You are on page 1of 6

KECERDASAN SOSIAL

Makalah disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Konseling Sekolah

Disusun Oleh : ZAKIYAH 10018203

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2011

PENDAHULUAN

Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Kecerdasan secara umum dipahami dua tingkat. Pertama, kecerdasan sebagai suatu kemampuan memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kedua, kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problems solved) dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaransasaran kita secara efektif dan efisien. Thorndike adalah salah satu ahli yang membagi kecerdasan manusia menjadi tiga, yaitu kecerdasan Abstrak (Kemampuan memahami simbol matematis atau bahasa), Kecerdasan Kongkrit (kemampuan memahami objek nyata) dan Kecerdasan Sosial (kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia yang dikatakan menjadi akar istilah Kecerdasan Emosional. Pakar lain seperti Charles Handy memiliki daftar kecerdasan yang lebih banyak, yaitu: Kecerdasan Logika (menalar dan menghitung), Kecerdasan Praktek (kemampuan mempraktekkan ide), Kecerdasan Verbal (bahasa komunikasi), Kecerdasan Musik, Kecerdasan Intrapersonal (berhubungan ke dalam diri), Kecerdasan Interpersonal (berhubungan ke luar diri dengan orang lain) dan Kecerdasan Spasial. Makalah ini hanya akan membahas tentang kecerdasan social, dimana secara naluriah, manusia tidak mungkin hidup sendiri, melainkan selalu butuh orang lain melalui komunikasi dan interaksi sosial. Namun, tak jarang sebagian

manusia bersikap egois, individualistis, dan arogan. Dengan demikian apakah kecerdasan social dan bagaimana mengembangkan/meningkatkannya?? TEORI Kecerdasan Sosial (Social Intelligence) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang, dimana secara sosial seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan termasuk memimpin orang lain. Konflik antarpribadi, pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya, banyak berpangkal pada kecerdasan sosial yang bersangkutan. Dua pilar utama kesadaran sosial dan fasilitas sosial (atau manajemen relasi). Kesadaran sosial terkait dengan empati dasar, ketepatan empatik, mendengarkan, dan pemahaman sosial. Fasilitas sosial terkait dengan sinkroni, presentasi-diri, pengaruh, dan keprihatinan. Menurut Daniel Golemen kecerdasan sosial adalah kesadaran sosial yang merentang secara instan merasakan keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya untuk mendapatkan situasi sosial yang rumit, merujuk pada spectrum; empati dasar, penyelarasan, ketepatan empatik, dan pengertian sosial. Golemen juga mengemukakan temuan (teori), bahwa hubungan antar-pribadi dan interaksi sosial kita terkait dengan rancangan sosiabilitas. Kita terancang untuk sosiabilitas, untuk terus-menerus terlibat dalam suatu tarian syaraf yang menghubungkan otak kita dengan otak orang lain di sekitar kita. Reaksi kita pada orang lain dan reaksi mereka terhadap kita memiliki dampak biologis yang mendalam, dengan mengirimkan sejumlah besar hormon yang mengatur segala hal. Hal inilah yang, menurut Goleman, menjadikan hubungan baik kita dengan orang lain itu seperti vitamin yang menyehatkan, tetapi hubungan kita yang buruk dengan orang lain, seperti racun saja. Jadi Goleman menarik konteks interaksi sosial dengan konteks psikologi dan biologi. Dalam kecerdasan sosial ada yang dikenal dengan Tiga Sekawan Kelam yaitu mereka yang bermasalah dengan kecerdasan social yaitu :

1.

Narsis

ciri-ciri : biasanya bersifat tidak peduli dengan orang lain, merasa kebutuhan dirinya adalah yang terpenting dan egois. Ciri lainnya memiliki ilusi diri dimana ia merasa orang lain menyukai dirinya, padahal tidak demikian kenyataannya. Prinsip hidupnya adalah Dunia ada untuk memujaku. Narsis tidak selalu berkonotasi negatif. Ada hal baik yang bisa dilihat dari seorang Narsis. Salah satunya ialah mereka senang dengan pekerjaan tantangan tinggi, walaupun demi mendapatkan kepuasan dengan menerima pujian atau tepuk tangan dari orang lain. Jika kita perhatikan, kebanyakan orang yang sukses adalah mereka yang tergolong Narsis. Strategi yang bisa digunakan untuk menghadapi orang yang memiliki karakter Narsis adalah dengan masuk dahulu ke dunianya dengan cara memujinya, lalu arahkan perlahan ke dunia kita. 2. Machiavelli Ciriciri : tidak selalu ingin popular, tetapi agenda dirinya menjadi yang utama. Mereka mungkin mau peduli dan mendengarkan orang lain, tetapi tetap dengan tujuan, agar keinginanya tercapai. Kemudian mereka bisa berempati dan memusatkan perhatian dengan orang lain, jika ada tujuan yang ingin dicapainya melalui orang itu. Prinsip hidup orang Machiavelli adalah Dunia ada sebagai alatku. Strategi yang bisa digunakan untuk Machiaveli adalah selalu waspada dan berhati-hati. Boleh saja untuk menentang konsepnya, tetapi jangan sampai membuatnya emosional. 3. Sosiopath. Mereka memiliki prinsip Dunia ada untuk dipermainkan, dikelabui, digunakan ataupun dibuang. Sifat mereka suka akan perbedaan, senang membuat sekelilingnya merasa menderita, sulit berempati, dan parahnya senang melihat orang lain sedang kesakitan dan menderita, tetapi mereka juga berani menerima hukuman. Namun demikian mereka akan tetap merasa

dirinya benar. Strategi menghadapi Sosiopath adalah berusaha untuk membongkar pola, saat ia menggunakan pola penyiksaan. LANGKAH/SOLUSI Kecerdasan social dapat dikembangkan/ditingkatkan apalagi bila dimulai sejak sedini mungkin. Oleh karena itu diperlukan semua pihak baik orangtua, sekolah/masyarakat dan siswa itu sendiri untuk membentuk individu yang memiliki kecerdasan social tinggi. 1. Bagi Siswa a. b. c. d. Mengikuti kegiatan sekolah (ekstrakulikuler) yang dapat Membentuk kelompok belajar Membiasakan mengemukakan pendapat Mengurangi permainan dengan menggunakan media elektronik (PS meningkatkan rasa percaya diri, kerjasama dan tanggungjawab.

dan Komputer) agar rasa individual bisa diminimalisir. Lebih baik lebih banyak bermain dengan teman sebaya di luar rumah. e. Membiasakan membantu orang tua melakukan kegiatan rumah agar rasa kerjasama dan tanggungjawab meningkat. 2. Bagi Orangtua a. Menggunakan pola asuh empati (parental empathy) karena berperan penting dalam perkembangan kesehatan psikologis. Kurangnya empati dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian, sikap depresi, dan menyakiti diri sendiri. Empati merupakan sikap atau perilaku memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. b. Membangun komunikasi efektif antara orangtua dengan. Cara orangtua membangun komunikasi dan hubungan dengan anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional anak dan akan terbawa hingga dia dewasa. Untuk itu, orangtua harus menciptakan kedekatan dengan anak dari segala aspek, misal membiasakan curhat.

c.

Memberikan

kebebasan

mengemukakan

pendapat,

mengekspresikan diri, bermusyawarah, hak memiliki privasi dan menghargai kemampuan anak untuk berpikir dengan caranya sendiri serta membuat keputusan sendiri. 3. Bagi Sekolah a. b. c. Penanaman sikap toleransi Mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang dapat meningkatkan Sering mengadakan bazaar/bakti social

rasa tanggungjawab, berbagi, berempati dan berkerjasama.

You might also like