You are on page 1of 9

Andre Prawiradinata XII IPA Akselerasi

Macam-macam Majas
1. Alegori Majas yang berisi cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Isinya mengiaskan hal atau kejadian. Sebenarnya alegori itu metafora yang dilanjutkan. Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

2. Aliterasi Aliterasi adalah repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan. 3. Alonim Alonim adalah penggunaan varian dari nama untuk menegaskan. 4. Alusi Alusi ialah majas perbandingan yang merujuk secara tidak langsung pada karya sastra, peristiwa, tokoh, atau tempat. Contoh : Tugu ini mengingatkan kita pada tanggal 10 November 1945. Peristiwa madiun tidak boleh terjadi lagi. Jangan ditiru perilaku si Malin Kundang. 5. Alusio Alusio ialah majas yang menyatakan pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh : Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya. 6. Anafora Anafora merupakan majas pengulangan kata atau kelompok kata pada awal kalimat atau klausa secara berturut-turut. Contoh : Ada kemauan, ada jalan. Seribu kali jatuh, seribu kali bangun kembali. Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati. 7. Anakronisme Anakronisme adalah ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya. 8. Antanaklasis

Antanaklasis adalah majas yangMenggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan. 9. Antonomasia Antonomasia adalah penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis. 10. Antropomorfisme Antropomorfisme adalah metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia. 11. Apofasis Apofasis adalah penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan. 12. Aptronim Aptronim adalah pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang. 13. Asindeton Asindeton ialah majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan konjungtor. Contoh : Presiden berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh masyarakat. Sakit, susah, menderita, merana sudah merupakan kodrat manusia. Kepala sekolah, guru, pegawai TU, siswa harus mengikuti upacara bendera. 14. Asosiasi Majas yang mengungkapkan gagasan dengan menggunakan kata tertentu yang mempunyai arti antara gagasan dan kata tersebut. Contoh : Dia mau membantu kalau diberi amplop dulu. Provokator itu selalu memancing kerusuhan. Para penjahat telah disikat habis oleh penjahat. 15. Antitesis Antitesis ialah majas yang mengungkapkan gagasan-gagasan yang bertentangan dalam gagasan yang sejajar. Contoh : Susah-senang, tertawa-menangis merupakan romantika kehidupan. Besar-kecil, tua-muda, pria-wanita, semua datang ke alun-alun. Kaya-miskin, tampan-jelek bukan ukuran untuk dikasihi Tuhan. 16. Depersonifikasi Depersonifikasi adalah pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa. 17. Disfemisme Disfemisme adalah pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya. 18. Efifora

Efifora adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau fase pada akhir baris atau pada kalimat berurutan. 19. Eksklamasio Eksklamasio adalah ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru. 20. Elipsis Majas elipsis masih berkaitan erat dengan model pengungkapan kalimat. Dalam majas ini ada penghilangan kata atau kelompok kata yang berfungsi sebagai jabatan kalimat. Contoh : Saya nasi goreng saja. Dilihat dari sisi ekologis, bagus. Saya setuju dengan ide ini. 21. Enumerasio Enumerasio adalah ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan. 22. Epik Simile Epik simile atau perbandingan epos ialah majas perbandingan yang diperpanjang atau dilanjutkan, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya dalam kalimat atau frasa yang berturut-turut. Contoh : Ditengah sunyi menderu rinduku. Seperti topan, meranggutkan dahan. Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku. 23. Eponim Eponim adalah majas yang menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. 24. Eufemisme Eufemisme ialah majas yang menggunakan ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan. Contoh : Para pahlawan yang mendahului kita semoga diterima di sisi Allah. Putra bapak ketinggalan dalam bidang akademik. Mobil itu membawa rombongan peserta tunadaksa. 25. Fabel Fabel adalah majas yang menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata. Contoh : Perilakunya seperti ular yang menggeliat. 26. Hiperbola Hiperbola ialah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksud. Contoh : Sorak penonton mengguntur membelah angkasa. Harga-harga naik membubung tinggi melangit.

Senyumanmu merupakan sejuta kenangan bagiku.

27. Hipokorisme Hipokorisme adalah penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib. 28. Innuendo Innuendo adalah sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya. 29. Interupsi Interupsi adalah ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat. 30. Inversi Majas inversi sebenarnya sama dengan kalimat inversi. Kalimat bersusun S P terbalik. Majas ini dimulai P dulu baru S. Contoh : Mual aku kepadanya. Rela saya berkorban demi kamu. Dengan jengkel kutempeleng kepalanya. 31. Ironi Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok atau mengejek lawan bicara. Contoh : Bukan main bersihnya kelas ini, dimana-mana ada sampah. Masih sore begini sudah pulang, baru jam dua malam. Bagus benar rapotmu, sampai banyak nilai yang merah. 32. Klimaks Majas klimaks dibedakan menjadi dua macam : a. Klimaks yaitu majas yang berupa urutan gagasan berjenjang naik atau makin meningkat intensitasnya. Contoh : Dia tidak hanya terkenal sebagai pembohong, tetapi terkenal sebagai penipu, penjahat, dan pembunuh. Ilmu dari guru harus diterima, dipelajari, dipikirkan, dan diamalkan sebaik-baiknya. Kegiatan itu harus dilaksanakan di tingkat RT,RW, Kelurahan, dan Kecamatan. b. Antiklimaks yaitu majas yang berupa urutan gagasan berjenjang turun atau makin menurun intensitasnya. Contoh : Rakyat terus berteriak, berseru, berkata, bergumam untuk tidak disakiti lagi oleh pemerintah. Korban tabrakan itu menjerit, mengerang, mengaduh, mengeluh, dan merintih kesakitan. Setiap dinas pendidikan, setiap sekolah, setiap kelas harus melaksanakan program jumat bersih. 33. Kolokasi Kolokasi adalah asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.

34. Kontradiksio Intermenis Kontradiksio Intermenis ialah majas yang diberi penjelasan yang bertentangan dengan pernyataan awal. Contoh : Semua putra pah adi sangat penurut, hanya Agus yang nakal. Hari ini semua pegawai berseragam, kecuali Pak Komar. 35. Koreksio Koreksio ialah majas yang digunakan untuk menarik perhatian dengan menarik parnyataan sebelumnya kemudian membetulkan dengan pernyataan berikutnya yang sebenarnya masih bertalian arti. Contoh : Sebenarnya sudah dua kali, ah bukan, sudah tiga kali hal itu saya usulkan. Melihat saya datang, ia turun, ah tidak, ia melompat langsung memelukku. Pencopet itu berjalan, tidak berjalan, tetapi berlari kea rah utara. 36. Litotes Litotes ialah majas yang melemahkan apa yang sebenarnya dimaksud. Hal ini biasanya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan. Contoh : Silahkan makan dengan sambal saja! Silahkan mampir ke gubuk saya. Terimalah bingkisan yang tidak berharga ini. 37. Metafora Metafora ialah bahasa berkias dengan perbandingan yang singkat, padat, dan dinyatakan tanpa menggunakan konjungtor pembanding. Contoh : Jauhkan diri dari lintah darat. Berhati-hati bergaul dengan buaya darat. Bumi ini perempuan jalang. 38. Metonimia Metonimia ialah majas yang memakai nama diri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai penggantinya. Contoh : Saya suka membaca Chairil Anwar. Kontingen panahan Indonesia hanya memeroleh perak di Sea Games tahun lalu. Tolong, saya belikan gudang garam! 39. Okupasi Majas yang menyatakan pertentangan dengan hal tertentu, tetapi akhirnya diberi penjelasan penyelesaian. Contoh : Pil koplo dapat merusak moral bangsa. Tidak hanya anak muda, orang dewasa pun bias terkena bahaya ini. Akhirnya mereka sadar bahwa semua itu tak ada manfaatnya. 40. Oksimoron Oksimoron adalah paradoks dengan satu frasa.

41. Parabel Parabel adalah ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita. 42. Paradoks Paradoks ialah majas yang menyatakan sesuatu yang seolah-olah berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya padahal kenyataannya mengandung kebenaran. Contoh : Dia adalah orang kaya, tetapi sangat miskin. Walaupun di kota besar yang ramai, diriku merasa kesepian. Dia merasa sendirian di tengah ramainya orang berjoget. 43. Paralelisme Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi. Contoh : Cinta adalah pengertian Cinta adalah kesetiaan Cinta adalah rela berkorban 44. Pararima Pararima adalah pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan. 45. Personifikasi Majas yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah menjadi bernyawa atau memiliki sifat manusia disebut majas personifikasi. Contoh : Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah. Ombak berkejaran dengan riang. Sinar mentari masuk lewat celah dinding sempat mencubit kulitku. 46. Perifrasa Perifrasa adalah ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek. 47. Pleonasme Pleonasme merupakan majas yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Contoh : Mobil baru milik ayah harus mundur ke belakang untuk bisa masuk ke dalam garasi 48. Polisindeton Polisindeton ialah majas yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan konjungtor pada setiap bagian yang dipentingkan. Contoh : Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri dan aknaknya, hak dan kewajibannya. Mengapa kamu tidak selera makan atau minum, berjoget atau bernyanyi, bergurau atau bercengkerama. 49. Preterito

Majas preterito digunakan untuk menarik perhatian dengan menyembunyikan sesuatu yang seolah-olah dirahasiakan. Contoh : Saya tidak akan membuka rahasianya bahwa ia menjadi preman pasar. Tidak perlu saya panjang lebarkan sambutan saya. Jangan kamu beritahukan kepada siapa-siapa kalau saya tadi menyontek. 50. Repetisi Repetisi ialah majas yang mengulang-ulang kata atau kelompok kata yang sama untuk menarik perhatian atau sebagai penegasan. Contoh : Hanya dengan belajar, sekali lagi belajar, ya belajar, cita-cita kita akan tercapai. Pemuda, pemudalah penerus cita-cita kusuma bangsa. Kebebasan, hanya dengan kebebasan hak-hak kita bias terhargai. 51. Retorik Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. Contoh : Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja? Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ? 52. Sarkasme Majas sarkasme ialah majas yang berisi pernyataan mengejek bahkan menghina dengan kata-kata yang kasar. Contoh : Mual perutku mendengar ocehanmu. Bangsat, kau memang orang tak tahu aturan. Bedebah, pergi dari sini setan! 53. Satire Satire adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. 54. Sigmatisme Sigmatisme adalah pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu. 55. Silepsis Silepsis adalah penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis. 56. Simbolik Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Contoh : Ia terkenal sebagai buaya darat. Rumah itu hangus dilalap si jago merah.

Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian Melati, lambang kesucian Teratai, lambang pengabdian

57. Simile Simile disebut juga majas perumpamaan atau perbandingan. Majas ini menyamakan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama dengan menggunakan konjungton pembanding antara lain : seperti, bagai, sebagai, bagaikan, bak, laksana, semisal, seumpama, sepantun, penaka, serupa, dan kata-kata pembanding yang lain. Contoh : Senyum beta laksana arca. Bedanya seperti langit dan bumi. Serupa dara dibalik tirai. 58. Sinekdoke Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam : a. Pars Pro Toto yaitu menyebut nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan. Contoh : Setiap kepala keluarga kurang mampu mendapat kompensasi BBM Rp100.000,-. Dia tidak pernah tampak batang hidungnya. Setelah ketahuan bersalah, dia selalu menyembunyikan mukanya. b. Totem Pro Parte yaitu menyebut nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian. Contoh : Indonesia meraih juara pertama tunggal putra pada kejuaraan bulu tangkisMalaysia Terbuka. Kelas 3C meraih juara umum pada semester genap tahun ini. 59. Sinestesia Sinestesia merupakan majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya. 60. Sinisme Sinisme ialah majas pertentangan yang berisi sindiran dan bernilai rasa lebih kasar dibanding ironi. Contoh : Dasar perut karet, nasi satu bakul ludes. Suaramu begitu merdu, ocehanmu menggatalkan telinga. Kamu memang anak sopan, perilakumu menjengkelkan semua orang. 61. Tautologi Tautologi ialah majas yang berisi penyangatan gagasan dengan mengulang kata atau kelompok kata yang semakna atau searti. Contoh : Cinta dia benar-benar sudah berurat berakar. Semua siswa girang gembira karena lulus ujian. Sepi memangut, menekan, mendesak. 62. Tropen Majas yang berisi kiasan digunakan untuk mengganti sebuah pengertian dengan kata-kata kias.

Contoh : Presiden SBY akan terbang menuju Amerika. Penjahat itu berhasil melarikan uang korban. Korban tabrakan itu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. 63. Zeugma Zeugma adalah silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

You might also like