Professional Documents
Culture Documents
Contoh Artikel
Contoh Artikel
Contoh Opini
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Terpidana kasus mafia pajak, Gayus H Tambunan, usai menjalani pemeriksaan di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (4/2/2011). Gayus diperiksa seputar kegiatannya selama menjadi pegawai Direktorat Jenderal Pajak. JAKARTA, KOMPAS.com Adnan Buyung Nasution, mantan kuasa hukum terpidana mafia pajak, Gayus Tambunan, mengharapkan, baik Gayus maupun kuasa hukumnya yang baru, Hotma Sitompul, tidak menarik kembali pengakuan Gayus di persidangan Andi Kosasih pada 28 September 2010 mengenai keterlibatan tiga perusahaan Grup Bakrie. Jika dilakukan, maka hal tersebut akan memperkeruh masalah yang sedang dihadapi Gayus. "Kalau saya boleh kasih nasihat Gayus atau Hotma, janganlah dicabut balik karena itu akan memperkeruh masalah. Lebih baik membongkar lebih lanjut, jangan terbatas pada tiga perusahaan Bakrie," ujar Buyung seusai menjadi pembicara yang diselenggarakan Universitas Indonesia, Selasa (22/2/2011) Menurut Buyung, pengakuan Gayus mengenai tiga perusahaan Bakrie yang terlibat, yaitu PT Kaltim Prima Coal, PT Bumi Resources, dan Arutmin, sudah diungkapkan kepada empat pihak. Di antaranya Buyung sebagai kuasa hukumnya saat itu. Gayus juga pernah membeberkan informasi kepada pihak Kepolisian, Satgas, dan terakhir di Pengadilan. Jadi meskipun Gayus mengaku mendapat tekanan dari Satgas, di luar Satgas, Gayus juga bersaksi di pengadilan secara terbuka dan sudah tercatat sebagai fakta. "Keterangan tentang tiga perusahaan itu sudah Gayus terangkan lebih dulu di Satgas, saya (Adnan Buyung), Pengadilan, dan Polisi. Empat kali kesempatan dinyatakan. Kalau dibilang di Satgas ada tekanan, di luar Satgas kan bisa. Pengadilan kan juga bisa, secara terbuka dan ada saya juga saat itu," ungkap Buyung.
Contoh Opini
Contoh Opini:
Jakarta Baru
Pada tanggal 20 September 2012 masyarakat DKI Jakarta khususnya mempergunakan hak pilihnya untuk memilih calon gubernur yang akan memimpin Jakarta ini (KTP gw Depok jadi ngga ikutan :p). Para calon gubernur ini sendiri terdiri dari pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Basuki. Nah walaupun belum final tetapi hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ahok unggul sekitar 52% sedangkan pasangan Foke-Nara kalah tipis 47%. Kali ini gw mau sedikit nganalisis kunci kemenangan pasangan Jokowo-Basuki dari kacamata masyarakat awam kaya gw ini hehe. -Tim sukses yang jeli. Nah ini penting menurut gw tim sukses dari pasangan Jokowi-Basuki mampu membuat masyarakat gampang mengingat pasangan ini. Sebagai contoh image baju kotak-kotak yang akan langsung mengarah ke pasangan ini dan menciptakan trendsetter tersendiri selama masa kampanye di Jakarta. Lalu tim sukses ini juga menurut gw mengarahkan tujuan kampanye ke arah anak muda yang menurut gw segmen ini jarang dilirik tetapi sebenarnya justru disinilah potensi suara yang besar bisa diperoleh. -Efek media sosial Hmm media sosial? Yaa media sosial! Di jaman serba teknolgi seperti saat ini tim sukses JokowiBasuki juga sangat-sangat jeli memanfaatkan media ini apalagi pasangan Jokowi-Basuki juga membuka diri untuk berkomunikasi dengan rakyat melalui account twitter mereka. Selain twitter mereka juga menggunakan website yang lebih tradisional untuk memberitahukan kegiatan mereka. Nah yang kreatif adalah mereka menggunakan youtube untuk menyebarkan video tentang untuk apa memilih mereka dengan cara yang halus, lucu, dan ceria. Hal-hal inilah yang disukai masyarakat yaitu cara-cara mengajak masyarakat dengan cara yang Baru. -Popularitas Sebenernya gw kurang tau ini termasuk atau ngga. Menurut gw sih ini bagian dari kesuksesan pasangan ini ya, hampir semua orang tau Jokowi saat beberapa waktu yang lalu mobil Esemka sempat menjadi pembicaraan di seluruh Indonesia. Nah seiring dengan meningkatnya popularitas Esemka maka banyak juga orang yang penasaran dengan sosok Jokowi ini. Track record Jokowi selama di Solo yang tergolong baik inilah yang mungkin menurut gw cukup membuat warga Jakarta penasaran :p. -Merangkul semua warga Isu SARA yang selama ini beredar selama masa kampanye terbukti tidak mempengaruhi pasangan Jokowi-Basuki untuk terus melaju. Isu SARA pada saat ini menurut gw tidak pas lagi digunakan pada saat ini, ingat Bhinneka Tunggal Ika kan? :). Mungkin hal-hal ini yang menurut kacamata gw mampu membuat pasangan JokowiBasuki mampu mengungguli pasangan Foke-Nara sementara ini. Hal yang patut disyukuri adalah mulai dewasanya warga Jakarta menerima hasil ini walaupun belum resmi, ini ditunjukkan dengan berbesar hatinya bapak Fauzi Bowo mengucapkan selamat kepada Jokowi dan massa kedua pendukung pun tidak tampak bentrok di Jakarta ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa dukungan dari banyak partai besar bukan berarti jaminan memenangi suatu kampanye tetapi cara tim sukses untuk memperoleh perhatian masyarakat lah kuncinya. Menurut gw konsep kampanye ala Jokowi-Basuki seperti saat ini bakal ditiru di kampanye-kampanye mendatang dan tantangannya siapa yang lebih kreatif dia yang mampu diingat oleh masyarakat khususnya pemilih diusia remaja. DKI Jakarta memang daerah yang sangat sangat sangat rumit butuh waktu untuk mengubah semua kerumitan ini dan tidak akan semudah daerah-daerah yang lain, oleh karena itu sukses buat Bapak Jokowi-Basuki yang akan memimpin Jakarta ini dengan janji-janjinya yang sudah diucapkan selama masa kampanye.
CONTOH FEATURE PERJUANGAN SEORANG IBU UNTUK BUAH HATINYA Wajah yang ceria diperlihatkan oleh Mak Intan. Nama aslinya adalah Zuraidah ia tinggal di daerah desa pekik nyaring. Ini lah keseharian yang di lakoni ibu dua anak ini. Tetapi dibalik kecerian yang mak intan perlihatkan hanya untuk menghibur diri belaka. Suasana pasar Panorama yang ramai disinilah tempat ia menjualkan Umbut Rotan hasil pencarian suaminya di hutan Desa sukarami Talang Empat Bengkulu tengah. Mak intan adalah seorang istri yang baik serta mau membantu mencari nafkah sang suami demi kedua anaknya yang tercinta. Suami yang hanya pekerja sebagai tukang angkut barang tidak cukup untuk menafkai kedua buah hatinya serta sang istri tercinta. Tapi mak intan tidak merasa terbebani jika dia membantu suaminya, menurut mak intan kebahagian keluarga tidak harus semua kebutuhan tercukupi tetapi keutuhan dalam rumah tangga yang harus diutamakan. Umbut rotan yang ia jual ke pasar tidak setiap hari, karena untuk mendapatkan umbut rotan sang suami harus menelusuri hutan kecil dan tidak semua hutan ada umbut rotan. Mak intan berbagi cerita kepada saya. Suaminya pernah mencari umbut rotan di hutan tetapi tak ada satupun Umbut Rotan yang ia peroleh, mungkin suaminya terlambat datang dan umbut rotan sudah diambil oleh orang lain. Padahal waktu itu ibu lagi butuh uang karena persedian beras sudah habis. Senyuman Mak intan yang Khas mengalihkan pembicaraan. Hujan panas, sudah menjadi teman Mak Intan sehari-hari. Kini ia sedang mengalami kesulitan sebab putri sulungnya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) dan putra bungsunya baru masuk Sekolah Dasar ( SD ), uang yang menyebabkan Mak Intan menjadi bingung. Kini ibu ni lagi butuh uang untuk menyekolahkan anak-anak ibu, ada yang baru masuk SD, dan ada yang melanjut ke SPM. Tapi ibu tidak putus asa karena menurut ibu pendidikan harus diutamakan, untuk saat ini biarlah kami makan nasi dan goreng tempe serta sambal terasi, yang penting anak ibu bisa sekolah Rasa sedih menyentuh kalbuku, ingin sekali rasanya membantu mak intan, tapi bagaimana mau menolong orang lagi saya sendiri kuliah masih dibiayai oleh orang tua. Tapi saya salut dengan perjuangan mak intan dia lebih mementingkan pendidikan kedua buah hatinya agar kelak menjadi orang yang sukses dan mampu membahagian kedua orang tuanya. Aku hanya bisa mengirimkan doa, semoga tuhan selalu melindungi orang-orang yang mulia. kondisi ekonomi yang sulit tidak membuat ibu dua anak ini pasrah atau banyak orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri secara tragis atau minum racun tikus atau racun rumput. Menurut mak intan hidup memang butuh perjuangan, dan baik buruk kehidupan itu tergantung orang yang menjalani. Tapi mak intan tidak mau mengambil cara pintas yang banyak digunakan oleh orang, yaitu mengandalkan kantong bekas permen dan mencari orang yang cacat sebagai modus untuk mendapatkan uang dan meminta-minta dipinggiran jalan. Keluarga mak intan tidak mau melakukan hal tersebut karena uang yang diperoleh tidak berkah. Saya sempat mewawancarai ibu yang membeli Umbut rotan Mak Intan. Dengan sapa yang hangat saya memulai bertanya kepada Ibu tersebut namanya Ibu Indar, dia salah satu pelanggan Umbut Rotan Mak intan. Katanya dia sering beli Umbut Rotan dengan Mak Intan karena umbutnya masih baru, tidak seperti orang banyak yang mengaku umbutnya masih baru padahal sudah lama dan rasanya yang pahit. Jika kita mendengkan pembicaraan ibu indar, artinya dalam berjualan kita tidak haya melakukan barang dagangan kita saja tetapi harus bersikap jujur karena dengan jujur rezeki akan datang dengan sendirinya. Itulah yang diterapkan oleh Mak Intan dia selalu menjaga kualitas daganganya dan bersikap jujur. Karena mencari langganan itu tidak mudah, jangan gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Meskipun kini ibu Zuraidah mengalami kesulitan, tapi ia tetap tegar dan menurut mak intan tidak ada masalah yang tak bisa diselaikan, itu semua tergantung bagaimana orang menyikapinya. Melihat dua buah hatinya tersenyum dan senang mengurangi rasa capek yang Mak intan pikul, sebab kebahagian anak adalah kebahagian saya juga beserta suami. Ujarnya
Contoh Feature
CONTOH FEATURE
Ketika semua orang sibuk dengan aktivitasnya, di saat itu lahir seorang bayi laki-laki, tapat 21 tahun yang lalu. Anis, begitu sebutan akrab sekaligus nama lengkap remaja itu lahir di Desa Sukaraja, Kec. Karang Jaya, Kab. Musi Rawas tepat tanggal 28 Juli 1990. Hadir ke dunia sebagai anak ke dua dari lima bersaudara. Buah hati pasangan Sarkowi dan Ely Yana ini berhasil merajut berbagai prestasi dan menjadi kebanggaan orang tua manapun. Di saat penulis mewawancarai Anis di kampus kesayangannya Universitas Negeri Padang, Senin 12 Maret 2012 mahasiswa Ilmu Keolahragaan ini sangat bersemangat mengupas tentang peristiwa dan pengalaman hidupnya. Sejak kecil Anis gemar dengan aktivitas olahraga, terutama bola voli. Saya senang sekali kalau sore hari bermain bola voli dengan teman sebaya, semangat menjadi terpacu dengan berolahraga, Ujar remaja itu dengan semangat. Baginya, memulai sesuatu dengan hobby membuat aktivitas yang dilakukan lebih ringan, sehingga pikiran tidak terbebani. Di waktu SD, Anis selalu mendapat peringkat 10 besar di kelas. Begitupun, saat berganti seragam menjadi putih biru. Orang tua Anis lebih memilih putranya disekolahkan di MTsN Lubuk Linggau, karena berada di luar daerah akan membuat pendidikan lebih maju. Mulai saat itu, Anis belajar mandiri. Berada jauh dari orang tua awalnya membuat remaja ini risih, takut, dan khawatir. Tinggal di kost merupakan tantangan yang terberat, realita harus ditempuh, tidak ada kata tidak bisa. Anis menjadi teladan bagi teman-temannya sehingga jabatan sebagai Ketua OSIS MTsN Lubuk Linggau berhasil di raihnya. Organisasi membuat kita lebih menghargai kebersamaan, Saya juga harus berani menjadi khalifah untuk diri Saya dan teman-teman sekolah, Ujar Anis. Belajar organisasi masih dilanjutkan remaja itu, tanpa perjuangan yang lelah Anis kembali menjabat sebagai Ketua OSIS SMK N 1 Lubuk Linggau. Remaja ini juga dipercaya sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka perwakilan sekolahnya. Prestasi demi prestasi diraihnya untuk mengharumkan nama keluarga dan nama sekolah. Anis aktif dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) Kota Lubuk Linggau, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) Provinsi Sumatera Selatan, POPDA Bola Voli tingkat Provinsi, KEJURDA Bola Voli tingkat Provinsi, PORKOT Bola Voli tingkat Kota, dan PORSENI Bola Voli tingkat Kota. Sungguh prestasi yang mengagumkan. Semua orang bisa meraihnya jika diawali dengan kerja keras dan latihan yang maksimal. Disaat masuk perguruan tinggi negeri ini, Anis juga lulus melalui jalur prestasi, yaitu Bola Voli. Ternyata kegemaran membawa peluang yang besar mencapai kesuksesan. Citacita Anis juga tidak muluk-muluk, kelak remaja ini berniat menjadi Atlit Bola Voli untuk membanggakan keluarganya, semua prestasi di raih untuk mencapai prestise. Sebuah prestise dapat membuat orang menjadi berwibawa dan mampu di bidangnya. Saya selalu ingat dengan motto hidup yaitu: Hidup itu penuh resiko, mengalah itu tidak akan hidup. Tambah Anis dengan wibawanya. Semua orang berhak berprestasi, semua orang ingin memiliki prestise agar disegani dan dihormati dalam masyarakat. Kepada penulis Anis memberikan pesan kepada semua orang yaitu Jangan takut mengambil keputusan, karena dibalik kegagalan terdapat kesuksesan yang tertunda. Jangan pernah berpikir apa yang diberikan untukmuu, namun berpikirlah apa yang bisa kamu berikan untuk orang lain. Hari ini penulis menemukan orang yang tidak pernah lelah dalam mencapai prestasi, Anis juga sempat mengatakan bahwa Indeks Prestasinya saat ini 3,27. Menurut Anis, menjadi mahasiswa yang berprestasi membutuhkan usaha, latihan keyakinan dan doa.
Contoh Biografi Biografi Susi Susanti Lucia Francisca Susi Susanti lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971. Pemain bulutangkis putri terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia ini ternyata sudah menyukai permainan bulutangkis sejak duduk di bangku SD. Dukungan orangtuanya membuat ia mantap untuk menjadi atlet bulutangkis. Ia memulai karir bulutangkis di klub milik pamannya, PB Tunas Tasikmalaya. Setelah berlatih selama 7 tahun di sana dan memenangkan kejuaraan bulutangkis tingkat junior, pada tahun 1985 ia pindah ke Jakarta. Saat itu ia kelas 2 SMP, namun telah berpikir untuk serius di dunia bulutangkis. Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi sudah berhasil menjadi juara di Indonesian Open. Selain itu berkat kegigihan dan ketekunannya, Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala Sudirman pada tim Indonesia untuk pertama kalinya dan belum pernah terulang sampai saat ini. Setelah itu ia pun mulai merajai kompetisi bulutangkis wanita dunia dengan menjuarai All England sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993. Puncak karier Susi bisa dibilang terjadi pada tahun 1992 pada saat ia menjadi juara tunggal putri cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, 1992. Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, turut menjadi juara di tunggal putra. Mereka berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra dan putri bulutangkis pada Olimpiade Barcelona. Media asing menjuluki mereka sebagai Pengantin Olimpiade, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan di kemudian hari. Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat. Selain itu, Susi turut serta menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia, gelar yang telah lama lepas dari genggaman srikandi-srikandi kita. Puluhan gelar seri grand prix juga berhasil ia raih sepanjang karirnya.. Saat masih aktif menjadi pemain, Susi selalu berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh yang baik bagi pemain lainnya. Ia sangat disiplin terhadap waktu latihan atau pun di luar latihan. Kiprah Susi Susanti di dunia bulutangkis memang luar biasa. Dalam setiap pertandingan, ia selalu menunjukkan sikap yang tenang dan tanpa emosi bahkan pada saat tertinggal jauh perolehan angkanya. Semangatnya yang pantang menyerah selalu berhasil membuat para pendukungnya yakin Susi akan memberikan usaha yang terbaik. Walaupun telah puluhan gelar tingkat internasional ia raih, ada satu sikap yang tidak pernah hilang dari diri Susi Susanti. Ia selalu bersikap rendah hati dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Baginya, kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, namun justru kesempatan untuk memperbaiki kemampuan dan menghindarkan dari sikap sombong. Sungguh satu sikap yang patut dicontoh oleh para generasi muda bangsa Indonesia!!
Biografi Chairil Anwar Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Julai 1922. Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Dia dibesarkan dalam keluarga yang cukup berantakan. Kedua ibu bapanya bercerai, dan ayahnya menikah lagi. Selepas perceraian itu, saat habis SMA, Chairil mengikut ibunya ke Jakarta. Chairil masuk sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan. Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastra. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jamjamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulispenulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia. Semasa kecil di Medan, Chairil sangat dekat dengan neneknya. Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup Chairil. Dalam hidupnya yang amat jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat neneknya meninggal dunia. Chairil melukiskan kedukaan itu dalam sajak yang luar biasa pedih: Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta Sesudah nenek, ibu adalah wanita kedua yang paling Chairil puja. Dia bahkan terbiasa menyebut nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya. Sejak kecil, semangat Chairil terkenal kedegilannya. Seorang teman dekatnya Sjamsul Ridwan, pernah membuat suatu tulisan tentang kehidupan Chairil Anwar ketika semasa kecil. Menurut dia, salah satu sifat Chairil pada masa kanak-kanaknya ialah pantang dikalahkan, baik pantang kalah dalam suatu persaingan, maupun dalam mendapatkan keinginan hatinya. Keinginan dan hasrat untuk mendapatkan itulah yang menyebabkan jiwanya selalu meluap-luap, menyala-nyala, boleh dikatakan tidak pernah diam. Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastera setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942, pada saat itu dia baru berusia dua puluh tahun. Hampir semua puisipuisi yang dia tulis merujuk pada kematian. Chairil ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Semua tulisannya yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin). Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: Krawang-Bekasi, yang disadurnya dari sajak The Young Dead Soldiers, karya Archibald MacLeish (1948). Dia juga menulis sajak Persetujuan dengan Bung Karno, yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bahkan sajaknya yang berjudul Aku dan Diponegoro juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka.