysine 4,35 8. Histidine 1,43 9. Arginin 4,88 10. Aspartic acid 5,98 11. Threonin 2,76 12. Sering 2,96 13. Glutanic acid 8,16 14. Pralin 2,79 15. Glycin 3,82

16. Alanin 3,31 17. Cystin 0,60 18. Valin 3,07 19. Methionin 1,00 20. Isoleucin 2,64 21. Leucin 4,62 22. Tyrosin 2,44 23. Phenylallanin 2,62 * dalam satuan persen (%) Sumber: Creswell dan Kopiang, 1981 http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0206/05/gizi2.htm

IPTEK IPB LAHIRKAN DOKTOR BARU LEWAT BEKICOT DAN PENGGEREK Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali meluluskan dua doktor baru yang mengajukan disertasi mengenai hama penggerek batang (PB) dan bekicot.Kepala Humas IPB drh Agus Lelana kepada Antara di Bogor, Jumat menjelaskan, dua doktor baru itu adalah Satoto untuk soal hama dan I Gusti Lanang Media. Dalam disertasinya, Satoto mengungkapkan bahwa penggerek batang dan wereng barung coklat (WBC) adalah dua hama utama padi yang dapat menimbulkan kerugian sangat besar pada petani.

Pada dekade 1970-1980 WBC mengakibatkan 2.510-2.680 ha sawah mengalami puso (gagal panen) sedangkan PB diestimasi menyebabkan kehilangan hasil sebesar 5-10 persen. "Kehilangan ini setara dengan lima juta ton gabah pada produksi nasional tahun 2001 di Indonesia," katanya. Karena itu, katanya, teknik rekayasa genetika tanaman merupakan alternatif yang diharapkan dapat membantu menjawab tantangan tersebut dan dapat mengurangi risiko puso, demikian diungkapkan Satoto dalam ujian senat terbuka. Sementara itu, I Gusti Lanang Media mengungkapkan aspek budidaya bekicot sebagai satwa harapan di Indonesia. Tema tersebut dilatar-belakangi karena bekicot merupakan salah satu satu satwa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup tinggi dengan harga murah dan mudah dikenal masyarakat. Di samping itu bekicot juga merupakan komoditas ekspor yang prospeknya cukup menggembirakan. Keterbatasan kemampuan Indonesia dalam hal ekspor bekicot sangat mungkin disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa hingga saat ini sebagian besar bekicot hanya didapat dari alam bebas. Menurut Rektor IPB Prof Dr Ir Ahmad Ansori Matjjik, MSc, dari hasil disertasi kedua mahasiswa pasca-sarjana ini dapat membuktikan bahwa IPB dapat mewujudkan universitas riset seperti yang didambakan dapat terwujud pada 2007 nanti. (MED020503) Sumber : http://www.indonesia.nl/articles.php? rank=5&art_cat_id=46&status=archive

BEKICOT
( Achanita spp. )
I. UMUM

1.1. Sejarah Singkat Bekicot berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa. 1.2. Sentra Peternakan Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali. 1.3. Jenis

Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot. 1.4. Manfaat Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan
II. PERSYARATAN LOKASI

Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.

III.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 3.1.1. Perkandangan Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 2530 derajat C.

Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk. Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain: a) Kandang kotak kayu
Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.

b) Kandang dari bak semen Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dalam bak. c) Kandang galian tanah Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir. Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot dan telurnya tidak rusak. 3.1.2. Peralatan Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul. 3.2. Pembibitan Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku. 3.2.1. Pemilihan Bibit Calon Induk

Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor. 3.2.2. Reproduksi dan Perkawinan Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm. 3.2.3. Proses Kelahiran Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam. Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.

3.3. Pemeliharaan Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran. Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:

a) Menjaga kelembaban lingkungan Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari. b) Mempertahankan kondisi lingkungan Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot. c) Pemberian pakan yang bermutu secara teratur Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya. d) Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain. e) Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaan Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal sebagai berikut: 1) membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang) 2) membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen 3) menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam. 3.4. Hama dan Penyakit Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.
3.5. Panen

Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup. Disamping itu daging dari

bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu. 3.5.1. Hasil Tambahan Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat kapur. 3.5.2. Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.

3.6. Pascapanen Setelah dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton. 11. DAFTAR PUSTAKA 1. Kusnin Asa. 1984. Budidaya Bekicot. Bhratara Karya Aksara. Jakarta 2. Pinus L. 1988. Beternak Bekicot untuk Perancis, dalam Trubus, Febuari 3. Victor Zebua (1988). Bekicot Melimpah Cacing Daun Bertingkah, dalam Harian Kedaulatan Rakyat, 17 September 1988. 4. Naryo Sadhori S. 1997. Teknik Budidaya Bekicot. Balai Pustaka. Jakarta. Sumber : http://www.kpel.or.id/TTGP/komoditi/BEKICOT1.htm Bagaimana mulanya Anda bisa terjun dalam bisnis keong (bekicot)? Jadi begini, saya awalnya dulu itu pedagang barang-barang porselen dan pernah jadi agen gelas-gelas Kedaung. Kira-kira di tahun 1983V1984, saya ketemu teman orang Taiwan. Waktu itu dia tanya, Di Indonesia ada bekicot enggak sih? Saya bilang, banyak sekali.

Kata teman saya lagi, Itu kan bisa jadi duit. Taiwan memang pasar bekicot yang sangat bagus. Sebelum tahun 1980, populasi bekicot di Taiwan itu masih banyak. Baru sesudah 80-an, terutama tahun 1983-1984, bekicot mulai punah karena pertanian di sana maju. Tawaran teman saya untuk kerja bareng (menggarap bekicot) itu saya jawab oke saja. Jadi, waktu itu kami mulai persiapan, dan tahun 1985 mulai jalan pabriknya dengan nama PT Keong Nusantara Abadi. Sumber : http://www.pembelajar.com/wmprint.php?ArtID=343

You might also like