You are on page 1of 4

KONSEP DASAR MENOPAUSE

A. Definisi Menopause merupakan suatu proses fisiologi yang ditandai dengan

berhentinya siklus haid secara menetap pada akhir masa subur wanita. Pengertian lain menyebutkan menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya (Bobak, 2005). Hal ini diartikan oleh sebagian masyarakat pada generasi tua bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seksual. Wiknjosastro (1997) mendefinisikan menopause sebagai haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang.

B. Etiologi Etiologi dari menopause adalah: 1. 2. Terbatasnya pasokan folikel ovarium saat lahir Ketidakmampuan neurohormonal untuk berstimulasi secara periodik pada sistem endokrin.

C. Patofisiologi Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone dan 17--estradiol dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang. Tidak adanya estrogen ovarium merupakan

penyebab timbulnya perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal

mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan

fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause.

D. Gangguan fisiologis Gambaran klinik yang menunjukkan terjadinya menopause pada wanita adalah: 1. 2. Tidak mendapat haid Hot flush, berdebar-debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, mudah tersinggung, vertigo, cemas, depresi, insomnia, keringat pada malam hari, pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, penambahan BB. 3. Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher, kapan saja selama beberapa detik sampai 2 menit diikuti menggigil, kedinginan. 4. Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga mudah terjadi iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium mengecil/atrofi. 5. Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang tidak terimbangi. 6. Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 - 20 bulan setelah menopause.

E. Penatalaksanaan Pada menopause, penatalaksanaan dilakukan secara individual dengan terapi penggantian estrogen untuk menurunkan insiden fraktur dalam oesteofuratik, mencegah atau memulihkan atrofi genetalia, dan perubahan dinding uretra,

menghilangkan hot flush, mungkin juga untuk mengurangi penyakit osteosklerotik koroner. Terapi pengganti estrogen tidak dapat diberikan pada wanita dengan riwayat tumor payudara, uterus, ginjal yang penyebabnya tidak diketahui. Estrogen dan suatu progesterone diberi secara siklik guna meniru siklus endometrium dan mencegah hiperplasia endometrium. Dapat juga diberikan dengan obat-obat suplemen seperti vitamin-vitamin dan mineral serta pengaturan diet.

F. Penatalaksanaan Pemenuhan Seksualitas Menopause berdasarkan mitos yang beredar di masyarakar menyatakan bahwa wanita

tersebut tidak boleh melakukan aktivitas hubungan seksual, dengan alasan saat hubungan seks sperma yang masuk ke organ intim wanita tidak bisa keluar lagi sehingga menyebabkan penyakit lain seperti busung. Fenomena tersebut tidaklah benar bahwa masa menopause masih dapat melakukan aktivitas seksual secara aman tanpa menimbulkan rasa sakit dengan beberapa cara tertentu. Cara yang dapat dilakukan tersebut antara lain : 1. 2. Menggunakan kondom Menggunakan K-Y lubricating jelly dan minyak kelapa dalam berhubungan seksual. K-Y lubricating jelly dan minyak kelapa adalah dua contoh pelumas larut air yang meredakan nyeri akibat hubungan seksual. Pelumas ini dapat dioleskan langsung pada vulva dan penis. Pelumas yang mengandung minyak seperti jelly petroleum atau vaseline, tidak boleh digunakan karena dapat menyumbat kelenjar vagina yang kemudian dapat menjadi tempat infeksi bakteri. 3. Konseling tentang perubahan masa seksualitas pada menopause. Beberapa masyarakat masih beranggapan bahwa hubungan seksual selama menopause dapat menimbulkan busung. Masyarakat berasumsi bahwa busung terjadi pada wanita karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan hal ini. Mereka beranggapan dengan tidak bisa menstruasi lagi dan juga tidak punya anak, sperma dari laki-laki dapat tertimbun di dalam tubuh wanita sehingga terjadi busung. Sebagai perawat kita dapat meluruskan pengertian ini dengan memberikan pendidikan kesehatan yang tepat kepada masyarakat. 4. Latihan kegel Tonus otot sekitar reproduksi menurun setelah menopause. Latihan kegel menguatkan otot-otot ini, bila dipraktekan secara teratur membantu pencegahan prolaps uterus dan inkontinensia stress.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC. 2005 Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 1997 Rabe, Thomas. Buku Saku : Ilmu Kandungan. Jakarta : Hipokrates. 2002 Sumapraja, sudraji. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

You might also like