You are on page 1of 49

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Posted on 28 April 2009 by andaners KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS (konsep dasar keperawatan)

A. Falsafah Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat baik untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 1. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah pekerjaan luhur dan manusiawi yang ditujukan untuk klien. 2. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwijudnya manusia sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya. 3. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima semua orang. 4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. 5. Perawat Kesehatan Masyarakat sebagai provider dan masyarakat sebagai consumer pelayanan kesehatan , menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan pelayanan keearah peningkatan status kesehatan masyarakat 6. Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan.. 7. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan. B. Pengertian 1. WHO (1959) Lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hl itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. 2. Ruth B Freeman Suatu lapangan khusus bidang keperawatan dimana teknik keperawatan, ketrampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial lain demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. 3. American Nursing Association (ANA) Suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.

4. Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peranserta aktif masyarakat. Ilmu Keperawatan Peran serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat Tiga komponen dasar ilmu Keperawatan Kesehatan Masyarakat Konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu: 1. Manusia 2. Kesehatan 3. Keperawatan 4. Lingkungan Gambar 2 Paradigma Keperawatan 1. Konsep Manusia Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992) Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia secara terus menerus mengahadapi perubahan lingkungan dan selalu berusaha beradaptasi terhadap pengaruh lingkungan Gambar. 3 Dimensi manusia sebagai satu kesatuan utuh antara aspek fisik, intelektual, emosional, socialkultural, spiritual dan lingkungan ( Dikutip dari Taylor C. dkk. Fundamental of Nursing, 1989) Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat. a. Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Gambar. 4 Hirarki Maslow tentang Kebutuhan Dasar manusia Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu: 1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat 2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan maslah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga. 3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentkan oleh kondisi keluarganya. 4) Dalam merawat c. Masyarakat sebagai klien Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama Ciri-ciri: 1) Interaksi antar warga 2) diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas 3) Suatu komuniatas dalam waktu 4) identitas yang kuat mengikat semua warga 2. Kesehatan Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson). Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif (Paplau). Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan 1) Keturunan 2) Perilaku 3) Pelayanan kesehatan 4) Lingkungan

Sehat merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada dalam suatu rentang dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang terendah yaitu kematian dan kondisi normal berada di tengah. SEHAT OPTIMAL SEHAT NORMAL SAKIT KEMATIAN Gambar 5. Rentang sehat-sakit sebagai skala hipotesa kondisi sehat-sakit ( Taylor C. dkk ) 3. Keperawatan Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan seharihari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.

4. Lingkungan Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, social budaya dan lingkungan spiritual. Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau agent-host-environment triangle model yang dikemukakan oleh Leavelll,(1965), dimana ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk. AGENT/PENYEBAB LINGKUNGAN HOSPES/MANUSIA Gambar 6 Model Leavell. Agen, hospes dan lingkungan saling berhubungan dan mempengaruhi kesehatan (Taylor.C. dkk, Fundamental of Nursing, 1989) C. Asumsi dasar 1. Sistem pelayanan adalah kompleks 2. Pelayanan kesehatan (primer, sekunder dan tertier) merupakan komponen dari pelayanan kesehatan. 3. Keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan merupakan hasil produk pendidikan, riset yang dilandasi praktek. 4. Focus utama Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah primery care. 5. Perawatan Kesehatan Masyarakat terutama terjadi ditatanan kesehatan utama. D. Pandangan /Keyakinan 1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima oleh semua orang. 2. Penyusunan kebijaksanaan kesehatan seharusnya melibatkan penerima pelayanan kesehatan. 3. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai penerima pelayanan kesehatan dapat membentuk kerjasama untuk mendorong dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan. 4. Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok, keluarga dan individu. 5. Pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk peningkatan kesehatan. 6. Kesehatan merupakan tanggung jawab individu. 7. Klien merupakan anggota tetap team kesehatan. Individu dalam komunitas bertanggung jawab untuk kesehatan sendiri dan harus didorong serta dididik untuk berperan dalam pelayanan kesehatan. E. Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri. 2. Tujuan khusus a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan. c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan. d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di pandi dan di masyarakat. e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah. f. Terlayaninnya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas. g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal. F. Ruang Lingkup 1. Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan a. Penyuluhan kesehatan b. Peningkatan gizi c. Pemeliharaan kesehatan perorangan d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan e. Olahraga teratur f. Rekreasi g. Pendidikan seks 2. Preventif Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan: a. Imunisasi b. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan ki\unjungan rumah c. Pemberian vitamin A, Iodium d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui 3. Kuratif Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan: a. Perawatan orang sakit dirumah b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis d. Perawatan buah dada e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir 4. Rehabilitatif Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan: a. Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya b. Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada penderita TBC dll

5. Resosialitatif Adalah upaya untuk mengemabalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila. G. Sasaran Individu, keluarga, kelompok dam masyarakat baik yang sehat atau sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan serta ketidakmampuan. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu : 1. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: a. Ibu hamil tertenti yang belum ANC. b. Ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya. c. Balita tertentu. d. Penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program. e. Penyakit endemis. f. Penyakit kronis tidak menular. g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik). 2. Keluarga dengan resiko tinggi a. Ibu hamil dengan masalah gizi. 1) anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) 2) Kurang Energi Kronis (KEK) b. Ibu hamil dengan resiko tinggi lai (perdarahan, infeksi, hipertensi) c. Balita dengan BGM d. Neonatus dengan BBLR. e. Usia lanjut jompo. f. Kasus percobaan bunuh diri. 3. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan a. Drop out tertentu 1) Ibu hamil 2) Bayi 3) Balita dengan keterlambatan tumbuh kembang. 4) Penyakit kronis atau endemis. b. Kasus pasca keperawatan 1) Kasus pasca keperawatan yang dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan. 2) Kasus katarak yang dioperasi di puskesmas. 3) Persalinan dengan tindakan. 4) Kasus psikotik. 5) Kasus yang seharusnya dirujuk yang tidak dilaksanakan rujukannya. 4. Pembinaan kelompok khusus. Kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah kesehatan a. Terikat dalam institusi, misalnya 1) Panti 2) Rutan/lapas 3) Pondok pesantren 4) Lokalisasi/WTS. b. Tidak terikat dalam institusi, misalnya:

1) Karang wredha 2) Karang balita 3) KPKIA 4) Kelompok pekerja informal 5) Perkumpulan penyandang penyakit tertentu (jantung, asma, DM dan lain-lain ). 6) Kelompok remaja. 5. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah 1. Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit misalnya endemis malaria, filariasis, HHF, diare. 2. Masyarakat didaerah dengan keadaan lingkungan kehidupan buruk, misalnya derah kumuh di kota besar. 3. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah yang menonjol dibanding dengan daerah lain, misalnya daerah dengan AKB tinggi. 4. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan pelayanan kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya cakupan ANC rendah, immunisasi rendah. 5. Masyarakat di daerah pemukiman baru, yang diperkirakan akan mengalami hambatan dalam melaksanakan adaptasi kehidupannya, seperti daerah transmigrasi, pemukiman masyarakat terasing. H. Kegiatan 1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok khusus melalui home care. 2. Penyuluhan kesehatan 3. Konsultasi dan problem solving 4. Bimbingan 5. Melaksanakan rujukan 6. Penemuan kasus 7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan 8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas 9. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas 10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral 11. Memberikan tauladan 12. Ikut serta dalam penelitian I. Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat 2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat. 4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif. 5. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan. 6. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit. 7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.

8. Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat. 9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. 10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team. 11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit. 12. Home visite sangat penting. 13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama. 14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada. 15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan. J. Pendekatan Contoh pendekatan yang dapat digunakan: 1. Problem solving approach Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan proses keperawatan. 2. Family approach Pendekatan terhadap keluarga binaan 3. Case Approach Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut. 4. Community approach Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat. K. Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis) Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasrkan azas kebersamaan dan kemandirian. Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan

kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit melalui: 1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama (partnership). 2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat secara komprehensive. Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: 1. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. 2. Kerjasama Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral. 3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan. 4. Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. 5. Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada. Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan: 1. Klinik rawat jalan 2. Kantor kesehatan 3. Kesehatan kerja 4. Sekolah 5. Rumah 6. Perkemahan 7. Institusi pemeliharaan kesehatan 8. Tempat pengungsian Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai: 1. Perawat keluarga 2. Perawat sekolah 3. perawat kesehatan kerja 4. perawat gerontologi Perawat keluarga Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).

Perawat keluarga adalah : Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi. Perawat kesehatan sekolah Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986) Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader. Perawat kesehatan kerja Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing) Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain. Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas. Perawat gerontologi Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional. Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/

konsep asuhan keperawatan komunitas

A.

Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007). Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B.

Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: 1. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

2.

Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

3.

Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4.

Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

5.

Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007). 1. Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

2.

Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

3.

Masyarakat sebagai klien Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah : 1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2.

Proses kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).

3.

Kerjasama atau kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).

4.

Pemberdayaan (Empowerment) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari : 1. Individu Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

2.

Keluarga Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

3.

Kelompok khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

4.

Tingkat Komunitas Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

C.

Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah : 1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider) Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.

Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3.

Sebagai Panutan (Role Model) Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4.

Sebagai pembela (Client Advocate) Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5.

Sebagai Manajer kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

6.

Sebagai kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

7.

Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner) Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8.

Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder) Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan

keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

9.

Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services) Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan

mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10.

Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader) Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

11.

Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher) Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

D.

Konsep Masalah Kesehatan Komunitas

1. Kesehatan Lingkungan Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009). Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008.

Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas: a. b. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan. Mencuci tangan pakai sabun.

c. d. e.

Mengelola air minum dan makanan yang aman. Mengelola sampah dengan benar. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. Penyediaan air minum Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran Pembuangan sampah padat Pengendalian vektor Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia Higiene makanan, termasuk higiene susu Pengendalian pencemaran udara Pengendalian radiasi Kesehatan kerja Pengendalian kebisingan Perumahan dan pemukiman Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara Perencanaan daerah dan perkotaan Pencegahan kecelakaan Rekreasi umum dan pariwisata Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. Penyehatan air dan udara Pengamanan limbah padat atau sampah Pengamanan limbah cair Pengamanan limbah gas Pengamanan radiasi Pengamanan kebisingan Pengamanan vektor penyakit Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana

2. Perilaku Masyarakat Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan, 2010), yaitu: a. b. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar

Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).

E. 1.

Asuhan Keperawatan Komunitas Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Wawancara atau anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan

masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005). b. berikut : 1) 2) 3) 4) Klasifikasi data atau kategori data Penghitungan prosentase cakupan Tabulasi data Interpretasi data Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai

c.

Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah

yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

d.

Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

e.

Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005): 1) 2) 3) 4) 5) 6) Perhatian masyarakat Prevalensi kejadian Berat ringannya masalah Kemungkinan masalah untuk diatasi Tersedianya sumberdaya masyarakat Aspek politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain: 1) 2) 3) 4) Sesuai dengan peran perawat komunitas Jumlah yang beresiko Besarnya resiko Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5) 6) 7) 8) 9)

Minat masyarakat Kemungkinan untuk diatasi Sesuai dengan program pemerintah Sumber daya tempat Sumber daya waktu

10) Sumber daya dana 11) Sumber daya peralatan 12) Sumber daya manusia

2.

Diagnosis keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).

3.

Perencanaan keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut: a. b. c. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini d. e. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat f. g. h. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai Tindakan harus bersifat realistis Disusun secara berurutan

4.

Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah: a. Inovative Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)

b. Integrated Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

c. Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).

d. Mampu dan mandiri Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).

e. Ugem Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

5.

Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan

sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998: a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan. b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan. c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap

http://nursingrestarea.blogspot.com/2012/06/konsep-asuhan-keperawatankomunitas.html

Analisa Data Keperawatan Komunitas Praktik Kerja Lapangan (PKL) Diposkan oleh Rizki Kurniadi

B. Analisa Data

No. 1.

DATA IBU HAMIL Angket: Dari 10 ibu hamil : 4 orang (40%) Ibu Hamil berusia dibawah 20 tahun 1 dari 2 ibu hamil persalinan sebelumnya ditolong oleh dukun beranak 2 orang (20%) kehamilan tidak direncanakan 4 orang (40%) Ibu Hamil mengeluh mualmuntah 8 orang (80%) Ibu Hamil mengeluh pusing 1 orang (10%) mengeluh tidak ada nafsu makan 1 dari 4 orang (25%) ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan karena malas 3 dari 4 orang (75%) ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan karena tempat pelayanan kesehatan jauh dari rumah 5 orang (50%) Ibu Hamil tidak meminum pil penambah darah

MASALAH

ETIOLOGI

Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi

b.d Kurang terpajan informasi tentang kesehatan ibu selama hamil

5 orang (50%) Ibu Hamil tidak mendapatkan imunisasi TT selama hamil

6 orang (60%) Ibu Hamil merencanakan melahirkan dengan pertolongan dukun bayi/kampung

Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara pada saat pengkajian, seluruh ibu hamil tidak mengetahui tentang senam hamil Bidan desa mengatakan ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT sekitar 3-5 orang Observasi: Tempat pelayanan kesehatan jauh dari rumah penduduk

IBU MENYUSUI Angket: Dari 36 ibu menyusui: 18 orang (50%) Ibu mengatakan ASI Eklusif diberikan kurang dari 6 bulan 19 orang (52,8%) Ibu menyusui tidak memberikan susu jolong/colostrum pada bayinya 12 orang (34,3%) Ibu merencanakan menyusui bayinya sampai berhenti sendiri 15 orang (78,9%) Ibu tidak memberikan

susu jolong/kolostrum karena tidak tahu manfaat susu jolong 19 orang (52,8%) Ibu membiarkan masalah dalam menyusui bayinya 4 orang (21,1%) Ibu mengatakan susu 2. jolong/colostrum kotor Kurangnya pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif

b.d Kurang terpajannya informasi

Wawancara: Bidan desa mengatakan semua ibu yang melahirkan dengannya mendapatkan penyuluhan tentang cara menyusui yang benar Dukun beranak/kampung mengatakan memberikan penyuluhan tentang melancarkan ASI tetapi tidak pernah memberikan penyuluhan tentang cara menyusui yang benar

KELUARGA BERENCANA Angket : Dari 189 Pus terdapat, 22 orang (11,6%) Ibu/Bapak mengatakan tidak tau mannfaat KB 54 orang (28%) Ibu/Bapak tidak menggunakan KB 18 orang (33,3%) Ibu/Bapak tidak menggunakan KB karena ingin mempunyai anak 5 orang (9,3%) Ibu-Ibu tidak

menggunaka KB karena dilarang suaminya 13 orang (11,2%) Ibu-Ibu yang memakai KB mengalami efek samping flek hitam pada wajah 82 orang (70,7%) Ibu-Ibu yang memakai KB mengalami kegemukan Wawancara : Hasil wawancara pada 22 orang PUS (11,6%) mengatakan tidak mengetahui manfaat KB 5 orang PUS (9,3%) mengatakan tidakmenggunakan KB karena dilarang suami 82 Orang PUS (70,7%) mengatakan mengalami kegemukan ssaat memakai KB

BAYI Angket : Didapat jumlah bayi 17 orang 3 orang (17,6%) berat badan bayi berada di warna kuning 3 2 orang (11,8%) ibu mengatakan bayi tidak perlu di imunisasi 14 orang (82,5%) bayi tidak mendapat imunisasi lengkap 9 orang (52,9%) bayi diberi makanan tambahan kurang dari 6 bulan 2 orang (11,8%) bayi diberi makanan

tambahan pisang, madu, air teh sebelum 6 bulan 1 orang (5,9%) jika sakit biasanya berobat ke dukun kampung 3 orang pernah menderita penyakit campak 2 orang pernah menderita penyakit cacar Wawancara : Dari hasil wawancara pada ibu yang mempunyai bayi mengatakan malas membawa bayi ke posyandu Dan sebagian lagi mengatakan karena jarak posyandu jauh Observasi : Terdapat posyandu tetapi tidak aktif lagi Posyandu jauh dari rumah-rumah penduduk

BALITA Angket : Dari 100 ibu yang memiliki balita, 75 orang (75 %)di tolong oleh dukun terlatih Dari 100 ibu yang memiliki balita, ibu yang membawa balitanya ke posyandu, 51 orang (51%) ibu jarang untuk datang ke posyandu dengan alasan : 1. Posyandu jauh 17 orang (33,3 %)

2.

Tidak terbiasa ke posyandu 13 orang (25,5 %)

3. 4.

Kesibukan 11 orang (21,6 %) Malas 10 orang (19,6 %) Dari 100 ibu yang memiliki balita, 53 yang memiliki balita yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap dengan alasan Resiko terjadinya b.d Kurang pengetahuan dan kesadaran Ibu tentang manfaat imunisasi pada bayi

1. 2. 4 3. 4.

Jarak yang jauh 24 (45,3 %) Anak yan sering sakit 13 (24,5 %) Kesibukan 11 (20,8 %) Takut anak sakit 5 (9,4 %) Dari 100 ibu yang memiliki balita, 55 (55 %)mengatakan usia balita mendapatkan makanan tambahan kurang dari 6 bulan Dari 100 balita 2 (2,0%) di antaranya berat badan balita pada KMS di garis merah Wawancara : Dari hasil wawancara terhadap bidan desa usul mengatakan hanya 20 orang ibu yang datang ke posyandu kasih ibu Dari hasil wawancara dengan kader posyandu di desa usul mengatakan Posyandu tetap aktif. Tapi ada jadwal yang di undur tapi ibu yang mempunyai balita tidak mengetahui jadi mereka tidak datang. Observasi :

penyakit akibat imunisasi tidak lengkap

berdasarkan observasi saat berat badannya yang kurang USIA SEKOLAH Angket :

pengkajian

terdapat 2 orang anak yang mengalami

85 orang (68 %) ibu tidak pernah memberikan suplemen dan vitamin tambahan 65 orang (52%) anak mengalami masalah dengan gigi

83 orang (66.4 %) ibu tidak pernah memeriksakan gigi anaknya ke pelayanan kesehatan. 19 orang (15,2%) anak hanya menggosok gigi 1 kali sehari 12 orang (9,6%) anak tidak pernah menggosok gigi. 70 orang (53 %) Anak memanfaatkan sekolah Wawancara: 8 % anak mengatakan malas menggosok gigi Dari hasil wawancara dengan salah seorang guru mengatakan bahwa banyak siswa yang tidak dapat hadir ke sekolah karena demam dan sakit kulit. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah SD mengatakan bahwa disekolah ada UKS tapi kegiatannya tidak berjalan. b.d kurang pengetahuan ibu tentang Resiko Penurunan drajat kesehatan balita pemanfaatan pelayanan kesehatan bermain diluar waktu

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SD anak SD tidak masuk sekolah karena demam dan penyakit kulit kira-kira 20-30 oranng per bulan Beberapa anak mengatakan cuci tangan tidak pakai sabun Observasi : sebagian besar anak bermain setelah pulang sekolah sampai menjelang sore Tidak terdapat ruang khusus untuk UKS Anak-anak bermain ke sungai dan kehutan dan tidak mengulang pelajaran dirumah

REMAJA Angket Dari 103 remaja, didapatkan : 26 orang ( 25,2% ) remaja pengangguran 46 orang( 44,7% ) remaja mengatasi masalah dengan diam 1 orang ( 1,0% ) mengatasi masalah dengan menggunakan NAPZA 33 orang( 32,0% ) remaja yang merokok 27 ( 26,2% ) orang tua mendiamkan masalah jika ada masalah dirumah 38 orang ( 36,9% ) orang tua memarahi remaja jika ada masalah di rumah

Wawancara : Dari hasil wawancara dari 5 orang remaja, 2 orang remaja mengatasi masalah dengan minum-minum alkohol Observasi : Dari hasil observasi sebagian remaja minum alkohol saat menonton hiburan pada malam hari

LANSIA Angket : Dari 63 Orang Lansia terdapat, 53 Orang ( 84,1% ) lansia tidak pernah mendengar tentang posyandu lansia 55 Orang ( 87,3% ) lansia berkeinginan dibentuknya posyandu lansia 50 Orang Lansia ( 90,9% ) lansia menginginkan adanya pemeriksaan kesehatan dan pengobatan 27 Orang lansia ( 34,6% ) lansia menderita penyakit darah tinggi 15 Orang ( 19,2% ) lansia menderita rematik 18 Orang ( 23,1% ) lansia menderita demam 9 Orang ( 11,5% ) lansia menderita sesak nafas 6 Orang ( 7,7% ) lansia menderita b.d Kurang pengetahuan tentang pentingnya

penyakit jantung 3 Orang ( 3,8% ) lansia menderita penyakit gula 26 Orang ( 41,3% ) lansia tidak memeriksakan kesehatan secara rutin 20 Orang ( 29%) lansia hanya melakukan kegiatan rumah tangga setiap hari 6 28 Orang ( 43,8% ) lansia berkebun 31 Orang ( 49,2% ) lansia tidak ikut dalam kegiatan sosial di desa Wawancara : Wawancara dengan Petugas kesehatan di desa usul belum terbentuk posyandu lansia Wawancara dengan Lansia mengatakan malas memeriksakan kesehatan karena jarak ke pelayanan kesehatan jauh Observasi : Berdasarkan hasil observasi saat pengkajian ditemukan 3 lansia menderita stroke Tidak terdapatnya posyandu lansia KESEHATAN LINGKUNGAN Angket : Dari 267 KK terdapat 29 KK (10,9%) Sumber air minum dari sumur gali tanpa cincin Risiko penurunan derajat kesehatan pada anak usia sekolah

perawatan personal higien

Dari 276 KK terdapat 68 KK (25,5%) Sumber air minum dari sungai Dari 276 KK terdapat 47 KK (25,4%) terdapat sumur gali yamg jaraknya < 10 meter dengan septic tank Dari 276 KK terdapat 30 KK (10,8%) keadaan air minumnya berbau Dari 276 KK terdapat 44 KK (15,8%) keadaan air minumnya berwarna Dari 276 KK terdapat 20 KK (7,2%) keadaan air minumnya berasa Dari 276 KK terdapat 146 KK (54,7%) tempat penampungan air minumnya tidak tertutup Dari 276 KK terdapat 179 KK (67,0%) Sumber air untuk mandi dan mencuci dari sungai Dari 276 KK terdapat 43 KK (13,7%) keadaan air untuk mandi dan mencuci berbauh Dari 276 KK terdapat 119 KK (37,9%) keadaan air untuk mandi dan mencuci bewarna Dari 276 KK terdapat 36 KK (11,5) keadaan air untuk mandi dan mencuci berasa Dari 276 KK terdapat 207 KK (77,5%) rumah tidak mempunyai kamar mandi Dari 276 KK terdapat 218 KK (81,6%) Buang Air Besar di sungai

Dari 276 KK terdapat 36 KK (13,5%) pengolahan sampah rumah tangga dengan dibuang ke tanah kosong Dari 276 KK terdapat 36 KK (13,5%) pengolahan sampah rumah tangga dibuang sembarangan Dari 276 KK terdapat 253 KK (94,8%) tempat pembuangan sampah dengan kondisi terbuka Dari 276 KK terdapat 107 KK (40,1%) kaleng bekas dan barang-barang yang tidak pakai dibuang sembarangan Dari 276 KK terdapat 25 KK (9,4%) kaleng bejas dan barang-barang yang tidak pakai dibiarkan saja Dari 276 KK terdapat 168 KK (62,9%) tidak ada kegiatan gotong royong di lingkungan Dari 267 KK terdapat 70 KK (26,2%) sarana pembuangan air limba di sungai Dari 267 KK terdapat 50 KK (18,7%) sarana pembuangan air limbah tidak ada got Dari 267 KK terdapat 49 KK (18,4%) 7 sarana pembuangan air limba terbuka tergenang Dari 267 KK terdapat 36 KK (13,5%) sarana pembuangan air limba tertutup tergenang Dari 267 KK terdapat 16 KK (6,0%) sarana penbuangan limbah tidak berfungsi

Dari 267 KK terdapat 35 KK (13,1%) sarana pembuangan air limbah dibersihkan bila tersumbat Dari 267 KK terdapat 92 KK (34,5%) sarana pembuangan air limbah tidak pernah dibersihkan Dari 267 KK terdapat 32 KK (12,0%) yang mempunyai kolam atau aquarium di rumah tidak pernah dibersihkan Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak SekDes mengatakan mayoritas masyarakat Desa Usul sumber air minumnya dari sumur gali dan sebagian besar masyarakat MCK nya di sungai Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan didapatkan data penyakit menular antara lain : ispa 246, GEA (gastroenteritis akut) 142, Dermatitis 92. Observasi : Sebagian besar masyarakat Desa Usul MCK di sungai Sebagian besar masyarakat Desa Usul membuang sampah tidak pada tempatnya b.d kurang pengetahuan lansia tentang pelayanan kesehatan

Tingginya angka penyakit degeneratif (Darah tinggi,Rematik,

Jantung, Gula) yang diderita oleh lansia

b.d Kurang pengetahuan masyarakat tentang lingkungan Resiko penurunan derajat kesehatan masyarakat sehat

C. Perumusan Masalah a. Risiko penurunan derajat kesehatan ibu dan bayi b.d Kurang terpajan informasi tentang kesehatan ibu selama hamil b. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif b.d Kurang terpajannya informasi c. Resiko terjadinya penyakit akibat imunisasi tidak lengkap b.d Kurang pengetahuan dan kesadaran Ibu tentang manfaat imunisasi pada bayi d. Resiko Penurunan drajat kesehatan balita b.d kurang pengetahuan ibu tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan e. Risiko penurunan derajat kesehatan pada anak usia sekolah b.d Kurang pengetahuan tentang pentingnya perawatan personal higien f. Tingginya angka penyakit degeneratif (Darah tinggi,Rematik, Jantung, Gula) yang diderita oleh lansia b.d kurang pengetahuan lansia tentang pelayanan kesehatan g. Resiko penurunan derajat kesehatan masyarakat b.d Kurang pengetahuan masyarakat tentangv lingkungan sehat

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/analisa-data-keperawatankomunitas.html

You might also like