You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Semakin majunya zaman, semakin pesat pula teknologi berkembang. Bagian juga dengan kreatifitas manusia, salah satunya dalam mencipta bermacam-macam makanan. Berbagai jenis makanan diciptakan dari yang pedas, manis, asem dll. Gastrisis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan yang pedas ataupun asem, mengandung rempah-rempah dan cuka juga yang telah terkontaminasi oleh helicobacter pylori. Selain itu, ada juga penyebab lainnya seperti stress, obat-obatan dan sebagainya. Gastritis sendiri merupakan peradangan pada lambung yang ditandai dengan mual, muntah, nafsu akan menurun, nyeri epigastrik, dll. Oleh karena itu sebagai perawat, penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dan mengetahui serta mempelajari tentang asuhan keperawatan gastritis lebih lanjut. B. Tujuan Penulisan Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh penulis yaitu : 1. Memperoleh gambaran penyakit Gastritis yang lebih jelas melalui praktek dalam merawat pasien yang menderita penyakit ini. 2. Mengenal tanda dan gejala serta cara pencegahan dan pengobatan Gastritis. 3. Menambah wawasan secara langsung pada klien dan orang tua klien.

C. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode Studi kepustakaan dengan mengambil beberapa literatur yang berhubungan dengan penyakit Gastritis. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terbagi dalam 3 Bab yang sebelumnya diawali dengan kata pengantar dan daftar isi. Dalam Bab I berisi pendahuluan yang mengulas tentang latar belakang penulisan makalah oleh penulis, tujuan penulisan makalah, metode penulisan yang digunakan serta sistematika penulisan. bab II membahas tentang tinjauan teoritis, meliputi konsep dasar medik untuk memberi penjelasan tentang Gastritis secara teoritis mulai dari definisi sampai komplikasi dan konsep dasar keperawatan untuk menjelaskan apa saja yang perlu dikaji pada klien dengan Gastritis, untuk menegakkan diagnosa, menyusun rencana keperawatan, intervensi serta evaluasinya. Bab III kesimpulan yang dibuat setelah mengamati teori dan kasus di lapangan. Pada akhir penulisan makalah ini penulis melampirkan daftar pustaka yang mendasari teori yang digunakan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik 1. Definisi Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal (Sylvia A. Price, 1994). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung yang sering diakibatkan diet. Gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylory (Brunner dan Suddarth, 1999). 2. Anatomi Fisiologi Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma, dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, bila penuh bentuknya alpukat raksasa. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorikum atau pilorus. Lambung terdiri dari empat lapisan : a. Tunika serosa/ lapisan luar Merupakan bagian dari peritoneum vesilaris b. Muskularis Tersusun dari 3 lapis di bagian otot polos 1) Lapisan longitudinal di bagian luar 2) Lapisan sirkular di bagian tengah 3) Lapisan oblik di bagian dalam c. Submukosa Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan muskularis.

d. Mukosa Merupakan lapisan dalam lambung, tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal yang disebut ruqae Fungsi lambung yaitu : a. Fungsi Motorik 1) Fungsi reservoir: menyimpan makanan sampai dicernakan sedikit demi sedikit. 2) Fungsi mencampur: memecahkan makanan menjadi partikelpartikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot lambung. 3) Fungsi pengosongan lambung : diatur oleh pembukaan spinkter pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan kerja. b. Fungsi Pencernaan dan Sekresi 1) Pencernaan protein : oleh pepsin dan HCL dimulai di sini, pencernaan lemak dan karbohidrat oleh lipase dan amilase dalam lambung kecil peranannya. 2) Sintesis dan pelepasan gastrin : dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus. 3) Sekresi faktor intrinsik : memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal. 4) Sekresi mukus : membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut. 3. Etiologi a. Gastritis Akut Minum obat-obatan (aspirin, digitalis, corticosteroid, cytotoxic, analgetik).

Minum alkohol berlebihan Kontaminasi makanan oleh kuman belicobacter pylori Makanan yang pedas-pedas dan yang mengandung asam Radiasi therapi Corrosive agent: lysol, baygon Uremia Makanan yang mengandung rempah-rempah, cuka. oleh iritasi kronik dan peradangan mukosa,

b. Gastritis kronik Disebabkan penyebabnya: Alkohol Drugs Stress Radiasi Merokok Reflux asam lambung

4. Patofisiologi Secara normal jaringan lambung dilindungi oleh mukosa barrier agar tidak terjadi auto digestion oleh asam lambung (HCL). Bila terjadi kerusakan pada barrier maka HCL akan difusi balik mukosa Kerusakan jaringan mast cells melepaskan histamin

Meningkatkan sekresi HCL dan pepsinogen Meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein.

Mukosa edema Sejumlah besar protein plasma hilang Mukosa besar protein rusak

Perdarahan interstitial dan hematemesis Pada peradangan kronik progresif gastric atrophy gangguan fungsi chief cells dan parietal cells faktor intrinsik tidak diproduksi dan hambatan dalam reabsorbsi vitamin B12 anemia pernisiosa/defisiensi besi. 5. Tanda dan Gejala a. Gastritis akut Mual, muntah, nafsu makan menurun Nyeri epigastrik Perdarahan dan hematemesis Mual, muntah, tidak nafsu makan Rasa penuh di lambung Nyeri epigastrik Sering bersendawa Nyeri tekan pada mid epigastrium

b. Gastritis kronik -

6. Klasifikasi a. Gastritis akut Gastritis eksogen akut Simpel : makanan/minuman pedas, alkohol Korosif : obat-obatan, bahan kimia korosif (H2SO4,

soda)

Gastritis endogen akut Gastritis infeksiosa akut : karena difteri, influenza, Gastritis flegmons akut: invasi langsung dari bakteri pneumonia.

pada dinding lambung streptococcus/staphylococcus. b. Gastritis kronik Gastritis superfisial : mukosa hiperemi, edema, eksudasi. Gastritis atropikans kronik : mukosa abu-abu, hypervaskularisasi. Gastritis hipertropikans kronik : mukosa edema, irregular, hiperemi. 7. Test Diagnostik Radiologi : Barium meal (maag duodenum) rugae kaku. Gastroscopy : mukosa hiperemik yang merata, ada edema yang karakteristik berair Fluoroscopy : penebalan dari lipatan-lipatan mukosa lambung. Data laboratorium : lipase, amilase, darah rutin, elektrolit, urinalisa. 8. Pengelolaan Medik dan Therapi Diit lunak dan tidak merangsang Tidak merokok dan minum alkohol Obat : Antikolinergik Antiemetik Antasida H2 antagonis

9. Komplikasi

Antibiotik

a. Hematemesis dan melena b. Anemia pernisiosa c. Cancer lambung d. Syok hipovolemik

B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan misal: merokok, minum-minuman keras dan obat-obatan. Tindakan yang sudah dilakukan Keluhan mual, muntah, tidak nafsu makan. Nyeri pada epigastrium Sering bersendawa Rasa penuh di lambung Gejala timbul setelah makan makanan yang merangsang, dalam keadaan lambung kosong, ada hubungan dengan stress. Kebiasaan makan (terlalu banyak/cepat), makanan pedas/ merangsang. Riwayat therapi radiasi/kemotherapi Bila ada muntah kaji: warna, jumlah, konstipasi. Kadang ada diare/obstipasi b. Pola nutrisi metabolik -

c. Pola eliminasi d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan

beraktifitas

sehari-hari

keseluruhan

atau

berkurang tergantung kondisi pasien. e. Pola tidur dan istirahat Terganggu bila terasa nyeri Nyeri bertambah cara mengatasi Adanya masalah yang belum diselesaikan. f. Pola kognitif dan persepsi sensori g. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress -

2. Diagnosa Keperawatan a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah. c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit 3. Rencana Keperawatan a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. Hasil yang diharapkan: Intake nutrisi adekuat BB naik 0,5 kg/mgg s/d normal

Rencana Tindakan : 1. Beri makanan yang sudah dicerna dalam porsi kecil tiap3 jam. R: Makanan dalam porsi kecil diharapkan mengurangi tekanan pada gaster, menetralisir HCL dan mencairkan isi gaster. 2. Beri susu secara regular (tidak boleh susu skim) R: Susu menurunkan sekresi HCL (kalsium dalam susu skim meningkat sekresi HCL).

3. Hindari makanan yang merangsang: kopi, pedas, asam dll. R: Kopi merangsang produksi HCL pedas/asam iritasi pada mukosa yang meradang nyeri. 4. Jelaskan tentang alat-alat medik yang digunakan bila pasien dioperasi Ex: NGT, infus, pengobatan perawatan, prognosa, Dx medik (kolaboratif dengan medik). R: Pemahaman yang adekuat membantu menurunkan kecemasan pasien dan meningkatkan kerjasama pasiendokter-perawat. b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah. Hasil yang diharapkan: Intake cairan 2-3 liter/hari Tidak ada mual dan muntah

Rencana Tindakan : 1. Puasakan s/d tolerate terhadap makanan dan cairan per oral. R: Memberi istirahat mukosa lambung dan waktu untuk proses pemulihan. 2. Kaji keseimbangan elektrolit, pemeriksaan lab. R: Muntah dan intake yang kurang dapat menyebabkan kekurangan elektrolit essential khusus H, Cl dan K dan dapat menimbulkan alkalosis. 3. Kaji status hidrasi Turgor/mukosa mulut Catat intake - output inadekuat sehingga pembuangan sisa-sisa

R: Dehidrasi akan meningkatkan GFR yang mengakibatkan output metabolisme terhambat neuron meningkat dan terjadi perubahan elektrolit.

10

4. Memberi dorongan untuk intake per oral agar klien tidak muntah, mulai dengan air putih/teh manis, selanjutnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan dan kemampuan. R: Mempertahankan hidrasi mengurangi side effect dari anticholinergic. c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung Hasil yang diharapkan: Nyeri berkurang/hilang yang ditandai Pasien istirahat/tidur Pasien dapat beraktifitas

Rencana Tindakan : 1. Kaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi dan identifikasi penyebabnya. R: Memberi dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat nyeri. 2. Diskusikan posisi yang paling nyaman R: Untuk mengurangi nyeri 3. Hindarkan makanan yang merangsang, pedas dan asam 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik. R: Untuk menekan nyeri. d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit. Hasil yang diharapkan: Pengetahuan orang tua dan pasien meningkat Tidak terulang lagi dengan penyakit yang sama.

Rencana Tindakan : 1. Kaji pengetahuan orang tua dan pasien mengenai Gastritis. R: Mengetahui sejauh mana pengetahuan orang tua

11

2. Jelaskan pada orang tua agar menjaga kebersihan terutama makanan, mengatur pola makan. R: Mencegah terjadinya penyakit 3. Beri informasi mengenai therapi obat-obatan, efek samping dan pentingnya ketaatan program. R: Meningkatkan pemahaman dan kerjasama orang tua.

4. Discharge Planning a. Evaluasi pengetahuan pasien untuk memberikan penyuluhan secara individual. b. Diresepkan diet yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sehari kalori harian pasien, makanan yang disukai dan pola makan. c. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari (misal: kafein, nikotin, bumbu pedas, pengiritasi, makanan yang merangsang, alkohol). d. Pasien dengan anemia pernisiosa diberi instruksi tentang kebutuhan terhadap injeksi vitamin B12 jangka panjang.

12

BAB III KESIMPULAN

Setelah membandingkan secara teori dan kasus nyata yang ada di lapangan, penulis dapat membuat beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung. 2. Penyebabnya pada pasien antara lain pola makan yang tidak teratur dan makanan yang terkontaminasi. 3. Asuhan keperawatan dilakukan bekerja sama dengan orang lain dan pasien. Proses penyembuhan pada penyakit ini juga tergantung pada berat ringannya penyakit, peran perawat masih diperlukan saat pasien sembuh dan pulang sehingga keluarga dapat meneruskan apa yang telah dilakukan di rumah. Adapun yang dapat dilakukan di rumah adalah : 1. Jaga kebersihan makanan dan atur pola makannya juga diet yang telah dianjurkan. 2. Pasien diberi daftar/catatan zat-zat yang harus dihindari. 3. Ketaatan dalam minum obat juga membantu proses penyembuhan. Semoga dengan diberikan penyuluhan dapat mengurangi resiko penyakit ini.

13

DAFTAR PUSTAKA

A. Price Sylvia, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit , Buku I, edisi keempat, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994. Brunner, Suddarth, Medical Surgical Nursing , eight edition, J.B. Lippincott Company, Philadelphia, 1996. Bruner, Suddarth, Textbook of Medical Surgical Nursing , Edisi 9, Buku II, Philadelphia, 1999. Doengus E. Marilyn, Frances Moorhouse Mary, Geissler, C. Alice Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994.

14

You might also like