You are on page 1of 23

CARA MENULIS KUTIPAN DALAM KARYA ILMIAH

CARA MENULIS KUTIPAN DALAM KARYA ILMIAH


Post under Karya Ilmiah at 4:11 AM Posted by UMS EDUKASI RSBI Pada dasarnya terdapat dua cara untuk mengutip suatu sumber, yaitu secara langsung (asli) dan secara tidak langsung (menyadur). Kutipan langsung adalah kutipan yang mengambil secara persis kata demi kata dari sumbernya. Sedangkan kutipan secara tidak langsung adalah kutipan yang sudah diubah dengan kata-kata sendiri. Kedua jenis kutipan tersebut diperkenankan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kutipan, yaitu: a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan hendaknya tidak terlampau panjang. b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan arti dan kesalapahaman, maka kutipan langsung merupakan pilihan terbaik. Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penulisan kutipan: Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah a. Kutipan langsung (asli), kurang dari empat baris. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis sebagai bagian dari kalimat dengan memberikan tanda kutip pembuka dan penutup. Perhatikan bahwa tanda kutip penutup diberikan setelah titik penutup kalimat. Permulaan kutipan menggunakan huruf capital. Contoh: Sementara itu, Horgren dan Sundem mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut: An accounting system is a formal means of gathering and communicating data to aid and coordinate collective decisions in light of the overall goals or objectives of an organization.2 Jika kutipan tersebut merupakan bagian dari tata bahasa, kutipan tersebut tidak dimulai dengan huruf capital. Contoh: Sementara itu, Horgren dan Sundem mendefinisikan sistem akuntansi adalah an accounting system is a formal means of gathering and communicating data to aid and coordinate collective decisions in light of the overall goals or objectives of an organization.2 b. Kutipan langsung (asli), lebih dari empat baris. Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai berikut: (1) tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat;

(2) menjorok kedalam setelah lima ketukan, dan jika awal kutipan tersebut adalah awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan dimulai pada ketukan ke-11; dan (3) dengan jarak baris satu spasi. Contoh: Mengenai peranan computer dalam system informasi manajemen, Davis dan Olson mengemukakan sebagai berikut: Conseptually, a management information system can exist without computers, but it is the power of the computers which make MIS feasible. The questions is not whether computers should be used in management information systems, but the extent to which information use should be computerized.12 Dalam hubungan ini, Horngren dan Foster menegaskan bahwa: Accounting systems should serve multiple decision process, and there are different measures of cost for different purposes. The most economically feasible approach to designing a management accounting system is to assume some common wants for a variety of decisions and choose cost objects for routine data accumulation in light of these wants. 12 c. Elips. Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap, karena terdapat beberapa bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh jika dihilangkan. Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah Selain ketentuan-ketentuan umum di muka (spasi, tanda kutip, dll), ketentuan tambahan untuk kutipan semacam ini adalah sebagai berikut: (1) Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan/awal, maka mulailah kutipan tersebut dengan tiga titik. Demikian juga jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan tersebut. Contoh: Basalamah mendefinisikan blok sampling sebagai pemilihan beberapa pos (item) secara berurutan. Begitu pos pertama telah dipilih maka pospos lainnya di dalam blok tersebut akan terpilih secara otomatis.15 Dalam hubungannya dengan rancangan sistem akuntansi ini, Horngren dan Foster menegaskan sebagai berikut: there are different measures of cost for different purposes. The most economically feasible approach to designing a management accounting system is to assume some common wants for a variety of decisions and choose cost objects for routine data accumulation in light of these wants.15 (2) Jika bagian yang dibuang adalah bagian belakang atau bagian akhir, maka akhiri

kutipan tersebut dengan empat titik: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik sisanya menunjukkan tanda baca penutup. Contoh: Plankett dan Attner mengemukakan: Production technology is important because it directly influences organization structure. The structure must fit the technology .19 d. Kutipan dengan saduran. Untuk kutipan yang sudah diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri tanda kutip tidak perlu diberikan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bawa catatan kaki tetap diberikan. e. Penomoran Untuk tujuan pemberian catatan kaki, setiap kutipan (baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung) harus diberi nomor secara berurutan, dengan menggunakan angka arab. Angka ini ditempatkan di akhir kutipan dan ditulis setengah spasi di atas baris terakhir kutipan. (Lihat juga uraian tentang catatan kaki
http://umsedukasirsbi.blogspot.com/2010/02/cara-menulis-kutipan-dalam-karya-ilmiah.html

Senin, 08 Oktober 2012

Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah


Diposkan oleh Aryo d'Pohan Label: Skripsi PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Ringkasan Metodologi Penyusunan Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa

Oleh : Dedi Merisa, SHI

As language distinguishes man from animal, So writing distinguishes civilized man from barbarian

1. Prolog

Kutipan redaksi di atas adalah pemeo dalam dunia antropologi, penulis ingin menegaskan bahwa menulis itu penting karena terkait erat dengan peradaban. Carlyle, Kant, Mirabeau dan Renan bahkan percaya dan meyakini bahwa penemuan tulisan benar-benar telah membentuk awal peradaban (Haris Sumadiria, 2009: v). Melalui tulisan, kita mengenal sejarah dan peradaban masa lalu, dan masa kini akan tetap dikenang oleh masa depan jika terekam dalam tulisan. Salah satu ragam tulisan adalah karya ilmiah. Di perguruan tinggi, menulis karya ilmiah menjadi kewajiban bagi setiap civitas academika. Hal ini karena karya ilmiah adalah manifestasi dari penelitian yang merupakan bagian integral dari Tridharma Perguruan Tinggi. Dengan demikian maka, lemahnya budaya menulis karya ilmiah di perguruan tinggi adalah indikasi telah terjadi kepincangan dalam internalisasi Tridharma Perguruan Tinggi, atau dalam terminologi lain dapat disebut belum menjadi perguruan tinggi yang kafah. Merefleksi realitas tersebut, maka menjadi penting untuk terus menggelorakan semangat meneliti dan menulis bagi seluruh civitas acedemika. Dalam terminologi fiqih, menulis karya ilmiah bagi mahasiswa adalah jihad dan hukumnya fadlu ain. Bagi mahasiswa, karya tulis ilmiah harus dijadikan masterpiece, sehingga dalam produksinya

harus memenuhi berbagai ketentuan yang agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena itulah maka pengetahuan tentang teknik penulisan karya tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap mahasiswa. Tulisan ringkas ini berupaya memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan memberikan gambaran singkat tentang teknik penyusunan karya tulis ilmiah. Karena keterbatasan ruang dan waktu, maka penulis tidak mengkaji teknik penyusunan karya ilmiah secara komprehensif, namun hanya sekilas informasi dan petunjuk teknik secara ringkas tentang tata cara penulisan karya tulis ilmiah.

2. Definisi Karya Ilmiah

Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain Disampaikan dalam Pelatihan Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara pada tanggal 10 April 2011 di Desa Jambu Barat Mlonggo Jepara. Alumni Fakultas Syariah INISNU Jepara sebelumnya. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat, bahan) yang digunakan dalam penelitian. Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah karya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah kriteria metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan metodologi ilmiah. Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 1-6).

Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah. (Maizuddin M. Nur, 2010).

3. Jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada penggunaannya. Ada yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian (research report), artikel untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal atau makalah untuk diseminarkan.

Dalam tulisan ini, penulis akan lebih banyak mendeskripsikan tentang karya ilmiah jenis makalah. hal ini karena makalah adalah jenis karya ilmiah yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa.

Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 97-98).

4. Kriteria Ilmiah

M. Nazir, (1988) menjelaskan bahwa karya ilmiah disusun dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah adalah : 1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda) 2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif) 3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis) 4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan) 5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan) 6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating) Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan buktibukti yang tersedia Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Nur Khoiri (2011) memaparkan bahwa suatu karya tulis disebut karya tulis ilmiah jika: (1) mempermasalahkan pengetahuan ilmiah, (2) penulisannya dijiwai oleh metode ilmiah, dan (3)

memenuhi persyaratan tata cara penulisan keilmuan. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan ilmiah adalah bersifat dan berada pada kawasan keilmuan. Ilmu bagian dari pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun metode ilmiah adalah cara berfikir sistematis, logis, rasional, objektif, berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan tertentu. Sebuah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian, metode ilmiah digunakan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:

Melakukan observasi, menetapkan masalah dan tujuan Menyusun hipotesis Menyusun rencana penelitian Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data Menganalisa dan menginterpretasikan data Merumuskan kesimpulan (teori) dan saran (Nur Khoiri, 2011)

5. Tahap Penyusunan Karya Ilmiah Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :

a. 1) Pemilihan Topik/Masalah

Persiapan

Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam memilih topik/masalah, Arifin (2003:8) memberikan beberapa pertimbangan :

Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika menggarapnya. Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita. Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan kita. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undangundang.

2) Pembatasan Topik dan Penentuan Judul Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.

Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).

3) Pembuatan Kerangka Karya (outline)

Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja, yaitu ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untu mengembangkan karya (Moeliono, 1998:1; Arifin, 2003:15).

Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Kita perlu membuat rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada). Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran (jika ada).

Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif untuk menyusun daftar isinya sendiri.

Akan tetapi, paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah menjadi empat bab atau lebih.

b. Pengumpulan Data

Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan). Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data adalah : 1. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan. 2. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis 3. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti 4. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium c. Pengorganisasian dan Pengonsepan Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknikteknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.

d. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep

Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.

e. Penyajian/Pengetikan.

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

6. Sistematika Karya Ilmiah

Di atas telah dijelaskan bahwa karya ilmiah memiliki banyak varian. Setiap varian tersebut memiliki sistematika yang berbeda. Dalam kesempatan ini, penulis hanya akan mendeskripsikan sistematika penulisan karya ilmiah jenis makalah. Pertimbangannya, jenis makalah merupakan jenis karya ilmiah yang paling sering disusun oleh mahasiswa. Sehingga diharapkan akan lebih bermanfaat secara praktis.

Deskripsi tentang sistematika penulisan makalah berikut ini dikutip dari buku Teknik Menulis Karya Ilmiahkarya Bambang Dwiloka dan Rati Riana.

Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman. Secara garis besar, makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.

Bagian Awal

Halaman Sampul Daftar Isi Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)

Bagian Inti

Pendahuluan Latar Belakang Penulisan Makalah Masalah atau Topik Bahasan Tujuan Penulisan Makalah Teks Utama Penutup

Bagian Akhir

Daftar Rujukan Lampiran (jika ada)

Setiap

bagian

dari

sistematika

di

atas

dapat

dijelaskan

sebagai

berikut

- Halaman Sampul Dicantumkan judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah dan

tempat serta waktu penulisan makalah. Terkait dengan pembuatan judul makalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat. 2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik (.). 3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya berkisar 5-15 buah kata. 4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun, judul makalah harus tetap mencerinkan isi makalah. - Daftar Isi Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas), (2) penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.

- Daftar Tabel dan Gambar

Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan terpisah, tetapi jika hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.

- Bagian Inti

Ada tiga macam cara penulisan yang dapat dipakai dalam susunan bagian inti, yaitu : 1. Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab), 2. Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan 3. Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad - Pendahuluan Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut : 1. Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai subbagian. 2. Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya subbagian dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai pergantian unsur, dapat dilakukan dengan pergantian paragraf.

- Latar Belakang Butir-butir yang seyogyanya ada dalam latar belakang adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. hal-hal dimaksud dapat berupa paparan teoretis atau pun paparan yang bersifat praktis, tetapi juga bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.

- Masalah atau Topik Bahasan

Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakupi persoalan yang memerlukan penjelasan, deskripsi atau penegasan lebih lanjut. Beberapa pertimbangan dalam menentukan topik adalah : 1. Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis maupun segi teoritis dan layak untuk dibahas. 2. Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis. 3. Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis. 4. Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk diperoleh - Tujuan Penulisan Makalah Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut.

- Teks Utama

Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik, ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.

Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah. kemampuan seserang dalam menulis bagian teks utama makalah merupakan cerminan tinggi-rendahnya kualitas makalah yang disusun. Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan tuntas ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele. Dalam penulisan teks utama, hindarilah penggunaan kata-kata tanpa makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar. Hindarilah kata-kata seperti : dan sebagainya, dan lain-lain (yang lain itu apa), yang sebesar-besarnya (seberapa besarnya).

Penulisan teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan dapat berupa bahan yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari buku teks, laporan penelitian, jurnal, majalah dan barang cetak lainnya) atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang bersifat factual-empiris (yang terdapat dalam kehidupan nyata).

- Penutup

Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan saran (jika dipandang perlu). Bagian ini menandakan berakhirnya makalah. Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut. 1. Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan, tanpa diikuti dengan simpulan. Hal ini dilakukan karena masih belum cukup bahan untuk memberikan simpulan terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri. 2. Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah. Selain itu, pada bagian ini juga dapat disertakan saran atau rekomendari sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Saran yang dibuat haris eksplisit, kepada siapa saran ditujukan dan tindakan atau hal apa yang disarankan. - Daftar Rujukan

Teknik penulisan daftar rujukan dibahas dalam materi teknik notasi ilmiah dalam makalah ini.

- Lampiran

Bagian ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Bagian ini hendaknya juga bernomor halaman.

7. Teknik Penulisan

Materi tentang teknik penulisan karya ilmiah dalam tulisan ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi bagi mahasiswa S.1 INISNU Jepara tahun 2007. Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai berikut :

Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa Arab dan atau Bahasa Inggris Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada persoalan yang dibicarakan; Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbth al-ahkm), drop out (drop out), gugur gunung (gugur gunung); Untuk menghindari subyektivitas, penulisan karya ilmiah tidak diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar; Penulisan ayat al-Quran dan teks al-Hadist sesuai dengan aslinya, memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera, disertai syakalnya dengan menggunakan mushaf Utsmni serta menyebutkan nama surat dan nomor ayat untuk teks al-Quran dan nama perawi untuk teks al-Hadist.

8. Bentuk dan Format Penulisan Berdasarkan pengalaman penulis, setiap literatur memberikan ketentuan yang berdeda-beda tentang bentuk dan format penulisan karya ilmiah, tergantung pada siapa atau instansi apa yang menerbitkan ketentuan tersebut. Namun, secara umum bentuk dan format penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :

Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran/font 12 dan line spacing 1,5; Karya ilmiah berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic dengan huruf ukuran 18; Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah adalah Kuarto (A4) ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 80 gsm; Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, sedangkan untuk karya ilmiah yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan dan atas 4 cm, kiri dan bawah 3 cm; Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan karya ilmiah berbahasa Arab dengan jarak 1 spasi; Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri bagi karya ilmiah yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi yang berhuruf Arab; Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf dengan memperhatikan estetika penulisan. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan; Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir halaman menggunakan angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian bawah, sub judul ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital kecuali kata penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan, sedangkan pada halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah; Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka arab (Tabel 1., Tabel 2., dst.); Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya; Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman, ditulis dalam Bahasa Indonesia.

9. Teknik Notasi Ilmiah. a. Kutipan 1. Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu : [a] Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik() dan diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan terjemah al-Quran dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya; [b] Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya; 2. Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya; 3. Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya harus mencakup minimal satu sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus; 4. Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer). 5. Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya. b. Catatan Kaki (footnote)

1) Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks;

2) Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks;

3) Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung dari margin kiri untuk tulisan latin dan margin kanan untuk tulisan Arab, dimulai pada ketukan kelima di bawah garis catatan kaki;

4) Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis, dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab baru;

5) Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang (tanpa gelar dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung

buka kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, dan nomor halaman diakhiri dengan titik;

6) Judul buku dengan huruf miring (italic), kecuali berbahasa Arab maka ditulis dengan huruf tebal (bold) dan halaman ( ) bisa disingkat dengan hlm. atau ( .dalam bahasa Arab), contoh :

1Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21, (Yogyakarta: Safiria Insania Press dan UII, 2003), Cet. 1, hlm. 15.

7) Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkatan et. al. ditulis dengan huruf miring (italic) atau dkk., atau ( dalam bahasa Arab). Contoh: Djaali, Pudji Mulyono dan Ramly, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000. Penulisan dalam footnote sebagai berikut :

2Djaali, et. al., Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000), hlm. 10.

8) Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor, yang dianggap pengarangnya atau yang dicantumkan dalam catatan kaki nama editor saja. Caranya dibelakang nama editor itu dicantumkan (ed.) dengan italic (ed.). Bila editornya lebih dari satu maka diberi tambahan s (eds.), sedangkan untuk bahasa Arab ditulis dengan . Contohnya:

3Mastuhu (ed.), Penelitian Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 125. 4Harun Nasution dan Azyumadi Azra (eds.), Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 125.

9) Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama maka cukup dengan Ibid. (dicetak miring) atau ( dicetak tebal dalam bahasa Arab) tanpa menyebutkan halamannya lagi. Ibid. singkatan dari Ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Sedangkan bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda, maka dalam catatan kaki ditulis: Ibid., lalu disebutkan halamannya, contoh:

5Sutrisno (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20, 6Ibid. (bila mengutip halaman yang sama). 7Ibid., hlm. 30. (bila mengutip pada halaman yang berbeda).

10) Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh kutipan dari sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis: Nama pengarang, Judul buku / sumber (jika ada lebih dari satu buku), op.cit., (italic) atau ( dicetak tebal dalam bahasa Arab) diikuti hlm. Adapun op.cit, singkatan daru opere citato yang artinya dalam karangan yang telah disebut. Sedangkan apabila dari halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain, maka ditulis loc.cit atau ( dicetak tebal dalam bahasa Arab). Tanpa menyebutkan halaman. loc.cit. adalah singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat yang telah dikutip. Contoh :

8Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 9Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung: Pustaka, 1986), hlm. 10Mustaqim, op.cit., hlm. 11Fazlur Rahman, loc.cit.

21. 65. 30.

11) Apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan nomor jilidnya. Contoh :

12Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1973), Cet. 3, hlm. 25. 13 Ibid., Jilid 2, hlm. 40. 14 Harun Nasution, op.cit., Jilid I, hlm.36 15Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 75. 16Harun Nasution, Loc.cit., Jilid I.

12) Kutipan yang berasal dari buku yang berbentuk bunga rampai (antologi) atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis, cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, tanda petik (), judul tulisan, tanpa petik (), koma, dalam, nama editor, koma, judul buku, (italic), koma, kurung buka, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, dan halaman. Contoh:

17Abdurrohma Masud, Pendidikan Islam Kontemporer: Problem Utama, Tantangan dan Prospek, dalam Ismail (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 278.

13) Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (---), koma, nama majalah ditulis italic, koma, volume, koma, nomor edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit, koma dan nomor halaman. Contoh:

18Novel Ali, Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral, Panji Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994, hlm. 66.

14) Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (---), koma, nama surat kabar ditulis miring, koma, tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri dengan nomor halaman sesuai sumbernya. Contoh:

19Abdurrohman Said, Pendidikan Agama setengah Hati, Suara Merdeka, Semarang, 4 Juli 2003, hlm. VI.

15) Kutipan yang berasal dari karya ilimiah yang tidak / belum diterbitkan, cara penulisannya: nama pengarang, koma, judul karangan ilmiah dengan diapit tanda petik (---), koma, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, koma, kurung buka, nama kota penyimpanan, titik dua, nama tempat penyimpanan, koma, tahun penulisan, koma, kurung tutup, koma, nomor halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat dengan t.d.sedangkan untuk Bahasa Arab ditulis dengan contoh:

20Nasirudin, Asketisisme Hasan Al-Bashri (Tinjauan Sosio-Historis), Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000), hlm. 23, t.d.

16) Kutipan yang berasal dari buku / kitab yang asli dan terjemahnya, angka kutipan diletakkan di belakang terjemah; sedangkan kutipan yang berasal dari buku / kitab berbahasa asing tanpa terjemah maka angka kutipan diletakkan di belakang kutipan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah dan penulis sendiri.

17) Sumber kutipan yang tidak ada tempat terbitnya maka tempat terbitnya ditulis dengan singkatan tt.p. atau ( dalam Bahasa Arab), jika tidak ada penerbitnya maka nama penerbit ditulis dengan singkatan t.p. ( ) dan jika tidak ada tahun terbitnya maka ditulis t.t atau ( dalam Bahasa Arab). Sedang untuk singkatan menggunakan , .dan singkatan menggunakan huruf .

18) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (---), koma, nama situs koma, nomor halaman. Contoh :

21Ahmad Sapari, Kurikulum http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml, hlm. 2.

Berbasis

Kompentensi,

c. Daftar Kepustakaan

1) Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan yang dijadikan rujukan dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan diakhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan tidak menggunakan nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah (1,5) spasi;

2) Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap (tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;

3) Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan marga (kalau ada) atau nama belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan mengikuti nama terakhir. Bila informasi tentang buku/sumber rujukan itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan berikutnya diketik mulai ketukan kelima. Contoh :

Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3. Sapari, Ahmad Kurikulum Berbaris Kompetensi, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.

4) Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama dan diikuti kata dkk. (dan kawan-kawan) atau ( dalam bahasa Arab), seperti Nashiruddin dkk. ( ). 5) Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma, dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu penerbitannya. Contoh :

Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3. ____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.

6) Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku, koma, kata terj.

Atau ( dalam bahasa Arab), nama penerjemah, koma, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit diakhiri dengan titik. Contoh : Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

7) Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda maka dibelakang keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh :

Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1986a, Cet. 3. ____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.

8) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (---), koma, nama situs, titik. Contoh :

Sapari, Ahmad Kurikulum Berbaris Kompetensi, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.

10. Epilog

Sebagai catatan akhir, penulis ingin mengutip semangat mahasiswa jurnalis yang senantiasa didengungkan untuk menggelorakan semangat berkarya :

"Menulislah agar dibaca orang, atau berbuatlah agar ditulis orang, niscaya kau akan abadi" (LPM Bursa)

-------------------------------------------------------------

Daftar Pustaka

BAUAK INISNU Jepara, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S1) INISNU Jepara, Jepara: INISNU Press, 2007 Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. 1 Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Singarimbun, M., Effendi, S., Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1995 Soemanto, Wasty, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. 8

http://artikelkomplit2011.blogspot.com/2012/10/tata-cara-penulisan-karya-ilmiah.html

Cara Menulis Sumber Kutipan Buku Jurnal Majalah Koran

Panduan Cara menulis sumber kutipan untuk artikel ilmiah Esai, Makalah, skripsi, tesis, disertasi dari buku, jurnal, majalah, koran, dan blog. Menulis dalam media apapun baik itu untuk karya ilmiah berat seperti disertasi, tesis, skripsi, jurnal ilmiah; atau karya ilmiah ringan seperti tulisan artikel opini, dan tulisan di situs atau blog pasti membutuhkan bantuan sumber tulisan lain. Alangkah eloknya, apabila kita menulskan sumber tulisan tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada narasumber yang dikutip. Apalagi kalau pengutipan itu dilakukan dalam jumlah yang agak panjang. DAFTAR ISI 1. Cara menulis sumber kutipan dari buku

2. Cara Membuat sumber kutipan dari jurnal ilmiah/akademis 3. Menulis sumber kutipan dari majalah dan koran 4. Cara mengutip tulisan dari blog atau internet

CARA MENULIS SUMBER KUTIPAN DARI BUKU Prinsipnya, menyebutkan sumber rujukan meliputi nama penulis, judul buku, nama penerbit dan tahun terbitan, serta nomor halaman (opsional). Judul buku yang dikutip formatnya bergaris bawah (untuk mesin ketik) atau teks miring (italic). Dalam karya ilmiah bahasa Inggris, ada p ada pp, apa itu maksudnya? P singkatan dari page (halaman). Dibuat apabila yang dikutip cuma satu halaman. PP singkatan dari page juga. Dibuat apabila yang dikutip lebih dari satu halaman. Ada dua gaya pengutipan yaitu MLA (Gaya Modern Language Association) dan APA (American Psychological Association). Contoh gaya MLA (Modern Language Association) adalah sebagai berikut: Tulisan di makalah sbb: The first gambling Web site appeared in 1995, and online gambling has since become the most lucrative Internet business (Will 92). Tulisan di catatan sumber rujukan sbb: Will, George F. "Electronic Morphine." Newsweek 25 Nov. 2002: 92. Contoh pengutipan gaya APA (American Psychological Association): Letak tulisan di catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnotes) Geissler, E. M. (1998). Pocket guide to cultural assessment (2nd ed.). St. Louis, MO: Mosby. CARA MEMBUAT SUMBER KUTIPAN DARI JURNAL ILMIAH Contoh gaya MLA avis, William D., Thomas Cleary, Michelle Donnelly, and Samuel Hellerman. "Using Sensor Signals to Analyze Fires." Fire Technology 39 (2003): 295-308. Contoh gaya APA Oguisso, T. (1999). Professional nursing in Brazil. International Nursing Review, 43, 81-94.

CARA MEMBUAT SUMBER KUTIPAN DARI MAJALAH DAN KORAN Contoh gaya MLA Daranciang, Nelson. "Sex Offender Web Site Debated." Honolulu Star-Bulletin 8 Apr. 2004, night final ed.: A3. Contoh gaya APA Ulrich, T. (1997, September 22). Linking an Amish hereditary disease with cerebral palsy, a pediatrician challenges a dark inheritance. Time, 150, 30-33

CARA MEMBUAT SUMBER KUTIPAN DARI BLOG ATAU INTERNET Contoh gaya MLA Sherman, Chris. "Everything You Ever Wanted to Know About URL." SearchEngineWatch. Ed. Danny Sullivan. 24 Aug. 2004. 4 Sept. 2004 http://searchenginewatch.com/searchday/article.php/3398511. Contoh gaya APA The Amish, the Mennonites, and the Plain People. (n.d.). Retrieved May 30, 2000 from Pennsylvania Dutch Country Welcome Center Web site: http://www.800padutch.com/amish.shtml
http://www.alkhoirot.net/2011/07/cara-menulis-sumber-kutipan.html

You might also like