You are on page 1of 10

PERKEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA WICHANDRA, F0309098, Akuntansi PENDAHULUAN Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati

yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak. Sebagai negara yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tropika yang unik, juga kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, maka Indonesia memiliki modal dasar yang luar biasa besarnya yang diperlukan untuk mengembangkan pertanian. Secara umum Indonesia memiliki beberapa sistem pertanian yang diterapkan berdasarkan tingkat efisiensi teknologinya : 1. Sistem ladang : belum berkembang, pengelolaan sangat sedikit, produktivitasnya tergantung lapisan humus awal. 2. Sistem tegal pekarangan : di lahan kering , pengelolaannya masih rendah , terdapat tanaman campuran, baik tahunan maupun musiman. 3. Sistem Sawah : teknik budidaya tinggi , sistem pengelolaan yang sudah baik (tanah , air dan tanaman), stabilitas kesuburannya lebih baik. 4. Sistem pertanian modern : teknik budidaya tinggi dengan lebih mengutamakan efisieni dan efektifitas, sistem pengelolaan ramah lingkungan, stabilitas kesuburannya baik dan terjaga, sistem manajemen yang sudah maju. Salah satu contoh dari pertanian yang termasuk dalam sistem pertanian modern adalah pertanian organik. Pertanian organik merupakan suatu sistem budidaya atau produksi pertanaman yang berpijak pada daur ulang hara secara hayati. Sistem pertanian ini sangat ramah lingkungan

dan berpegang pada prinsip ekologi. Dengan kata lain pertanian yang bebas dari bahan kimia, Dengan tujuan untuk menyediakan produk produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya. Saat ini kondisi perubahan iklim dan tingginya tingkat polusi mengakibatkan timbulnya trend gaya hidup sehat pada masyarakat, hal ini mengakibatkan desakkan permintaan atas produk produk utamanyanya produk pangan yang lebih alami namun dengan kualitas yang baik dalam arti bebas bahan kimia, higienis serta berkualitas tinggi. Hal inilah yang menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat pesat saat ini. Sehingga perkembangan dari pertanian organik di indonesia saat ini berkembang pesat salah satunya yang dilakukan petani petani di daerah karanganyar jawa tengah. Di Indonesia, pengakuan akan pentingnya pengembangan pertanian organik telah dituangkan dalam Revitalisasi Pembangunan Pertanian yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Agustus 2005 (Sasongko Bambang Arief, Solopos, 2011). Pentingnya pertanian organik maka, diperlukan upaya percepatan transformasi keunggulan komparatif ini menjadi keunggulan kompetitif agar peluang pasar tersebut dapat benar-benar kita rebut untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Perkembangan pertanian organik Salah satu alasan pentingnya pengembangan pertanian organik adalah persoalan kerusakan lahan pertanian yang semakin parah. Penggunaan pupuk kimia secara terusmenerus menjadi penyebab menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati. Hasil penelitian LPT menunjukkan bahwa 79 % tanah sawah di Indonesia memiliki Bahan Organik (BO) yang sangat rendah (BO < 1). Kondisi ini bermakna bahwa tanah sawah di Indonesia sudah sangat miskin bahkan bisa dikatakan sakit, sehingga tidak hanya membutuhkan makanan (pupuk kimia), namun juga memerlukan penyembuhan. Cara penyembuhan adalah dengan menambahkan BO yang telah diolah menjadi pupuk organik, sehingga tanah dapat menjadi lebih sehat dengan kandungan BO sekitar 3-4 %. Untuk meningkatkan kandungan BO, maka dibutuhkan tambahan bahanbahan organik (pupuk organik) berkisar 5-10 ton/ha. Namun demikian, peningkatan kandungan BO pada setiap hektar tanah sawah dapat dilakukan secara bertahap dengan memberikan asupan pupuk organik pada kisaran 3-5 ton.

FAKTOR PENDUKUNG BERKEMBANGNYA PERTANIAN ORGANIK Perkembangan pertanian organik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pertanian organik dunia, bahkan dapat dikatakan pemicu utama pertanian organik domestik adalah karena tingginya permintaan pertanian organik di negara-negara maju. Tingginya permintaan pertanian organik dinegara-negara maju dipicu oleh (1) menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari masyarakat. (2) dukungan kebijakan pemerintah nasional, (3) dukungan industri pengolahan pangan, (4) dukungan pasar konvensional (supermarket menyerap 50% produk pertanian organik), (5) adanya harga premium di tingkat konsumen, (6) adanya label generik, (7) adanya kampanye nasional pertanian organik secara gencar (Hamm, 2000). Kelangkaan barang dalam ilmu ekonomi akan diikuti dengan kenaikan harga. Produk pertanian organik sekarang menjadi produk eksotis yang dicari. Dengan banyaknya permintaan maka otomatis nilai jual ekonomis produk pertanian organik juga ikut naik. Inilah daya tarik pertanian organik dunia sekarang ini. Maka tidak mengherankan jika sekarang ini sistem pertanian organik berkembang pesat di kalangan pengusaha pertanian di Indonesia. Bahkan tidak sedikit pemain asing yang turut mengisi persaingan dalam pemenuhan produk pertanian organikm, seperti Forest Trade (Amerika) di Sumatra dan Maharishi Global Trading (Belanda) di Sulawesi. Di indonesia khususnya di pulau jawa sudah banyak berkembang pertanian organik, diantaranya kabupaten sragen yang merupakan penghasil padi organik terbesar sejawa tengah, juga di daerah karanganyar yang banyak menghasilkan produk produk sayur dan buah buahan organik. Di jawa barat pertanian organik sangat banyak berkembang daerah bogor dan tasikmalaya. Sentra sentra pengembang pertanian organik merupakan daerah daerah yang membutuhkan pupuk organik dalam jumlah besar sebagian telah di respon oleh pemerintah daerah masing masing. Kabupaten Sragen merupakan pioner pengembangan padi organik dan menjadi tempat studi bagi daerah daerah lain untuk mengembangkan pertanian organik. Sumatera Barat juga merupakan propinsi yang sangat perhatian terhadap perkembangan pertanian organik. Kabupaten Bantul, Kulon Progo propinsi DIY, Kabupaten Ngawi, kota Batu,

Kabupaten Malang, Magetan, Propinsi Jawa Timur juga mengembangkan pertanian organik. Kabupaten Minahasa Utara juga sudah mengembangkan padi organik, bahkan sudah mengeksport ke Filipina secara rutin beras organik (Survey MAPORINA dan kantor Menko Perekonomian, 2007) KEUNTUNGAN DARI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK SAAT INI Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah, antara lain: (a) Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75 % dibanding pertanian konvensional. Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C, Kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi (Pither dan Hall, 1999). (b) Membuat lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian. (c) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani; karena: (1) Biaya pembelian pupuk organik lebih murah dibandingkan dengan biaya pembelian pupuk kimia; (2) Harga jual hasil pertanian organik seringkali lebih mahal; (3) Petani dan peternak bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan jerami dan kotoran ternaknya; (4) Bagi peternak, biaya pembelian pakan ternak dari hasil fermentasi bahan organik lebih murah dari pakan ternak konvensional; (5) Pengembangan pertanian organik berarti memacu daya saing produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional akan produk pertanian organik yang terus meningkat. Ini berarti akan mendatangkan devisa bagi pemerintah daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani. (d) Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2)

Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos. (e) Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang serta memelihara kelestarian alam dan lingkungan. Pemakaian kompos, misalnya, akan menciptakan lingkungan tanah, air dan udara yang sehat yang merupakan syarat utama bagi tumbuhnya komoditi pertanian yang sehat karena: (1) Memperbaiki struktur tanah sehingga sesuai untuk pertumbuhan perakaran tanaman yang sehat; (2) Menyediakan unsur hara, vitamin dan enzim yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh sehat; (3) Menyediakan tempat (inang) bagi berbagai hama dan penyakit tanaman sehingga tidak menyerang tanaman. Terbentuknya lapangan kerja baru dan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan. Pertanian organik akan merangsang hadirnya industri kompos rakyat yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat pedesaan. Disamping itu, penerapan pertanian organik juga akan merangsang adanya kerjasama kemitraan antara petani-peternak-pekebun untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Dalam hubungan ini, peternak mendapatkan bahan makanan ternak dari limbah pertanian (jerami dan dedak, misalnya) dari petani, sedangkan petani mendapatkan kotoran hewan dari peternak sebagai bahan kompos untuk usaha pertanian organiknya. Hal ini secara langsung akan menciptakan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan. KENDALA-KENDALA PERKEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK SAAT INI Disamping keuntungan dan faktor pendukung pertanian organik di Indonesia, pada saat ini masih terdapat kendala-kendala yang menghambat perkembangan pertanian organik, hambatan tersebut diantaranya adalah : A. Budidaya Permasalahan yang berkaitan dengan budidaya pertanian organik antara lain : 1. Luas lahan yang menerapkan sistem pertanian organik relatif kecil dan terletak di sekitar lahan budidaya non organik (konvensional). Besar kemungkinkan, lahan yang diusahakan secara organik terkena pencemaran pestisida kimia, pupuk kimia dan cemaran bahan kimia lainnya dari pertanian konvensional melalui air dan udara. Lahan yang digunakan untuk budidaya pertanian organik secara umum relatif

kecil dibandingkan dengan lahan yang digunakan untuk budidaya pertanian non organik (konvensional). Hal ini terkait dengan kepemilikan lahan petani yang kecil. Demikian halnya dengan lahan yang diusahakan oleh kelompok tani organik, luasannya masih kecil karena tidak semua anggota dalam kelompok tani tersebut merubah budidaya pertaniannya dari konvensional ke organik. 2. Sumber air yang ada sudah tercemar pupuk, pestisida dan bahan kimia lainnya. Kondisi ini menjadi masalah bagi petani organik, karena untuk mendapatkan air yang bebas atau minimal bahan pencemar harus dilakukan dengan cara: a) mencari sumber air alternatif seperti sumur bor; b) membuat saluran air dari bagian hulu sungai; c) mengolah air terlebih dahulu dengan cara mengendapkan atau memberi perlakuan agar dihasilkan air yang sudah tidak tercemar. Usaha-usaha untuk mendapatkan air yang sesuai dengan syarat pertanian organik memerlukan biaya, sehingga menyebabkan biaya produksi pertanian organik meningkat. 3. Kawasan lahan budidaya berada jauh dari akses transportasi. Salah satu lokasi yang sesuai untuk budidaya pertanian organik adalah di daerah yang masih minim pencemaran lingkungannya. Lokasi seperti ini biasanya berada jauh dari akses transportasi. Padahal transportasi merupakan salah satu sarana untuk mendistribusikan sarana pertanian dan membawa hasil pertanian organik. 4. Benih Organik belum cukup tersedia Minimnya benih organik disebabkan karena institusi penghasil benih (kelompok tani atau perusahaan benih) belum memproduksi benih organik. Oleh karena itu benih yang digunakan oleh petani organik, saat ini pada umumnya masih berupa benih konvensional. 5. Tidak semua varietas adaptif terhadap budidaya pertanian organic Hal ini dikarenakan varietas tersebut telah dikondisikan untuk adaptif pada pupuk kimia, pestisida kimia dan perlakuan budidaya lainnya secara konvensional. 6. Serangan hama/penyakit tanaman bahan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman masih sedikit dan terbatas pada jenis hama dan penyakit tertentu. Kondisi ini menyebabkan masih tingginya serangan hama dan penyakit tanaman yang belum bisa diatasi oleh pelaku pertanian organik.

B. SARANA PRODUKSI Permasalahan yang berkaitan dengan sarana produksi pertanian organik antara lain : 1. Belum tersedia secara merata pupuk kompos/pupuk organik. 2. Belum banyak tersedia pestisida organik untuk hama/penyakit tanaman 3. Perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang bebas dari bahan agrokimia sintetis 4. Teknologi penyediaan sarana produksi organik belum tersedia dengan mudah di tingkat lapangan/petani dan harganya masih relative mahal. C. PENGOLAHAN Permasalahan yang berkaitan dengan pengolahan pangan organik antara lain : 1. Peralatan masih digunakan bersama untuk mengolah pangan organik dan non organik. Hal ini karena petani/peternak tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan yang khusus digunakan untuk pengolahan pangan organik. 2. Belum banyak produk pangan organik olahan. Saat ini dipasaran lebih banyak dijumpai pangan organik segar. Masih sedikit pangan organik yang telah diolah, sehingga konsumen masih memiliki keterbatasan untuk mengkonsumsi/memilih produk pangan olahan organik. 3. Keterbatasan bahan kemasan yang memenuhi syarat untuk pangan organik. Kemasan yang masuk dalam kategori kemasan organik masih sedikit tersedia dipasaran. D. PEMASARAN Permasalahan yang berkaitan dengan pemasaran pangan organik antara lain: 1. Minimnya pengetahuan teknis dan jalur-jalur pemasaran yang dikuasai oleh pelaku pengusaha organik 2. Mahalnya biaya transportasi pangan organik. Lokasi yang jauh dan minimnya sarana transportasi menyebabkan biaya transportasi/distribusi pangan organik dari lahan ke pasar menjadi tinggi. 3. Minimnya tempat yang khusus dan memenuhi syarat untuk menjual pangan organik. 4. Tempat pemasaran produk organik masih sedikit. Pemasaran pangan organik masih terkonsentrasi di kawasan tertentu, belum menyebar secara merata di setiap wilayah konsumen. 5. Mahalnya listing fee untuk setiap produk yang akan dipasarkan di supermarket.

6. Produsen pangan organik umumnya petani atau kelompok tani yang tidak terlalu kuat secara finansial. Pemasaran menggunakan jaringan supermarket dapat meningkatkan volume penjualan, namun terkendala oleh biaya listing fee yang cukup tinggi dan sistem pembayaran dalam jangka waktu cukup lama di belakang. 7. Produk lokal/dalam negeri bersaing dengan produk impor tanpa perlindungan yang kuat dari pemerintah. Produk impor pangan organik mulai banyak diperdagangkan di Indonesia. 8. Belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik 9. Belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut E. SUMBER DAYA MANUSIA Permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya manusia untuk pengembangan pertanian organik antara lain : belum banyak sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dalam bidang pertanian organik, baik petugas pembina, peneliti dan inspektur pertanian organik maupun pelaku usaha/petani. KESIMPULAN DAN SARAN Indonesia pada dasarnya merupakan negara agraris dan banyak penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani hal ini menunjukkan bahwa indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadikan produk-produk pertanian menjadi komoditas andalannya, dengan melakukan pengembangan secara luas pada sektor pertanian menjadi lebih modern, ekfektif dan efisien daripada pertanian konvensional pada saat ini, sehingga indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya. salah satu bentuk pertanian modern yang sudah dibahas pada tulisan ini adalah pertanian organik. Pertanian organik dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan juga para konsumennya, dalam konteks petani, pertanian organik memotong biaya untuk pupuk kimia dan bahan kimia lain yang cenderung lebih mahal dari pupuk organik selain itu hasil dari pertanian organik mempunyai premium price di kalangan konsumen sehingga hal ini dapat berdampak pada naiknya pendapatan yang diperoleh petani indonesia. Meningkatnya Pendapatan yang diperoleh oleh petani dalam skala yang besar/ luas berarti sumbangan sektor pertanian kepada PDB meningkat, hal ini berdampak pada meningkatnya PDB indonesia. Dalam konteks konsumen, pertanian organik memberikan atau menawarkan pangan yang jauh lebih sehat daripada pangan-pangan yang dikelola dengan sistem pertanian non-organik.

Dari sisi lingkungan, pertanian organik Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang serta memelihara kelestarian alam dan lingkungan. Namun perkembangan pertanian organik saat ini masih terkendala oleh masalah dalam pembudidayaan, sarana produksi, pengolahan, pemasaran produk, serta sumberdaya manusia. Maka diperlukan adanya dukungan pemerintah diantaranya dalam a. Penyediaan sarana irigasi yang bebas dari pencemaran sisa pupuk non organik dan pestisida maupun bahan kimia lainnya. b. Membuat sarana pemasaran yang jelas bagi produk pertanian organik dan Perbaikan akses serta fasilitas jalan ke lahan pertanian organik. c. Memperbanyak PUSDIKLAT Pertanian yang dapat menyediakan bibit, maupun pupuk organik, dan memfasilitasi pengembangan anti hama organik. d. Memperbanyak dan memperluas informasi tentang sistem pertanian organik melalui penyuluhan, media masa, maupun internet dan televisi. e. Menyediakan tempat (pasar khusus) bagi penjualan produk organik. f. Memberikan insentif seperti bantuan kredit untuk pembelian lahan maupun alat pengolahan bagi petani organik. Dengan dukungan dari pemerintah maka pertanian organik dapat berkembang dengan lebih cepat sehingga tujuan utama untuk mensejahterakan petani, memelihara lingkungan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan PDB dapat terwujud dengan maksimal dan lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA Agus. & Hermawan, R. & Suyono. (2006). Analisis Kelayakan Usaha Tani Padi Pada Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bantu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.vol 2. No 2 :134-141.

Martono, Edi. & Oudejans, Jan H.M. (2006). Perkembangan Pertanian di Indonesia. Yogyakarta:
GMUP.

Sutanto,

R.

(2002).

Penerapan

Pertanian

Organik:

Pemasyarakatan

dan

Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius. Mutiarawati, Tino. (2006). Kendala dan Peluang Dalam Produksi Pertanian Organik di Indonesia. Bandung.

You might also like