You are on page 1of 20

Makalah

di-ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar pembelajaran biologi pada semester-VI A

Oleh: RAMA WARDINI (7109050023)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kebanyakan di kalangan masyarakat ternak-ternak mereka untuk dapat berkembang biak dibiarakan oleh pemiliknya di gembalakan secara liar. Ternak dibiarkan mencari makanannya berupa rumput yang berada di tanggul irigasi,pinggir jalan, lapangan kosong,maupun sawah dan tegalan yang sudah tidak ada tanamannya apabila musim kemarau tiba.

Keadaan fisik ternak timbul-tenggelam dengan gejolaknya iklim dalam musim hujan rumput berlimpah ruah tidak habis termakan sedangkan apabila musim kemarau tiba rumput-rumputpun ikut mengering dan ikut kurus keringlah ternaknya.

Dengan bertambahnya penduduk khususnya di pulau jawa,tempat-tempat yang tadinya menghasilkan banyak rumput, Kini banyak yang menjadi lahan untuk menghasilkan pangan bagi manusia maupun di jadikan tempat pemukiman rakyat.

Meningkatkan ternak di desa-desa,terutama dataran rendah, tidak mudah di kembangkan tanpa persediaan maknan ternak yang cukup untuk sepanjang tahun di tempat-tempat yang sudah berdiri perusahaan sapi perah, penanaman rumput yang khusus sudah lama dilaksanakan, namun gejala kekurangan setiap tahunnya bila mana musim kemarau berkepanjangan pasti ada. Maka kekurangan makana ternak dimusim kemarau inilah yang sebenarnya merupakan tantangan bagi setiap pengusaha peternakan yang besar maupun yang kecil.

Pengawetan rerumputan dan lain-lain di Indonesia praktis belum mendapatkan perhatian dari pengusaha ternak. Karena apabila iklim sedang kemarau pengusaha rela membeli rerumputan dengan harga yang mahal.

Disamping itu sudah menjadi kenyataan pola pangan di Negara yang sudah maji lebih memanfaatkan protein hewani dari pada pangan yang banyak mengandung zat karbohidrat. Diseluruh dunia setiap Negara yang ingin memajukan rakyatnya, baik fisik maupun psikis senantiasa mendambakan produksi pangan di negaranya. Peningkatan produksi pangan ini digalang melalui peningkatan produksi pertanian,peternakan dan perikanan.

B. Permasalahnya
1. Bagaimana agar dapat mendayagunakan rumput dengan baik dalam bidang

peternakan?

2. Rumput apa saja yang baik untuk ternak?

Bab II Pembahasan

A. PERANAN RERUMPUTAN

Di Negara negara yang sudah maju, ternak termasuk bidang peternakannya, dinyatakan bahwa reruputan merupakan fondasi yang kokoh dalam meningkatkan produksi protein hewani. Bila mana diseluruh dunia di adakan perluasan/ intensifitas produksi biji-bijian sebagai sumber zat karbohidrat, peningkatan produksi perluasan rerumputan di perlukan untuk peningkatan produksi protein dan lemak hewani. Energi yang dibutuhkan oleh ternak untuk menghasilkan daging, air susu dan lemak, diperoleh dari rerumputan juga. Menurut buku Rismunandar, di AS dinyatakan bahwa lading rumput merupakan sumber makanan ternak yang cukup murah. Sapi potong yang di gembalanya selama 200 hari dalam satu tahun, menghasilkan bagian dari jumlah makanannya. Sebaliknya harganya hanya 1/3 bagian dari seluruh jumlah biaya jumlah pemelihararaannya.

Di Indonesia para peternak nya tidak mengenal musim dingin. Di daerah yang banyak hujan sepanjang tahun maupun di daerah yang mengalami beberapa bulan kekeringan, ternak dapat di gembalakan di padang rumput praktis sepanjang tahun. B. Pengenalan beberapa jenis rumput Sudah kan anda mengadakan penelitian ada berapa jeniskah rerumputan yang tumbuh di pekarangan rumah anda,di pinggir jalan,lapangan atau di mana saja yang anda temukan? Saya yakin bahwa anda menemukan lebih dari satu jenis rerumputan. Tidak salahlah kiranya bahwa makanan ternak di kandang merupakan gado-gado dari beberapa jeeniss rumput dan lain-lain hijauan. Dengan sendirinya tinggi rendahnya nilai gizi makanan ternak tidak menentukan setiap harinya. Sebagia besar jenis rerumputan yang berada di lapangan,walaupun di gemari ternak, tidak atau belum sepenuhnya di manfaatkan oleh peternak besaratau peternak kecil karna letaknya tidak mudah terjangkau. Bila dikumpulkan oleh tukang-tukang jual rumput pengumpulannya tidak semudah yang kita pikirkan karena harus di pilih rumputnya dan akhirya harga di tempat pengumpulan kadang menjadi mahal. Berikut di bawah ini beberapa data singat tentang rumput yang baik untuk ternak: a. Rumput Gajah Rumput gajah banyak di jumpai di persawahan. Tingginya bisa mencapai 5 m, berbatang tebal dan keras, daun panjang, dan dapat berbunga seperti es lilin. Kandungan rumput gajah terdiri atas; 19,9% bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% lemak, 34,2% serat kasar, 11,7% abu, dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).

Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas afrika dan varietas hawai. 1. varietas afrika, ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai. 2. varietas hawai, ditandai dengan batang dan daun yang lebar, pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi, dan berbunga. Panen pertama pada rumput gajah dapat di lakukan pada umur 90 hari setelah tanam. Panen selanjutnya setiap 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi potongan dari permukaan tanah antara 10-15 cm. Produksi hijauan rumput gajah antara 100-200 ton rumput segar/hektar/tahun. Alangkah lebih baik kalau sehabis pemanenan rumput gajah diberi pupuk, pupuk dapat berupa pupuk kimia (urea, npk, tsp/kcl) ataupun pupuk alami (kotoran kambing). Sehingga pertumbuhan rumput itu akan semakin bagus dikemudian hari. b. Rumput Raja atau King Grass Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm. Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara 200-250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput Afrika. c. Rumput Setaria Rumput setaria sering juga disebut sebagai rumput setaria lampung. Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan

lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas. Rumput setaria sangat cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl, dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan tahan terhadap genangan air. Pembiakan dapat di lakukan dengan memisahkan rumpun dan menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm. Pemupukan di lakukan pada tanaman berumur kurang lebih dua minggu, dengan pupuk urea 100 kg/hektar lahan, dan sebulan sekali di tambah dengan 100 kg urea/hektar.

Produksi

hijauan

rumput

setaria

dapat

mencapai

100

ton

rumput

segar/hektar/tahun. Komosisi rumput setaria (dasar bahan kering) terdiri atas; abu 11,5%, ekstrak eter (EE) 2,8%, serat kasar (SK) 32,5%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 44,8%, protein ksar (PK) 8,3% dan total digestible nutrients (TDN) 52,88%. d. Turi (sesbania grandiflora) Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang juga tumuh subur pada tanah yang tergenang air. Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%. e. Kaliandra (calliandra calothrysus) Tinggi tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. tanaman kaliandra dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah dan air.

Manfaat kaliandra pada makana ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah. Daun kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak kambing. Kaliandra mengandung protein kasar 22,4%, lemak 4,1%, energi kasar 46,30 kkal/kg, SDN 24,0%, lignin 1995,0%, Ca 1,6% dan P 0,2%. Ada baiknya sewaktu pemberian makanan kepada ternak di berikan secara campur. Hal ini bertujuan agar kandungan yang berada di dalam masing-masing tanaman dapat saling melengkapi, sehingga kambing akan merasa tercukupi kandungan gizi maupun proteinnya. Selain itu juga akan meminimalkan kambing merasa bosan makan apabila di sajikan dalam satu jenis tanaman saja secara berulang-ulang. C. Pengawetan rerumputan Apa bila musim kemarau tiba banyak peternak merasa sukar mencari rumput untuk ternak-ternak mereka. Namun sebernya jika meraka rajin dan mau meluangkan waktu untuk membuat awatan rumput sebagai persediaan makan ternak meraka atau bisa juga mereka menjualnya sebagai penghasilan tambahan bagi mereka yang mau mengerjakannya, bagai mana pula di Negara lain seperti Saudi Arabia mempunyai peternakan sapi perah walaupun Negara mereka merupakan tanah pasir yang gersang, mereka mendapatkan makananya dari Negara lain yang mengimpor makanan ternak. Cara pembuatan awetan rumput (hay-making): Pada hakikatnya ternak besar dan kecil tanpa belajarpun menggemari rumput kering bila mana sudah tidak ada lagi rumput yang segar lagi. Demikian pula ternak diIndonesia, untuk memekan hay tidak peerlu lagi belajar. Pemotongan rumput yang semula mempergunakan berbagai bentuk sabit, dalam zaman modern ini telah menggunakan mesin pemotong rumput. Tidak hanya mesin pemotong rumput saja yang telah di kembangakan namun mesin penggulung rumput kering, mengepak dan mencetak rumput kering dalam bentuk kubus hingga pellet pun

telah di kembangkan. Mesin pengering rumput dikembangkan dengan menggunakan udara panas maupun biasa. Pokoknya di luar negeri bisnis pengeringan rumput merupakan business yang menyibukkan teknisi dan teknologi dari berbagai bidang.

Alat besar pemotong rumput

rotary rakes(alat pengumpul rumput)

ROLLPROFI round balers (alat penggulung rumput hay maupun silase)

Dari hasil gulungan rumput, selanjutnya akan diangkat dengan mesin, untuk kemudian diangkut oleh truk-truk besar/trailer untuk dikumpulkan dalam suatu tempat pengolahan selanjutnya.

Pengolahan rumput kering Tujuannya: Mengurangi kadar air dalam rumput dan lain-lain hijauan hingga titik terendah dalam keaddaan rumput/hijauan masih cukup lentur/tidakgetas tanpa kehilangan warna hijaunya. Kadara air hay yang baiak adalah minimal kurang lebih 15-16%. Dalam kondisi itu rumput tidak mungkin membusuk bilamana disimpan. Kadar nilai gizinya masih cukup tinggi. Bila mana hay di daerah subtropos merupakan makanan ternak untuk musim dingin, untuk Indonesia merupakan makanan ternak dalam musim kemarau. Hay yang bermutu sifat - sifatnya sebagai berikut: -

warnanya hijau mengkilau daun-daunnya masih untuh dan lentur baunya harum khas bau hay nilai gizinya tetap tinggi

mudah di cernakan tidak mengandung bahan lain dari rumput atau bahan hijauan lainnya bebas dari lapuk

Saat memotong rumput untuk dijadikan hay Tinggi tendahnya kualita hay di tentukan oleh umurnya rumput yang di potong untuk keperluan tersebut. Jenis-jenis rumput yang bisa berbunga di potong pada saat hamper berbunga. Rumput yang tidak berbunga saatnya dipotong di sesuakan dengan umurnya, yaitu ketika masih cukup muda,batang dan daunya masih banyak mengandung air. Bila mana masih terlalu muda, walaupun kaddar protein kasarnya tinggi, kaddar selulosanya masih terlalu rendah. Bila mana sudah menua kadar protein kasarnya rendah dan kadar serat kasarnya cukup tinggi sehingga nilai gizinya di anggap rendah. Saat lainya yang baik untuk memotong rumput untuk di jadikan hay adalah bila mana rumputnya sudah tidak berembun, dan cuaca mulai cerah. Cara mengeringkan hay: Ada dua cara untuk dapat mengeringkan rumput dan lain-lain hijauan,yaitu: dengan sinar matahari,merupakan usaha yang peling murah dan sederhana dengan alat pengering penjemuran dengn sinar matahari cara yang murah dan efisien di Indonesia dapat dilaksanakan dalam musim kemarau, dan tanaman yang dapat di jadikan hay-making pun tidak sembarangan ,tanaman ini misalnya: tanaman jagung dan sorgum yang khusus di potong sebelum berbunga untuk di jadikan hay,hijauna leguminosa, glirisidia,pucuk tanaman tebu, dan sebagainya dapat dikeringkan dalam musim kemarau.

Di Indonesia yang berkelebihan rumputnya justru jatuh dalam musim hujan alias kekurangan sinar matahari,problemnya ialah mengeringkan rumput tanpa pemanasan sinar matahari. Penjemuran dengan pemanasan matahari prosesnya sangat sederhana, setelah rrumput dipotong,di hamparkan, usahakan agar tumpukan rumput tidak tebal. Bila mana cuaca cerah hamparan rumput di balik beberapa kali supaya lekas mengering. Dalam beberapa hari hay sudah cukup kering, untuk mengetahui rumputnya sudah memenuhi persyaratan tinggi kadar airnya laksanakan percobaan sebagia berikut:
a. Ambillah segenggam rumput yang cukup panjang, pengang ujungnya dengan

tangan kanandan tangan kiri kemudian puntir sekuat tenaga. Bila rumputnya gak remah sedikit dan tidak ada airnya yang keluar dari puntiran, maka sudah cukup keringlah hay tersebut. b. Mengelupass kulit batang rumput dengan kuku jari .bila mana kulitnya massi dapat mengelupas merupakan ssuatau tanda kadar airnya masih tinggi. Maka bila mana kulit tersebut sudah melekat, berarti kaddar airnya sudah cukup rendah aliass hay-nya sudah cukup kering. Kadar air hay Hijauan temasuk rerumputan bila mana maasih segar mengandung air 75-80 %. Kadar air hay yang sudah cukup kering harus harus di sesuaikan dengan cara penyimpanannya, yaitu sebagai berikut: Hay yang di simpan terurai : 25% Hay yang di pres/dibal/dipak :20-22% Hay yang di potong-potong: 18-20% Bila mana ketentuan kadar air hay masing-masing di lampaui,maka akan mudah terjadi : Pembusukan/berjamur

Nilai gijinya sangat turun Karena ada fermentasi dapat meningkatkan suhu dalam timbunan dan bukannya tidak mungkin dapat mengakibatkan kebakaran (spontaneous combustion = menyala dengan sendirinya) Pengeringan rumput dalam musim hujan Bilamana di usahan pengeringan rumput dalam musim tampa mekanisasi dapat dapat di usahan sebai berikut:

Rumput di potong bila mana sudah tidak berembun Setelah di potong di biarkan sebentar di lapangan agar agak menjadi layu Kemudian di angkut ke dalam gudang yang terbuka sisi-sisinya. Rumput ditimbun di atas rak yang tersusun. Hamparan rumput jangan tebal-tebal untuk menghindarkan pembusukan.

Aliran udara dapat ditingkatkan kecepatannya bilamana ada aliran listrik untuk kipas angin,alih-alih teknik telah dapat menentukan sesuaikan dengan besarnya gudang pengeringan. Cara penyimpanan hay Hay yang sudah cukup kering dapat di timbun secara tradisional,dapat juga di kekuatan kipas angin yang di

masukkan ke dalam kantog plastic yang besar untuk dapat ditutup rapat,yang isinya agak di padatkan. Penyimpanan dengan menimbun hay yang agak terurai merupakan cara penimbunan yang cukup sederhana.yang penting ialah jangan sampai timbunan hay kebocoran, yang dapat mengakibatkan pembusukan. Di luar negeri hay di simpan dalam beberapa bentuk: Digulung Dibal(dipak) Di cetak dalam bentuk kubus

Di AS dalam musim panass ratusan ribu Ha terumputan maupun leguminosa di potong untuk dijadikan hay. Semuanya dapat bejalan lancer, dapat diselesaikan dalam satu musim,berkat adanya alat-alat mekanisasi yang serba efisien,misalnya: Mesin pemotong rumput Mesin untuk menggulung rumuput Mesin pengepak/mengebal hay Mesin pengering Mesin pembikin pellets dan bentuk kubus Maka pengembangan pembikinan hay menyibukkan berbagai teknisi,ahli gizi makanan ternak, dan ahli pengwet rumput.

Gambar penyimpanan hay apa bila tidak ada hujan

CARA MEMBUAT SILAGE Sehubungan dengan silage ini, berturut-turut akan dipelajari hal-hal yang bertalian dengan pengertian-pengertian, proses pembuatan sampai denagn pembongkaran dan penggunaannya. Pengertian silage dan silo Silage ialah hijauan makanan ternak yang disimpan dalam keadaan segar (kadar air 60-70%), di dalam suatu tempat yang disebut silo karena hjauan yang baru dipotong kadar airnya sekitar 75-85%, maka untuk bisa

memperoleh hasil silage yang baik, hijauan tersebut bisa dilayukan terlebih dahulu, 2-4 jam.untuk penyimpanan silage disebut silo. Silo ialah tempat penyimpanan makana ternak (hijauan), baik yang dibuat di dalam tanah atau pun di atas tanah. Bentuk silo Silo bisa dibuat dari berbagai bahan seperti tanah, beton, baja, anyaman bamboo dan lain sebagainya. Dan silo yang dibuat dari berbagai bahan ini bentuknya bisa berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung kepada pengalaman dan minat para peternak itu sendiri. Berbagaibentuk

Tujuan pembuatan silage

Untuk mengatasi kekurangan makanan ternakdimusim kemarau panjang, atau musim paceklik. Untuk menampung kelebihan produksi hijauan makanan ternak atau memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik, tetapi belum dipergunakan. Mendayagunakan hasil sisa pertanian atau hasil ikutan pertanian.
Prinsip-prinsip pembuatan silage

Prinsip pembuatan silage ialah usaha untuk mencapai dan mempercepat keadaan hampa udara (unaerob) dan suasana asam ditempat penyimpanan.
Persiapan pembuatan silage

Untuk melakukan pembuatan silage ini perlu dipersiapkan semua peralatan dan bahan-bahannya seperti :
a)

Silo, tempat yang dipakai untuk pembuatan atau penyimpanan silage. Chopper atau alat-alat lainnya yang bisa dipergunakan untuk memotong bahan hijauan yang hendak disimpan menjadi potongan pendek-pendek 6 cm. Hijauan makanan ternak yang telah dipanen

b) c)

d) Bahan-bahan pengawet, 5 % dari total bahan.

e)

Plastic, yang bisa dipergunakan sebagai penutup atau sebagai alat penahan perembesan air di bagian dindingnya.

Cara pembuatannya

Tahap pengisian

Hijauan yang akan dibuat silage harus dilayukan dan dipotong pendek-pendek ( 6 cm) terlebih dahulu, agar mempermudah pemadatan di dalam penyimpanan. Bila bahan-bahan ini hendak diberikan bahan pengawet, bisa dicampur dengan bahan pengawet terlebih dahulu.

Penutupan

Setelah selesai dilakukan pengisian ke dalam silo, kemudian segera ditutup rapat-rapat, sehingga udara dan air tidak dapat masuk ke dalam silo.

Cara pengambilan silage dan penggunannya

Setelah delapan minggu, silo bisa dibongkar untuk diambil silagenya. Hal ini tentu saja tergantung kebutuhan. Sebab pada silo yang sempurna, silage yang disimpan dalamnya bisa bertahan sampai bertahun-tahun, 2-3 tahun. Di waktu silo itu dibuka, haruslah diusahakan secara hati-hati, karena dalam proses ensilageakan terbentuk asam organis CO2 dan NO yang apabila kontak dengan udara akan menghasilkan NO2 yang berbahaya bila terhisap oleh manusia, sebab beracun.

Silage diambil secukupnya saja, misalnya untuk persediaan 7 hari. Silage yang baru saja diambil hendakya diangin-anginkan atau dijemur terlebih dahulu, dan jangan diberikan langsung kepada hewan. Setelah pengambilan selage selesai, silo harus ditutup kembali dengan cepat.
Ciri-ciri silage yang baik Rasa dan bau asam Warna masih hijau, bukan coklat. Tekstur hijauan masih jelas seperti alamnya.

Tak berjamur, tak berlendir dan pula tidak bergumpal. Secara laboratories banyak asam laktat, kadar N (amonia) rendah kurang dari 10%, tak mengandung asam butirat. pH rendah, 3,5-4.

Hay-making dan silage sebagai bahan perdagangan Hay yang semula merupakan hasil usaha petrnakan dan di manfaatkan untuk kepentingan sendiri, akhirnya menjadi big business. Dengan senantiasa berkembangnya peternkan sapi perah maupun sapi potong,maka hay yang di hasilkan oleh masing-masing perusahaan ternak tidak mencukupi kebutuhannya. Akibatnya ialah kebanyakan perusahaan ternak bergantung pada pengusaha hay. Di AS di nyatakan bahwa 15-20% dari hay yang di hasilkan di jual keluar, penjualan tidak hanya terbatas di dalam negeri saja, tetapi juga diekspor. Maka berkembanglah sepesialisasi usaha dalam bentuk : Peternak sapi perah, ternak potong dengan meenyerahkan pengadaan pangan ternaknya kepada perusahaan hay Dan pengusaha yang menyubukkan diri dengan pembikinan hay Akhirnya pengusaha yang menghasilkan susu,daging dan menjual kelebihan hay yang di produksinya keluar.
-

Penjualan hay tidak hanya terbatass pada sapi perah dan ternak potong saja, namun juga peternak kuda, dan domba. Di AS juga pembulatan silage ini sudah lama di kenal oleh bangsa Indian,mereka menyimpan makanan ternak di lubang berbentuk sumur yang kini di beri nama silo. Di AS setiap tanunya dihasilkan tidak kurang dari 170.000.000 ton silage dan dapat di perediksikan bahwa pembuatan silage tiap tahunya akan terus meningkat. Di Indonesia juga ada yang melakukan penjualan rumput yaitu di suatu prusahaan

rumput di desa tonjong, daerah bogor, yang di kelola oleh PT. Pinto Romo,

berkedudukan di Jakarta. PT ini di dirikan oleh tokoh-tokoh PWRI rating 09/ Jakarta selatan. PT itu menguasai tanaman unggul seluas 65 ha yang dalam waktu tidak lama lagi akan meningkat menjaddi 105 ha. Hasil rumputnya di jual kepada peternak besar kecil. Di Bengkulu telah beroprasi perusahaan pengeringan rumput yang di kelola PT Indonesia Greenery. Perusahaan ini memiliki tumbuhan rumput unggul seluas 400ha. Hasilnya di ekspor ke jepang dan bahkan ssampai ketaiwan.

Bab III Penutup

A. Kesimpulan 1. Untuk dapat mendayagunakan rumput dengan baik kita sebagai pengusaha petrnakan dapat menjadikannya sebagai hay-making dan siglage yaitu makanan awatan bagi ternak. 2.

B. Saran

You might also like