You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Fisika biasanya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti, padahal ilmu fisika merupakan salah satu disiplin ilmu pada ilmu pengetahuan, fisika bisa dikatakan ilmu yang mempelajari gerak-gerak partikel pada alam semesta ini, kajian-kajian tentang fisika sangat luas sampai mencakup hal yang paling kecil dan paling besar di jagad raya ini, hal ini terus dikembangkan sampai pada saat ini. Penemu-penemu ternama, misalnya Sir Isac Newton yang

menjelaskan secara rinci mengenai gravitasi pada alam semesta maupun beliau dapat menjelaskan gerak-gerak pada alam semesta. Albert Einstein yang dapat membuat teori perhitungan tentang gravitasi, yang selanjutnya dapat dibuktikan di Cambridge University oleh Eddington seorang fisikawan asal English. para penemu terdahululah yang menghilhami fisikawan sekarang untuk terus berkarya. Sampai pada saai ini fisika terus berkembang, banyak bidang-bidang baru dalam fisika misalnya Geofisika, Astronomi, fisika nuklir dan masih banyak lagi, tapi ada satu bidang baru yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yaitu fisika medik atau biasa disebut fisika kesehatan, walaupun bidang ini jarang terdengar tapi fisika medik inilah yang banyak membantu tenaga-tenaga medik di RSU-RSU indonesia, misalnya pengembangan barubaru ini tentang pengembangan radioterapi oleh Supriyanto Ardjo Pawiro Fisikawan UI, radioterapi inilah yang digunakan untuk pasien penderita kanker pada saat ini. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah: 1. Bagaimana Konsep /Teori Fisika terhadap kesehatan? 2. Bagaimana Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan?

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti alamiah. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada pengamatan eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif. Fisika terbagi atas dua bagian yaitu : 1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet, Panas,Bunyi, Optika dan Gelombang. 2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu penemuan Relativitas Einsten. Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kedokteran dan lain-lain. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran fisika. Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar (gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum newton, usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus, konsep usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya). B. Usaha Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini selalu dihubungkan dengan gaya (F) yang menyebabkan perpindahan (s) suatu benda. Dengan kata lain, bila ada gaya yang menyebabkan perpindahan suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut melakukan usaha terhadap benda.

Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan adalah hasil kali skalar vektor gaya dan vektor perpindahan benda, hasil kali komponen gaya dalam arah gerakan dan besar perpindahan titik tangkap gaya tersebut : W=F cos x = Fx x dengan adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan benda. C. Energi Energi sering juga disebut dengan tenaga. Dalam kehidupan seharihari energi dihubungkan dengan gerak, misal orang yang energik artinya orang yang selalu bergerak tidak pernah diam. Energi dihubungkan juga dengan kerja. Jadi Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan untuk melakukan kerja mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal, dengan sifat-sifat sebagai berikut : 1. Transformasi energi : energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain, tidak dapat hilang misal energi pembakaran berubah menjadi energi penggerak mesin 2. Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda lain atau dari sistem ke sistem lain, misal kita memasak air, energi dari api pindah ke air menjadi energi panas, energi panas atau kalor dipindah lagi keuap menjadi energi uap 3. Kerja : energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang menyebabkan pergeseran, yaitu kerja mekanik 4. Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya: energi minyak bumi, energi batubara, energi air terjun, energi angin, energi nuklir dan energi kimia. Bagi tubuh manusia energi didapatkan dari nutrisi makanan. Satuan energi dalam standar internasional adalah Joule. Berkaitan dengan energi nutrisi biasanya digunakan kalori atau Kilokalori (Kkal), dimana 4,2 Joule setara dengan 1 kalori.

1) Macam-Macam Energi Terdapat banyak definisi jenis energi, tetapi yang paling sering dibahas dalam sistem gerak adalah energi kinerik dan energi potensial. Energi didasarkan bentuk konversinya sangat banyak, antara lain: energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi bunyi, energi mekanik dan lain-lain. a. Energi Kinetik Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v, mempunyai energi kinetik sebesar Ek dengan kata lain , energi kinetik suatu benda adalah energi yang dipunyai benda yang bergerak. Berarti setiap benda yang bergerak, mempunyai energi kinetik Ek, secara matematis, energi kinetik dapat ditulis sebagai: Ek = 1/2 mv^2 Dimana m = massa benda (kg) v = laju benda (m/s) Ek = energi kinetik (joule) b. Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat

kedudukan benda tersebut terhadap bidang acuannya. Sedangkan yang dimaksud dengan bidang acuan adalah bidang yang diambil sebagai acuan tempat benda mempunyai energi potensial sama dengan nol. Sebagai contoh dari energi potensial, adalah energi pegas yang diregangkan, energi karet ketapel, energi air terjun. Perumusan energi potensial, secara matematis dapat ditulis Ep = m g h Dimana : m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = ketinggian dari muka bumi (m) Ep = energi potensial (joule)

Tubuh kita yang berkedudukan h meter dari tanah/lantai memiliki Energi Potensial terhadap tanah. Dalam hal ini, bidang lantai dianggap sebagai bidang acuan. 2) Sumber Energi Tubuh Manusia Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari

membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja. Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya

dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, syaraf, dan proses metabolisme. Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulangtulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat berkontraksi. Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja secara optimal. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energy. Tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat dasar tertentu yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu. Dari total sel yang ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah yang mempunyai fungsi sebagai alat tranportasi bahan makanan dan oksigen di dalam tubuh dan membawa karbon dioksida menuju paru-paru untuk dikeluarkan. Disamping itu, hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berkembang biak, walaupun sel-sel tertentu rusak karena suatu sebab, sel-sel yang tersisa dari jenisnya akan membelah diri secara kontinyu sampai jumlah yang sesuai/membentuk seperti semula. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.
5

Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan menghasilkan energi. Energi dari karbohidrat, lemak, dan protein semuanya digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi Adenosine DiPosphate (ADP) akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk

berlangsungnya hampir semau langkah reaksi kimia dalam tubuh. Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya

menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia, sehingga sisa energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP sebagai sumber energi adalah untuk mensintesis komponen sel yang penting, kontraksi otot, dan transport aktif untuk melintasi membran sel. Bila dilihat secara persentase, energi yang menjadi panas sebesar 60% selama pembentukan ATP, kemudian lebih banyak lagi energi yang menjadi panas sewaktu dipindahkan dari ATP ke sistem fungsional sel. Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang digunakan oleh sistem fungsional sel. Dan walaupun demikian, sebagian besar energi ini juga menjadi panas karena: Energi untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain. Bila protein disintesis menyebabkan banyak ATP digunakan untuk membentuk ikatan peptida dan ia menyimpan energi dalam rantai ini, terdapat pertukaran protein secara terus-menerus, sebagian didegradasi dan sementara protein lainnya dibentuk. Energi yang disimpan dalam ikatan peptida dikeluarkan dalam bentuk panas ke dalam tubuh. Energi untuk aktivitas otot. Sebagian besar energi ini dengan mudah melawan viskositas otot itu sendiri atau jaringan sekelilingnya sehingga anggota badan dapat bergerak. Pergerakan liat ini menyebabkan gesekan dalam jaringan akan menimbulkan panas.

Energi untuk jantung memompa darah. Darah merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding pembuluh mengubah energi ini menjadi panas. Oleh karena itu, dapat dikatakan semua energi yang digunakan

oleh tubuh diubah menjadi panas, kecuali di otot yang digunakan untuk melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh. D. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan 1) BioOPTIK a. Komponen Indera Penglihatan Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk membedakan gelap dan terang tergantung atas penglihatan seseorang. Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan : 1. Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak 2. Mata memfokuskan bayangan pada retina 3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut. b. Bagian-bagian Mata Bagian-bagian pada mata terdiri dari : 1. Retina Terdapat rod (batang) dan kones (kerucut). Fungsi rod untuk melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat siang hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke saraf optikus. [dijelaskan lebih lanjut di bagian 02] 2. Fovea sentralis Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengahtengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).

3. Kornea dan lensa Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah memfokuskan objek pada berbagai jarak. 4. Pupil Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya. c. Analogi Mata dan Kamera Sistem optik mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena : a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar

b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi c. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm

d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1 e. f. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi g. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmHg h. Tiap mata dilindungi oleh tulang i. j. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata (m=muskulus = otot). i. M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam ii. M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping iii. M. rektus superior = menarik bola mata ke atas iv. M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah v. M. obligus inferior = memutar ke samping atas vi. M. obligus superior = memutar ke samping dalam.
8

Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut strabismus (mata juling). Ada tiga macam strabismus yaitu strabismus horizontal, vertical dan torsional. d. Daya Akomodasi Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang. Korelasi antara jarak titik dekat dengan berbagai usia Umur (th) Titik dekat (cm) 10 >>>>> 7 20 >>>>> 10 30 >>>>> 14 40 >>>>> 22 50 >>>>> 40 60 >>>>> 200 Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik dekat punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial Proksimum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi. Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan :

Ac = Ap Ar Ac =lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksimal. Secara empiris A = 0,0028 (80 th L) dioptri L = umur dalam tahun. Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbiop. Presbiop ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata . Mata demikian disebut mata afasia. 2) Bioakustik 02 1. Definisi Berkurangnya pendengaran pada Pendengaran salah satu adalah ataupun penurunan kedua fungsi telinga.

Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat. 2. Penyebab Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh:

Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif) Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak (penurunan fungsi pendengaran sensorineural). Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi: Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam) Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak).

10

Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh: Trauma akustik (suara yang sangat keras) Infeksi virus pada telinga dalam Obat-obatan tertentu Penyakit Meniere. Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh: Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak Infeksi Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) Beberapa penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum). Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat: Gondongan Campak Jerman (rubella) Meningitis Infeksi telinga dalam. Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat penyakit demielinasi (penyakit yang menyebabkan kerusakan pda selubung saraf). 3. Gejala Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut: kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus) tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal

11

kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar

pusing atau gangguan keseimbangan.

4. Diagnosa a. Pemeriksaan Dengan Garputala Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai dengan menempatkan garputala yang telah digetarkan di dekat telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke telinga. Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran subnormal bisa menunjukkan adanya kelainan pada saluran telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak. Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai dengan menempatkan ujung pegangan garputala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga). Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak, termasuk tulang koklea di telinga dalam. Koklea mengandung selsel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran. Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran dan jalur saraf pendengaran di otak. Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran melalui hantaran tulang normal, dikatakan terjadi tuli konduktif. Jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural. Kadang pada seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan.

12

b. Audiometri Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi

pendengaran secara tepat, yaitu dengan menggunakan suatu alat elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan ketinggian dan volume tertentu. Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi volume dari setiap nada sehingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya. Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah. Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus. a) Audimetri Ambang Bicara Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras suara harus diucapkan supaya bisa dimengerti. Kepada penderita diperdengarkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata yang memiliki aksentuasi yang sama, pada volume tertentu. Dilakukan perekaman terhadap volume dimana penderita dapat mengulang separuh kata-kata yang diucapkan dengan benar. b) Diskriminasi Dengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk membedakan kata-kata yang bunyinya hampir sama. Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku kata, yang bunyinya hampir sama. Pada tuli konduktif, nilai diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar) biasanya berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai diskriminasi berada di bawah normal. Pada tuli neural, nilai diskriminasi berada jauh di bawah normal.

13

c) Timpanometri Timpanometri merupakan sejenis audiometri, yang mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga tengah. Timpanometri digunakan untuk membantu

menentukan penyebab dari tuli konduktif. Prosedur in tidak memerlukan partisipasi aktif dari penderita dan biasanya digunakan pada anak-anak. Timpanometer terdiri dari sebuah mikrofon dan sebuah sumber suara yang terus menerus menghasilkan suara dan dipasang di saluran telinga. Dengan alat ini bisa diketahui berapa banyak suara yang melalui telinga tengah dan berapa banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai perubahan tekanan di saluran telinga. Hasil pemeriksaan menunjukkan apakah masalahnya berupa: penyumbatan tuba eustakius (saluran yang

menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang) cairan di dalam telinga tengah kelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang menghantarkan suara melalui telinga tengah. Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya

perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang melekat pada tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga tengah). Dalam keadaan normal, otot ini memberikan respon terhadap suara-suara yang keras/gaduh (refleks akustik) sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi telinga tengah. Jika terjadi penurunan fungsi pendengaran neural, maka refleks akustik akan berubah atau menjadi lambat. Dengan refleks yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap berkontraksi selama telinga menerima suara yang gaduh.

14

c. Respon Auditoris Batang Otak Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran.

Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk memantau fungsi otak tertentu pada penderita koma atau penderita yang menjalani pembedahan otak. d. Elektrokokleografi Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran. Kadang pemeriksaan ini bisa membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi

pendengaran sensorineural. Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran pada penderita yang tidak dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap suara. Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan bayi atau untuk memeriksa hipakusis psikogenik (orang yang berpura-pura tuli). Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui adanya kelainan pada daerah yang mengolah pendengaran di otak. Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk: a. b. mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukan memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada saat telinga kiri menerima pesan yang lain c. menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang

disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan yang bermakna d. menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan di kedua telinga pada waktu yang bersamaan. Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang berlawanan, karena itu kelainan pada otak kanan akan mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri.

15

Kelainan

pada

batang

otak

bisa

mempengaruhi

kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber suara. 5. Pengobatan Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya. Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut. Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea. 6. Alat Bantu Dengar Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Alat bantu dengar terdiri dari: Sebuah mikrofon untuk menangkap suara Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan. Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran). Alat bantu dengar sangat membantu proses

pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural. Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan mempertimbangkan hal-hal berikut: kemampuan mendengar penderita aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja

16

keterbatasan fisik keadaan medis penampilan harga.

a.

Alat Bantu Dengar Hantaran Udara Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau sebuah selang kecil yang terbuka. Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan. Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu dengar yang paling kuat. Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang dipasang di saluran telinga. Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya lebih mudah dan tidak mudah rusak. Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga Digunakan untuk penderita gangguan fungsi

pendengaran sedang sampai berat. Alat ini dipasang di belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain. b. CROS (contralateral routing of signals) Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya. Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.

Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi telinga yang tidak berfungsi. BICROS (bilateral CROS) Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.
17

c. Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar cairan (otore). Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui tulang tengkorak ke telinga dalam. Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga. 7. Pencangkokan Koklea Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar. Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian: Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh mikrofon Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari prosesor percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator dan mengirimnya ke otak. Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam memahami percakapan. Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea

menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami kerusakan.

18

Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara. Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian mengirimnya ke otak.

19

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Fisika terbagi atas dua bagian yaitu : 1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet, Panas,Bunyi, Optika dan Gelombang. 2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu penemuan Relativitas Einsten. Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kedokteran dan lain-lain. Untuk

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran fisika. Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar (gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum newton, usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus, konsep usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya). Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari

membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja. Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, syaraf, dan proses metabolisme. Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-tulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat berkontraksi. Otototot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja secara optimal. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu

20

energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energi. Penerapan Konsep fisika terhadap pelayanan kesehatan dapat dilihat pada a. Bio Fluida b. Bio Optik c. Bio Acoustic

21

DAFTAR PUSTAKA www.medicastore.com Dr . Ayi Bahtiar, Fisika modern, Konsep dan Aplikasinya, Makalah Mipa Unpad 2007 M. Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas XII Penerbit Erlangga, 2006 [2]. H ttp://en.wikipedia.org/wiki/Introduction_to_quantum_mechanics Http://en.wikipedia.org/wiki/Telecommunication Http://www.microscopy.fsu.edu/primer/techniques/fluorescence

22

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... B. Rumusan Masalah..................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan ........................... B. Usaha .......................................................................................... C. Energi ......................................................................................... D. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan ............... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA

i ii

1 1

2 2 3 7

20

23 ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Pariaman,

Januari 2013

Penulis

24 i

You might also like