You are on page 1of 6

TEKNOLOGI

PUPUK & PEMUPUKAN :


Dampak Pemupukan Terhadap Tanah dan tanaman Lenny Sri Nopriani, SP.MP
Soil Chemistry Lab., Faculty of Agriculture, Brawijaya UniversitEmail : soilub@brawijaya ac.id

1.1

Pengantar

MODUL 14. DAMPAK PEMUPUYKAN TERHADAP TANAH DAN TANAMAN 1.1. PENGANTAR 1.2.TUJUAN 1.3. PENGARUH PUPUK TERHADAP KESUBURAN TANAH 1.4

BAHAN BACAAN TUGAS

MODUL

14
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED)

Dampak dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi.Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Parman, 2007). Pengembalian bahan organik ke dalam tanah merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama ini dikemukakan para ahli adalah (1) pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun-tahun mengakibatkan menurunnya kandungan C dan N-organik, (2) penggunaan pupuk seperti urea, KCL, dan TSP telah melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiensi dan pendapatan bersih yang diterima petani dari setiap unit pupuk yang digunakan semakin menurun. Kedua alasan tersebut memberikan dampak yang buruk bagi pertanian di masa mendatang jika tidak dimulai tindakan antisipasinya (Musnamar, 2003). 1.2. Tujuan Mahasiswa dapat : Memahami pengaruh pemupukan terhadap tanaman Memahami konsep pemupukan berimbang tanah dan

1.3. Pengaruh Pemupukan terhadap Kesuburan tanah

Teknologi Pupuk & Pemupukan / Pengaruh Pupuk Terhadap Tanah & Tanaman

Brawijaya University

2012

Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi beberapa faktor antara lain keanekaragaman mikroba tanah: faktor iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban, faktor nutrisi dan lingkungan, serta populasi mikroorganisme yang merupakan indikator tingkat kesuburan tanah (Purwaningsih 2004). Mikroorganisme telah banyak dipergunakan dalam pertanian. Bila digunakan pada media tanah, air atau pada limbah organik akan menghasilkan proses regenerasiterus menerus dan meningkatkan proses oksidasi serta mampu mengintensifkan berbagai bentuk energi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman atau hewan (Anonim, 2003). Goldin dan Gorbach (1992) mengatakan bahwa beberapa substansi antimikroba dihasilkan bakteri probiotik, juga mampu meningkatkan dekomposisi bahan organik seperti lignin dan selulosa sehingga dapat menghilangkan bahan organik yang tidak diinginkan (Hussain, 1999). Bakteri Lactobacillus mampu menghasilkan antibiotik alami (zat) pembunuh bakteri pathogen (Anonim, 2010).Selama fermentasi, bakteri asam laktat ini tidak hanya berpengaruh terhadap makanan dan rasa tetapi juga memproduksi dan mengeluarkan senyawa antimikroba, seperti bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap mikroorganisme lain (Pal et al., 2005). Bakteri fotosintetis merupakan kelompok independen, mikroba yang berdiri sendiri. Bakteri ini mensintesis zat-zat bermanfaat dari sekresi akar, materi organik dan atau gas berbahaya (misalnya hidrogen sulfida), dengan menggunakan sinar matahari dan panas tanah sebagai sumber energi. Zat yang berguna yang dikembangkan oleh mikroba tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, bahan bioaktif dan gula, yang semuanya meningkatkan pertumbuhan tanaman.Metabolit ini dikembangkan oleh mikroorganisme ini terserap langsung ke tanaman dan bertindak sebagai substrat untuk meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan (Hussain, 1999). Salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat dalam mengatasi rendahnya fosfat tersedia dalam tanah adalah dengan memanfaatkan kelompok mikroorganisme pelarut fosfat, yaitu mikroorganisme yang dapat melarutkan fosfat tidak tersedia menjadi tersedia sehingga dapat diserap oleh tanaman.pemanfaatan mikroorganisme pelarut fosfat diharapkan dapat mengatasi masalah P pada tanah asam (Ginting, 2006). Penggunaan pupuk anorganik saat ini banyak menimbulkan masalah yang besar bagi kesehatan tanah.Hal ini karena penggunaan pupuk yang mengandung senyawa- senyawa kimia menyebabkan kesuburan tanah menjadi berkurang dan menimbulkan efek yang negatif terhadap tanaman yang diberi pupuk anorganik tersebut (Parman, 2007). Penggunaan mikroorganisme telah banyak dilakukan untuk mengantisipasi masalah tersebut. Mulai dari peningkatan kesuburan tanah, penghambatan penyakit yang menyerang tanaman, mambantu proses dekomposisi bahan-bahan organik dalam tanah,

membantu peningkatan produksi hormon tanaman dan sebagainya. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian isolat bakteri asam laktat, bakteri fotosintetis anoksigenik dan bakteri pelarut fosfat yang diujikan langsung, misalnya terhadap tanaman sawi (Brassica chinensis L.). 1.4. Pengapuran dan Kesuburan Tanah dan Tanaman

Teknologi Pupuk & Pemupukan / Pengaruh Pupuk Terhadap Tanah & Tanaman

Brawijaya University

2012

Pengapuran untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al. Untuk mengatasi kendala kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dilakukan pengapuran.Kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. Untuk menaikkan kadar Ca dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur selain meningkatkan pH tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa. Terdapat hubungan yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan Al. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara 1-5t/ha.Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus mensuplai Ca dan Mg. 1.5. Bahan Organik dan Kesuburan Tanah Pemberian Bahan Organik. Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah.Bahan organik dapat meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah.Bahan organik tanah melalui fraksi-fraksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan pencucian hara. Asam fulvat berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan jumlah ion yang tercuci, sedangkan asam humat berkorelasi negatif dengan kadar dan jumlah ion yang tercuci. Penyediaan bahan organik dapat pula diusahakan melalui pertanaman lorong (alley cropping).Selain pangkasan tanaman dapat menjadi sumber bahan organik tanah, cara ini juga dapat mengendalikan erosi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman Flemingia sp. dapat meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation serta menurunkankejenuhan Al. Petani menyadari bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah. Menurut mereka, pengaruh pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah kurang spontan akan tetapi pengaruhnya lebih tahan lama. Sedangkan pupuk buatan pengaruhnya spontan akan tetapi hanya tahan beberapa minggu atau bulan. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk hijau, kotoran ternak, bagas, dan sebagainya.Berdasarkan pengalaman bahwa pengusahaan tanaman semusim yang sebagian besar biomasanya tidak dikembalikan, lebih cepat menguras zat makanan yang ada di tanah, mereka mulai belajar mengembalikan sisa-sisa panen ke lahan.

Pemberian Pupuk Phospat. Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam.Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk memperbaiki kesuburantanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk mengatasi

kendala kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut seperti TSP, SP36, SSP, DAP. Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai reaktivitas tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.Sebaliknya, fosfat alam dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. 1.6. Konsep Pemupukan Berimbang Kebutuhan pupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda., ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memperoleh efisiensi dalam pemupukan, antara lain : Jenis pupuk yang digunakan Sifat pupuk Waktu pemupukan Syarat pemberian pupuk Cara atau metode pemupukan

Teknologi Pupuk & Pemupukan / Pengaruh Pupuk Terhadap Tanah & Tanaman

Brawijaya University

2012

Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai dengan pendekatan teknologi yang tepat antara lain dengan menerapkan teknologi p[emupukan berimbang spesifik lokasi. Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak dilakukan oleh sebagian petani Indonesia, sehingga menyebabkan ketidak seimbangan kimia yang akhirnya berpengaruh terhadap menurunnya sifat kimia, fisika dan biologi tanah yang berakibat pada penurunan kesuburan tanah. Konsep pemupukan berimbang adalah : Penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian. Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan memberikan beberapa jenis pupuk tunggal yang dicampur secara sederhana (simple blending), atau dicampur secara mekanis (mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending) yang disebut pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu.

Teknologi Pupuk & Pemupukan / Pengaruh Pupuk Terhadap Tanah & Tanaman

Brawijaya University

2012

Bahan Bacaan Agriculture Notes: Organic farming (internet access), Farm Diversification Service (Bendigo) and Sue Titcumb (Ballarat). Notes Series No AG0688, current@ January 2000, Expiry: January 2002. Agriculture, Food and Rural Revitalization: Organic farming (internet access). Government of Saskatchewan, 30085 Albert Street, Saskatchewan, 2000 Saskatchewan Agriculture and Food. Badan Standardisasi Nasional. Indonesia (SNI). 2003. Sistem pangan organik. Standar Nasional

Carr, D. dan H. G. W. Fogg. 1990. The Complete Book of Successful Gardening. Leaf, Michelin House, 81 Fullham Road, London. 253 p.

Ivy

City of Regina Waste Diversion Programs. Your Guide to C0mposting. The City of Regina, 777-7000. Diver, S. Biodynamic farming and compost preparation (internet access). Appropriate Technology Transfer for Rural Areas (ATTRA). PO Box 3667 Fayetteville, AR 72702. http://www.attra.org/attra-pub/PDF/biodynam.pdf. February 1999.

Gaskell, M., Mitchell, J., Smith, R. dan Koike, S.T. Soil fertility management for organic crops. University of California, Division of Agriculture and Natural Resources, Publ. 7249. 2002, internet access: www.sfc.ucdavis.edu. Irish Agriculture and Food Development: Principles of successful organic farming (internet access), Open Day, July 4th Johnstown Castle Research Centre, Wexford. September, 2002. Isroi. 1998. Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia. www. ... Khrisworld. 2009. Soil Fertility & Fertilizer Use. Vermicompost for Sugarcane New Experiment. Http://www.chrishiworld.com/default.asp Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta. Mundiatun. 1998. Tesis S2, Universitas Brawijaya. NOFA Program Studi Lingkungan, Program Pascasarjana,

Vermont: 2001 VOF Standards Soil http://www.nofavt.org/sht02_stds1.cfm

Management

(internet

access),

Stevenson, F.J. 1986. Cycles of Soil. Carbon, Nitrogen, Phosphorous, Sulfur, Micronutrients. A Wiley-Interscience Publ. John Wiley & Sons. New York, p. 39.

Sulivan, Preston. 2004. Sustainable Soil Management. NCAT Agric. Spec. ATTRA Pub. 31 p. (http://attra.ncat.org/attra.pub/PDF/soilmgmt.pdf). Syekhfani, 2008. Cara Perhitungan Mutu Pupuk Organik (tidak dipublikasikan), pelatihan pembuatan pupuk organik, Kusuma Agro Wisata - Batu.

Teknologi Pupuk & Pemupukan / Pengaruh Pupuk Terhadap Tanah & Tanaman

Brawijaya University

2012

Syekhfani. 2010. HubunganHara-Tanah-Air-Tanaman. Dasar dasar aplikasi dan pengelolaan tanah subur berkelanjutan. Edisi ke-2. PMN, Surabaya. Syekhfani. 2003. Peran bahan organik dalam menunjang pertanian berkelanjutan. Disajikan dalam Wirausaha Agroforestry Gaharu dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat, 28 Juni 2003, di Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Staf dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. FAO. Small scale composting. FAO Corporate Document http://www.fao.org/docrep/007/y5104e/y5104e00.HTM Repository.

You might also like