You are on page 1of 20

PEMBIMBING: Dr. H.

Iskandar Zuqarnanin, SpOG(K)

Uterus (rahim) merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi hingga melahirkan Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram.

Uterus terdiri dari 3 lapisan


1. Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut 2. Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayikeluar pada proses persalinan (kontraksi) 3. Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnyasel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram
Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil

Mobilisasi dini
` Aktivitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukanuntuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan bergunauntuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan, dengan adanya kontraksi dan retraksiyang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah dalam uterus yangmengakibatkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran jaringanotot-otot tersebut menjadi kecil.

Status Gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin danusia. Status gizi yang kurang pada ibu post partum maka pertahanan pada dasar ligamentumlatum yang terdiri dari kelompok infiltrasi sel-sel bulat yang disamping mengadakan pertahanan terhadap penyembuhan kuman bermanfaat pula untuk menghilangkan jaringannefrotik, Pada ibu post partum dengan status gizi yang baik akan mampu menghindariserangan kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan mempercepat prosesinvolusi uterus.

Menyusui
Pada proses menyusui ada reflek let down dari isapan bayi merangsang hipofise posterior mengeluarkan hormon oxytosin yang oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan membantu uterus berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.

Usia
Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan, dimana prosespenuaan terjadi peningkatan jumlah lemak. Penurunan elastisitas otot dan penurunan penyerapan lemak, protein, serta karbohidrat. Bila proses ini dihubungkan dengan penurunan protein pada proses penuaan, maka hal ini akan menghambat involusi uterus.

Paritas
Parietas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang terlalu sering tereggang memerlukanwaktu yang lama.

1.Iskemia Miometrium Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi

2. Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan karena penurunan hormone estrogen dan progesterone

3. Efek Oksitosin Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan

Kontraksi oleh ion kalsium

Sebagai pengganti troponin, sel-sel otot polos mengandung sejumlah besar protein pengaturan yang lain yang disebut kamodulin. Terjadinya kontraksi diawali dengan ion kalsium berkaitan dengan kalmoduli. Kombinasi kalmodulin ion kalsium kemudian bergabung dengan sekaligus mengaktifkan myosin kinase yaitu enzim yang melakukan fosforilase sebagai respon terhadap myosin kinase.

Bila rantai ini tidak mengalami fosforilasi, siklus perlekatan-pelepasan kepala myosin dengan filament aktin tidak akan terjadi. Tetapi bila rantai pengaturan mengalami fosforilasi, kepala memiliki kemampuan untuk berikatan secara berulang dengan filament aktin dan bekerja melalui seluruh proses siklus tarikan berkala sehingga menghasilkan kontraksi otot uterus

Ada beberapa hormon yang mempengaruhi adalah epinefrin, norepinefrin, angiotensin, endhothelin, vasoperin, oksitonin serotinin, dan histamine. Beberapa reseptor hormon pada membran otot polos akan membuka kanal ion kalsium dan natrium serta menimbulkan depolarisasi membran. Kadang timbul potensial aksi yang telah terjadi. Pada keadaan lain, terjadi depolarisasi tanpa disertai dengan potensial aksi dan depolarisasi ini membuat ion kalsium masuk kedalam sel sehingga terjadi kontraksi pada otot uterus. (Guyton, 2007)

Dengan faktor-faktor yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain, sehingga memberikan akibat besar terhadap jaringan otot-otot uterus, yaitu hancurnya jaringan otot yang baru, dan mengecilnya jaringan otot yang membesar. Dengan demikian proses involusi terjadi sehingga uterus kembali pada ukuran dan tempat semula

Involusi uterus yang normal berlaku sehingga uterus kembali ke berat 60 gram, dengan lebar kira-kira 6cm, dengan serviks yang menyempit pada minggu ke-6.

You might also like