You are on page 1of 16

Khutbah Jumat Terbaru

Kumpulan Khutbah Jumat Terbaru & Renungan Harian

Skip to content

Home Tentang Aku Kyai Panutan Copy Paste

Kata Iqra!, Dari Al-Quran Sampai Kompasiana (Pandangan Nahwu)


Posted on July 3, 2012 by Khutbah Jumat

Allah SWT begitu perhatian pada jalan hidup umatnya, khusus di sini berarti Muslim, sehingga membaca Al-Quran pun dijadikan sebuah ibadah. Itu, sebuah motivasi yang sangat penuh kasih sayang dari Tuhan Semesta Alam. Tidakkah kita termotivasi untuk membaca Al-Quran? Atau malah selalu curiga pada isi kandungannya. Simpan saja dulu kecurigaan itu. Bacalah! Saya setuju, membaca buku dengan niat menambah pengetahuan pun ibadah. Lebih jauh dari itu, membaca, mengamati, memahami, meneliti, intinya, yang bersifat upaya mengetahui suatu pengetahuan atau informasi yang baik dan untuk kebaikan, pun itu

suatu ibadah. Argumen saya, berdasar dari secuil ilmu Nahwu dan Shorof yang pernah saya pelajari. Anda, bisa tidak setuju, ko! Lihat ayat ini, Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu! (QS. Al-Alaq: 1). Perintahbacalah, pada ayat tersebut dalam bahasa Arabnya, Iqra!. Kalimat itu bentuknya, amar,atau perintah. Saya akan sedikit menarik Kalimat Iqra! pada ilmu Nahwu. Ilmu yang membahas tata bahasa Arab. Aturan dasar susunan kalimat dalam Nahwu, tidak berbeda jauh dengan bahasa Indonesia. Yakni, Subjek Predikat, Objek (SPO). Yang standarnya saja, tidak menambahkanKeterangan. Dalam bahasa Nahwu susunan kalimat itu disebut, Fiil (Predikat), Fail(Subjek), dan Maful (Objek). Bedanya dalam letak subjek dan objek. Bahasa Indonesia, SPO, Bahasa Arab, PSO. Hanya itu, bedanya. Di dalam Nahwu, Jika suatu kalimat yang membutuhkan keberadaan maful (objek), tapi pada kenyataanya kalimat tersebut tidak memiliki objek (maful). Maka, kalimat tersebut bukan tidak sempurna. Melainkan, objeknya itu jadi umum, maksudnya bisa apa saja yang berhubungan dengan makna predikatnya, fiilnya. Jika dalam Ayat tersebut, klimat, Iqra! berarti yang jadi objek bacaan apa saja, Umum. Bisa Al-quran, buku, kitab, koran, Kompasiana juga boleh. Dan bacaan yang tersiratnya, mengetahui informasi alam semesta dan diri manusia, misalnya, yang berarti sifatnya penelitian, atau renungan. Renungan (taffakur), bukan melamun, apalagi angan-angan. Bukan itu! Adakah batasan pada objek yang tak terkata itu? Ada! Tidak semua boleh dibaca. Sebab meski objeknya umum tapi ada batasannya. Hal-hal yang berlawanan dengan sifatKetuhanan, itu tidak boleh dibaca. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu!Nah, hal-hal yang berlawanan dengan sifat Ketuhanan, disini berarti kebaikan (sifat Tuhan baik) Itu tidak boleh dibaca. Hal yang cenderung menggerakan manusia pada perbuatan yang tidak baik, itu tidak boleh dibaca! Jadi, Allah memerintahkan pada manusia untuk banyak membaca, mengkaji, memahami, meneliti, intinya, memperbanyak pengetahuan dari hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan. Dan jangan lupa, untuk selalu menyandingkan upaya pencarian pengetahuan itu dengan menyebut nama Tuhan, Allah SWT. Tentang makna dengan atau dalam bahasa Arab, Ba/ Bi yang menempel pada kata Tuhanmu, saya pernah membahasnya disini. Bagaimana dengan membaca tulisan di Kompasiana. Saya pikir, tentu saja hal itu suatu kebaikan, ibadah. Sebab banyak pengetahuan yang bisa diambil, dikaji, dan dibahas bersama, belum lagi bisa menjalin tali silaturahim sesama kompasianer, meski secara online. Selain itu, di Kompasiana pun bukan saja tempat melempar tulisan, tanpa terasa, banyak sekali yang belajar dari Kompasiana ini, dari mulai belajar menulis,

sampai belajar memahami seuatu yang tentunya sesuai tulisan-tulisan yang ada di Kompasiana. Salah satunya, saya, yang belajar itu. Saya yakin, jika bukan menganggap hal ini suatu kebaikan. Sudah sejak lama saya meninggalkan Kompasiana. Atau tidak balik lagi ke sini, saya mulai gabung di Kompasiana pada tahun 2009. Alhamdulillah, banyak sekali hal yang bisa dibaca di blog keroyokan ini. Semoga Kompasiana sukses dan selalu bermanfaat. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat balasannya (pahala). (QS: Az-Zalzalah: 7) Namun, Al-Quran sebagai pedoman pokok kehidupan umat Muslim, jangan sampai tergeser posisinya oleh bacaan apapun. Sekali lagi, oleh bacaan apapun. Al-Quran pun harus sering dibaca. Terlepas pandangan pembaca terhadap makna Ayat-ayatnya. Perintah membaca Al-Quran bukanlah perintah yang lemah, maksudnya, Allah sangat menitik beratkan pada perintah membaca Kitab suci ini. Banyak manfaat yang bisa diambil selain obat penghilang duka lara hati (bukan ekonomi) dengan membaca Al-Quran. Ketenangan jiwa saat membacanya penuh dengan nada yang berirama, merasakan keindahan rangkaian Ayat-ayatnya, apalagi kalau memahami maknanya. Aura keindahan hidup akan terlihat dan serasa diberi cahaya penuntun saat kita bisa memahami setiap Ayat-ayat yang dibaca. Saya tidak berniat menuliskanya, tadinya. Tapi sepertinya harus. Meski saya hanya sedikit mendapatkan ilmu dari pesantren tentang Bahasa Arab, tepatnya bahasa AlQuran dan cara menterjemahkannya, tapi pengetahuan itu, Alhamdulillah, membuat saya memahami rangkaian Ayat-ayat Al-Quran itu. Sekali lagi, hanya sedikit yang saya pahami.Subhanallah, ketika saya kembali membaca Al-Quran dan berusaha menterjemahkan setiap Ayatnya berbarengan dengan gerakan bibir yang melantunkan Ayat-ayat, sangat terasa sekali nikmatnya. Saya merasa aneh. Meski bukan hal yang baru saya merasakan hal seperti itu saat membaca Al-Quran. Tapi tetap saja, aneh. Ko, rasanya tenang banget. Sampai lupa Doraemon. Hihihi Setiap orang mempunyai pandangan dan rasa yang berbeda, pastinya. Jangan lupakan rangkaian Ayat-ayat Al-Quran, jenguklah ia, barangkali kesepian. Lantunankan Kalam Illahi itu dengan hati yang ikhlas, tulus dan karena Allah SWT. Allah, Tuhan Kita. Dasam Syamsudin

sumber: http://bahasa.kompasiana.com/2012/06/15/kata%E2%80%9Ciqra%E2%80%99%E2%80%9D-dari-al-quran-sampai-kompasianapandangan-nahwu/
Posted in Al Qur'an | Comments Off

Di Mana Rasulullah SAW di Dalam Hatimu


Posted on February 19, 2012 by Khutbah Jumat

Khutbah Jumat di Masjid Darussaadah 68 Tembagapura Papua, pada 27 Februari 2012 / 24 Rabiul Awal 1433 ..

SEMPENA HARI KEKASIH, yg mana satu Kekasih Mu? Di mana Rasulullah dalam hatimu?atau wanita yg fana atau lelaki yg fana sahaja yg menjadi kekasihmu?? Bertanya pada diri, di mana aku tempatkan Rasulullah dalam hati ku? Mari kita teliti kisah sahabat baginda Rasulullah s.a.w. , yang bernama Bilal bin Rabbah. Kisah yang mungkin tidak pernah kita dengar ketika kelas Pendidikan Islam di sekolah dulu. Kisah yang mungkin sudah ramai yang lupa. Namun, kisah ini kisah yang mekar di hati para perindu syurga. Bilal seorang hamba yang berkulit gelap, dari Habsyah (Afrika). Beliau merupakan antara sahabat yang terawal menyahut seruan dakwah baginda Rasulullah s.a.w. Selepas ke-islamannya diketahui oleh majikan (Umayyah bin Khalaf), beliau disiksa dengan amat teruk. Akhirnya beliau ditebus oleh Abu Bakar as-Siddiq. Beliau turut ikut bersama berhijrah ke Madinah dan bersama Rasulullah s.a.w sehingga baginda wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w Semua sahabat menangis,bahkan Umar al-Khattab tidak dapat menerima kepergian baginda. Bilal bin Rabbah antara sahabat yang paling sedih dengan kehilangan Rasulullah s.a.w. Lalu sampai waktunya, Bilal

mengumandangkan azan. Satu persatu kalimat azan dikumandangkan. Namun, sampai pada kalimat Ashhadu anna Muhammada Rasululullah , suara beliau tersekat, tidak dapat meneruskan azan kerana terlalu hiba dengan kepergian baginda. Seluruh penduduk Madinah juga menangis menghantar jenazah baginda. Selepas itu, Bilal menolak untuk mengumandangkan azan meskipun diminta oleh Saiyyidina Abu Bakar sendiri. Beliau meminta izin daripada khalifah pada masa itu (Sayyidina Abu Bakar) untuk berhijrah ke Syam. Setelah beberapa tahun berlalu, Bilal bermimpi bertemu Rasulullah s.a.w. Dalam mimpinya, baginda bertanya kepada Bilal mengapa bersikap keras begini? Tidakkah kamu ingin menziarahi aku? Lalu Bilal bangun dari tidur dan terus menuju ke makam Rasulullah s.a.w. Beliau duduk di sisi makam baginda, sambil menangis, menangis, dan menangis menghayati hari-hari indah bersama Rasulullah s.a.w. sampai Hassan dan Hussein datang lalu mereka berpelukan. Hasaan dan Hussien meminta Bilal melaungkan seruan azan dan Bilal bersetuju. Azan yang pertama selepas kewafatan baginda. Azan yang dirindui penduduk Madinah al-Munawarah. Apabila seruan azan dari Bilal memenuhi segenap ruang di Madinah,seluruh penduduk Madinah terkejut, lalu menghamburkan air mata, mengenangkan hari-hari indah bersama Rasulullah s.a.w. Hari itu hari yang paling ramai orang menangis di Madinah. Di situ, ada satu perasaan yang wujud di kalangan para sahabat. Perasaan teramat rindu pada junjungan mulia Rasululullah s.a.w yang telah banyak berkorban, bersama mereka dalam susah dan senang. Persoalannya, masih wujudkah perasaan itu dalam hati kita? Rasulullah telah banyak menangis kerana kita. Bukti sayang baginda kepada ummat digambarkan melalui beberapa peristiwa. Semasa baginda sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba baginda mengalirkan air mata. Lalu para sahabat bertanya Ya Rasulullah, mengapa kamu menangis? Baginda menjawab, Kerana aku rindu pada ummatku. Para sahabat bertanya lagi, Bukankah kami ini ummat mu ya Rasulullah? Rasulullah lalu berkata, Kalian adalah sahabatku, ummat ku ialah mereka yang tidak melihatku tetapi beriman kepada apa yang diturunkan. Tidakkah terlintas di hati kita, baginda merindui kita? Ya! kita yang

tidak pernah bersua dengan baginda! Tapi di mana kita tempatkan rindu kepada baginda? Rasulullah s.a.w pernah bersabda bahawa setiap nabi dan rasul mempunyai satu doa yang paling mustajab dan mereka menggunakan doa itu untuk diri mereka sendiri kecuali Rasulullah s.a.w. Tahukah kalian untuk siapa doa baginda itu? Untuk ummat baginda yakni kita. Tapi, di mana Rasulullah dalam doa kita? Satu lagi peristiwa, di mana Rasulullah s.a.w membaca doa yang pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s; Siapa yang mengikuti ku, maka mereka adalah dari kalanganku, barangsiapa mengingkari ku, sesungguhnya Engkau (Allah) Maha Pengampun lagi Maha Pengasih Seusai membaca doa itu, baginda menangis dengan amat kuat, lalu Allah mengutuskan Jibril menemui Rasulullah. Jibril bertanya mengapa baginda menangis sebegitu sekali. Tahukah kalian apa jawapan baginda? Baginda menjawab ummatku, ummatku, ummatku wahai Jibril! Begitu bimbang sekali baginda pada kita? Bahkan pada hari kiamat nanti, semua orang akan berkata diri aku! diri aku! hatta semua nabi kecuali Rasulullah s.a.w. Tahukah kalimah apa yang meniti di bibir baginda waktu semua orang hanya mementingkan diri sendiri? Ummati! Ummati! Ummati! Apa lagi alasan kita untuk tidak mengingati baginda? Apa lagi alasan kita untuk tidak mendoakan kesejahteraan baginda? Apa lagi alasan kita untuk tidak merindui baginda? Baginda yang pengorbanan tiada terbalas Baginda yang mendoakan kita setiap ketika Baginda yang begitu menyayangi kita Dimana perasaan rindu yang pernah dirasai Bilal dan para sahabat? Adakah kita terlupa? Ataupun tidak pernah wujud sama sekali.. andai baginda bersama kita p/s: siapa yang kau rindu?

===============*** //dari Tulisan guru saya Ustadz Windo & temannya di Malaysia
Posted in Cinta Rasulullah, Sholawat Nabi | Comments Off

Dzikir Yang Menentramkan Dzikir Yang Banyak


Posted on October 13, 2011 by Khutbah Jumat

photo by: antarafoto.com

Praktik pembersihan diri itu dalam tasawuf disebut sebagai praktek takhliyyah, yang artinya mengosongkan, membersihkan, atau mensucikan diri. Seperti halnya jika kita ingin mengisi sebuah botol dengan air mineral yang bermanfaat, pertama-tama kita harus mengosongkan isi botol itu terlebih dahulu. Sia-sia saja apabila kita memasukkan air bersih ke dalam botol, jika botol itu sendiri masih kotor. Proses pembersihan diri itu disebuttakhliyyah. Kita melakukan hal itu melalui tiga cara: al-jui atau lapar (upaya untuk membersihkan diri dari ketundukan kepada hawa nafsu), as-sumtu atau diam (upaya untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang tumbuh karena kejahatan lidah), dan shaum. Setelah menempuh praktik pembersihan diri itu, para penempuh jalan tasawuf kemudian mengamalkan praktek tahliyyah. Yang termasuk pada golongan ini adalah praktek zikir dan khidmat atau pengabdian kepada sesama manusia. Mengenai zikir yang dijadikan praktik dalam pembersihan diri, ada sebuah kisah menarik lainnya. Suatu saat, Imam Ghazali ditanya oleh seseorang, Katanya setan dapat tersingkir oleh zikir kita, tapi mengapa saya selalu berzikir namun setan tak

pernah terusir? Imam Ghazali menjawab, Setan itu seperti anjing. Kalau kita hardik, anjing itu akan lari menyingkir. Tapi jika di sekitar diri kita masih terdapat makanan anjing, anjing itu tetap akan datang kembali. Bahkan mungkin anjing itu bersiap-siap mengincar diri kita, dan ketika kita lengah, ia menghampiri kita. Al Ghazali lalu meneruskan, Begitu pula halnya dengan zikir. Zikir tidak akan bermanfaat jika di dalam hati masih kita sediakan makanan-makanan setan. Ketika sedang memburu makanan, setan tidak akan takut untuk digebrak dengan zikir mana pun. Pada kenyataannya, bukan setan yang menggoda kita tetapi kitalah yang menggoda setan dengan berbagai penyakit hati yang kita derita. Zikir harus dimulai setelah kita membersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan menutup pintupintu masuk setan ke dalam diri kita. Dalam Islam, seluruh amal ada batas-batasnya. Misalnya amalan puasa, kita hanya diwajibkan untuk menjalankannya pada bulan Ramadan saja. Demikian pula amalan haji, kita dibatasi waktu untuk melakukannya. Menurut Imam Ghazali, hanya ada satu amalan yang tidak dibatasi, yaitu zikir. Al-Quran mengatakan, Berzikirlah kamu kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab [33]: 41). Dalam amalan-amalan lain selain zikir yang diutamakan adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya. Yang penting adalah baik tidaknya amal bukan banyak tidaknya amal itu. Kata sifat untuk amal adalah amalan shaliha bukan amalan katsira. Tapi khusus untuk zikir, Al-Quran memakai kata sifat dzikran katsira bukan dzikran shaliha. Betapa pun jelek kualitas zikir kita, kita dianjurkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Karena zikir harus kita lakukan sebanyak-banyaknya, maka tidak ada batasan waktu untuk berzikir. Dikutip dari Artikel jadul Ama Salman al-Banjari @1999, Zikir yang Menentramkan
Posted in Dzikir | Comments Off

Sholawat Nabi Paling Singkat


Posted on September 28, 2011 by Khutbah Jumat

Qobiltu: Aku terima ijazahnya dari Kyai Muslihan Kyai Muslihan dari Kyai Nafi bin Abdurrahman Kyai Nafi dari KH. Abdullah Salam Kajen KH. Abdullah Salam dari KH. Kholil Bangkalan Madura bahwa amalkan sholawat 40x setiap selesai sholat fardhu. Shollallaahu alaa Muhammad 40x [Hardi Ahmad]

Dalam hal ini Imam Syfi RA, telah mengamalkan shalawat yang dianggap oleh beliau paling sahih sanadnya.

Artinya: Semoga Allah Swt. Mencurahkan shalawat kepada Muhammad Penjelasan: Imam Al-Syarn menuturkan bahwa Nabi Saw. Bersabda: Barangsiapa yang membaca shalawat ini berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia. Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang menghadap Rasulullah Saw seraya berkata, Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Anda. Rasulullah menjawab, Bawa dia kemari! Orang itu berkata, la buta, tidak bisa melihat. Rasulullah lalu bersabda, Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkanShallallhu al Muhammadin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadis dariku. Anjuran Rasulullah itu dituruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah Saw. Serta meriwayatkan hadis dari beliau. ========= Pembaca yang budiman, jika mempunyai sanad hadits ini silahkan comment ya. Penjelasan ijazah saya itu saya dapatkan dari Kaskus.
Posted in Sholawat Nabi | Comments Off

Setengah Bulan Bersama Ramadhan-Mu, Mulailah Ampunkan Dosa-dosaku Ya Rabbiy..!


Posted on August 19, 2011 by Khutbah Jumat

//Khutbah Jumat Terbaru Hardi Ahmad 20 Ramadhan 1432

Bismillah. Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Robbul Alamiin, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada qudwah kita Muhammad SAW. Tidak ada orang yang lebih beruntung kecuali orangorang yang memperbaiki ketaqwaannya kepada Sesembahan Alam Allah SWT. Tak terasa Ramadhan 1432H sudah merayap setengah bulan berlalu. Di antara kita ada yang biasa-biasa saja melewatinya, namun hampir pasti ada di antara kita telah mencicipi manisnya Ramadhan yang selalu rutin menghampiri kita tiap tahun. Sungguh benar firman Allah SWT, bahwa Demi masa sungguh orang-orang itu dalam keadaan merugi, kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal sholeh. Harapan kita, kita termasuk di antara orang yang beruntung dengan tambahnya amal sholeh dan bertambahnya iman kita di kesempatan Ramadhan kali ini. Amin. Juga di bulan Ramadhan 1432H kali ini, semoga kita tidak terlena untuk tidak memanfaatkan kedatangannya dalam rangka menghapus dosa-dosa dan menyimpan pundi-pundi pahala kita sebagai bekal di alam baqa. Seperti apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah, bahwa dari Jumat ke Jumat dan dari Ramadhan ke Ramadhan sebetulnya adalah sarana penghapusan dosa-dosa kita. Subhanallah, Maha Suci Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita mencuci bersih noktah-noktah yang melekat di diri kita. Seandainya saja tidak ada kesempatan waktu dan cara yang disediakan oleh-Nya bagaimana mungkin kita bisamencuci dosa-dosa kita? Mungkin kita akan menghadap kepada Allah dengan berlumuran dosa. Sejujurnya, manusia selalu di antara dua jalan yang dikodratkan oleh Allah SWT, yaitu jalan yang menuju hidayah-Nya (taqwa) dan jalan yang menuju kepada tipu daya syaithan (fujuur). Dan memilih satu di antara keduanya adalah hak dari masing-masing kita.

Abunawas semoga Allah SWT merahmatinya adalah ulama yang memberikan pitutur kepada kita bagaimana selayaknya kita memahami diri kita akan dosa-dosa yang telah kita perbuat, melalui doanya yang dibuat dalam sebuah syair yang sangat bagus di bawah ini. ========================================*** Ilaahi lastu lil Firdausi ahlan ~ Walaa aqwaa alannaaril Jahiimi Ya Tuhan, aku tak layak masuk surgamu. Tapi aku tak sanggup masuk nerakamu. Fahabli taubatan waghfir dzunuubi ~ Fainnaka ghofirudzan bil adziimi Terimalah taubatku dan ampuni segala dosaku. Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar. Dzunuubii mistlu adaarir rimaali ~ Fahabli taubatan yaa Dzal Jalaali Dosa-dosaku bagaikan butiran pasir di pantai. Terimalah taubatku Ya Tuhan Yang Maha Tinggi. Waumrii naaqishun fikulli yaumi ~ Wa dzammbii zaa-idzun kaifah timaali Dan usiaku yang berkurang setiap hari. Sementara dosa-dosaku bertambah setiap hari. Ilaahi abdukal ashii aataaka ~ Muqirram bidzunuubi waqod daaaka Ya Tuhanku, hamba-Mu yang sering melakukan maksiat ini telah datang kepadamu. Yang senantiasa berbuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa kepadamu. Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun ~ Wan in tadrud faman narjuu siwaaka Jika Kau beri ampunan, maka itu adalah hakmu. Dan jika Kau tinggalkan, maka siapa lagi yang hendak kami harapkan. ========================================*** Dan Ramadhan adalah waktu yang sangat mulia untuk kita mengurangi beban dosa yang telah kita lekatkan sendiri di dalam diri ini. Sabda Rasulullah SAW: Man qooma Romadhoona imaanan wahtisaaban ghufirolahu maa taqoddama min dzanbihi Barang siapa yang mendirikan (menghidupkan) Ramadhan dengan keimanan dan pengharapan, maka diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu. Banyak jalan bagaimana kita mendapatkan manisnya Ramadhan, salah satunya yaitu dengan menghidupkannya dengan memperbanyak men-tadarussi dan mentadabburiQuran. Karena sesungguhnya Quran juga diturunkan di bulan yang mulia ini.

Cara lain menikmati manisnya Ramadhan yang datang setiap tahun adalah dengan cara memperbanyak istighfar dan muhasabah diri. Mengoptimalkan detik demi detik di setiap lorong waktu Ramadhan dengan memperbanyak amal shaleh istighfar dan menyadari kesalahan diri adalah cara termudah yang selalu dilakukan oleh para pendahulu kita. Membuang satu detik dari setiap kesempatan untuk berbuat baik di bulan Ramadhan sama dengan kita menyia-nyiakan nikmat terluhur yang pernah sampai kepada kita. Akhirnya: Seluruh pilihan terletak di tangan kita, tidak ada JIKA atau TETAPI. Kitalah yang terpandai untuk memilihnya. Kitalah yang menyumbang terjadinya kehendak Allah SWT itu kepada kita dalam mencicipi manisnya Ramadhan tahun ini. Kita mendapatkannya atau kita melewatkannya begitu saja. Semoga setengah bulan yang telah berlalu di bulan Ramadhan kali ini, kita mendapatkan manisnya. Dan mari berusaha untuk yang belum mendapatkannya. Allaahu ghofuuru rohiim. Yaa Rabbiiyyy Ilaahi abdukal ashii aataaka ~ Muqirram bidzunuubi waqod daaaka Ya Tuhanku, hamba-Mu yang sering melakukan maksiat ini telah datang kepadamu. Yang senantiasa berbuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa kepadamu. Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun ~ Wan in tadrud faman narjuu siwaaka Jika Kau beri ampunan, maka itu adalah hakmu. Dan jika Kau tinggalkan, maka siapa lagi yang hendak kami harapkan.
Posted in Meraih Ampunan Allah, Ramadhan | Tagged Meraih Ampunan Allah, Ramadhan | Comments Off

Sholat Malam Garansi Sukses Dunia Akherat


Posted on August 18, 2011 by Khutbah Jumat

//Khutbah Jumat Terbaru Hardi Ahmad 19 Ramadhan 1432

Islam adalah agama rahmatan lil alamin rahmat bagi jagad raya. Oleh karenanya, pemeluknya diberikan banyak cara sukses untuk memenangkan pertarungan dalam kehidupan agar para muslim menjadi rahmat bagi sekalian alam. Diantaranya adalah sholat malam. Sungguh banyak bukti keajaiban sholat malam dari puritan ketika Islam datang sampai era modern saat ini. Pilih saja orang-orang di sekeliling Anda yang rajin mengerjakan sholat malam, dan mintalah pendapat dan testimoninya. Ramadhan menyediakan kesempatan yang sangat berharga bagi kita, hendaknya ummat Islam memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan tersebut, terutama di sepuluh malam terakhir. Jangan ada satu malam pun di bulan suci Ramadhan yang tidak diisi dengan kegiatan sholat malam. Ramadhan merupakan bulan di mana Allah taaala mewajibkan berpuasa di dalamnya sedangkan Rasulullah Muhammad shollallahu alaih wa sallam mensunnahkan kaum muslimin melaksanakan qiyamul-lail (sholat malam). Rasululah shallallahu alaih wa sallam bersabda, Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah taaala mewajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah taaala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya. (HR Ahmad 1596) Sholat malam diperintahkan Allah taaala kepada Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam melalui firman-Nya: Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu:mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS Al-Israa ayat 79) Seluruh ummat Islam disyariatkan mencontoh perbuatan Nabi shollallahu alaihi wa sallam. Sepatutnya pula setelah Ramadhan berlalu hendaknya kita terus mengerjakan qiyamullail, sebagai tarbiyah fardhiyah.

Allah taaala menjelaskan bahwa orang-orang yang menjaga sholat malam, itulah sebenarnya orang yang berhak dan layak menerima kebaikan serta rahmat-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam;Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (QS Adz-Dzaariyaat ayat 15-18) Rasulullah shollallahu alaih wa sallam menganjurkan ummatnya untuk mengerjakan sholat malam sambil menjelaskan bahwa kegiatan mulia tersebut merupakan kebiasaan orang-orang sholeh sejak zaman dahulu. Di samping itu ternyata sholat malam menghasilkan banyak manfaat sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini: Rasulullah shollallahu alaih wa sallam bersabda : Kerjakanlah sholat malam sebab ia merupakan kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kamu pada zaman dahulu. Ia juga merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah taaala, sebagai penebus amal kejahatan-kejahatanmu, pencegah dosa dan penangkal penyakit pada badan. (HR Tirmidzi 3472) Bahkan Rasulullah shollallahu alaih wa sallam memasukkan orang yang biasa sholat malam sebagai kelompok yang dijamin bakal masuk surga, tempat kenikmatan abadi yang Allah taaala sediakan bagi hamba-hambaNya yang sholeh. Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, jalinlah hubungan silaturrahim, sholatlah di waktu malam tatkala orang-orang masih tidur, pasti kamu semua masuk surga dengan selamat dan sejahtera. (HR Tirmidzi 2409) Saudaraku, tidakkah kita ingin selalu dekat dengan Allah taaala? Tidakkah kita berambisi untuk meraih tebusan Allah taaala atas segala amal kejahatan yang pernah kita lakukan? Tidakkah kita merasa perlu memiliki pencegah dari melakukan dosa dalam diri kita? Dan tidakkah kita ingin selalu mempunyai penangkal saat penyakit badan muncul? Kemudian saudaraku, tidakkah kita ingin masuk surga Allah taaala dan hidup kekal dalam kenikmatan tiada tara itu? Marilah, saudaraku, kita senantiasa memperhatikan dan menghidupkan qiyamullail, baik di bulan Ramadhan maupun di luarnya.

Mari kita jemput kekuasaan Allah taaala untuk lebih dominan dalam mengarahkan kehidupan kita dengan menghampiri-Nya setiap malam. Wa laa taiasuu min rauhillaah dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah taaala. (SAH) Baca postingan sebelumnya: 1. Pembukaan 2. Tentang Kami
Posted in Sholat Malam | Tagged Sholat Malam | Comments Off

Khutbah Jumat Terbaru


Posted on August 17, 2011 by Khutbah Jumat

Pengunjung blog yang saya hormati, Assalamualaikum Wr. Wb. Saya mengucapkan Selamat datang di www.KhutbahJumatTerbaru.com. Blog ini saya buka pertama pada hari Rabu Pahing sehabis mengikuti upacara memperingati Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 2011, atau bertepatan dengan 17 Ramadhan 1432 Hijriyah.

Mencari materi atau kumpulan Khutbah Jumat yang actual bagi saya sangat sulit karena kekurangan ilmu saya, sehingga dengan pengalaman itu saya ingin mendokumentasikan semua khutbah jumat yang pernah saya dengar dan pernah saya sampaikan dalam berbagai kesempatan khutbah di masjidmasjid di Papua untuk bisa diakses oleh teman-teman yang membutuhkan. Semoga ini menjadi amal jariyah saya dan keluarga. Amin. Saya sendiri hanya bermaksud berbagi bukan menggurui, sehingga jika ada kesalahan hal itu semata-mata karena kekurangan ilmu saya. Mohon maaf. Wassalamualaikum Wr. Wb. Hardi Ahmad

Posted in Pembuka | Tagged Khutbah Jumat Terbaru | 3 Comments

MUTIARA HADITS
Imam Ahmad, dan At-Tirmidzy).

Rasulullah saw, bersabda: "Taqwalah kepada Allah dimana pun engkau berada, dan ikutilah keburukan itu dengan kebajikan, sehingga keburukan terhapus. Dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik." (Hr.

Blog ini aku sediakan untuk berbagi kumpulan materi khutbah jumat dan kultum. Silahkan diambil dan dipakai semoga bermanfaat ==>>KhutbahJumatTerbaru.Com ... berbagi bukan menggurui.

Search

Search

You might also like