You are on page 1of 78

PRATIKUM PENYUSUNAN PERANGKAT MENGAJAR MAHASISWA SEMESTER V JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA KAKULTAS TARBIYAH IAIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI TAHUN 2012

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER

OLEH

ERI SATRIA.M.Pd
PEMBINA TK.I / ( GOL.IV.B ) PENGAWAS DINAS PENDIDIKAN KOTA JAMBI TIM PENGEMBANG KURIKULUM PROVINSI JAMBI

2012

DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ..................................................................................... B.Kompetensi yang Hendak Dicapai ...................................................... C.Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... D.Alokasi Waktu ..................................................................................... E.Skenario ............................................................................................... BAB II PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

i 1 3 3 3 4

D. E. F. G. H. I.

A.Pengertian Pendidikan Karakter Terintegrasi di dalam Pembelajaran................................................................................... 5 B. Strategi Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran ..................................................................................... 5 C.Perencanaan Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran......................................................... 5 Nilai-nilai Karakter untuk SMP........... 7 Pemetaan Nilai-nilai Karakter untuk Integrasi dalam Mata Pelajaran ....................................................................................... 9 NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.. .......................................................................................10 Karakter pokok pada pelajaran Matematika ....................................................................................... 12 Kegiatan Pembelajaran yang Mengembangkan Karakter pada Pembelajaran Matematika 13 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ................................................ 15

BAB III PENGEMBANGAN SILABUS A. Pendahuluan ............... ........................................................................ ................ 20 B. Pengertian Silabus ............................................................................. ................ 20 C. Manfaat Silabus ................................................................. ................ 21 D. Prinsip Pengembangan Silabus ........................................................ ................ 21 E.Pengorganisasian dan Tatalaksana Tim Pengembang Silabus ..................................................................................................... 22 F.Prosedur Pengembangan Silabus ......................................................... 23
2

G. langkah Penyusunan Silabus ................................. H. Silabus ...................................................................... BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Langkah...... Format ...........

24 27

A. Pendahuluan ............... ........................................................... ............... 34 B. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).......... .... 34 C. Unsur Pokok dalam RPP ..................................................................... ................ 35 D. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP ........................................... ............ 35 E.Langkah-langkah Penyusunan RPP ....................................................... 36 F.Format RPP ......................................................................................... 38 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan
3

pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter tidak saja merupakan tuntutan undang-undang dan peraturan pemerintah, tetapi juga oleh agama. Dalam Islam, akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajarannya yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu aqidah dan syariah. Nabi Muhammad Saw dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Akhlak karimah merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-Quran dan Hadis. Sifat-sifat khusus (akhlak) yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw maupun para nabi dan rasul yang lain adalah: (1) Shiddiq, yang berarti jujur. Nabi dan rasul selalu jujur dalam perkataan dan perilakunya; (2) Amanah, yang berarti dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya; (3) Tabligh, yang berarti menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia; (4) Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai, sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya; (5) Mashum, yang berarti tidak pernah berbuat dosa atau maksiat kepada Allah. Hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000) menunjukkan bahwa, kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan ditentukan hanya sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Soft skill merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Mengingat soft skill lebih mengarah kepada keterampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain dan lainnya. Soft skill sangat berkaitan dengan karakter seseorang. Tujuan pendidikan di SMP, termasuk pengembangan karakter, semestinya dapat dicapai melalui pengembangan dan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada standar nasional pendidikan (SNP). Di dalam SNP telah secara jelas dijabarkan standar kompetensi lulusan dan materi yang harus disampaikan kepada peserta didik. Karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik
4

dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi masalah adalah bahwa selama ini pengembangan dan implementasi KTSP masih cenderung terpusat pada pengembangan kemampuan intelektual. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pendidikan karakter harus diintegrasikan ke dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran pada setiap mata pelajaran perlu diberi muatan dan/atau dikaitkan dengan nilai-nilai karakter dan kegiatan pembelajaran dipilih untuk memfasilitasi peserta didik melaksanakan/ menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi. Kementrian Pendidikan Nasional sejak tahun 2010 mengembangkan pendidikan karakter secara terinteggrasi dalam pembelajaran pada semua pembelajaran di semua jenjang dan jenis pendidikan, termasuk SMP. Proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara terpadu mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan karakter peserta didik. Pendidikan karakter secara terintegrasi dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud di atas merupakan hal yang baru Oleh karena itu, penulis mencoba mengembangkan contoh/model silabus dan RPP berbasis karakter sebagai pedoman para calon pendidik dan pendidik untuk membuat persiapan pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna dan bermutu dan berkarakter. Tulisan ini secara singkat menjelaskan pengertian, nilai-nilai yang diintegrasikan, dan cara mengintegrasikan nilai-nilai dalam perencanaan (silabus, RPP, dan bahan ajar), pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Contoh/model silabus dan RPP merupakan contoh bagaimana karakter diintegrasikan dalam perencanaan pembelajaran (bagaimana karakter dipilih dan dirumuskan, kegiatan pembelajaran dinyatakan, indikator pencapaian dan tujuan belajar diformulasikan, dan penilaian ditetapkan). B. Kompetensi yang Hendak Dicapai Setelah mengikuti pelatihan ini calon pendidik dan pendidik diharapkan dapat:

Memahami Pengertian Pendidikan Karakter Terintegrasi di dalam Pembelajaran 2. Memahami konsep Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Mengembangkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis karakter untuk tiap mata pelajaran dalam rumupun mata pelajaran yang re-levan di sekolah menengah yang sejenis 4. Membimbing teman sejawat dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berdasarkan standar isi, standar komptensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 5. Membimbing teman sejawat dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumupun mata pelajaran yang re-levan di sekolah menengah yang sejenis. 1. C. Indikator Pencapaian Indikator pencapaian hasil pelatihan ini adalah apabila calon pendidik dan pendidik dapat: 1. Memahami Pengertian Pendidikan Karakter Terintegrasi di dalam Pembelajaran 2. Memahami konsep Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Memahami jabaran kompetensi dasar dan indikator kompetensi Pengembangan RPP berbasis karakter 4. Memahami langkah-langkah dalam pengembangan silabus berbasis karakter 5. Memahami rumusan setiap kompetensi mata pelajaran dan rasionalnya 6. Membimbing teman sejawat dalam menyusun silabus dan RPP berbasis karakter D. Alokasi Waktu No .
1. 2.

Materi Diklat
Langkah-langkah pengembangan silabus ber basis karakter Langkah-langkah pengembangan RPP berbasis karakter

Aloka si
3 jam 4 jam

E. Skenario 1. Perkenalan : Penjelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan ske-nario pelatihan pengembangan silabus dan RPP berbasis karakter. 2. Pre-test 3. Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan pengembangan silabus dan RPP berbasis karakter melalui pendekatan andragogi. 4. Penyampaian Materi Pelatihan : Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pe-ngungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, me-nyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pela-tih lebih sebagai fasilitator. 5.Diskusi tentang indikator keberhasilan pelatihan pengembangan silabus dan RPP berbasis karakter. 6. Praktik Pengembangan Silabus dan RPP berbasis karakter 7. Post test. 8.Refleksi bersama antara peserta dengan pelatih mengenai jalannya pelatih-an. 9. Penutup

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN A. Pengertian Pendidikan Pembelajaran Karakter Terintegrasi di dalam

Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik seharihari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. B. Strategi Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. C. Perencanaan pembelajaran integrasi pendidikan karakter dalam

Pada tahap perencanaan dilakukan analisis SK/KD, pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar. Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang bersangkutan. Pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan dengan menambah komponen (kolom) karakter tepat di sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar. Pada kolom tersebut diisi nilai(-nilai) karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang diisikan tidak hanya terbatas pada nilai-nilai yang telah ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi dapat ditambah dengan nilai-nilai lainnya yang dapat dikembangkan melalui
8

kegiatan pembelajaran (bukan lewat substansi pembelajaran). Setelah itu, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak dikembangkan. Sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama-tama rumusan tujuan pembelajaran direvisi/diadaptasi. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga karakter, dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter. dua pendekatan/metode pembelajaran diubah (bila diperlukan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga mengembangkan karakter. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkah/tahap pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan mengembangkan karakter. Bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara mengubah dan/atau menambah teknik-teknik penilaian yang telah dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi, penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara kualitatif, misalnya: BT: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tandatanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator). MT: Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). MB: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). MK: Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
9

bahan ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti.

D. Nilai-nilai Karakter untuk SMP Ada banyak nilai yang dapat dikembangkan pada peserta didik. Menanamkan semua butir nilai tersebut merupakan tugas yang sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih nilai-nilai tertentu sebagai nilai utama yang penanamannya diprioritaskan. Untuk tingkat SMP, nilai-nilai utama tersebut disarikan dari butir-butir SKL, yaitu: Kereligiusan Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya. Kejujuran Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. Kecerdasan Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. Ketangguhan Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Kedemokratisan Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama kewajiban dirinya dan orang lain. Kepedulian hak dan

10

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya. Bertanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Kedisiplinan Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Percaya diri Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri tercapainya setiap keinginan dan harapannya. terhadap pemenuhan

Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. Kemandirian Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Keingintahuan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
11

Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. Kesantunan Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

Nasionalisme Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. Berjiwa kepemimpinan Kemampuan untuk dapat mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok mencapai tujuan dengan berpegang pada asas-asas kepemimpinan yang berbudaya. Berorientasi pada tindakan Kemampuan untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata. Berani mengambil risiko Kesiapan menerima risiko (akibat) yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan. Di antara butir-butir nilai tersebut di atas, enam butir dipilih sebagai nilai-nilai pokok sebagai pangkal tolak pengembangan, yaitu:

12

Kereligiusan Kejujuran Kecerdasan Ketangguhan Kedemokratisan Kepedulian Keenam butir nilai tersebut ditanamkan melalui semua mata pelajaran dengan intensitas penanaman lebih dibandingkan penanaman nilai-nilai lainnya. E. Pemetaan Nilai-nilai Karakter untuk Integrasi dalam Mata Pelajaran Apabila semua nilai tersebut di atas harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada setiap mata pelajaran, penanaman nilai menjadi sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya pada setiap mata pelajaran. Dengan kata lain, tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua butir nilai tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti bahwa nilai-nilai yang lain tersebut tidak diperkenankan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tersebut. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Tabel 1.1 menyajikan contoh distribusi nilai-nilai pokok dan utama ke dalam semua mata pelajaran. Tabel 1.1 Distribusi Nilai-Nilai Pokok dan Utama ke dalam Semua Mata Pelajaran

13

Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama

Nilai Utama
Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, santun, kedisiplinan, bertanggung jawab, cinta ilmu, keingintahuan, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, kesadaran akan hak dan kewajiban, kerja keras Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, nasionalis, patuh pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, keinginan tahuan, kesantunan, nasionalis Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berorientasi pada tindakan, kerja keras, berani mengambil risiko, berjiwa kepemimpinan Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, bergaya hidup sehat, kepercaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, kemandirian, bertanggung jawab, cinta ilmu Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai keberagaman, kesantunan, percaya diri, kemandirian, bekerjasama, patuh pada aturan sosial Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, keingintahuan, kedisiplinan Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, bergaya hidup sehat, kerja keras, kedisiplinan, percaya diri, kemandirian, menghargai karya dan prestasi orang lain Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kemandiri an, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain Religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis

2.

PKn

3. Bahasa Indonesia 4. Matematik a 5. IPS

6.

IPA

7. Bahasa Inggris 8. Seni Budaya 9. Penjasorke s 10.TIK/ Keteramp ilan 11. Muatan Lokal

F. NILA I-

NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

14

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Untuk membekali peserta didik menjadi seorang penguasa teknologi yang mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidaklah cukup hanya dengan membekali penguasaan kognitif saja, namun diperlukan pembentukan karakter peserta didik. Berikut adalah nilai-nilai karakter utama dan pokok dalam pembelajaran matematika. Karakter utama untuk pelajaran Matematika Karakter utama untuk pelajaran matematika meliputi berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri. Tabel 1.2 berikut mendeskripsi-kan nilai karakter dan indikatornya Tabel 1.2 Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya Nilai Karakter Indikator Utama
Berpikir logis, kritis, reatif, dan inovatif 1. memaparkan pendapat didasarkan pada fakta empirik 2. menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu permasalahan 3. memberikan pemikiran alternatif pada permasalahan yang dihadapi 4. memaparkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari apa yang telah dimiliki 5. memberikan gagasan dengan cara-cara yang asli atau bukan klise 1. menyelesaikan semua tugas dengan baik dan tepat waktu 2. tidak putus asa dalam menghadapi masalah 3. tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah 1. menanyakan segala sesuatu yang belum diketahui 2. mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian 3. berupaya mencari sumber belajar tentang konsep atau masalah yang dipelajari /dijumpai 4. berupaya untuk mencari masalah yang lebih menantang 5. aktif dalam mencari informasi 1. memiliki keyakinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi 2. memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya 3. mencatat hal-hal penting yang terkait dengan materi pelajaran matematika 4. mencari strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan pemikirannya sendiri 5. mempunyai kemampuan untuk mengatur belajarnya sendiri

No
1

Kerja keras

Keingintahua n

Kemandirian

15

6. memiliki perilaku yang dapat menentukan tujuan belajar, sumber belajar, materi yang dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya 5. Percaya diri 1. menguasai materi prasyarat untuk menyelesaikan materi berikutnya 2. mempunyai inisiatif 3. memiliki keyakinan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi 4. tidak menunjukkan keragu-raguan dalam melakukan sesuatu 5. menunjukkan keberanian menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas 6. tidak mengeluh saat menyelesaikan masalah yang diberikan guru

G. Karakter pokok pada pelajaran Matematika Karakter pokok pada pelajaran matematika meliputi religius, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, dan demokratis. Tabel 2.1 menguraikan deskripsi masing-masing nilai karakter tersebut beserta indikatornya Tabel 2.1 Deskripsi Nilai-Nilai Karakter dan Indikatornya No Nilai Indikator Karakter Pokok
1 Kereligiusan 1. mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai model matematika 2. mengagumi kebesaran Tuhan karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai anggota masyarakat 3. mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah mencipta kan berbagai alam semesta 4. mengagumi kebesaran Tuhan karena adanya agama sebagai sumber keteraturan hidup masyarakat 1. tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas 2. mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran 3. menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas 4. mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi 5. menyelesaikan masalah dilakukan sesuai dengan kemampuannya sendiri 1. pikiran dan perilaku yang berupa reaksi yang cermat, tepat dan cepat/akurat terhadap pengalaman baru 2. cermat, tepat dan cepat/tangkas menyelesaikan masalah 3. mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya terhadap hal-hal yang baru

Kejujuran

Kecerdasan

16

Ketangguhan

Kedemokratis an

Kepedulian

1. sikap dan perilaku pantang menyerah /tidak mudah putus asa dalam mengahadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran 2. kokoh mempertahankan pendapatnya 3. mampu mengatasi berbagai masalah menjadi tugasnya atau apa yang diinginkannya 4. berpendirian kuat untuk mempertahankan hati nuraninya 5. tidak mudah berubah sikap dalam menghadapi masalah 1. memilih ketua kelompok berdasarkan suara terbanyak 2. mendukung hasil kesepakatan 3. mengemukakan pikiran tentang idenya 4. memberi kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan cara masing-masing 1. sikap simpati dan empati bagi orang lain atau kelompok yang kurang beruntung 2. memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya terhadap orang lain yang mempunyai masalah 3. 3) membantu teman lain menyelesaikan masalah dalam segala situasi 4. memberikan bimbingan teman lain yang menemui masalah 5.

H. Kegiatan Pembelajaran yang Mengembangkan Karakter pada Pembelajaran Matematika Dalam kegiatan pembelajaran matematika diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mengintegrasikan pembentukan karakter peserta didik. Tabel 2.2 berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran matematika yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan. Tabel 2.2 Contoh Kegiatan Pembelajaran Matematika yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter

17

No
1

Nilai Karakter
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Kegiatan Pembelajaran
1. melakukan kegiatan investigasi/penelitian 2. menyelesaikan persoalan pemecahan masalah 3. menyelesaikan persoalan open-ended untuk memberikan pemikiran alternatif pemecahannya 4. melakukan kegiatan laboratorium untuk mengumpul kan fakta empirik sebagai dasar pengambilan ke simpulan 5. melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 6. melakukan analisis dari masalah yang dihadapi 1. menyelesaikan tugas di dalam kelas, tugas pekerjaan rumah, tugas terstruktur 2. menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang ditetapkan 3. menyelesaikan tugas proyek 4. tidak berhenti menyelesaikan masalah sebelum selesai 5. melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai kerja keras 1. melakukan kegiatan tanya jawab saat kegiatan apersepsi 2. melakukan kegiatan tanya jawab pada kegiatan diskusi 3. menugaskan peserta didik membuat pertanyaan (mengunakan metode problem posing ) 4. menugaskan peserta didik mencari sumber belajar 5. melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai keingintahuan 1. melakukan penilaian secara individu 2. menyelesaikan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya 3. melakukan kegiatan penyelidikan untuk penemuan konsep 4. melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai kemandirian 5. aktif dalam melakukan refleksi 6. tidak ada keragu-raguan menyampaikan pendapat saat berdiskusi di kelas 7. dengan rela menyelesaikan sendiri masalah yang diberikan guru 1. melakukan tanya jawab saat apersepsi tentang materi prasyarat 2. mengajukan pertanyaan dan pernyataan atas suatu masalah 3. menyelesaikan masalah yang dihadapi 4. melakukan tanya jawab berkaitan materi 18 matematika dan keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai percaya diri 1. menyiapkan peserta didik dimulai dengan

Kerja keras

Keinginta-huan

Kemandirian

Percaya diri

Kereligiusan

I. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik.
1. Pendahuluan

Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan nilai, membangun kepedulian akan nilai, dan membantu internalisasi nilai atau karakter pada tahap pembelajaran ini. Berikut adalah beberapa contoh. a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas c. d. e. f. g.
h. i.

(contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli) Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius) Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin) Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli) Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin) Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, santun, peduli) Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD

2. Inti

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik difasilitasi untuk memperoleh
19

pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa. Berikut beberapa ciri proses pembelajaran pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang potensial dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai yang diambil dari Standar Proses.
a. Eksplorasi

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama) 2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras) 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan) 4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri) 5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
b. Elaborasi

1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis) 2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun) 3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
20

4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab) 5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai) 6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis) 2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis) 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri) 4. Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru: 5. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun); 6. membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli); 7. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis); 8. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); 9. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri). 3. Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis); melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan);

1. 2.

21

3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis); 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan 5. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif selama tahap penutup. 1. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut. 2. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka. 3. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan oleh siswa. 4. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya orang lain dan rasa percaya diri. 5. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian. 6. Berdoa pada akhir pelajaran. Ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan oleh guru untuk mendorong dipraktikkannya nilainilai. Pertama, guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkannya. Kedua, pemberian reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapat berupa ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya classroom award) atau catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang baik bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran. Ketiga, harus dihindari olok-olok ketika ada siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan diucapkan ungkapan Hoo oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka yang terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan kurang tepat. Kebiasaan tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati, kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya. Selain itu, setiap kali guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau sikap siswa. Guru memulainya dengan memberi penghargaan pada hal-hal yang telah baik dengan ungkapan verbal dan/atau non-verbal dan baru kemudian menunjukkan kekurangankekurangannya dengan hati. Dengan cara ini sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan sebagainya akan tumbuh subur.

22

BAB II PENGEMBANGAN SILABUS A. Pendahuluan Silabus pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka panjang pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup stan-dar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pem-belajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus sebagai suatu
23

rencana pembelajarAn diperlukan sebab proses pembe-lajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, proses pembelajaran sendiri pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kom-petensi dasar dapat tercapai secara efektif. B. Pengertian Silabus Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki ke-terkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pem-belajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal/potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual (actual/real curriculum). Silabus juga merupakan hasil atau produk pengembangan disain pembela-jaran, seperti Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) dan Garis-ga-ris Besar Program Pembelajaran (GBPP). Dalam silabus tersebut memuat komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Untuk me-ngadakan pengkajian terhadap kurikulum yang sedang dilaksanakan pada su-atu satuan pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan silabus yang telah dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian terhadap silabus bisa mem-berikan berbagai informasi, di antaranya dapat dilihat apakah kurikulum se-bagai suatu teori telah diterjemahkan dengan baik. Melalui silabus dapat dite-laah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengu-kur keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan an-tara satu komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak. Karena itu kedudukan silabus dalam telaah kurikulum tingkat satuan pendidikan sa-ngatlah penting. Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab apa yang harus dipe-lajari?, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar kompetensi dan kom-petensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan pengalokasian waktu. Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang ha-rus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi da-sar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
24

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajar-an, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk peni-laian. C. Manfaat Silabus Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya sila-bus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus ini, di antaranya: 1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penye-diaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian. 2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dica-pai dalam suatu mata pelajaran. 3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran. 4. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran. D. Prinsip Pengembangan Silabus Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip. Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kuriku-lum tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadi-kan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu: 1. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan se-cara keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang ting-gi. 2. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkem-bangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. 3. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Sila-bus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam penyu-sunannya harus dilakukan secara sistematis.
25

4. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi po-kok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk me-nunjang pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya mencapai stan-dar kompetensi. 6. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi po-kok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memper-hatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidu-pan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat meng-akomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. 8. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruh-an ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). E. Pengorganisasian dan Tatalaksana Tim Pengembang Silabus Berdasarkan apa yang terlulis dalam panduan penyusunan KTSP, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau ber-kelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawa-rah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Di-nas Pendidikan. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Silabus dapat disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersang-kutan mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan ling-kungannya. Selain itu, guru juga harus sudah memahami dengan benar langkah-langkah mengembangkan silabus. 2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksana-kan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat me-ngusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk me-ngembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut. 3. Di SMK, IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait. 4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, se-baiknya bergabung dengan sekolahsekolah lain melalui forum MGMP/ PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat. 5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus de-ngan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman dibidangnya masing-masing.
26

Agar silabus dapat tersusun dengan baik, dibutuhkan tim kerja yang me-madai dan memiliki beberapa kapabilitas. Sebaiknya dalam tim kerja tersebut tersedia ahli kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli disain pembelajaran, ahli evaluasi, dan ahli lainnya yang diperlukan. Selanjutnya, perlu juga ditetapkan struktur organisasi dan tatalaksana tim pengembang silabus tersebut. F. Prosedur Pengembangan Silabus Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembang-an silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan: perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat, prosedur pengembangan tersebut dapat dijelas-kan sebagai berikut. 1. Perancangan (Design). Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan antar komponen). 2. Validasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang te-lah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyem-purnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponen-komponen si-labus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara meminta tang-gapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ah-li disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternya-ta masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembang-kan oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang ha-silnya akan dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. 3. Pengesahan.
27

Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi su-dah bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.

4. Sosialisasi. Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan di-percaya untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum. 5. Pelaksanaan. Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawa-li dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai de-ngan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. 6. Evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikem-bangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini da-pat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat se-gera diperbaiki dan disempurnakan. G. Langkah-langkah Penyusunan Silabus Secara umum proses penyusunan silabus terdiri atas delapan langkah utama sebagai berikut: 1. Mengisi kolom identitas mata pelajaran Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajar-an, ditujukan untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Perlu juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah ke-mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
28

2.

kompetensi. Standar kompetensi dan kompe-tensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP. Para pengembang silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulit-an materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi; b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

3.

Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembe-lajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan in-dikator. Jenis materi pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Materi pokok dalam silabus biasanya dirumuskan dalam ben-tuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan. Untuk mengidentifikasi ma-teri pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dila-kukan dengan mempertimbangkan: a. Potensi peserta didik; b. Relevansi dengan karakteristik daerah, c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; d. Kebermanfaatan bagi peserta didik; e. Struktur keilmuan; f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan h. Alokasi waktu. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum ke-giatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembe-lajaran ini dapat berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka. Ke-giatan tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi lang-sung antara guru dengan siswa (ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes). Ke-giatan non tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran yang bukan interaksi langsung guru-siswa (mendemonstrasikan, mempraktikkan, mengukur, men-simulasikan,
29

4.

mengadakan eksperimen, mengaplikasikan, menganalisis, mene-mukan, mengamati, meneliti, menelaah), kegiatan pembelajaran kontekstual, dan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud da-pat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar merupakan aktivitas be-lajar baik di dalam maupun di luar kelas. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperha-tikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. 5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahu-an, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumus-kan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. In-dikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasar-kan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes da-lam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, pe-nilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan porto-folio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil be-lajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
30

6.

Penilaian pencapaian kompetensi. b.

diarahkan

untuk

mengukur

c.

d.

e.

Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dia-nalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntas-an, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang di-tempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran meng-gunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa infor-masi yang dibutuhkan.

7.

Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang di-cantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di ting-kat satuan pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester mengguna-kan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus ber-dasarkan satuan kompetensi. Menentukan Sumber Belajar
31

8.

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan un-tuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sum-ber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber bela-jar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-petensi. H. Format Silabus Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus yang di-sarankan terdiri dari: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kom-petensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen tersebut sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas. Format berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika berkaitan dengan urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini sebaiknya disusun da-lam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam melihat keterhubungan antar komponen.

32

Contoh Format Silabus SILABUS PEMBELAJARAN ( Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar ) Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran : SMP ....... : : : Matematika

Standar Kompetensi : Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

33

Kompetensi Dasar

Nilai Karakter

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk


-Tes isian -Tes uraian -Tes pilihan ganda -Tes menjodohkan -Daftar pertanyaan Tugas proyek Tugas rumah Lembar observasi

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Contoh Instrumen
Alokasi waktu Segala sesuatu ditentukan yang sesuai dengan mengandung keperluan un- pesan, baik yang tuk sengaja pencapaian dikembangkan KD dan beban atau yang dapat belajar. dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan atau praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar dapat berupa nara sumber, buku, media non-buku, teknik dan lingkungan.

Kompetensi dasar nilai-nilai, Materi ajar Rumusan pernyataan adalah sejumlah fasilitasi memuat dalam kegiatan kemampuan yang diperolehnya fakta, konsep, pembelajaran harus dikuasai kesadaran prinsip, dan minimal peserta didikdalam akan prosedur yang mengandung dua mata pelajaran terpentingnya relevan, dan unsur penciri yang tentu sebagai nilai-nilai, dan ditulis dalam mencerminkan rujukan penginternalis bentuk butirpengelolaan penyusunan asian nilaibutir sesuai pengalaman indikator kompenilai ke dalam dengan belajar siswa, tensi dalam suatu tingkah laku rumusan yaitu kegiatan pelajaran. peserta didik indikator siswa dan materi sehari-hari pencapaian melalui kompetensi. proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas .

Indikator -Testertulis kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang -Tes lisan menjadi acuan penilaian mata - Tes Unjuk pelajaran. Kerja Indikator -Penugasan pencapaian kompetensi dirumuskan -Observasi dengan menggunakan kata kerja opera- -wawancara sional yang dapat -portofolio diamati dan -Penilaian diukur, yang diri mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Lembar penilaian diri

34

Kompetensi Dasar

Nilai Karakter

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Mengetahui Kepala SMP .

Jambi , .Desember 2012 Guru Mata Pelajaran

35

Contoh Format Silabus SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran : SMP ....... : : : Matematika

Standar Kompetensi :

36

Kompetensi Dasar

Karakter

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar

37

Kompetensi Dasar

Karakter

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar

38

BAB III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pendahuluan Silabus sebagaimana diuraikan di atas merupakan pegangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang sifatnya masih umum/luas. Silabus tersebut sebaiknya disusun sebagai program yang harus dicapai selama satu semester atau satu tahun ajaran. Untuk pegangan dalam jangka waktu yang lebih pen-dek, guru harus membuat program pembelajaran yang disebut rencana pelak-sanaan pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu atau satu te-ma yang akan dibahas. Isi dan alokasi waktu setiap RPP ini tergantung kepada luas dan sempitnya pokok/satuan bahasan yang dicakupnya. Misalnya suatu pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu hanya 2 jam pelajaran, mungkin bisa selesai diajarkan dalam satu kali pertemuan saja. Tetapi pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu 4 jam pelajaran perlu disampaikan dalam dua kali pertemuan. Supaya tidak terlalu kaku/rigid, tidak perlu membuat RPP untuk setiap kali pertemuan secara terpisah-pisah, namun bisa diatur untuk satu RPP misalnya mencakup materi pembelajaran untuk 3-4 kali pertemuan. Komponen-komponen RPP ini lebih rinci dan lebih spesifik dibanding-kan dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk RPP yang dikembangkan pada berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya seharusnya sama. Komponen minimal yang ada dalam RPP adalah tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, penilaian hasil belajar. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaan-nya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkena-an dengan perkiraan atau proyeksi mengenai apa yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan pembelajaran memper-kirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelak-sanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perenca-naan sudah disusun secara matang, maka proses dan hasilnya tidak akan ter-lalu jauh dari apa yang sudah direncanakan. Istilah perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan berkaitan dengan penerapan KTSP di sekolah-seko-lah di Indonesia yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada waktu yang lalu dikenal istilah satuan pelajaran (satpel), rencana pelajaran (renpel), dan istilah-istilah sejenis lainnya.
39

Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan pembelajaran ini, di antaranya: Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumus-kan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (Ibrahim 1993: 2). Untuk mempermudah proses belajar-mengajar diperlukan perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toeti Soekamto 1993: 9). Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksana-kan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku. Istilah pengajaran yang digunakan dalam pengertian di atas sebaiknya diubah dengan pembelajaran, untuk memberi tekanan pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembela-jaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (sa-tu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Unsur Pokok dalam RPP Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi: a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan wak-tu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). b. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai. c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rang-ka mencapai kompetensi dasar dan indikator. d. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan e. sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).

40

f.

Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. g. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian). Prinsip-prinsip Penyusunan RPP RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evalua-si yang digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prin-sip perencanaan pembelajaran berikut: a. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa. b. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku. c. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia d. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajar-an yang sistematis. e. Perencanaan pembelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar observasi. f. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel. g. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegi-atan belajar dan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indika-tor, bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembang-kan evaluasi proses dan hasil belajar. Langkah-langkah Penyusunan RPP Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengisi kolom identitas b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan c. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun. d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan (lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi). Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulan penafsiran ganda.

41

e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario pembelajaran yang mencerminkan penerapan strategi pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap. Dalam merumuskan langkah-lang-kah pembelajaran juga harus mencerminkan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. h. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan. i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll. Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat/instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar siswa, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan. Sesuaikan dengan teknik penilaian berbasis kelas, seperti: penilaian hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper & pen). Berkaitan dengan penyusunan RPP ini, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh para guru, yaitu: a. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan secara nasional untuk seluruh mata pelajaran harus dijadikan acuan utama dalam merumuskan komponen-komponen RPP. Karena itu, rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar sekalipun sudah dituliskan dalam sila-bus, perlu tetap dituliskan kembali dalam RPP agar dapat terlihat secara langsung keterkaitannya dengan komponen yang lainnya dan menjadi ti-tik tolak untuk menentukan materi pembelajaran, indikator ketercapaian kompetensi, media, metoda, kegiatan pembelajaran serta menentukan ca-ra penilaian. b. Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator-indikator ketercapaian kompetensi perlu dipahami oleh guru. Setelah itu guru harus mampu menuliskannya dalam RPP dengan menggunakan rumusan-rumusan yang tepat, terukur, dan operasional. Ketidakmampuan guru dalam merumuskan indikator-indikator tersebut akan mempengaruhi pencapaian kompetensi dasar, yang akhirnya berakibat terhadap rendahnya kemampuan yang dimiliki siswa. c. Dalam penentuan materi pembelajaran pada umumnya guru sering menja-dikan buku teks sebagai titik tolak dan sumber utama pembelajaran. Hal ini akan membawa akibat bahwa seluruh proses pembelajaran akan bera-da di sekitar buku teks tersebut. Dalam RPP yang dikembangkan, sebe-narnya buku teks hanya merupakan salah satu sumber. Sumber itu tidak hanya hanya buku, namun ada buku, alat, manusia, lingkungan maupun teknik yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sebenarnya dengan adanya kompetensi dasar dan
42

indikator akan memudahkan penentuan ma-teri. Apabila kompetensi dasar dan indikator ada dalam kawasan belajar kognitif, maka sifat materi yang akan disajikanpun akan berkenaan dengan pengetahuan ataupun pemahaman. Demikian pula halnya untuk kawasan belajar afektif maupun psikomotor. Materi pembelajaran ini dapat diurai-kan secara terinci atau cukup dengan pokok-pokok materi saja, dan mate-ri terinci nantinya dapat dilampirkan. Materi pembelajaran sifatnya bermacam-macam ada yang berupa informasi, konsep, prinsip, keterampilan dan sikap. Sifat dan materi tersebut akan membawa implikasi terhadap meto-da yang akan digunakan dan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa. d. Dalam penentuan atau pemilihan kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan metoda mana yang paling efektif, efesien, dan relevan dengan pencapaian kompetensi dasar dan indikator. Penentuan metode pembelajaran harus memungkinkan terlaksananya cara belajar siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru perlu memilih kegiatankegiatan pembelajaran yang benar-benar efektif dan efesien dengan mempertimbangkan: 1. Karakteristik kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. 2. Keadaan siswa, mencakup perbedaan-perbedaan individu siswa seper-ti kemampuan belajar, cara belajar, latar belakang, pengalaman, dan kepribadiannya. 3. Jenis dan jumlah fasilitas/sumber belajar yang tersedia untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran. 4. Sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk men-capai kompetensi dasar. CONTOH RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Neg 9 Kota Jambi Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (delapan) Semester : 1(satu) Alokasi waktu : 4 x 40 menit (2 X pertemuan) A. Standar Kompetensi 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya C. Tujuan Pembelajaran 43

Pertemuan pertama. Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan SPLDV dengan menggunakan eliminasi dan substitusi secara cermat, cepat,

dan tepat.
Pertemuan kedua. peserta didik dapat menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan SPLDV dengan menggunakan grafik dengan tidak mengenal putus asa. D. Materi Ajar:

Membedakan PLSV dengan SPLDV melalui contoh seperti dibawah ini : 1. Diketahui persamaan-persamaan:

a. y+ 2x = 5 b. p - 2p = 9 c. 3k + 2 = 5k d.10p = 15q +100

o Manakah yang merupakan persamaan linier dengan satu atau dua


variabel?

Manfaat SPLDV untu menyelesaikan permasalah dalam kehidupan sehari-hari seperti contoh berikut : 2. Menjelang liburan sekolah , Ali akan membeli dua pasang sepatu yaitu sepatu olah raga dan sepatu kulit. Harga dua pasang sepatu olah raga dan tiga pasang sepatu kulit adalah Rp 192.000,00. Berapakah harga empat pasang sepatu olah raga dan enem pasang sepatu kulit Mungkinkah sepasang sepatu kulit harga nya Rp.65.000,00. Mungkinkah sepasang sepatu olah raga harga nya Rp.97.000,00. Berapakah harga yang mungkin untuk sepasang sepatu olah raga dan sepasang sepatu kulit jika masing masing harga nya lebih dari p.20.000,00.

Penggunaan eliminasi, substitusi, dan grafik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV. Metode Eliminasi :

Caranya sebagai berikut :

4 44

a. Menyamakan salah satu koefisien dan pasangan suku dua persamaan bilangan yang sesuai. b. Jika tanda pasanganan suku sama, kedua persamaan di kurangkan. c. Jika tanda pasangan suku berbeda, kedua suku persamaan ditambahkan Contoh : 3. Tentukan penyelesaian dari SPLDV : x + y = 4 dan x 2y = -2 dengan metode eliminasi! Jawab : Mengeliminir peubah x x+y =4 x 2y = - 2 3y = 6 y=2 Mengeliminir peubah y x+y =4 2 2x + 2y = 8 x 2y = - 2 1 x 2y = -2 3x =6 x =2 Jadi, penyelesaianya adalah x = 2 dan y = 2

Metode Subsitusi

Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan atau mengganti salah satu variabel dengan variabel dari persamaan kedua. Contoh : 4. Tentukan penyelesaian dari SPLDV : x + y = 4 dan x 2y = -2 dengan metode substitusi! Jawab : x + y = 4 x = 4 y x = 4 y disubstitusikan pada x 2y = - 2 akan diperoleh : x 2y = - 2 (4 y ) 2y = - 2 4 3y = - 2 -3y = -6 6 y = 3 =2 selanjutnya untuk y =2 disubstitusikan pada salah satu persamaan, misalnya ke persamaan x + y = 4, maka diperoleh :
4 45

x+y=4 x + 2 = 4 x = 4 2 = 2 Jadi, penyelesaianya adalah x = 2 dan y = 2 Metode Grafik 5. Prinsip dari metode grafik yaitu mencari koordinat titik potong grafik dari kedua persamaan. Dari contoh diatas apabila dikerjakan dengan metode grafik sebagai berikut

x+y=4 x y (x,y ) 0 4 (0,4 )


x+y=4

x 2y = - 2

4 0 (4,0)

x y (x,y)

0 1 (0,1)

-2 0 (-2,0)

4 3 2 1
(2,2)

x 2y = -2

46

Gambar 1.1 Grafik perpotongan x + y = 4 dan x 2y = -2 Dari grafik terlihat kedua grafik berpotongan di (2,2). Koordinat titik potong (2,2) merupakan penyelesaiannya Jadi, penyelesaiannya x = 2 dan y = 2 Soal Cerita : 6. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp14.000,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp10.500,00. Tentukan: a. model matematika dari soal tersebut, b. harga 1kg beras dan 1kg minyak goreng, c. harga 2 kg beras dan 6 minyak goreng. Jawab: a. Misalkan: harga 1 kg beras = x harga 1 kg minyak goreng = y maka dapat dituliskan: 1x + 4y = 14.000 2x + 1y = 10.500 Diperoleh model matematika: x + 4y = 14.000 2x + y = 10.500
b. Untuk mencari harga satuan beras minyak goreng, tentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dengan menggunakan metode subtitusi, diperoleh: x + 4y = 14.000 (1) 2x + y = 10.500 (2) menentukan variabel x dari persamaan (1) x + 4y = 14.000 x = 14.000 4y (3) Subtitusikan nilai x pada persamaan (3) ke persamaan (2). 2x + y = 10.500 2 (14.000 4y) + y = 10.500 28.000 8y + y = 10.500 47

8y + y = 10.500 28.000 7y = 17.500 y = 2.500 (4) Subtitusikan nilai y pada persamaan (4) ke persamaan (2). 2x + y = 10.500 2x + (2.500) = 10.500 2x = 10.500 2.500 2x = 8.000 x = 4.000 menentukan nilai x dan y. Dari uraian tersebut diperoleh: x = harga 1 kg beras = Rp 4.000,00 y = harga 1 kg minyak goreng = Rp 2.500,00

E. Metode Pembelajaran :
Pembelajaran kontekstual.

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama. 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi: Peserta didik diminta mengingat kembali tentang : - Persamaan linier satu variable dan - Cara menuliskan model matematika dari masalah dalam kehidupan seharihari b. Motivasi: - Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan guru tentang manfaat materi SPLDV dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik bersama guru mendiskusikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan.

2. Inti (60 menit)


a. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok beranggota antara 4 5 orang. b. Berdasarkan fakta yang ada, tiap kelompok mendiskusikan cara menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan menggunakan eliminasi dan subsitusi. c. Dalam batasan waktu yang telah disepakati, beberapa kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. d. Peserta didik menyelesaikan soal yang berkaitan dengan SPLDV dari buku sumber (karangan : Eri Satria, halaman 57- 69 latihan 5 nomor 4, 5 dan 7 ). Pada saat peserta didik mengerjakan tugas, guruk memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan memberikan apresiasi

48

kepada peserta didik yang bekerja sungguh-sungguh atau peserta didik yang sudah dapat menyelesaikan soal.

3. Penutup (10 menit)

a. Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta membuat rangkuman b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi c. Guru memberikan tugas (PR) Soal latihan 5 Halaman 62 Buku Matematika

SMP VIII

d. Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan yang akan datang membahas tentang penggunaan grafik dalam menyelesaikan SPLDV. Pertemuan kedua.

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Apersepsi: Menanyakan kepada peserta didik apakah ada tugas yang dianggap sukar. b. Motivasi: Materi SPLDV banyak manfaatnya dalam kehidupan kita sehari-hari. c. Siswa bersama guru mendiskusikan tujuan pembelajaran.

2. Inti (60 menit) Peserta didik dan guru berdialog tentang tujuan pembelajaran dan mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari b. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok beranggota antara 4 5 orang. c. Berdasarkan fakta yang ada, tiap kelompok mendiskusikan cara menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan menggunakan grafik. d. Dalam batasan waktu yang telah disepakati, beberapa kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. e. Peserta didik menyelesaikan soal yang berkaitan dengan SPLDV dari buku Matematika SMP VIII ( karangan Eri Satria halaman 57-69, latihan 6 nomo 2,3 dan 6 ). Pada saat peserta didik mengerjakan tugas, guru memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan memberikan apresiasi kepada peserta didik yang bekerja sungguh-sungguh atau peserta didik yang sudah dapat menyelesaikan soal. a. 3. Penutup (10 menit) a. Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta membuat rangkuman b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi c. Guru memberikan tugas (PR) pada halaman 70 , latihan 6 nomo 8,9 dan 10, Buku Matematika SMP VIII , Karangan Eri Satria d. Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan yang akan datang membahas tentang teorema Pythagoras. G. Sumber Belajar Buku Matematika SMP VIII Karangan Eri Satria halaman 57-70

49

H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Tes tertulis

Bentuk Instrumen Uraian

Instrumen 1. Jumlah dua buah bilangan 32. Dua kali bilangan pertama ditambah tiga kali bilangan kedua adalah 84. Bilangan-bilangan manakah itu?

Menyelesaikan

masalah SPLDV dengan mengguna-kan eliminasi secara cermat, cepat, dan tepat. masalah SPLDV dengan menggunakan substitusi.

Menyelesaikan

2. Seorang

Menyelesaikan

masalah SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus 50

penjaja buah-buahan menjual apel dan pisang dengan menggunakan gerobak untuk. Harga pembelian apel Rp10.000,00/kg dan pisang Rp4.000,00/kg. Modal yang dimiliki penjaja tersebut Rp2.500.000,00, dan gerobaknya mampu memuat 400 kg. Dengan terlebih dahulu membuat model matematika, tentukan berapa kilogram masing-masing buah yang ada dalam gerobak, jika gerobak terisi penuh. 3. Ani membeli 4 buah buku dan 5 buah bolpoin seharga Rp24.000,00. Ida membeli 1 buah

dengan sikap tidak mudah putus asa.

buku dan 2 buah bolpoin seharga Rp7.200,00. Dengan menggunakan grafik, tentukan harga 2 buah buku dan 3 buah bolpoin!

51

Kunci Jawaban:

1. Misal bilangan pertama p dan bilangan kedua q, maka: p+q=32, dan 2p+3q=84.
Cara penyelesaian adalah: p+q=32 x2 2p+2q=64 2p+3q=84 x1 2p+3q=84 -q = -20 q = 20 p+q=32 p +20=32 p=32-20 p=12 Jadi, bilangan pertama adalah 12, dan bilangan kesua adalah 20.

2. Misal apel adalah a, dan pisang adalah p, maka model matematikanya adalah:
a + p = 400 10.000 a + 4.000p =2.500.000 Cara menyelesaikannya adalah: a + p = 400 x 4.000 4.000a +4.000p =1.600.000 10.000 a + 4.000p =2.500.000 x1 10.000a+4.000p = 2.500.000 -6.000a = -900.000 a= 150 a + p = 400 150 + p = 400 p = 250 Jadi, apel yang ada dalam gerobag adalah 150 kg, dan pisang 250 kg.

3. Misal buku adalah x, dan bolpoin adalah y, maka model matematikanya adalah:
4x + 5y =24.000 x + 2y = 7.200 Cara menyelesaikannya adalah: a. Untuk garis dengan persamaan 4x + 5y =24.000 Titik potong dengan sumbu x, y=0. Titik potong dengan sumbu y, x=0. 4x + 5y =24.000 4x + 5y =24.000 4x + 5.0 =24.000 4.0 + 5y =24.000 4x + 0 = 24.000 0 + 5y = 24.000 4x = 24.000 5y = 24.000 x = 6.000 y = 4.800 Maka, titik potongnya adalah (6.000, 0) dan (0, 4.800)

b. Untuk garis dengan persamaan x + 2y =7.200


Titik potong dengan sumbu x, y=0. x + 2y =7.200 x + 2.0 =7.200 x + 0 = 7.200 x = 7.200 Titik potong dengan sumbu y, x=0. x + 2y =7.200 0 + 2y =7.200 0 + 2y = 7.200 2y = 7.200 y = 3.600 Maka, titik potongnya adalah (7.200, 0) dan (0, 3.600)

52

Dengan asumsi 1.200 : 1 satuan pada bidang koordinat, maka grafik kedua garis tersebut adalah: Y 4 3 2 1 0 1 2 C X 3 4 5 6

Dari grafik terlihat bahwa koordinat titik potong kedua garis adalah titik C (3,4 , 1,3), dan dengan skala 1:1200, maka koordinat titik C adalah (4.000, 1600). (dibulatkan) Jadi, harga 2 buah buku dan 5 buah bollpoin adalah: (2 xRp4.000,00) + (3 xRp1.600,00) = Rp8.000,00 + Rp4.800,00 = Rp12.800,00 Pedoman penskoran: Skor maksimum untuk soal nomor: 1 adalah 4 2 adalah 4 3 adalah 6 Skor total (maksimum) adalah 14. Pedoman penilaian:

Nilai Akhir skor yang diperoleh x skor ideal skor total

PENILAIAN SIKAP DALAM PBM Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Matematika : 2.3

53

Alokasi Waktu Kelas / Semester

: 4 x 40 menit VIII/1

Indikator Karakter / Kelompok


Menyelesaikan semua tugas dengan baik dan tepat waktu Tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah Cermat, tepat dan cepat/tangkas dalam menyelesaikan masalah Mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya terhadap hal-hal yang baru

II

III

IV

VI

VII

VIII

Ket

Mengetahui 2012 Kepala SMP Neg 9 Kota Jambi Matematika

Jambi, 12- 12Guru Mata Pelajaran

SRI ANJANI.S.Pd SATRIA.S.Pd.,M.Pd

ERI

Format RPP
54

Setelah memahami setiap langkah di atas, maka selanjutnya rencana pe-laksanaan pembelajaran dapat disusun dengan menggunakan format RPP tertentu. Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

55

Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : Alokasi Waktu : .. x pertemuan ( x 40 menit ) Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar :

A.

B.

Tujuan Pembelajaran

C.

D.

MATERI AJAR

56

57

E.

Metode Pembelajaran

F.

Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama Pendahuluan ( 10 menit ) Apersepsi : Mengingat kembali tentang Motivasi : Informasi tujuan Pembelajaran : ..

Kegiatan Inti ( 60 menit )

58

Penutup ( 10 menit )

Pertemuan Ke dua : 1. Pendahuluan ( 10 menit ) Apersepsi : Mengingat kembali tentang Motivasi : Informasi tujuan Pembelajaran : .. 2. Kegiatan Inti ( 60 menit )

59

3. Penutup ( 10 menit )

Pertemuan Ke tiga 1. Pendahuluan ( 10 menit ) Apersepsi : Mengingat kembali tentang Motivasi : Informasi tujuan Pembelajaran : ..

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )

60

3.

Penutup ( 10 menit )

G. Alat dan Sumber Belajar Alat : Sumber :

61

Penulis ..Tahun .. Penerbitan Hal. H.Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi

Judul

Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal

Kunci Jawaban :

62

Pedoman Penskoran :

63

Pedoman Penilaian :

Penilaian Sikap

64

Mengetahui Kepala SMP N ..

Jambi , 12 Desember 2012 Guru Mata Pelajaran

65

66

SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negri 9 Kota Jambi Kelas : VIII (Delapan) Semester : I (satu) Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar Materi Pembelajar Kegiatan Pembelajaran an Indikator Pencapaian Kompetensi Alokasi Sumber Bentuk Waktu Belajar Teknik Contoh Instrumen Instrumen Sebutkan perbedaan antara 1x40mnt Buku MTK Daftar Menyebutkan perbedaan Tes lisan pertanyaan PLDV dan SPLDV. SMP VIII PLDV dan SPLDV dengan Karangan .. memberi kesempatan teman ..... untuk mengemukakan Hal ........ pendapat s.d ........ Tes Isian Manakah yang merupakan 1x40mnt dan juga Menjelaskan SPLDV dalam singkat SPLDV? berbagai bentuk dan variabel tertulis sumber a. 4x + 2y = 2 dengan tidak mudah berubah belajar lain x 2y = 4 sikap. yang relevan*) b. 4x + 2y 2 x 2y = 4 c. 4x + 2y > 2 x 2y = 4 d. 4x + 2y 2 = 0 x 2y 4 = 0 Penilaian

Karakter

2.1 Menyele- Demokrasi, Sistem 1.Mendiskusikan pengertian saikan sis- Ketangguha Persamaan PLDV dan SPLDV tem persa- n Linear Dua maan linevariabel ar dua va- Ketelitian (SPLDV). riabel Menghargai Perbedaa 2.Mengidentifikasi SPLDV dalam pendapat n berbagai bentuk dan variabel orang lain. PLDV dan 3. Memberikan contoh dan nonSPLDV. contoh SPLDV Eliminasi dan substitusi.

4.Menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi 5. Menyelesaikan SPLDV dengan cara grafik

Menentukan penyelesaian

SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi.

Tes tertulis

Uraian

Dengan menggunakan cara eliminasi dan substitusi, selesaikan SPLDV berikut: 3x 2y = -1 -x + 3y = 12

2x40mnt

67

Kompetensi Dasar

Karakter

Materi Pembelajar Kegiatan Pembelajaran an

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Tes tertulis Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Uraian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

2.2 Membuat Percaya diri SPLDV 1.Mengubah masalah sehari-hari model mate- Kemandirian Model ke dalam model matematika matika dari Tangungberbentuk SPLDV matematika. masalah yang jawab. berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2.3 Menyele- Kecerdasan, saikan mo- Kerjakeras. del Ketangguha mateman tika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya SPLDV 1.Menyelesaikan masalah sehari-hari berkaitan dengan Penggunaa SPLDV sesuai dengan fakta. n eliminasi, substitusi, dan grafik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV.

Memberikan

beberapa contoh masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan cara mengajukan pertanyaan dan pernyataan. dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dan aktif melakukan refleksi. SPLDV dengan menggunakan eliminasi secara cermat, cepat, dan tepat.

Membuat model matematika

Harga 4 pensil dan 5 buku 2x40mnt tulis Rp19.000,00, sedangkan harga 3 pensil dan 4 buku tulis Rp15.000,00. Tulislah model matematikanya.

Menyelesaikan masalah

Tes tertulis

Uraian

Menyelesaikan masalah

SPLDV dengan menggunakan substitusi.

Observas i

Lembar observasi

Menyelesaikan masalah

Jumlah dua buah 4x40mnt Buku MTK bilangan 32. Dua SMP VIII kali bilangan Karangan .. pertama ditambah ..... tiga kali bilangan Hal ........ kedua adalah 84. s.d ........ Bilangan-bilangan dan juga manakah itu? sumber belajar lain yang Terlampir relevan*)

SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus dengan sikap tidak mudah putus asa.

68

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.

Keterangan: Tuliskan sumber belajar di atas tanda tangan guru dan kepala sekolah secara lengkap dengan ketentuan sebagai berikut: Buku Teks: Penulis.Tahun.Judul Buku.Kota Penerbitan:Penerbit.Halaman. Artikel: Penulis.Judul Artikel.Nama Media. Tanggal,Bulan,Tahun. Berita: Nama Media.Tanggal,Bulan,Tahun.Judul Berita. Narasumber: Nama Tokoh, Keterangan Tokoh Produk hukum: Undang-Undang Nomor... Tahun....Tentang.... Internet: Alamat Web, Judul Tulisan, Tanggal diunduh Lingkungan: Nama dan lokasi Dll Mengetahui, Kepala SMP Neg 9 Kota Jambi SRI ANJANI.S.Pd . Jambi, 12-12-2012 Guru mata pelajaran ERI SATRIA.S.Pd.,M.Pd

69

Kata Kerja Ranah Kognitif Pengetah uan ( C1 ) Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis Pemahaman ( C2 ) Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Penerapan (C3) Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Analisis (C4) Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Megkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer Sintesis (C5) Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Penilaian (C6) Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan

70

Pengetah uan ( C1 )

Pemahaman ( C2 )

Penerapan (C3) Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Memproses Meramalkan

Analisis (C4)

Sintesis (C5) Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi

Penilaian (C6)

Kata Kerja Ranah Afektif Menerima Memilih Mempertanyaka n Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati Menanggapi Menjawab Membantu Mengajukan Mengompromika n Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak Menilai Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungka n Mengusulkan Menekankan Menyumbang Mengelola Menganut Mengubah Menata Mengklasifikasika n Mengombinasikan Mempertahankan Membangun Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk Menghayati Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan

71

Kata Kerja Ranah Psikomotorik Menirukan Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengonstruksi Memanipulasi Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur Pengalamiahan Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus Artikulasi Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang

72

A. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia Kewarganegaraa n dan Kepribadian Jasmani Olahraga dan Kesehatan Estetika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraa n Penjas Orkes Seni Budaya Matematika, IPA, IPS Bahasa, dan TIK. Aspek yang Dinilai Afektif dan Kognitif Afektif dan Kognitif Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif Afektif dan Psikomotorik Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran

73

74

75

PEMETAAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER Standar Kompetensi


Tingkatan Ranah KD

: MATEMATIKA : :
Tingkatan Ranah IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi ) MATERI POKOK RUANG LINGKUP 1 ALOKASI WAKTU KET

KD

INDIKATOR

Ruang lingkup : 1. Bilangan 2. Aljabar 3. Geometri dan Pengukuran 4.Statistika dan Peluang. Tahapan Berfikir : 1.Ranah koknigtif ( C1 s.d C3 ) 2.Ranah Psikomotor ) P1 s.d P4 ) 3.Ranah Apektif ( A1 s.d A5 )

76

77

DAFTAR PUSTAKA

--------------. (2010) Panduan Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Matematika. Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta --------------. (2006). Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran. Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Contoh Silabus Berdiversifikasi dan Penilaian Berbasis Kelas Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. --------------. 2004. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar Draft Puskur 24 Mei 2004. Jakarta --------------. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi. Ditjen Dikdasmen. Jakarta. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1988. Udin S. Winataputra, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

78

You might also like