You are on page 1of 26

FISIKA INTI

Inti Atom

Oleh: Komang Suardika (0913021034)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu fisika dapat dibagi menjadi 2 bagian pokok yaitu fisika makroskopik yang menangani tentang fenomena-fenomena nyata yang bisa dilihat secara kasat mata dan fisika mikroskopik yang menangani tentang ilmu atom dan nuklir. Fisika makroskopik sudah dikenal semenjak sebelum abad masehi. Konsep dasar atom berasal dari pemikiran orang Yunani kuno yang dipelopori oleh Democritus yang hidup pada akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5 Sebelum Masehi. Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos yang berarti tidak dapat dibagi. Disebutkan bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana butiran pasir dapat bersama-sama membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah atom, dan pantai adalah senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan dengan pengertian Democritus terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi, walaupun sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya, butiran pasir ini tidak dapat dibagi. Democritus juga beralasan bahwa atom sepenuhnya padat, dan tidak memiliki struktur internal. Dia juga berpikir harus ada ruang kosong antar atom untuk memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau fleksibilitas benda padat). Sebagai tambahan, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan kedalam bentuk, massa dan ukurannya. Dengan model atomnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua yang kita lihat terdiri dari bagian/blok bangunan yang lebih kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti eksperimental, namun baru tahun1800an bukti eksperimental muncul. Tetapi pengertian tentang fenomena skala atomik baru dikembangkan secara umum sejak 1913. Awal dari percobaan fisika nuklir dilakukan oleh H. Becquerel tentang radio aktif pada tahun 1896. Tetapi pada tahun 1911 E. Rutherford mengajukan hipotesis tentang nuklir atom bahwa ilmu ini sangat perlu dikembangkan semenjak 1911 banyak peneliti yang menginvestigasi tentang inti.

Hasilnya walaupun sangat menunjukkan suatu perkembangan tapi belum memuaskan karena aspek dari inti itu sangat banyak sangat kompleks. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditulis beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana perkembangan inti atom? 1.2.2 Bagaimana model proton-elektron pada inti? 1.2.3 Bagaimana penemuan neutron dan bagaimana perkembangan teori atom? 1.2.4 Bagaiman model proton-neutron pada inti? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Untuk mengetahui perkembangan teori atom. 1.3.2 Untuk mengetahui model proton-elektron pada inti. 1.3.3 Untuk mengetahui penemuan neutron dan perkembangan teori atom. 1.3.4 Untuk mengetahui bagaiman model proton-neutron pada inti.

1.4 Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengtahuan dan pemahaman penulis dan pembaca mengenai atom. 1.5 Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah metode kajian pustaka, yaitu mencari berbagai informasi baik dari buku literatur, internet, maupun sumber-sumber lainnya yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Inti Atom Pada tahun 1808 Dalton membuat teori tentang atom yang terbukti salah. Namun itu merupakan awal dari berkembangnya penelitian di bidang atom. John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:
1. Sebuah elemen terdiri dari partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi

lagi disebut atom.


2. Semua atom dari elemen tertentu memiliki karakteristik yang identik, yang

membedakan mereka dengan atom elemen lain.


3. Atom tidak dapat diciptakan, dimusnahkan, atau diubah menjadi atom dari

elemen lain. Model Dalton menunjukkan bahwa atom tidak dapat diubah dengan cara kimia. Ini ditunjukkan dengan bagaimana garam dapat diambil walaupun telah larut dalam air.
4. Senyawa terbentuk ketika atom-atom elemen yang berbeda bergabung satu

sama lain dalam sebuah rasio tertentu.


5. Jumlah dan jenis atom tersebut adalah konstan dalam senyawa tertentu.

Poin pertama dari teori Dalton berhubungan dengan pengertian orang Yunani tentang atom, yaitu sebuah unit kecil yang bekerja bersama atom lain untuk membentuk senyawa yang lebih besar. Dalton juga mampu untuk memahami tentang adanya sifat elemen yang berbeda-beda dapat dijelaskan dengan bukti adanya berbagai macam atom, yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Konsep-konsep ini secara tepat menjelaskan cara pembentukan senyawa, dan masih digunakan hingga sekarang. Model Dalton, sebagai contoh, dapat menjelaskan bahwa air merupakan senyawa yang berbeda (dengan sifat dan ciri yang berbeda) dari hidrogen hidroksida karena memiliki 1 atom hidrogen lebih sedikit dalam tiap senyawanya daripada yang dimiliki hidrogen hidroksida. Walaupun teori Dalton cukup untuk menjelaskan keberadaan atom, namun

struktur atom masih belum dijelaskan dan alasan mengapa elemen yang berbeda memiliki sifat dan ciri yang berbeda masih belum terjawab. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti ada tolak peluru.

Gambar 1. Model atom Dalton, seperti bola pejal Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik. Pada tahun 1997 atom dianggap sebagai unit kekal, tetapi penemuan J.J Thomson mengenai elektron memancing spekulasi bahwa atom terbuat dari muatan positif dan negatif. Karena atom merupakan senyawa netral oleh sebab itu mengandung muatan positif dan negatif. Massa elektron yang ditemukan sangat kecil, terbukti bahwa proton memiliki muatan positif yang jumlahnya sebagian besar dari muatan lain. Pada awal 1900an, J.J. Thomson mengusulkan model atom baru yang mengikutkan keberadaan partikel elektron dan proton. Karena eksperimen menunjukkan proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, maka model Thomson menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar. Di dalam partikel proton, Thomson memasukkan elektron yang menetralkan adanya muatan positif dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang besarnya sama dengan muatan positif. Cara yang populer untuk menggambarkan model ini adalah dengan menganggap elektron sebagai kismis (plumb) di dalam kue puding proton, sehingga model ini diberi nama model kue kismis (plumbpudding model).
5

Gambar 2. Model atom Thomson (model roti kismis). Walaupun model atom Thomson adalah yang pertama yang memasukkan konsep adanya proton dan elektron yang bermuatan, model Thomson tidak mampu melewati pengamatan pada eksperimen-eksperimen berikutnya. Sebagai catatan, proton yang digunakan dalam model Thomson ini bukanlah partikel proton yang ditemukan di model yang lebih modern. Bahkan sesungguhnya dapat dikatakan model Thomson tidak memiliki proton, namun sebuah sel bermuatan positif. Pengaruh model atom Dalton dapat dilihat dengan jelas pada model Thomson. Dalton berspekulasi bahwa atom adalah benda padat dan Thomson mendukung gagasan ini dalam modelnya dengan mengelompokkan elektron dan proton bersama-sama. Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng tipis emas. Dari percobaannya, atom bukan merupakan bola pejal,semua partikel alfa diteruskan. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif. Partikel tersebut merupakan partikel yang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Gambar 3. Percobaan Rutherford dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng tipis emas. Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford. Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak. Selanjutnya Becquerel melanjutkan penelitian tentang proton dan elektron dan menemukan bahwa atom menghasilkan radioaktif. 2. 2 Model Proton-Elektron pada Inti Sebelum penemuan neutron oleh J Chadwick pada tahun 1932 secara umum diasumsikan bahwa inti atom hanya mengandung proton dan beberapa electron yang mengelilinginya. Atom dianggap mengandung inti dengan proton A dan A-Z elektron. Teori ini yang paling mendekati benar dibandingkan yang lain.

Tetapi akhirnya hipotesis ini gagal karena tidak dapat menjelaskan tentang struktur hyperfine.
a. Momentum Angular Dari Inti

Penemuan momentum anguler disebabkan karena adanya dukungan teknologi yaitu perkembangan spectroscopes dengan resolusi yang sangat tinggi. Karena perkembangan spektroskop yang memiliki resolusi yang sangat tinggi ditemukan bahwa garis spektral yang terlihat seperti garis tunggal sangat kompleks. Spektroskop dengan resolusi yang sangat kecil contohnya dapat menunjukkan transisi 3p ke 3s pada sodium menjadi satu. Sedangkan spektroskop yang memiliki resolusi tinggi menunjukkan garis-garis ganda (double) pada transisi spin elektron dan memperlihatkan spektral banyak di mana terjadi transisi antara energi satu dan energi lain yang selisihnya sangat kecil yaitu 10-5, Tipe spektrum ini disebut hyperfine structure dan dapat digunakan untuk menunjukkan keberadaan isotop alam suatu unsur dan momentum anguler nuklir. Isotop merupakan unsur atau atom yang memiliki nomor atom (Z) sama, tetapi memiliki nomor massa (A) yang berbeda, yang artinya isotop-isotop memiliki muatan listrik yang sama tetapi massanya berbeda. Jika suatu elemen tidak memiliki isotop maka perumusan untuk mencari gelombang dari transisi atom hydrogen biasa digambarkan sebagai berikut. v=

1 = RM

1 1 2 2 ...(1) n n i t

Dengan : = Panjang gelombang yang terkait dari satu tingkat energi ke tingkat

energi lainnya, RM = Konstanta Rydberg nf = Tingkat akhir ni = Tingkat awal

Rm merupakan konstanta Rydberg yang dirumuskan sebagai berikut. RM = M R ...(2) M +m

Dengan R= 1,097 x 10-3 A-1 adalah konstanta Rydberg, jika inti diasumsikan memiliki massa yang tak terbatas, maka m adalah massa elektron dan M adalah massa pada inti. Jika unsur diberikan dua atu lebih isotop, maka RM akan berbeda untuk setiap isotop dan bergantung pada massa inti dan massa elektron. Contoh unsur Lithium dengan A = 6 dan 7, dengan Z = 3. Sehingga RM 1 = M R M1 + m M R .(3) M2 +m

RM 2 = Dimana:

M1 = massa inti 1 M2 = massa inti 2 m = massa elektron tetap R= tetapan Rydberg 1,097 x 10-3 A-1 Dan untuk dua isotop berturut-turut dari persamaan 3 adalah RM 1 RM 2 = Atau R = m M R ..............................(4b) M 1M 2 m ( M1 M 2 ) R ( M 1 + m ) ( M 2 + m) ...................(4a)

M kecil, dan m sangat kecil dibandingkan dengan M1 atau M2, sehingga R juga sangat kecil yang mengakibatkan sangat kecil, dan jika memiliki

dua isotop, maka akan menghasilkan dua transisi (perpindahan energi sebanyak dua kali). Struktur hyperfine pada garis spektral tidak bisa menerangkan efek isotop. Banyak elemen yang mepunyai 1 isotop yang menunjukkan sebuah struktur hyperfine, sebuah contoh bismuth ini sudah mantap dengan mengandaikan nuklius , seperti sebuah elektron yang mempunyai momentum anguler. Besarnya momentum anguler nuklir menunjukan gelombang mekanik, yang diberikan oleh persamaan berikut. I ( I + 1) di mana = h .(5) 2

Dimana h adalah konstanta Planck , dan I adalah sebuah bilangan bulat atau setengah bilangan bulat adalah spin nuklir. Nama nuklir untuk I adalah membingungkan karena total momentum anguler pada inti yang mendukung menjadi penjumlahan vektor pada orbital momentum anguler dan spin momentum angular dari partikel disamping nukleus I adalah sebuah bilangan kuantum nuklir dan nilainya maksimum pada komponen momentum anguler adalah sebesar . Vektor momentum anguler nuklir menunjukkan daerah

yang terkuantisasi. Ketika n nukleus dengan spin I di tempat sebuah perbedaan orientasi medan magnet eksternal, itu bisa membentuk (2I +1). Otentasi ini adalah seperti vektor momentum angular yang mendorong di dalam beberapa arah medan magnet yang mempunyai satu nilai seperti berikut. I,I-1, I-2, I-3,-(I-3),-(I-2),(I-1),-I Vektor momentum anguler nuklir I menambah momentum angular total vektor J pada elektron di atom, untuk memberikan hasil vektor momentum anguler, I :

Jika jumlah I dan J diketahui, maka F juga akan diketahui dari kombinasi J dan I seperti pada gambar 1 di bawah ini

10

Gambar 4. Vector F Dengan mematuhi aturan seleksi sebagai berikut J yaitu J = 0, 1 tetapi tidak diperbolehkan dari , walaupun J = 0. dengan menghitung jumlah garis

yang sama dengan 2 I +1 jika I < J dan sama dengan 2 J +1 jika J < I, maka jumlah J diketahui, ini mungkin dapat memprediksi nilai spin inti I. Selain metode untuk untuk menghitung garis struktur hyperfine, metode lain dikembangkan untuk menemukan I. Hasilnya adalah hubungan tertutup antara I dan nomor massa dari inti atom. Hubungan itu mengimplikasikan hukum dibawah ini. Inti atom dengan nomor massa ganjil memiliki spin nuklir setengah dari bilangan ganjil dan untuk inti atom dengan nomor massa genap memiliki spin nuklir nol atau bilangan bulat. Untuk nilai ganjil A, I = 1 3 5 7 , , , ,..., 2 2 2 2

Untuk nilai genap A, I = 0, 1, 2, 3, 4, , Misalnya,


14 7

N , jika menurut model proton elektron, maka jumlah proton = 14,

elektron = 7, total muatan positif =7, elektron terluar = 7, dan partikel penyusun inti = 21. karena elektron dan neutron memiliki setengah spin, maka inti
7

N14 akan memiliki nilai setengah integral spin, tetapi eksperimen

menyatakan bahwa 7N14 memiliki integral spin (I = 1).

11

b.

Momen Magnetik Hasilnya bahwa spin semua inti dengan massa atom ganjil adalah

kelipatan h/2 sehingga inti yang bernomor genap memiliki spin 0 atau kelipatan ganjil dari h/2 dan biasanya spin inti disimbulkan dengan I, sebuah momen magnetik dihubungkan dengan spin inti seperti spin elektron, karena inti juga bermuatan listrik dan rotasi partikel bermuatan membangkitkan momen magnetik. Partikel bermuatan jika dia bergerak maka akan mengahsilkan momen magnet. Jika elektron besar momen magnet dinyatakan dengan magneton Bohr sebesar:

B =

eh eh erg = = 0,927 x10 20 4me c 2me c gauss

B = Dimana: e c

eh eh erg = = 0.927 10 20 .............................................(6) 4me c 2me c gauss

= muatan elektron = kecepatan cahaya

me = massa elektron Karena inti memiliki muatan, jika spin I tidak 0 jadi gerakan dari muatan partikel di dalam inti menghasilkan suatu momen magnet. Jika distribusi muatan dari inti diasumsikan sebagai simetri maka akan menghasilkan momen dipole. Teori yang sama diasumsikan untuk proton dan elektron. Proton yang memiliki masa 1836 kali dari massa elektron akan memiliki momen magnet sebagai berikut. N = eh erg = B = 5.05 10 24 ...(7) 4me c 1836 gauss

Dimana mp adalah massa proton, dan N adalah magneton nuklir. Jika elektron berada di dalam inti, maka ia akan memiliki momen magnet inti yang besarnya sama dengan magneton Bohr. Tetapi pada eksperimen, momen magnet inti didapatkan jauh lebih kecil dari magneton Bohr. Sehingga dipandang dari konsep momen magnet, maka elektron yang berada di dalam inti diragukan.

12

Karena momen magnet inti I sangat kecil, maka intraksi antara inti dan elektron juga sangat kecil. Sehingga momen magnet inti I dapat dicari dengan memisahkan komponen struktur hyperfine. Formulasi untuk menghitung momen magnet inti dengan melibatkan spin adalah. 1 = g1 I ( I + 1) e ....................(8.1) 2m p c

Dimana g1 adalah faktor g nuklir, dan tidak sama dengan Landes g factor atomic, yang sama sekali tak dapat diramalkan. Perbandingan momen magnet nuklir I diistilahkan sebagai magneton nuklir, untuk momentum anguler nuklir, h adalah gyromagnetic ratio 1 dan persamaannya adalah: g1 Ih 1 = e 2m p c

Ih

= g1

e ........................(8.2) 2m p c

Di bawah pengaruh medan magnetik eksternal, energi muatan U diberikan oleh U = - I . H = -I cos.....................(9.1) Di mana H adalah medan pengganti di pusat inti, dan adalah sudut antara I dengan H yang berharga : cos = I ( I + 1) + J ( J + 1) F ( F + 1) 2[ I ( I + 1) J ( J + 1) ]
1 2

.............................(9.2)

Jika persamaan (8.1) dan persamaan (9.1) dikombinasikan sehingga U = g 1 I ( I + 1) Tetapi I ( I + 1) cos = mI .........................(11) Di mana mI = I, I-1, I-2, I-3,, -(I-2), -(I-1), -I. I adalah terkuantisasi ruang di medan magnet eksternal dan disebut nomor kuantum spin magnetik, maka eh Hcos .........................(10) 4 p c

13

U = g I mI

eh H ..........................(12) 4m p c

Dalam percobaan, harga momen magnetik adalah sebesar <I>mI = I = g I I eh H .....................(13) 4m p c

Dengan mengetahui harga I, maka dapat pula dicari nilai H dan U dengan menggunakan persamaan (9.1). Struktur hyperfine merupakan intraksi I dengan medan magnet H yang dihasilkan pusat inti. Nilai medan H biasanya bernilai dari 105 sampai 107 gauss.

mI = 3
2

0 -1

I H

-2 -3

I(

Gambar 5. a) Sudut antara dengan I dan H. b) Kuantisasi ruang pada I Ketika diberikan nilai H = 106 gauss, maka akan menghasilkan struktur hyperfine yang panjang gelombang mencapai 1/100.000 dan berada di daerah panjang gelombang sinar tampak yaitu 6000 yang sesuai dengan energi kuantum 2ev atau 3 x 10-12 erg seperti persamaan berikut. hv = h Atau hv 3 x 10-19 joule = 3 x 10-12 erg = 2 ev c 6.6252 10 34 joule sec 3 108 m / sec = ........(14) 6000 10 10 m

14

Karena pemisahan itu berjumlah 10-5, sehingga U = 3 x 10-17 erg Dengan menggunakan hubungan U = I He, di mana H 106 gauss, diperoleh I 10-23amu. Nilai I kira-kira dua kali magneton nuklir N dan ~1/1000 dengan nilai magneton Bohr B. c. Mekanika Gelombang

Dari mekanika gelombang untuk mencari lpanjang gelombang pada suatu elektron dapat dirumuskan berdasarkan hubungan De Broglie sebagai berikut.

h h = ...................(15) p me v Dimana p, m, dan v berturut-turut adalah momentum, massa, dan

kecepatan elektron. Jika elektron berada di dalam inti, logikanya dimensi inti sama dengan dimensi elektron atau lebih kecil, dan berdasarkan hubungan dimensi ketidakpastian adalah x p h.....................................(16) x dan p adalah ketidakpastian posisi dan momentum pada elektron. Karena jari-jari untuk inti yang tipis dengan nomor massa 200 adalah 0,6 x 10 12

cm. Dari persamaa (16), maka momentum elektron adalah p ~ h 6.6 10 27erg sec erg sec = = 5.5 10 15 ............................(17) x 1.2 10 12c cm

Dari beberapa dugaan, di peroleh energi elektron E dengan menggunakan hubungan:


2 E 2 = p 2 c 2 + m0 c 4 ...................................................................................(18)

Dengan m0c2 adalah massa energi pada elektron. Diasumsikan bahwa momentum p tidak lebih besar dari p. Sehingga dapat disubstitusi p = p pada persamaan (16). E2 = (5.5 x 10-15)2 (3 x 10-10)2 + (9.1 x 10-28)2 (3 x 1010)

15

= 16.5 10 5 = 2.7 10 8

[(

[(

) + ( 6.6 10 )] erg ) + ( 6.5 10 )] erg


2 13 13 2

Sehingga energi elektron yang berada dalam inti dengan asumsi momentum tidak lebih dari p adalah
4 E = 1.65 10 erg =

1.65 10 4 erg = 10.5 10 7 ev 1.6 10 12 erg/ev

E = 105 Mev Seharusnya dari hasil percobaan yang didapat, energi elektron berada pada 2-3 Mev. Sehingga konsep ini masih diragukan karena tidak sesuai dengan percobaan. Dari ketiga argument ini membentuk suatu kesimpulan bahwa model proton dan elektron bukanlah yang sebenarnya ada di inti. Elektron harus berada di luar inti yang mematahkan penemuan dari hipotesis sebelumnya mengenai proton dan elektron yang ada di inti atom sehingga melahirkan penemuan tentang neutron oleh Chadwick. Ini sangat penting karena teori ini akan menjelaskan proton, neutron di dalam inti.

2.3 Penemuan Neutron Indikasi pertama tentang eksistensi neutron diberikan oleh Rutherford pada tahun 1920. Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel alpha pada inti atom Berilium (Be). Ternyata dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Selanjutnya diteliti bahwa radiasi ini bisa menembus material-material yang tebal dan tidak menyebabkan banyak ionisasi. Radiasi yang belum diketahui ini diindikasikan merupakan radiasi elektromagnetik mengandung energi proton yang sangat tinggi. Terdapat pembuktian bahwa hal tersebut adalah neutron. Ketika partikel alpha dari polonium yang memiliki energi kinetik K = 5,3 Mev, persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

16

Be9 + (2He4 + K2)

(6C13)*

C13 + hv

Tanda bintang(*) menyatakan inti gabungan dalam keadaan tereksistensi. Partikel alpha dan 4Be9 merupakan kombinasi dari (6C13)*. Energi foton dapat ditaksirkan dari perbedaan massa yaitu: = M (4Be9) + M (2He4) M (6C13) = (9.01505 + 4..00387 13.00748) amu = 0.0114 x 931.4 Mev = 10,7 Mev Dengan energi foton sebesar 10,7 Mev , maka energi kinetik partikel alpha adalah 5.3 Mev. Dan total energi yang dihasilkan dengan berilium adalah 16 Mev. Energi rekoil pada inti karbon 6C13 kira-kira 2 Mev. Maka dari itu, foton memiliki energi maksimum 14 Mev yang didapat dengan melakukan perhitungan sebagai berikut. Esebelum = Esesudah mBeC2 + K + m C2 = mc C2 + Ke + hv (mBe + m - mc) C2 + K - Ke = hv =9.01505 + 4.00387 13.00748) x 931.4 Mev + 5,3 Mev 2 Mev = (10.7 + 5.3 - 2) Mev = 14 Mev Pada tahun 1930-1933 ilmuwan dari Prancis yaitu I Curie dan F Joliot mengamati bahwa jika radiasi tersebut jatuh pada lempengan paraffin, bahan yang kaya hidrogen, protonnya akan terpukul ke luar, yang ditunjukkan pada gambar 2. Pada pandangan ini dinyatakan bahwa sinar-x dapat memberikan energinya pada elektron dalam tumbukan Compton, dan tidak ada alasan mengapa sinar gamma yang berpanjang gelombang kecil tidak dapat memberikan energinya pada proton dalam proses yang serupa.

17

Ruang fakum amplifier

Sumber-

parafi n (polonium) Gambar 6. Susunan percobaan untuk meneliti ionisasi Di Perancis Curie dan Juliot menemukan energi rekoil proton dan neutron sampai sekitar 5,7 Mev dan 1,4 Mev. Energi foton sinar gamma yang minimum h yang diperlukan untuk mentransfer energi kinetik K pada proton dapat dihitung dari teori efek Compton. Jika foton yang masuk mempunyai energi sebesar h, maka energi yang menyebar dari massa inti m adalah: hv ' = hv 1+ hv (1 cos ) ...(19) 2 mc

Chamber ionisasi

Di mana adalah sudut antara foton yang menyebar. Dari perumusan di atas, maka energi rekoil inti pada massa m akan menjadi: 1 ......(20) hv hv ' = hv 1 1 + hv (1 cos ) mc 2 Diperoleh energi rekoil maksimum berharga = 180o dan cos = -1, sehingga perumusan menjadi: hv hv ' = 2 . hv mc 2 (21) 2+ hv

Dari persamaan (21), maka diperoleh nilai hv minimum sekitar 55 Mev. Dan untuk energi rekoil nitrogen yaitu 14 Mev, sehingga energi proton yang masuk sebesar 90 Mev. Hal ini sangat mengherankan karena radiasi nuklir yang telah diketahui sampai saat itu hanya merupakan fraksi kecil dari energi itu.

18

Keanehan itu bertambah lagi jika dihitung bahwa reaksi yang dianggap terjadi antara partikel alpha dan inti berilium untuk menghasilkan inti karbon menimbulkan pengurangan massa sebesar 0,01144 u yang setara dengan 10,7 Mev yaitu seperlima dari energi yang diperlukan oleh foton sinar gamma jika sinar itulah yang memukul proton 5,7 Mev hingga keluar dari parafin. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan dengan Kenetralan listrik partikel inilah yang menyebabkan namanya menjadi neutron dan memberi kemampuan untuk menembus bahan-bahan dengan mudah. Massa partikel itu dengan mudah dapat menerangkan energi recoil proton yang teramati, sebuah partikel yang bertumbukan bertatapan dengan partikel dalam keadaan diam dan massanya sama dapat mentransfer seluruh energi kinetiknya pada partikel kedua. Eksperimen lain menunjukkan inti ringan dapat juga terpukul keluar dari absorbernya oleh radiasi berilium, dan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui energi inti-inti tersebut cocok dengan neutron. Kenyataannya, Chadwick sampai pada harga massa neutron mn mp dari analisis energi proton dari energi rekoil inti nitrogen. Namun hal ini akan mengakibatka tumbukkan antara massa partikel m1 dan kecepatan u dengan massa partikel m2. setelah keduanya bertumbukkan, akan menghasilkan kecepatan u1 dan u2. Karena tumbukkan terjadi pada bagian depan. Sehingga dapat ditulis persamaan energi dan momentum adalah; 1 1 1 2 mu 2 = m1ui2 + m2u 2 .....(22) 2 2 2 m1u = m1u1 + m2u 2 ....................................................................................(23) Eliminasi u1 pada persamaan di atas, sehingga diperoleh u2 = 2m1 u ....(24) m1 + m2

19

Dengan : u2 = kecepatan inti m1 = massa partikel yang merupakan radiasi m2 = massa inti dengan menggunakan persamaan (24) pada hidrogen dan nitrogen, diperoleh kecepatan maksimum up dan uN sebagi berikut. up = 2m u .....(25.1) m +1 2m u ...(25.2) m + 14

uN =

Dengan m adalah massa neutron, sedangkan massa pada proton dan nitrogen berturut-turut diambil 1 amu dan 14 amu. Bagi persamaan (25.1) dan persamaan (25.2) sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut. m + 14 u p 3,3 109 cm / sec = = .................................................(26) m + 1 u N 4,7 108 cm / sec Dengan m = 1,15 amu. Semua nilai substitusi untuk up dan uN ditentukan dari eksperimen. Dan massa neutron juga ditentukan dengan cara ini, dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Dari penafsiran massa neutron itu, diperoleh reaksi :
5

B11 + 2He4

N14 + 0n1

Massa neutron diperoleh dengan menggunakan cara ini antara 1,005 dan 1,008 amu. Dan baru-baru ini ditentukan nilai neutron adalah (1,008982 0,000003) amu pada ukuran perbandingan O16. Sehingga reaksi antara partikel alpha dan 4Be9 dapat ditulis:
4

B9 + 2He4

C12 + 0n1

Dengan demikian, pengurangan massa adalah sebagai berikut.

20

= M (6C12) + M (0n1) M (4B9)- M(2He4) = 0,00616 amu = 5.7 Mev Nilai ini merupakan kombinasi dengan energi kinetik 5,3 Mev partikel alpha, yang memberikan total energi 11 Mev. Dapat ditunjukkan pula bahwa jika suatu partikel bertumbukkan, maka terjadi transfer energi kinetik K2 untuk m2 oleh m1 dan energi kinetiknya sebesar: K2 = 4 cos 2 K ...(27)

(1 + ) 2

Dimana =

m1 dan merupakan sudut m2. Untuk energi rekoil maksimum m2 4 K (1 + ) 2 ...(28)

sebagai berikut. K2 =

Untuk proton, =1 dan untuk nitrogen = 14. maka Kp = K, dan KN K. sehingga Kp = 5,7 Mev, dan KN = 1,4 Mev, K hanya berharga 5,7 Mev. Sehingga jumlah energi telah dipakai dengan jelas dan eksistensi neutron benarbenar tidak dapat dipungkiri lagi.
2.4 Model Proton-Neutron pada Inti

Telah diketahui bahwa model inti proton elektron tidak bisa menjelaskan beberapa fakta yang ada. Komplikasi yang timbul ketika keberadaan elektron banyak dipertanyakan. Sebelum penemuan tentang neutron tidak ada penjelasan alternatif tentang muatan tersebut. Namun setelah penemuan neutron itu telah mencerahkan seluruh pandangan tentang teori-teori tersebut. Pada tahun 1932 Heisenberg mengusulkan bahwa partikel baru, neutron adalah konstanta yang fundamental untuk seluruh materi yang ada. Menurutnya, inti atom tersusun atas proton dan neutron tanpa elektron yang ada dan diindikasikan bahwa massa neutron hampir sama dengan massa proton dengan muatan sama dengan nol. Menurutnya massa inti sama penjumlahan dari massa proton dan neutron di dalam inti dan bermuatan sama muatan proton. Nama nuklida sering disebut untuk

21

menamakan proton atau neutron. Jika ada nuklida A di dalam inti A akan ada proton Z dan A-Z neutron. Setiap nuklida dengan simbol X, nomor massa A, dan nomor atom Z ditulis sebagai diketahui: Jumlah neutron = A Z Jumlah proton = Z (untuk atom netral) Jumlah elektron = Z Model dari inti ini telah disepakati berdasarkan eksperimen. Beberapa properti dari neutron dan electron Tabel 1 Sifat Massa Muatan Spin Momen magnet Faktor g Neutron 1.008982 amu 0 -1.9135 N -3.83 Proton 1.00759 +1e +2.7927 N 5.59 Elektron 1/1837 amu -1e -1,0021 N 2
A Z

X . Dan dari cara penulisan tersebut dapat

Telah ditemukan bahwa neutron seperti halnya dengan proton dan elektron memiliki bilangan magnetik spin . Walaupun neutron tidak memiliki muatan namun memiliki momen magnetik yang negatif yang menandakan bahwa spin dan vektor momen magnetik berlawanan arah. Model dari proton neutron dari inti bisa memecahkan seluruh kesulitan yang tidak bisa dijelaskan oleh model protonelektron. Satu pertanyaan yang smapai sekarang belum terjawab oleh teori ini bahwa proton dengan muatan positif saling tolak-menolak dan mereka mencoba untuk menghancurkan inti. Diasumsikan bahwa beberapa tipe kekuatan nuklir mengandung proton-proton dan neutron yang bekerja seperti ini secara bersama.; pengetahuan tentang kekuatan nuklir masih jauh dari sempurna yang disebut oleh kekuatan nuklir dapat menjelaskan berbagai kandungan dari inti.

22

23

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan. Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
3.1.1 Pada tahun 1808 Dalton membuat teori tentang atom yang terbukti salah.

Namun itu merupakan awal dari berkembangnya penelitian di bidang atom. Pada tahun 1997 atom dianggap sebagai unit kekal tapi penemuan J.J Thomson mengenai elektron memancing spekulasi bahwa atom terbuat dari muatan positif dan negatif. Karena atom merupakan senyawa netral oleh sebab itu mengandung muatan positif dan negatif. Massa elektron yang ditemukan sangat kecil, terbukti bahwa proton memiliki muatan positif yang jumlahnya sebagian besar dari muatan lain. Selanjutnya Becquerel melanjutkan penelitian tentang proton dan elektron dan menemukan bahwa atom menghasilkan radioaktif.
3.1.2 Atom dianggap mengandung inti dengan proton A dan A-Z elektron.

Teori ini yang paling mendekati benar dibandingkan yang lain. Tetapi akhirnya hipotesis ini gagal karena tidak dapat menjelaskan tentang struktur hyperfine. Penemuan tentang momentum angular diasosiasikan dengan inti yang terbuka pada suatu area eksperimen dan rotasi dari suatu elektron dengan momentum angular 1 merupakan hasil momentum magnet.
3.1.3 Menurut Rutherford neutron mengandung proton dan elektron dalam

suatu kombinasi yang dekat. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton.
3.1.4 Model dari proton neutron dari inti bisa memecahkan seluruh kesulitan

yang tidak bisa dijelaskan oleh model proton-elektron Diasumsikan bahwa beberapa tipe kekuatan nuklir mengandung proton-proton dan neutron yang bekerja secara bersama-sama.

24

3.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan terkait makalah ini adalah sebagai berikut.
3.2.1 Pembaca agar lebih banyak mencari sumber lain yang terkait dengan isi

makalah ini.
3.2.2 Penulis mengharapkan agar pembaca dapat memberikan masukan yang

membangun untuk perbaikan makalah ini dan menambah pengetahuan penulis.

25

DAFTAR PUSTAKA Allya.-. Physics Nuclear.-. Rosana, Dadan, Sukardiyono dan Supryadi. 2000. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta. Pustekom. 2005. Perkembangan Model Atom. Tersedia pada http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=91&fname=kim102_19.htm. pada tanggal 27 September 2008. Pusat Diseminasi Iptek Nuklir (PDIN). 2007. Bagaimana Konsep Dasar tentang Atom itu? Tersedia pada http://www.infonuklir.com/ php? Diakses pada tanggal 29 September 2008. Anonim. Proses Penemuan Proton. Tersedia pada Diakses

http://id.answers.yahoo.com/question/index? Diakses pada tanggal 29 September 2008.

26

You might also like