You are on page 1of 11

Daftar Isi

Halaman Daftar Isi ....................................................................................................... ........................................................................................... 1 2 3 3 4 4 5 8

Kata Pengantar

BAB I ................................................................................................................ Pendahuluan .................................................................................................. BAB II ................................................................................................................ Latar Belakang ..................................................................................... Manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .......................................... Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ..............................

BAB III

.............................................................................................................

10 10 11

Kesimpulan ............................................................................................ Daftar Pustaka ...................................................................................................

halaman | 1

Kata Pengantar

Di dunia modern seperti sekarang ini, teknologi dan ilmu pengetahuan alam merupakan prioritas utama terbentuknya kemajuan suatu bangsa. Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan berkembangnya kebudayaan manusia yang berlangsung secara bertahap dan evolutif. Oleh karena untuk memahami strategi perkembangan ilmu, maka kita perlu mengetahui secara global sejarah perkembangan ilmu. Karena melalui sejarah perkembangan ilmu, kita dapat memahami makna kehadiran ilmu bagi umat manusia. Menurut Daoed Joesoef bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu produk-produk, proses dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai produk yaitu pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh masyarakat ilmuwan. Pengetahuan ilmiah ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji dan dibantah oleh seseorang. Ilmu pengetahuan sebagai proses adalah kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki

halaman | 2

BAB I A. Pendahuluan

Dalam kurikulum pendidikan nasional tahun 2006, pendidikan sains merupakan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian mata pelajaran sains bagi anak dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Prinsip pengembangan kurikulum didasarkan bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik harus disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Akan tetapi, dunia tempat kita hidup sekarang ini tidak begitu tampak atau terasa seperti yang diperkirakan. Bukannya semakin dapat dikendalikan, dunia kita tampaknya justru di luar kendali kitasebuah dunia yang lepas kendali [Runaway World].(Anthony Giddens, dalam Runaway World)1

Antony Gidens, Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, terj. Andry Kristiawan S. dan Yustina Koen S. (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. xiv

halaman | 3

BAB II

B. Latar Belakang

Dalam realitasnya, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara dinamis. Semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menjamin relevansi dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional mutlak harus dilaksanakan.

Dengan demikian, pembelajaran sains semestinya dapat dikaitkan dengan pengalaman keseharian anak. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, anak dapat dibiasakan untuk menemukan masalah dalam lingkungan lokal maupun secara global, dan merumuskan solusi ilmiah yang mengaitkan dengan konsep sains yang sedang dipelajarinya. Pembelajaran sains dapat berekspansi keluar dari sekedar mempelajari pengetahuan menuju ke penggunaan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-sehari. Ketika keberadaan sains menjadi lebih dekat dengan diri dan kehidupan anak, pembelajaran sainspun akan menjadi menarik dan lebih diminati oleh anak untuk dipelajari. 2

Amien, A. Mappadjantji, 2005, Kemandirian Lokal konsepsi Pembangunan Organisasi dan Pendidikan dari Perspektif Sain Baru, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

halaman | 4

C. Manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Jujun Suriasumantri dalam Sri Soeprapto, 2003: 90, mengatakan bahwa pengetahuan termasuk dalam hal itu ilmu, seni atau pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga landasan pengembang, yaitu ontologis, epistemologis dan aksiologis. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Epistemologis membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Aksiologis membahas tentang manfaat pengetahuan yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang diperolehnya.

Manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna. Dengan ilmu, manusia senantiasa: (1). mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, (2). menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya, (3). menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan akal untuk senantiasa mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya. Selain itu berkat ilmu, manusia: (1). menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu, (2). dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan, (3). menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman.

halaman | 5

Dalam tingkatan aksiologi ilmu pengetahuan, menurut Bertrand Russel, tahap ini disebut juga tahap manipulasi. Dalam tahap ini, ilmu tidak saja bertujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman (ontologi dan epistemologi), melainkan juga untuk memanipulasi faktor-faktor yang terkait dengan alam untuk mengontrol dan mengarahkan proses-proses alam yang terjadi. Konsep ilmiah tentang gejala alam sifatnya abstrak menjelma bentuk jadi kongkret berupa teknologi (Jujun S. Suriasumantri 1994).

Teknologi yang dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep ilmiah untuk memecahkan persoalan-persoalan praktis, dalam perjalanan dan pencapaianpencapaiannya, justru menimbulkan masalah lain. Eksesnya yang dapat disebutkan misalnya dehumanisasi, degradasi eksistensi kemanusiaan, dan pengrusakan lingkungan hidup. Sejarah kehidupan manusia memang telah mencatatkan bahwa Perang Dunia I dan II merupakan ajang pemanfaatan hasil temuan-temuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penggunaannya secara destruktif ini menimbulkan kontroversi. Pada satu sisi hal itu menimbulkan efek kehancuran pada manusia dan alam, sementara pada sisi lainnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian banyak dimanfaatkan dalam peperangan dan kehancuran alam adalah bagian dari rangkain perjalan ilmu untuk mengungkap hakikat gejala alam dan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sering melupakan faktorfaktor manusia. Misalnya, manusia mesti menyesuaikan diri terhadap teknologiteknologi baru (Jaques Ellul 1964). Akhirnya, eksistensi manusia terpinggirkan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Jujun S. Suriasumantri 1984).

halaman | 6

Posisi manusia dalam ilmu pengetahuan sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan. Dalam psikologi, dikenal konsep diri dari Freud yang dikenal dengan nama id, ego dan super-ego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis (hawa nafsu dalam agama) dan hasrat-hasrat yang mengandung dua instink: libido (konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agresif). Ego adalah penyelaras antara id dan realitas dunia luar. Super-ego adalah polisi kepribadian yang mewakili ideal, hati nurani (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Dalam agama, ada sisi destruktif manusia, yaitu sisi angkara murka (hawa nafsu).

Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat saja hanya memfungsikan id-nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan mungkin diarahkan untuk hal-hal yang destruktif. Misalnya dalam pertarungan antara id dan ego, dimana ego kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, maka nafsu angkara murka yang mengendalikan tindakan manusia menjatuhkan pilihan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan sehingga amatlah nihil kebaikan yang diperoleh manusia, atau malah mungkin kehancuran. Kisah dua kali perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan ozon, adalah pilihan id dari kepribadian manusia yang mengalahkan ego maupun super-ego-nya.

halaman | 7

D. Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pemanfatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus sesuai etikan pemanfatan ilmu pengetahuan, karena apabila tidak menggunakan etika maka akan terjadi bencana-bencana yang diakibatkan ilmu pengetahuan tersebut. Bencana-bencana yang ditimbulkan oleh pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (science and technology) antara lain kerusakan ekologi. Banyak yang dapat disebutkan tentang kehancuran ekologi: kontaminasi air, udara, tanah, dampak rumah kaca, kepunahan spesies tumbuhan dan hewan, pengrusakan hutan, akumulasi limba-limba toksik, penipisan laporan ozon pada atmosfir bumi, kerusakan ekosistem lingkungan hidup, dan lain-lain. Lebih-lebih lagi, musuh kemanusiaan, yaitu perang. Perang Dunia I dan II yang meluluhlantakkan Eropa dan sejumlah kawasan di Asia dan Pasifik menggoreskan luka kemanusiaan. Berapa korban manusia berguguran akibat bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki, Jepang. Atau kawasan Asia Tengah, yaitu Afganistan yang menjadi ajang ujicoba penemuan mutakhir teknologi perang buatan Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia).

Pada akhirnya ilmuan memang tiba pada opsi-opsi: apakah ilmu pengetahuan dan teknologi netral dari segala nilai atau justru batas petualangan dan prospek pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh mengingkari suatu nilai, seperti nilai moral, religius, dan ideologi. Ilmu pengetahuan sudah sangat jauh tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri, sementara teknologi atau ilmu pengetahuan terapan lain terus bergulir mengikuti logika dan perspektifnya sendirisendiri, dalam hal ini tak ada nilai-nilai lain yang diizinkan memberikan kontribusi.
halaman | 8

Kecemasan tertinggi di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi ketika ilmu kedokteran berhasil menyelesaikan proyek eksperimennya

mengembangkan janin dengan metode yang disebut bayi tabung.3 Lalu kemudian ternyata masih ada yang lebih mutakhir dari pada bayi tabung itu, yakni suksesnya para ilmuan merampungkan eksperimen kloningnya. Yang terakhir ini mengubah hakikat manusia secara dramatis; ilmu pengetahuan yang diciptakan oleh manusia mampu menciptakan manusia juga. Bahkan, ilmu pengetahuan yang diproyeksi untuk membantu dan memudahkan manusia mencapai tujuan-tujuan hidupnya, justru berkembang dimana ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri mengkreasikan tujuan-tujuan hidup itu sendiri.

http://muhadisin18.wordpress.com/2009/09/15/rancangan-evaluasi-kurikulum-tingkat-satuanpendidikan-ktsp-di-smk-taman-karya-madya-kebumen/

halaman | 9

BAB III

E. Kesimpulan

Perkembangan ilmu pengetahuan memberi dampak bagi kehidupan, baik itu dampak yang konstruktif ataupun yang destruktif, kita harus mengakui apabila kedua sisi tersebut dibandingkan maka sisi konstruktifnyalah yang lebih besar. Perkembangan ilmu pengetahuan yang membawa kemajuan peradaban umat manusia ini adalah hasil jerih payah ilmuwan-ilmuwan, pemikir-pemikir dan akademisiakademisi yang telah rela mengerbankan segalanya demi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebenarnya bersifat netral, kerusakan yang terjadi di bumi bukan diakibatkan oleh hakikat ilmu, tetapi manusialah sebagai pemanfaat ilmu memegang peranan essensial. Kenetralan ilmu dapat terjaga apabila manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan tetap berpedoman pada nilai dan etika yang menjadi ketentuan mutlak. Nilai dan etika akan menjadi well-supporting bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

meningkatkan derajat hidup serta kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Dalam peperangan, ilmu menyebabkan kita saling meracun dan saling menjegal. Dalam perdamaian, dia membikin hidup kita dikejar waktu dan penuh tak tentu. Mengapa ilmu yang amat indah ini, yang menghemat kerja dan membikin hidup lebih mudah, hanya membawa kebahagiaan yang sedikit sekali kepada kita?(Pesan Albert Einstein kepada mahasiswa California Institute of Technology)

halaman | 10

DAFTAR PUSTAKA

Antony Gidens, Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, terj. Andry Kristiawan S. dan Yustina Koen S. (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. Xiv

Amien, A. Mappadjantji, 2005, Kemandirian Lokal konsepsi Pembangunan Organisasi dan Pendidikan dari Perspektif Sain Baru, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

http://muhadisin18.wordpress.com/2009/09/15/rancangan-evaluasi-kurikulumtingkat-satuan-pendidikan-ktsp-di-smk-taman-karya-madya-kebumen/

Gidens, Antony, Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, terj. Andry Kristiawan S. dan Yustina Koen S., Jakarta: Gramedia, 2001.

halaman | 11

You might also like