You are on page 1of 9

CHOP

I. Penyakit Tidak Menular


Penyakit non-infeksi yang tidak dapat ditularkan dari satu manusia ke manusia lain. Banyak masyarakat di Indonesia kurang menyadari pentingnya menangani suatu penyakit yang tidak menular sehingga dapat berakibat kematian. Menurut menteri kesehatan, penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia dengan rincian sebagai berikut : Presentase Tahun 1995 2001 2009 Kematian 41,7% 49,9% 59,5%

Tabel 1.1 Presentase Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular di Indonesia Keterangan : Penyakit tidak menular didominasi oleh stroke, hipertensi, diabetes mellitus, kanker, cedera, dan penyakit jantung

Hal itu membuktikan bahwa pada umumnya masyarakat Indonesia masih kurang sadar akan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan kurang sadarnya akan penanganan penyakit tidak menular yang biasa dianggap sepele khususnya pada masyarakat awam. Menurut WHO, jumlah kematian akibat dari penyakit tidak menular di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2008 sebanyak 55% dari penduduknya. Hal itu disebabkan oleh pejamu (host) itu sendiri akibat kurangnya peduli akan pola hidup sehat. Banyak masyarakat di Asia Tenggara yang memiliki kebiasaan diet yang tidak seimbang, perokok berat, kurangnya aktivitas fisik atau berolahraga.

Pada puskesmas Pancoran Mas, populasi masyarakat yang datang berobat dengan keluhan penyakit tidak menular cukup tinggi. Berikut jenis - jenis penyakit tidak menular yang mendominasi di puskesmas Pancoran Mas.
Peringkat I II III IV V Jenis Penyakit Hipertensi Diabetes Mellitus Reumatik Katarak Keajinan

Tabel 1.2 Jenis- Jenis Penyakit Tidak Menular yang Mendominasi di Puskesmas Pancoran Mas

Banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit tidak menular, hal itu perlu ditangani secara khusus. Sebagai contoh perlunya pengobatan bertahap yang memakan waktu lama. Selain itu, ada pula penyakit tidak menular yang dapat menimbulkan kecacatan apabila tidak ditangani secara tepat, sebagai contoh pembengkakan pada kaki penderita diabetes mellitus yang dapat menyebabkan kecatatan dan harus segera di amputasi. Hal itu pun dapat menyebabkan produktivitas menurun dan mempengaruhi penggunaan finansial masyarakat dalam melakukan perngobatan.

II. Epidemiologi Penyakit Menular


1 . Faktor Penyebab Penyakit menular

Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat, maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan penting antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme penyebab penyakit, adanya sumber penularan (reservoir), adanya cara penularan khusus (made of transmission), adanya cara

meninggalkan pejamu dan cara masuk ke pejamu lainnya, serta keadaan ketahanan pejamu itu sendiri. Yang merupakan penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah unsure biologis, yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme multiseluler yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.Unsur penyebab ini dapat dikelompokan dalam beberapa kelompok yaitu: 1. Kelompok arthropoda (serangga) 2. Kelompok cacing/helminth 3. Kelompok protozoa 4. Fungus atau jamur 5. Bakteri 6. Virus 2. Interaksi Penyebab dengan Pejamu Berbagai sifat yang sering dianggap berasal dari unsur penyebab tetapi teryata sesungguhnya bukanlah sifat intrinsik penyebab, melainkan merupakan sifat yang sangat tergantung/dipengaruhi oleh interaksi pejamu dengan penyebab

tersebut.Termasuk dalam hal ini tingkat infektivitas, pathogenesis, virulensi, serta imunogenitas. Infektifitas dapat diartikan sebagai kemampuan unsur penyebab (agent) untuk masuk dan berkembang biak (menghasilkan infeksi) dalam tubuh

penjamu.Patogenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan gejala

klinik yang jelas.Virulensi dapat diartikan sebagai nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang berat, terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis jelas.Imunogenitas adalah kemampuan menghasilkan kekebalan atau imunitas. 3 . Mekanisme Patogenesis

Bila unsur penyebab penyakit masuk kedalam tubuh penjamu berbagai kemungkinan akan timbul. Kemungkinan pertama adalah tidak terjadinya proses patogenesis seperti masuknya bakteri tetanus melalui makanan ke dalam ke rongga perut. Akibat lain adalah terjadinya proses patogenesis tapi tidak menimbulkan

gejala klinis,dan seterusnya seperti yang telah dijelaskan. Efek patogen yang dihasilkan oleh unsur penyebab penyakit menular/infeksi dapat terjadi karena berbagai mekanisme tertentu. Diantara mekanisme tersebut antara lain: invasi jaringan secara langsung, produksi toksin, rangsangan imunulogis atau reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh penjamu terhadap obat dalam menetralisi toksisitas, serta ketidakmampuan membentuk daya tangkal. Dari berbagai mekanisme tersebut tidak jarang dijumpai lebih dari satu mekanisme terlibat secara bersamaan, atau dapat terjadi perbedaan manifestasi klinik karena perbedaan mekanisme yang terjadi walaupun unsure penyebab patogen sama.

a) Sumber Penularan Oleh karena unsur penyebab penyakit menular adalah unsure biologis yang merupakan unsur organisme hidup, maka unsur penyebab ini membutuhkan tempat yang sesuai untuk berkembang biak serta untuk mempertahankan kelanjutan

hidupnya. Reservoir atau sumber penularan adalah organisme hidup atau barang mati, dimana unsure penyebab penyakit menular hidup secara normal dan berkembang biak. Konsep reservoir merupakan pusat penyakit menular karena reservoir adalah komponen utama dari lingkaran penularan dimana unsur penyebab meneruskan mempertahankan hidupnya, dan juga sekaligus sebagai pusat/sumber penularan dalam suatu lingkaran penularan.

a) Manusia Sebagai reservoir Dari sekian banyak jenis dan kelompok penyakit menular, ada sebagian diantaranya yang hanya di jumpai atau lebih sering hanya dijumpai pada manusia. Penyakit ini umumnya berpindah dari manusia ke manusia dan hanya dapat menimbulkan penyakit pada manusia saja. Dengan demikian reservoir satu satunya tentu hanya manusia saja. Carier atau pembawa kuman adalah penderita/atau mereka yang sedang/pernah terinfeksi yang masih mengandung unsur penyebab penyakit menular tetapi tanpa gejala klinis. Dengan demikian pembawa kuman adalah reservoir yang punya potensi sebagai sumber penularan. Melihat perjalanan penyakit pada pejamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi dalam beberapa jenis. 1. Healthy carrier 2. Incubatory carier 3. Convalescent carier 4. Chronis carrier

b) Reservoir Binatang atau Benda lain Selain dari manusia sebagai reservoir, maka penyakit menular yang mengenai manusia dapat berasal dari binatang terutama yang termasuk dalam kelompok penyakit zoonosis seperti brucellosis, rabies dan lain lain. Penyakit zoonosis adalah adalah penyakit yang secara alamiah dijumpai di kalangan hewan bertulang belakang vertebra, yang dapat juga menular ke manusia,walaupun reservoirnya utamanya adalah binatang.

III. MEKANISME DISTRIBUSI PENYAKIT Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisme penularan dalam masyarakat adalah mekanisme penularan yakni berbagai mekanisme dimana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai pejamu potensial. Mekanisme tersebut meliputi cara unsur penyebab meninggalkan reservoir, cara penularan untuk mencapai pejamu potensial , serta cara masuknya pejamu potensial tersebut.

1. Cara Unsur Penyebab Keluar dari Pejamu (Reservoir) Pada umumnya selama unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab masih mempunyai kesempatan untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh pejamu, maka ia akan tetap tinggal di tempat yang potensial tersebut. Secara garis besarnya, maka cara ke luar unsur penyebab dari pejamu dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada diantara unsur penyebab yang dapat menggunakan lebih dari satu cara. a) Melalui konjungtiva b) Melalui saluran napas c) Melalui pencernaan d) Melalui saluran urogenitalia e) Melalui luka f) Secara mekanik

2. Cara Penularan Tiap kelompok penyakit memiliki jalur penularan tersendiri dan garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni: 1) Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari penderita atau reservoir, langsung ke pejamu potensial yang baru; 2) Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui media tertentu seperti melalui udara dalam bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu, dan melalui vektor

a. Penularan Langsung Penularan langsung yakni perpindahan sejumlah unsur penyebab dari reservoir langsung ke pejamu potensial melalui pintu masuk yang sesuai.Adapun penularan langsung tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok tertentu. 1. Penularan langsung dari orang ke orang 2. Penularan langsung dari binatang ke orang 3. Penularan dari tumbuhan ke orang 4. Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain

b. Penularan Melalui Udara Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena mengisap udara yang mengandung unsur penyebab/mikro-organisme penyebab.Penularan penyakit melalui udara dapat terjadi dalam bentuk droplet nuclei maupun dalam bentuk dust.

c. Penularan Melalui Makanan/Minuman dan Benda Lain Penularan penyakit melalui makanan, minuman dan benda lainnya adalah penularan kontak tidak langsung melalui benda mati seperti makanan, minuman, susu, perlengkapan dapur, perlengkapan bedah, mainan anak-anak dan lain sebagainya.

Berdasarkan media utama penularan, maka kelompok penyakit ini dapat kita bagi dalam beberapa kelompok utama. 1. Melalui air

Penyakit yang penularannya melaui air pada umumnya masuk ke dalam tubuh melalui mulut tetapi ada pula di antaranya yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang dapat pula digolongkan dalam penyakit kontak langsung 2. Melalui makanan Sebenarnya kelompok ini tidak jauh berbeda dengan yang pertama diatas 3. Melalui susu Susu merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mikro-organisme penyebab. Cukup banyak jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui media susu, walaupun berbagai penyakit tersebut penularannya dapat melalui cara lain yang mungkin lebih sering.

d. Penularan Melalui Vektor Pengertian vektor yang sebenarnya ialah golongan arthropoda atau binatang yang tidak bertulang belakang lainnya yang dapat memindahkan penyakit dari satu sumber/reservoir ke pejamu potensial. Pada penularan penyakit melalui vektor secara mekanik, maka unsur penyebab penyakit yang mungkin berasal dari tinja, urine maupun sputum penderita, hanya melekat pada bagian tubuh vektor dan kemudian dapat dipindahkan pada makanan maupun minuman pada waktu hinggap/menyerap pada makanan tersebut. Yang cukup menarik adalah penularan penyakit melalui vektor secara biologis karena unsur penyebab harus masuk ke dalam tubuh melalui gigitan ataupun melalui keturunannya. Selama dalam tubuh vektor, unsur penyebab berkembang biak atau hanya mengalami perubahan morfologis saja, sampai pada akhirnya menjadi bentuk infektif terhadap pejamu potensial. Selanjutnya setelah mencapai bentuk infektif, unsur penyebab penyakit keluar dari vektor melalui gigitan, tinja atau cara lain untuk berpindah ke pejamu potensial.

IV. Pencegahan Penyakit


Ada beberapa tingkatan dalam pencegahan penyakit agar tubuh manusia tetap sehat dan prima : Pencegahan Primordial: Memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari kebiasaan,gaya hidup, dan faktor resiko lain multisektor Pencegahan Tingkat Pertama : Promosi Kesehatan Masyarakat Penyuluhan, Edukasi, Pencegahan Khusus : Imunisasi , dan Minum Obat Masal Pencegahan Penyakit Pencegahan Tingkat Kedua : Diagnosa Dini, Penapisan (screening), dan Pengobatan Pencegahan Tingkat Ketiga : Rehabilitasi dan Perawatan

You might also like