You are on page 1of 7

Pulauku

Minggu, 25 Desember 2011


10 JAM
10 JAM MENUJU PULAUKU Sepuluh jam berada di dalam kapal Dharma Bahari Sumekar bukan waktu yang sebentar. Terombang-ambing di kapal dari malam hingga pagi terasa sangat melelahkan. Akhirnya di pagi hari, kami tiba di Kangean dan siap memulai petualangan. Setelah turun dari kapal, kami beristirahat sejenak di depan loket pelabuhan. Tidak lama kemudian kami diserbu beberapa orang yang menawarkan angkutan untuk pergi dari pelabuhan. Setelah berunding, akhirnya kami memutuskan menggunakan taksi dengan biaya Rp 20.000/orang. Kami bergegas meninggalkan pelabuhan dan beranjak menuju Arjasa. Arjasa merupakan salah satu dari tiga kecamatan yang ada di pulau Kangean. Arjasa boleh dibilang menjadi sentral Pulau Kangean karena banyak aktivitas yang berlangsung di sana. Kangean merupakan pulau yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Meski listrik hanya tersedia dari pukul 17.00-05.00 di tiap harinya, fasilitas di sini terbilang cukup lengkap karena sudah ada bank, pom bensi, sarana pendidikan, dan lain-lain. Sesampai di Arjasa kami mengunjungi Kecamatan Arjasa untuk meminta informasi. Di sana kami bertemu dengan Bapak H. Abdul Gani yang merupakan Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum. Beliau memberi tahu kami bahwa taman laut yang bagus terdapat di Pulau Mamburit. Sedangkan cagar alam rusa terdapat di Pulau Saobi tapi sayangnya rusa yang berada di Pulau Saobi banyak diburu sehingga keberadaanya sudah sedikit. Di Kangean, ada tradisi syukuran yang rutin dilakukan pada panen hasil tanam yang dinamakan Pangka. Kegiatannya dilaksanakan dil ahan panen dengan diiringi musik dan tarian. Musik tersebut dinamakan Gendeng Dumi. Tips: Jika Anda membawa banyak barang bawaan, disarankan untuk menggunakan taksi. Jarak tempuh cukup jauh dan kondisi jalan masih kurang baik. Membutuhkan info tambahan? Silakan datang ke kecamatan atau ke kantor polisi setempat untuk mendapat informasi lebih lanjut. Selama berada di Kangean ikuti peratura daerah setempat. Ingat pepatah yang mengatakan dimana kaki berpijak di sana langit dijunjung, kan? Mencari penginapan? Cari penduduk yang memiliki jenset sehingga Anda dapat menikmati listrik lebih dari 12 jam perhari.

Diposkan oleh Achsan Castanoe di 01:19


http://castanoe.blogspot.com/2011/12/10-jam.html

Pulauku
Minggu, 25 Desember 2011
Pulau Kangean terdahulu. . .

Pulau Kangean terdahulu. . .


Posted by Wahyu Dwi Suryanto October 5, 2009 Menurut cerita, asal mula pulau ini apabila air laut surut baru dapat dilihat dari jauh, sedangkan apabila air laut pasang, maka akan terendam dibawah muka air, olehkarena itu pilau ini dinamakan Pulau Kangean yang asal perkataan Madura Ka-aengan yang artinya terendam pada air. Oleh raja-raja di Sumenep pada jaman dahulu kala, pulau ini merupakan tempatnya orang-orang yang mendapatkan hukuman berat karena kesalahan yang besar. Berhubung dengan penghasilan yang didapat dari lautan (ikan, akar bahar, aneka bebatuan), kemudian hasil-hasil hutan dan hasil bumi (sawah, ladang), maka pulau ini menjadi salah satu pusat perdagangan dilautan, maka banyak orang-orang dari Sumenep maupun tempat lainnya (bahkan dari kepulauan Kalimantan dan Sulawesi) mau berpindah dan berumah tangga di Pulau Kangean. Oleh sebab itu Pulau Kangean dapat dikatakan kepulauan yang relatif baru, maka penduduknya tidak mengenal agama Hindu karena agama yang dianut oleh penduduk setempat adalah agama Islam. Sewaktu jaman Compagnie Belanda, kepulauan ini tidak dapat mendapat perhatian pemerintah. Pada tahun 1763 Masehi datang utusan Compagnie Belanda meninjau kangean dan kepulauannya. Kemudian pada tahun 1798 Masehi datang pula peninjau dari Compagnie Belanda berhubung dengan adanya kerusuhan hebat di Kangean yang disebabkan terjadinya kelaparan sehingga diantara golongan pemerintah dibunuh oleh rakyatnya. Di Kangean terdapat sebuah gua yang diberi nama Gua Kuning. Banyak orang yang menyangka bahwa gua kuning tersebut merupakan tempat bertapanya Putri Kuning (Ibunda Jokotole), tetapi ternyata gua tersebut bukan tempat pertapaannya Putri Kuning karena tempat pertaannya Putri Kuning adalah di Gunung Geger Kabupaten Bangkalan. Disebuah pualau kecil terletak disebelah barat Pulau Kangean ada satu kuburan yang dikeramatkan oleh orang dipulau Kangean dan sekitarnya. Pulau tersebut bernama Pulau Mamburit dan kuburan keramat itu disebut Bhuju Mamburit. Menurut cerita orang Kangean, kuburan tersebut merupakan kepala dari seorang Sajid yang terkenal sebagai penyebar agama Islam yang terdampar ditepi laut sedangkan badannya tidak diketahui beradaannya. Diwaktu jaman pemerintahan Belanda sebelum Jepang, Pulau Sapekan yang termasuk daerah Kangean merupakan penghasil ikan pindang yang terbesar bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Pulau Madura. Sedangkan hasil lain dari pulau ini adalah kopra dan kayu hutan, kayu bakar dan arang.

Apabila ada orang sebelum jaman Jepang menyebutkan Boschwezen maka sebenarnya berarti Tambang Kangean karena Kangean merupakan satu-satunya tempat yang menghasilkan Boschwezen diseluruh kep[ulauan Madura sehingga pemerinth Balanda saat itu banyak sekali memindahkan orang-orang dari daerah lain seperti Kediri dan Lamongan untuk dipekerjakan di alas Boschwezen yang disebut daerah Tambajangan. Dan pada waktu itu ada pula pemberian ijin (consessie) kepada seorang Formosa bernama Khan Tian Ting untuk mendirikan perusahaan pembuat arang yang terbesar di seluruh Madura. Diposkan oleh Achsan Castanoe di 01:35

Pulauku
Minggu, 25 Desember 2011
Hutan oh Hutanku
Beberapa tahun yang lalu, departemen kehutan mengatakan bahwa hutan terluas di madura itu ada di pulau kangean, entah data ini falid atau tidak, yang jelas kalau tahun sekarang mungkin sudah tidak bisa dikatakan seperti itu, kalau melihat perkembangan hutan di kangeansepertinya sudah banyak yang gundul, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat kangean akan pentingnya hutan dan didukung oleh para pejabat di kangean yang tidak mau tahu soal hal ini terutama pejabat di dephut yang berada di kangean, katanya sih sering membiarkan para pelaku ilegal logging untuk melakukan aksinya asalkan ada bagi hasil yang pantas. la terus mahasiswanya aja juga sibuk belajar tanpa merasa perlu untuk memikirkan hal ini, la terus gimana ini? kalau dibiarkan bisa-bisa kangean akan gundul deh, gak ada lagi sumber mata air yang jernih yang memancar dari dalam bumi kangean.Untuk itu marilah kita meraup bersama demi menyelamatkan bumi kita. Diposkan oleh Achsan Castanoe di 01:14

Pulauku
Rabu, 28 Desember 2011
KERAPAN SAPI
Kerapan atau karapan sapi adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi. Ada dua versi mengenai asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah kerapan berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong. Sedangkan, versi yang lain menyebutkan bahwa kata kerapan berasal dari bahasa Arab kirabah yang berarti persahabatan. Namun lepas dari kedua versi itu, dalam pengertiannya yang umum saat ini, kerapan adalah suatu atraksi lomba pacuan khusus bagi binatang sapi. Sebagai catatan, di daerah Madura khususnya di Pulau Kangean terdapat lomba pacuan serupa yang menggunakan kerbau. Pacuan kerbau ini dinamakan mamajir dan bukan kerapan kerbau. Asal usul kerapan sapi juga ada beberapa versi. Versi pertama mengatakan bahwa kerapan sapi telah ada sejak abad ke-14. Waktu itu kerapan sapi digunakan untuk menyebarkan agama Islam oleh seorang kyai yang bernama Pratanu. Versi yang lain lagi mengatakan bahwa kerapan sapi diciptakan oleh Adi Poday, yaitu anak Panembahan Wlingi yang berkuasa di daerah Sapudi pada abad ke-14. Adi Poday yang lama mengembara di Madura membawa pengalamannya di bidang pertanian ke Pulau Sapudi, sehingga pertanian di pulau itu menjadi maju. Salah satu teknik untuk mempercepat penggarapan lahan pertanian yang diajarkan oleh Adi Polay adalah dengan menggunakan sapi. Lama-kelamaan, karena banyaknya para petani yang menggunakan tenaga sapi untuk menggarap sawahnya secara bersamaan, maka timbullah niat mereka untuk saling berlomba dalam menyelesaikannya. Dan, akhirnya perlombaan untuk menggarap sawah itu menjadi semacam olahraga lomba adu cepat yang disebut kerapan sapi. Macam-macam Kerapan Sapi Kerapan sapi yang menjadi ciri khas orang Madura ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu: 1. Kerap Keni (kerapan kecil) Kerapan jenis ini pesertanya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari. Bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja. Diposkan oleh Achsan Castanoe di 06:44

Pulauku
Minggu, 25 Desember 2011
WISATA KANGEAN WISATA KANGEAN
Diutara pantai kangean tersebut,kalau sore banyak ikan lumba-lumba yang bermain,jarak dari pantai sekitar 400 meter,biasanya ikan lumba-lumba tersebut dapat dilihat sekitar jam 15 hinngga 18 sore. Bukan hanya itu dipulau Mamburit,sekitar 500 meter sebelah barat kangean,menyimpan sejuta keindahan laut,mungkin satu-satunya pulau disumenep yang memiliki terumbuh karang yang sangat luas dan indah,namun pemda sumenep tutup mata dengan keindahan laut tersebut. Padahal keindahan terumbu karang dipulau mamburit sudah masuk dalam daftar untuk dijadikan Taman Laut,namun hingga saat ini terbengkalai.Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2005. Feri kepala bagian Tata ruang di DKP Pusat mengatakan kepada Tammo Hidayat wartawan media ini diruang kerjanya .Pulau tersebut sudah direncanakan untuk dijadikan Taman Laut terbesar di Asia,mengingat terumbu karang yang ada dipulau tersebut sangat luas dan indah,sehingga dapat mengundang wisatawan lokan dan mancanegara. Masih Menurut Feri,Program sudah kami buat,bahkan sudah ada buku panduannya,tinggal bagaimana daerah tingkat I dan II melaksanakannya,kata Feri. Bukan hanya itu yang dapat mengundang wisatawan,namun ada 3 titik tempat yang menarik,seperti Goa kuning,Dahulu kala Goa tersebut tempat bertapanya seorang putri cantik (Potre Koning) yang diduga kuat ibunda Joko Tole (Raja sumenep). Goa Petteng,Goa ini sangat menyeramkan karena Goa Tersebut sangat Gelap,namun didalam Goa tersebut sangat menarik karena ada peralatan tidur lengkap dari batu. Air Mancur alami.didesa Daandung Air mancur tumbuh secara alami,tanpa digerakkan memakai mesin,tempat tersebut cocok untuk dikelola dijadikan perusahan air,guna memenuhi konsomsi lokal,hingga saat ini belum dikelola.Bersambung Diposkan oleh Achsan Castanoe di 01:40

You might also like