You are on page 1of 10

Analisis Kemacetan di Simpang Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Bukit Intan)

Ardian Dedi Meriko Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Abstrak Kemacetan lalu lintas terjadi akibat volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, dimana tingkat pelayanan umum kurang memadai. Dan hasil pengamatan visual penuli, disepanjang jalan dan simpang bersinyal Bukit Intan sudah sering terjadi kemacetan pada waktu jam berankat kerja dan jam pulang bekerja. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan kendaraan yang tinggi tidak diimbangi oleh pertumbuhan prasarana jalan. Tujuan tulisan ini adalah mengevaluasi kinerja jalan disepanjang Bukit Intan. Sehingga dapat diketahui penyebab dan menemukan solusi pemecahan kemacetan lalu lintas. Survei akan dilakukan untuk mengetahui kapasitas jalan, volume lalu lintas, serta kinerja simpang bersinyal. Penelitian dilakukan selama empat hari lamanya. Penelitian dilakukan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari, masing-masing dilakukan dalam waktu satu jam. Tulisan ini merekomendasikan beberapa penanganan yaitu mengoptimalkan ruas jalan yang bersinyal dengan menata simpang disepanjang ruas jalan antar simpang dengan memutus arus lalu lintas. Memasang lampu isyarat lalu lintas setiap simpang agar ada alternative pengendara untuk menghindari kemacetan. Setelah memungkinkan dilepas kembali arus lalu lintas untuk mencegah antrian yang panjang. Kata kunci: Kapasitas jalan, Volume lalu lintas, Kinerja simpang bersinyal.

1. Pendahuluan Kemacetan merupakan situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai dan tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Penyebab kemacetan karena pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas. Begitu pula yang terjadi disepanjang jalan daerah Bukit Intan terutamanya di simpang bersinyal, pada waktu orang pergi bekerja dan pada waktu orang pulang bekerja yang mengalami peningkatan volume kendaraan. Kapasitas jalan yang kecil dan pengaturan lampu lalu lintas yang tidak mengikuti tinggi rendah arus lalu lintas mengakibatkan kerugian waktu karena kecepatan perjalanan yang rendah. Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar pada pengguna jalan dan kendaraan. Dampak yang terjadi pada pengguna jalan yaitu membuat pengguna jalan strees dan pada kendaraan mengalami keausan yang tinggi. Keausan kendaraan yang tinggi seperti radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih banyak. Melihat masalah yang terjadi maka perlu dilakukan kajian terhadap kemacetan yang terjadi di daerah simpang bersinyal Bukit Intan. Kajian yang dilakukan adalah apa yang menjadi penyebab kemacetan tersebut dan bagaimana mengatasi kemacetan tersebut. Maka dari itu penulis akan melakukan analisis terhadap kemacetan yang terjadi di simpang bersinyal Bukit Intan.

2. Metodologi

2.1. Lokasi Studi Lokasi studi ini dilakukan di sepanjang jalan Bukit Intan sampai simpang bersinyal Bukit Intan. Objek studi yang dipilih adalah kendaraan mobil, sepeda motor dan sepeda.

2.2. Kelengkapan Data Data-data yang digunakan adalah data-data lebar jalan, panjang jalan, dan volume lalu lintas, dan lamanya waktu hijau pada lampu lalu lintas. Pengambilan data dilakukan dengan survei di sepanjang jalur yang terkena kemacetan.

2.3. Analisis Data Analisis pada studi ini banyak dilakukan menggunakan kajian pustaka yang ada dan analisis dilakukan dengan perhitungan kualitatif terhadap data-data yang ada. Data hasil survei dan analisis dengan teori-teori tentang rekayasa lalu lintas. Selain itu, fakta-fakta yang pernah diterapkan dijadikan pembanding dalam analisis.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Kapasitas Jalan Kapasitas jalan di jalan Bukit Intan memang tergolong dalam kapasitas jalan yang begitu kecil. Jalan yang hanya terdiri dari satu jalur dan terbagi atas dua lajur dirasa memang cukup sempit dengan jumlah kendaraan yang lumayan banyak. Jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak, juga akan

mempengaruhi bertambahnya jumlah kendaraan yang melalui

jalan tersebut. Lebar jalan 7 meter tanpa trotoar terdiri dari dua lajur tersebut terasa sempit bagi pengguna jalan yang

menggunakan kendaraan berroda empat maupun berroda dua. Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, meningkatnya kegiatan ekonomi, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di Indonesia seperti halnya banyak negara lainnya di dunia. Langkah yang didorong salah satunya adalah dengan penambahan kapasitas, dimana akan diperlukan metode efektif yang sesuai dengan karakteristik lalu lintas di Indonesia untuk perancangan dan perencanaan agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya langsung maupun keselamatan dan dampak lingkungan.

3.2. Volume Lalu Lintas Volume kendaraan yang melewati jalan Bukit Intan dan simpang bersinyal pada waktu orang berangkat kerja dan pulang bekerja sangat meningkat sehingga menyebabkan kemacetan. Kendaraan yang menyebabkan volume lalu lintas meningkat yaitu kendaraan pribadi yang sudah melebihi kapasitas jalan tersebut. Kapasitas jalan yang tidak sebanding dengan volume kendaraan salah stu penyebab terjadinya kemacetan. Sedangkan volume lalu lintas di jalan tersebut pada hari libur seperti hari minggu kecil. Volume kendaraan yang tinggi seharusnya dibutuhkan pelebaran jalan sehingga ruang gerak untuk pengendara akan lebih baik. Tetapi hal tersebut tentu saja menuntut daerah manfaat jalan yang lebih lebar pula. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan sangat besar untuk menuntut daerah manfaat jalan yang lebih lebar

tersebut. Jumlah kendaraan bermotor yang sangat banyak akibat dari buruknya pelayanan angkutan umum.

3.3. Analisis Pengendalian Persimpangan Secara garis besar pengendalian persimpangan dengan alat pemberi isyarat mencakup hal-hal sebagai berikut; 1.) Dasar pengendalian pemberi isyarat lalu lintas 2.) Tata letak dari persimpangan yang dikendalikan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas 3.) Cara perhitungan waktu isyarat dari alat pemberi isyarat lalu lintas 4.) Penerapan alat pemberi isyarat lalu lintas pada jalan dengan kecepatan tinggi. Pada persimpangan yang menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas, konflik antar arus lalu lintas dikendalikan dengan isyarat lampu. Konflik dapat dihilangkan dengan melepaskan hanya satu arah lalu lintas, tetapi akan mengakibatkan hambatan yang besar bagi arus-arus dari kaki persimpangan lainnya. Secara keseluruhan mengakibatkan penggunaan persimpangan tidak effisien. Menurunkan hambatan dan meningkatkan kapasitas di

persimpangan yang menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1.) Menggunakan tahap sesedikit mungkin. 2.) Arus yang memasuki persimpangan harus dapat ditampung. 3.) Waktu yang dialokasikan untuk masing-masimg tahap harus memenuhi kebutuhan. 4.) Bila memungkinkan sebaiknya koordinasikan pengendalian lalu lintas dengan alat pemberi isyarat lalu lintas yang berdekatan, sehingga dapat meningkatkan effesiensi.

5.) Memperlebar jalan, mengevaluasi waktu siklus lampu lalu lintas pada simpang bersinyal.

3.4. Manajemen Lalu Lintas Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada melalui pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas.

Memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar system pergerakan. Tujuan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah; a.) Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesbilitas yang tinggi dengan sarana penunjang yang tersedia. b.) Meningkatkan keselamatan pengguna jalan yang dapat diterima oleh semua pihak dan memperbaiki sebaik mungkin. c.) Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada. d.) Mempromosikan penggunaan energi secara efisien atau pun penggunaan energi lain yang dampak negatifnya lebih kecil. Arus lalu lintas yang melalui ruas jalan dapat ditingkatkan untuk kerjanya dengan menurunkan friksi, yang terjadi antara kendaraan yang berlawanan arah dengan system satu arah. Disamping menurunkan angka kecelakaan juga menurunkan konflik di persimpangan. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kapasitas jalan adalah dengan sistem arus pasang surut. Dalam upaya meningkatkan keselamatan serta

meningkatkan kapasitas ruas jalan dapat dilakukan dengan mengelola kecepatan. Dengan meningkatnya arus lalu lintas, banyaknya titik-titik konflik antar kendaraan dengan kendaraan lain maupun pejalan kaki. Hal

ini mendorong diperlakukannya penerapan jalan satu arah. Jalan stu arah biasanya dilakukan dengan cara; a.) Jalan satu arah yang permanen. b.) Jalan satu arah sementara, dimana pada saat jam sibuk dibuat jalan satu arah tetapi pada jam tidak sibuk merupakan jalan dua arah.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1.Kesimpulan 1. Kemacetan lalu lintas terjadi akibat volume kendaraan melebihi kapasitas jalan dengan standar manual kapasitas. 2. Kemacetan lalu lintas dapat terjadi juga karena pengaturan lampu lalu lintas di simpang bersinyal yang tidak mengikuti arus kendaraan. 3. Kurang lebarnya badan jalan disepanjang jalan Bukit Intan menyebabkan kemacetan. 4.2.Saran 1. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas dengan manajemen lalu lintas seperti membuat jalan satu arah. 2. Menurunkan hambatan dan meningkatkan kapasitas di persimpangan menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas. 3. Memperlebar jalan, mengevaluasikan waktu siklus lampu lalu lintas pada simpang bersinyal.

Daftar Pustaka 1. Sabri, Fadillah, Strategi Pelestarian Sumberdaya Air Kolong sebagai Sumber Air Baku di Kabupaten Bangka, Elements, Jurnal Teknik, Pangkalpinang, 2010 2. Alhadar, Ali, Analisis Kinerja Jalan dalam Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas pada Ruas Simpang Bersinyal di Kota Palu, Jurnal SMARTek, Palu 2011 3. http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kapasitas_ jalan 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan 5.

PROPOSAL TUGAS AKHIR


ANALISIS KEMACETAN DI SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG BERSINYAL BUKIT INTAN)

D I S U S U N OLEH : NAMA NIM : ARDIAN DEDI MERIKO : 104 09 11 063

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2012

You might also like