You are on page 1of 23

UPAYA MEMBENTUK KARAKTER SISWA MELALUI REWARD TANDA BINTANG (TABI) PADA SISWA KELAS 2 SDN 01 JOSENAN MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROPOSAL

OLEH:

ENY FITRIANA
NPM. 09.141.070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2013

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas ridho dan karuniaNya maka proposal yang berjudul Upaya Membentuk Karakter Siswa Melalui Reward Tanda Bintang (Tabi) Pada Siswa Kelas 2 Sdn 01 Josenan Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan proposal ini banyak sekali petunjuk, arahan, dan bimbingan yang diberikan oleh pihak yang membuat penulis lebih bisa memantapkan diri dalam menyusun proposal ini. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. 2. 3. 4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd., selaku Dosen mata kuliah Penulisan Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun. Bapak Suprijadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 01 Josenan Madiun. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan. Rekan-rekan seperjuangan serta pihak-pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Tak ada sesuatu yang sempurna, dan tak ada sesuatu yang sia-sia. Begitu pula dengan penyusunan proposal ini, kiranya terdapat kesalahan atau kekurangan mohon diberikan kritik dan saran sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pada karya selanjutnya. Semoga karya ini bermanfaat bagi semuanya.

Madiun, Januari 2013

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai persoalan sosial budaya yang muncul di masyarakat akhirakhir ini semakin meresahkan orang tua. Mulai dari perkembangan teknologi hingga proses globalisasi. Globalisasi sendiri merupakan proses perkembangan pada masa kini (kontemporer) yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung.1 Dari globalisasi inilah ada pengaruh positif dan negatif yang secara nyata dapat kita rasakan kehadirannya. Contoh pengaruh negatifnya seperti kemerosotan nilai moral dan karakter anak bangsa yang cenderung meniru adat dan budaya barat. Nilai karakter yang semakin menurun akan berdampak pada menurunnya moral anak hingga ia akan dengan mudah terombang-ambing oleh pergaulan dan perkembangan zaman. Seperti yang banyak terjadi sekarang ini yaitu banyaknya tawuran pelajar, tindakan criminal yang dilakukan oleh anak di bawah umur, serta kasus-kasus seksual lainnya. Sementara itu, tidak semua orang tua mengetahui bagaimana cara menghadapi globalisasi dalam membekali nilai moral serta mendidik anakanak mereka agar anak-anak tersebut dapat menjadi generasi yang dapat hidup di masyarakat tanpa terseret arus pergaulan yang buruk. Hingga pada akhirnya, mereka para orang tua akan menyerahkan sepenuhnya pada sekolah dan guru untuk dapat mendidik anak-anak mereka. Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. tugas guru sebagai pengajar adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa samapai tuntas sehingga siswa memahaminya.2 selain itu, seorang pendidik atau guru diharapkan tidak sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik, melainkan menanamkan
1

Aim Abdulkarim, Pendidikan Kewarganegaraan:Membangun Warga Negara Yang Demokratis, (Jakarta : Grafindo media Pratama, 2007), hlm.81

kepribadian baik kepada peserta didik. Seperti menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik tentang salah satu tugas guru adalah melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah), termasuk di dalamnya membina agar siswa dapat menjadi manusia berwatak (berkarakter) dengan cara menyediakan kegiatan pembelajaran yang dapat mendukung upaya penanaman nilai karakter pada siswa, baik dengan contoh (guru sebagai teladan) maupun dengan proses belajar mengajar.3 Pendidikan karakter dan kepribadian marupakan aspek yang penting dalam pendidikan anak. sejak dini anak perlu dididik tidak hanya dalam segi kognitif atau intelektualnya, tetapi juga segi afektif, moral dan spiritualnya. Pendidikan karakter dan kepribadian perlu diberikan seiring dengan perkembangan intelektual anak. Dengan demikian, anak bisa tumbuh dan berkembang secara utuh dan seimbang. Guru belum bisa dikatakan sukses mendidik, jika peserta didik hanya memiliki kecerdasan intelektual saja. Guru dikatakan sukses, jika peserta didiknya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu, pendidikan sekolah juga diharapkan memiliki program yang bisa dijadikan sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik. Berdasarkan pengamatan penulis, tidak sedikit siswa di SDN 01 Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki karakter yang kurang baik. Misalnya seperti kurang sopan santun terhadap guru dan orang yang lebih tua, kurang disiplin dalam mentaati aturan, kurangnya tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, dan kurangnya kepedulian social terhadap teman di sekolah. Salah satu factor utama yang menjadi penyebabnya adalah adanya pergaulan yang semakin bebas dari globalisasi dan modernisasi seperi yang telah dijelaskan di atas. Di sinilah peran guru dalam memilih dan merencanakan metode yang tepat dalam pembentukan karakter siswa sangat dibutuhkan. Dalam hal ini
2

Mulyana A.Z., Rahasia Menjadi Guru Hebat memotivasi Diri Menjadi Guru Luar Biasa, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 2

Oemar Hamalik, Proses belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 128

penulis terfokus pada metode reward. Metode reward merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara memberikan imbalan yang bersifat positif pada apa yang telah dilakukan siswa. Seperti pemberian hadiah maupun pujian.4 Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengangkat judul UPAYA MEMBENTUK KARAKTER SISWA MELALUI REWARD TANDA BINTANG (TABI) PADA SISWA KELAS 2 SDN 01 JOSENAN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013. B. Penegasan judul Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan penafsiran, maka penulis akan menguraikan istilah-istilah yang menyusun judul di atas. Istilahistilah tersebut antara lain : 1. Upaya Adalah usaha; ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,emecahkan persoalan, mencari jalan keluar. 2. Membentuk karakter Membuat jadi-; menjadikan sesuatu dengan bentuk tertentu. dalam penulisan ini membentuk karakter berari menjadikan karakter anak menjadi karkter sehat. 3. Reward tanda bintang Metode reward merupakan metode yang digunakan untuk memotivasi siswa dengan cara memberikan imbalan pada hasil kerja siswa dalam bentuk hadiah (barang, poin, pujian, dll.). metode reward tanda bintang merupakan metode reward dengan memberikan tanda bintang pada siswa jika ia menunjukkan perilaku baik dan mengurangi bintang siswa jika ia bertindak kurang baik/terpuji. Melalui metode ini, siswa diajak untuk aktif dalam mengembangkan karakter dan kepribadiannya secara utuh. Seperti
4

Ibid., hlm. 166

menghargai diri sendiri, mencintai dan menghormati orang lain, berjiwa social, mampu berefleksi dan mengevaluasi diri, mengembangkan cara belajar yang baik, memiliki dan mengembangkan cita-cita yang luhur. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah penulisan yaitu Bagaimana upaya membentuk karakter siswa melalui penerapan metode reward Tanda Bintang (TABI) pada siswa kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013? D. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk Membentuk karakter siswa melalui penerapan metode reward Tanda Bintang (TABI) pada siswa kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013. E. Hipotesis Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah jika metode reward Tanda Bintang (TABI) diterapkan maka dapat membentuk karakter siswa pada siswa kelas 2 SDN 01 Josenan tahun pelajaran 2012/2013. F. Manfaat Penulisan Hasil penulisan mengenai upaya membentuk karakter siswa melalui reward Tanda Bintang (TABI) pada siswa kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi guru, melalui PTK ini guru dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mengetahui metode yang dapat digunakan untuk membentuk karakter pada siswa. 2. Bagi siswa, melalui penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam membentuk karakter pada dirinya.

3. Bagi pengetahuan pada umumnya, hasil penulisan ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan acuan dalam pembuatan penulisan sejenis diwaktu mendatang.

BAB II KAJIAN TEORI A. Karakter 1. Pengertian karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Dalam kamus Inggris-Indonesia, John M. Echols dan Hassan Shadily menyebutkan bahwa karakter berasal dari bahasa Inggris yaitu character yang berarti watak, karakter atau sifat.5 manusia mempunyai banyak sifat yang Sedangkan secara dari factor istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana tergantung kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi cirri khas seseorang atau sekelompok orang.6 Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.7 Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi

John M. Echols dan Hasssan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 2006), hlm. 107

Nur Azizah, Pendidikan Karakter, diakses pada tanggal 29 desember 2012 dari http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07110056-nur-azizah.ps

Mandikdasmen. Urgensi Pendidikan Karakter. diakses pada tanggal 29 desember 2012 dari http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html

bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. 2. Macam-Macam Karakter Aa Gym mengemukakan bahwa karakter itu terdiri dari tiga hal. Pertama, ada karakter lemah; misalnya penakut, tidak berani mengambil resiko, pemalas, cepat kalah, belum apa-apa sudah menyerah, dan sebagainya. Kedua, karakter kuat; contohnya tangguh, ulet, mempunyai daya juang tinggi, atau pantang menyerah. Ketiga, karakter jelek; misalnya licik, egois, serakah, sombong, pamer, dan sebagainya. Nilai-nilai utama yang menjadi pilar pendidik dalam membangun karakter kuat adalah amanah dan keteladanan. 8 Suyanto (2009) dalam Imam Santoso memaparkan adanya sembilan karakter, yaitu (1) karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaanya; (2) kemandirian dan tanggungjawab; (3) kejujuran/amanah, diplomatis: (4) hormat dan santun; (5) dermawan, suka tolong menolong dan gotong royong/kerjasama; (6) percaya diri dan pekerja keras; (7) Kepemimpinan dan keadilan; (8) baik dan rendah hati dan (9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan.9 Sejalan dengan konsep di atas, Dra. Ratna Eliyawati, M.Psi. membagi dua kecenderungan dari karakter anak-anak, yaitu karakter sehat dan tidak sehat. Anak berkarakter sehat bukan berarti tak pernah melakukan hal-hal yang negative, melainkan perilaku itu masih wajar. Karakter anak yang termasuk dalam kategori sehat adalah sebagai berikut:10
8

M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), hlm. 10

Imam Santoso, Jurnal Pendidikan Karakter dan Pembelajaran BahasaAsing Berwawasan Intelektual, tahun II Nomor 1, (UNY, 2012), hlm. 98

10

Najib Sulhan, Pendidikan Berbasis Karakter: Sinergi Antara Sekolah dan Rumah dalam Membentuk Karakter Anak, (Surabaya: JP Books, 2010), hlm 2

a.

Afiliasi tinggi Anak tipe ini mudah menerima orang lain menjadi sahabat. Ia juga sangat toleran terhadap orang lain dan bisa diajak kerjasama. Oleh karena itulah ia punya banyak teman dan disukai teman-temannya.

b.

Power tinggi Anak tipe ini cenderung menguasai teman-temannya, tapi dengan sikap positif. Artinya, ia mempu menjadi pemimpin untuk temantemannya. Anak tipe ini juga mampu mengambil inisiatif sendiri, sehingga menjadi panutan bagi teman-temannya.

c.

Achiever Anak tipe ini termotivasi untuk berprestasi. Ia lebih mengedepankan kepentingannya sendiri daripada kepentingan orang lain (egosentris).

d.

Asserter Anak tipe ini biasanya lugas, tegas, dan tidak banyak bicara. Ia mempunyai keseimbangan yang cukup baik antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Selain itu, ia juga mudah diterima oleh lingkungannya.

e.

Adventurer Anak ini biasanya menyukai petualangan, meski tak selalu ke alam. Artinya anak tipe ini suka mencoba hal-hal yang baru. Anak berkarakter tidak sehat sering kali melakukan hal-hal yang

negative. Karakter seperti ini bisa sangat alami, atau bisa jadi terbentuk karena perilaku orang yang ada di sekelilingnya. Adapun karakter yang tergolong tidak sehat antara lain :11 a. Nakal Anak tipe ini biasanya selalu membuat ulah yang memancing kemarahan, terutama kepada orang tua. Hal ini seringkali terjadi secara alami dan muncul karena sikap orang-orang yang ada di sekelilingnya, terutama orang tua. b.
11

Tidak teratur
Ibid. hlm, hlm. 3

Anak tipe ini cenderung tidak teliti dan tidak cermat. Hal ini kadangkadang tidak disadarinya. Meskipun sudah diingatkan, namun ia akan mengulangi kesalahan yang sama. c. Penguasa Anak tipe ini cenderung menguasai teman-temannya dan suka mengintimidasi orang lain. Ia berharap orang lain harus tunduk dan patuh padanya. d. Pembangkang Anak tipe ini sangat bangga jika memiliki perbedaan dengan orang lain. Ia ingin tampil beda, sehingga ketika diminta melakukan sesuatu yang sama dengan orang lain, ia akan membangkang. 3. Pendidikan Karakter Saat ini pendidikan karakter menjadi isu utama di dunia pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter pun diharapkan menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Meskipun pada kenyataannya karakter merupakan sikap bawaan setiap individu, namun karakter ini dapat dibentuk dengan membangin nilai karakter pada anak sedini mungkin. Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti atau pendidikan akhlak yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaaan dan tindakan. Dengan demikian, melalui pendidikan karakter, pembelajar diharapkan tidak hanya mengetahui nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat, tapi juga mampu merasakannya dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Doni Koesoema A. pendidikan karakter bertujuan membentuk
12

setiap

pribadi

menjadi

insane

yang

berkeutamaan.12

Doni Koesoema A. Pendidikan Karakter; Strategi mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 4

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Adapun 18 nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah: 1) Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3) Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja Keras Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6) Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8) Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9) Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10) Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11)

Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 12) Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13) Bersahabat/Komunikatif Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 14) Cinta Damai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 15) Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16) Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17) Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18) Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 4. Pembentukan Karakter Dalam berbagai literature, kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman akan membentuk karakter sesorang. Dasar dari pembentukan karakter seseorang itu adalah nilai baik dan buruk. Dimana jika kita menanam nilai buruk, maka nilai buruklah yang akan tumbuh pada diri anak. sedangkan jika kita menanam nilai baik, maka nilai baik pulalah yang akan tumbuh pada diri anak. Dalam penanaman nilai karakter dalam dunia pendidikan telah dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dengan sejumlah mata

pelajaran yang diberikan pada siswa. Cara tersebut dipandang efektif jika dibandingkan pada kurikulum dahulu yang menanamkan nilai karakter hanya melalui pelajaran PKn saja. Pada kurikulum sekarang ini, guru dituntut untuk dapat mengintegrasikan beberapa nilai karakter dalam pembelajaran yang tersirat dalam RPP maupun Silabus. B. Karakteristik Siswa Kelas Rendah Pembentukan kemampuan siswa tergantung pada tingkat pemahaman pengetahuan yang diperolehnya. Agar suatu ilmu dapat diberikan pada siswa tentu proses penyampaiannya harus disesuaikan dengan target belajar yaitu siswa. Berdasarkan karakteristiknya, tingkatan siswa sekolah dasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas 1, 2, 3, sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas 4, 5, dan 6. Lebih jelasnya menurut Fauzi13 adalah sebagai berikut: 1. Kelas rendah Sekolah dasar, kira-kira umur 6 sampai 10 tahun. Beberapa karakteristiknya yaitu : a. b. c. d. e. f. 2. Cara berfikir konkret. Suka bergerak aktif. Suka melakukan/mencoba suatu kegiatan secara langsung. Sikap tunduk pada peraturan permainan yang tradisional. Ada kecenderungan memuji diri sendiri. Suka membanding-bandingkan dengan anak lain.

Sedangkan masa anak kelas tinggi antara usia 9 sampai 12/13 tahun. Sifat khasnya yaitu: a. b. c. d. Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkret. Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar. Bersikap mandiri dalam menyelesaikan tugasnya. Gemar membentuk kelompok teman sebaya.

13

Anonym, karakter Siswa Sekolah Dasar, diakses pada tanggal 29 desember 2013 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_sdt_034032_chapter2.pdf

e. kegiatan

Pola berfikir sudah mulai abstrak. pembelajaran dan porsinyapun harus disesuaikan dengan

Agar dapat memberikan pelajaran yang bermakna bagi siswa, maka karakteristik siswa tersebut. Dngan begitu siswa akan dapat menangkap informasi yang diberikan padanya secara tepat dalam arti tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. C. Metode Reward Tabi 1. Metode Mengajar Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode mengajar adalah caracara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.14 2. Metode reward Reward dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia diartikan sebagai hadiah atau imbalan. Sedangkan metode reward merupakan metode yang digunakan untuk memotivasi siswa dengan cara memberikan imbalan pada hasil kerja siswa dalam bentuk hadiah (barang, poin, pujian, dll.). Metode ini bertujuan agar siswa lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Metode Reward Tanda Bintang Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa metode reward dilakukan dengan cara memberi hadiah atau imbalan pada hasil kerja siswa. Pada metode reward tanda bintang ini reward akan diberikan pada siswa dalam bentuk sebuah stiker bintang yang akan ditempelkan pada papan tanda bintangmu yang di pasang di depan kelas. Dengan menggunakan azaz keterbukaan pada papan tersebut maka siswa akan
14

Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlm. 21

dapat mengamati jumlah bintang yang ia peroleh maupun diperoleh temantemannya. Dengan menggunakan metode ini maka siswa tidak akan terbebani layaknya pelajaran lain yang mengikatnya dengan nilai dan ujian pada akhir semester. Metode ini dilaksanakan dengan car menanamkan kebiasaan yang nantinya akan membentuk suatu karakter pada siswa. Kebiasaan baik yang dibentuk yaitu dengan cara memberikan stiker tanda bintang pada siswa jika ia sudah melalakukan suatu tindakan terpuji, sedangkan jika ia melakukan hal yang tidak terpuji, maka iaakan diberikan tanda bintang warna merah sebagai tanda bintangnya berkurang. Akhir dari metode ini nantinya adalah jumlah bintang yang diperoleh setiap siswa akan diakumulasikan pada periode tertentu, misalnya setiap satu semester. Dari hasil akumulasi, maka siswa dengan jumlah bintangtertinggi akan mendapatkan hadiah dari guru kelasnya. Metode ini akan dilakukan pada kelas 2, dimana menumbuhkan karakter memang lebih baik diberikan sejak usia dini. Selain itu, karakteristik siswa yang cenderung aktif, suka bermain dan mencoba sesuatu secara langsung dianggap sesuai dengan metode ini. BAB III METODE PENULISAN A. Rancangan penulisan Jenis penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah penulisan tindakan kelas, karena tindakan yang akan dilakukan diterapkan pada pembelajaran dalam kelas. Penulisan ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena analisis data akan diuraikan secara verbal yang menggambarkan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dari hasil tindakan pada siklus I dan II

yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter siswa dengan metode reward tanda bintang. Siklus 1 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan : Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan : 1. Merencanakan peraturan penskoran tanda bintang 2. Merencanakan skenario pelaksanaan kegiatan 3. Membuat papan penilaian tanda bintang 4. Menyiapkan instrument pengumpulan data

Pelaksanaan Tindakan : Pada tahap ini penulis menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario yang telah direncanakan yang meliputi : 1. Tiga hari sebelum pelaksanaan, penulis memasang media papan bintang serta menyampaikan aturan main metode tersebut pada siswa hingga siswa seluruhnya paham. 2. Melaksanakan kegiatan selama kurun waktu dua minggu dengan pertisipasi dari siswa dan guru kelas. 3. Setelah kurun waktu habis, maka mengakumulasikan jumlah bintang yang diperoleh siswa. 4. Melaksanakan kegiatan periode kedua seperti poin no.2. hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan karakter siswa melalui selisih jumlah bintang pada periode pertama dan periode kedua. 5. Pada akhir periode dua, jumlah bintang akan diakumulasikan. Siswa dengan jumlah bintang terbanyak akan mendapat penghargaan/hadiah.

Observasi : Pada tahap ini penulis membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pelaksanaan metode reward tabi melalui keantusiasansiswa serta mendokumentasikan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus penulisan ini.

Refleksi : Pada tahap ini penulis merefleksi apakah hasil penulisan menunjukkan adanya peningkatan pada upaya menumbuhkan karakter siswa setelah kegiatan serta melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Jika masih terdapat kekurangan atau kesalahan maka dapat dilanjutkan pada siklus II. Guna mengetahui tingkat keberhasilan tindakan tersebut, maka berikut adalah indicator keberhasilannya, yaitu : Table 3.1 indikator keberhasilan Aspek Keantusiasan siswa mengikuti kegiatan Keaktifan siswa menjadi pengamat kegiatan Hasil kegiatan bintang Menegur/mengingatkan jika ada siswa lain yang berhak diberi reward Dilihat dari jumlah bintang yang diperoleh masing-masing siswa B. Lokasi dan Waktu Penulisan Penulisan ini dilakukan di SDN 01 Josenan Madiun, jl. Kalimosodo no. 75 Kota Madiun. Tindakan ini dilakukan pada siswa kelas 2 SDN 01 Josenan Madiun tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 22 anak. Cara Mengukur Siswa berusaha untuk mendapatkan

Penulisan ini akan dilaksanakan setiap hari dalam periode dua mingguan. Yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan Februari 2013 tahun pelajaran 2012/2013.

C. Instrumen Penulisan Instumen dalam penulisan ini meliputi lembar observasi, daftar nilai afektif siswa, serta catatan guru. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa pada kegiatan penulisan. Daftar nilai afektif siswa diambil berdasarkan nilai afektif siswa pada sejumlah mata pelajaran. Dan catatan guru digunakan sebagai pengawas dan pembimbing kegiatan penulisan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penulisan ini terdiri atas metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Metode observasi yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam pelaksanaan pemberian reward tanda bintang dan tentang keantusiasan siswa ketika melaksanakan kegiatan. Metode dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang sumber datanya berasal dari tempat-tempat atau media yang menyimpan data-data tersebut. Melalui metode ini penulis mengambil data antara lain : daftar nilai afektif siswa, jumlah bintang yang diperoleh siswa, akumulasi jumlah bintang pada akhir periode serta gambar yang berkaitan dengan focus penulisan. Wawancara merupakan proses percakapan yang berbentuk Tanya jawab dengan tatap muka untuk pengumpulan data dalam suatu penulisan.15
15

Ibid, hlm. 234

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan siswa kelas 2, guru kelas, serta perwakilan wali murid yang diambil secara acak mengenai perkembangan karakter siswa, keantusiasan siswa, serta kesan dan pesan dari kegiatan tersebut. E. Teknik Analisis Data Hasil data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara akan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui peningkatan karakter siswa. Peningkatan tersebut dapat diketahui dengan membandingkan hasil analisis data dari periode 1 dan periode 2.

DAFTAR PUSTAKA

Aim Abdulkarim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan:Membangun Warga Negara Yang Demokratis. Jakarta : Grafindo media Prata Anonym, karakter Siswa Sekolah Dasar, diakses pada tanggal 29 desember 2013 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_sdt_034032_chapter2.pdf Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter; Strategi mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Imam Santoso. 2012. Jurnal Pendidikan Karakter dan Pembelajaran

BahasaAsing Berwawasan Intelektual, tahun II Nomor 1. UNY. John M. Echols dan Hasssan Shadily. 2006. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. M. Furqon Hidayatullah. 2010. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka. Mandikdasmen. Urgensi Pendidikan Karakter. diakses pada tanggal 25 desember 2012 http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html Mulyana A.Z. Rahasia Menjadi Guru Hebat memotivasi Diri Menjadi Guru Luar Biasa. Jakarta: Grasindo. Najib Sulhan. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter: Sinergi Antara Sekolah dan Rumah dalam Membentuk Karakter Anak. Surabaya: JP Books. Nur Azizah. Pendidikan Karakter. diakses pada tanggal 25 desember 2012. dari

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07110056-nur-azizah.ps Oemar Hamalik. 2003. Proses belajar Mengaja. (Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengaja., Bandung: PT Refika Aditama.

You might also like