You are on page 1of 13

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

BAB II DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Standar Kompetensi Memahami dampak perubahan sosial Kompetensi Dasar Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat Indikator : 1. memberi contoh kasus dampak perubahan sosial 2. mengidentifikasi tantangan globalisasi terhadap eksistensi jati diri bangsa 3. mengemukakan gagasan atau pemikiran untuk mengatasi memudarnya jari diri bangsa Alokasi Waktu 12 x 45 menit ( 6 pertemuan )

Ringkasan Materi A. Dampak Perubahan Sosial 1. Integrasi sosial Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional Indonesia. 2. Disintegrasi sosial Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain. Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan rokhani. Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk : 1. Anomie Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah tidak ada norma atau nilai.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

2. Cultural lag Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag adalah : a. Kurangnya intetiviteit (penemuan baru) dalam sektor yang harus menyesuaikan dengan perkembangan sosial. b. Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya. c. heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam menerima perubahan. d. kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain. 3. Mestizo culture Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial. Dalam kehidupan masyarakat perubahan sosial kadang-kadang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut dapat disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi sosial). Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai berikut : a. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat. b. Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat. c. Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri. d. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma. e. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat. f. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif. Berdasarkan gejala tersebut, kehidupan dalam masyarakat sudah tidak ada lagi penyesuaian di antara unsur yang berbeda (disintegrasi sosial). Disintegrasi sosial akan mendorong timbulnya gejala kehidupan sosial yang tidak normal yang dinamakan masalah sosial. Adapun bentuk disintegrasi sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang dapat dijumpai di Indonesia cukup kompleks. 1. Pergolakan di daerah Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 1962), PRRI/Permesta (1957-1958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya. Timbulnya pergolakan daerah dapat dilatarbelakangi hal berikut : a. Sentimen kedaerahan dan primordialisme lebih berkembang dibanding sentimen nasionalisme. b. Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang tajam antara pusat dan daerah.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

Adapun faktor yang dapat memunculkan pergolakan di daerah atau konflik antar kelompok antara lain : a. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. b. Kurang berfungsinya lembaga masyarakat. c. Ketidakstabilan situasi politik dan keamanan nasional. d. Sarana-sarana komunikasi dan interaksi sosial antar daerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik. e. Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat. f. Masing-masing kelompok atau daerah memiliki kesetiaan primordial yang berlebihan. Pergolakan yang kemungkinan berlangsung dalam masyarakat dapat diminimalisir dengan cara : a. Menyusun perencanaan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan meminimalkan konflik. b. Memfungsikan secara optimal lembaga sosial kemasyarakatan sebagai kontrol sosial. c. mengefektifkan sarana komunikasi, interaksi atau kerjasama antar kelompok dengan baik. d. Berbagai pihak yang ada dalam masyarakat diajak bersama dalam kelangsungan proses pembangunan. e. Proses pembauran bangsa atau antar suku bangsa harus tetap dijalankan. f. Mempertegas tata nilai hukum dalam kehidupan bangsa. g. Membudayakan nilai Pancasila dan UUD 1945. 2. Aksi protes dan demonstrasi Aksi protes dapat diartikan gerakan yang dilakukan secara perorangan atau bersama untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju yang oleh sebagian besar orang biasanya dilancarkan melalui kecaman pedas. Demonstrasi adalah tindakan sekelompok orang secara bersama-sama untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan yang pada umumnya menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik. Bentuk disintegrasi ini dapat dikategorikan menjadi : a. demonstrasi yang berkaitan dengan sengketa tanah Aksi ini biasanya dilakukan petani dengan latar belakang mereka merasa ganti rugi yang kurang layak dan ditetapkan secara sepihak, misal pengalihan hak untuk kepentingan ekonomi dan industri seperti perumahan, industri dan kantor. b. demonstrasi yang berkaitan dengan perburuhan Kategori ini termasuk paling menonjol dan cenderung meningkat. Meningkatnya kasus ini seiring dengan pesatnya perkembangan industri di Indonesia. Tuntutan yang diajukan menyangkut perbaikan kesejahteraan misal, kenaikan upah (UMK), jaminan sosial dan kondisi dan keselamatan kerja. c. demonstrasi dan protes mahasiswa Mahasiswa sering dianggap sebagai tumpuan bagi perubahan (agent of change). Tindakan mahasiswa terpusat pada isu lokal/daerah, namun memiliki konteks nasional. Dengan demikian masalah yang diangkat tumpang tindih dengan demonstrasi petani dan buruh.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

Aksi protes dan demonstrasi dapat membawa pengaruh : a. negatif Pengaruh negatif akan timbul apabila aksi dilakukan dengan merusak fasilitas umum, mengganggu ketertiban umum, peledakan bom, tidak terkendali dan tidak terarah, akan berakibat merugikan masyarakat umum. b. positif Pengaruh positif akan timbul jika aksi dilakukan secara terkendali dan terarah, tuntutan disampaikan melalui legislatif/ wakil rakyat atau langsung kepada penguasa melalui nomor kotak pos atau nomor ponsel yang terbuka bagi masyarakat umum. Misal kotak pos 5000 dan 777 Jakarta pada masa orde baru. 3. Kriminalitas Tindak kejahatan adalah tingkah laku anggota masyarakat yang melanggar norma hukum dan norma sosial. Secara yuridis, tindak kejahatan diartikan sebagai bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral dan kemanusiaan, merugikan masyarakat, dan melanggar ketentuan hukum. Ditinjau secara sosiologis, kejahatan adalah setiap bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomi, politik, sosial, dan psikologis merugikan kepentingan umum, melanggar norma sosial, dan menyerang keselamatan warga masyarakat. Tindak kriminal pada dasarnya bukan bawaan sejak lahir, namun bisa dilakukan setiap orang. Hal ini dapat dilihat dari sebab timbulnya : a. Kejahatan di kota besar disebabkan adanya tekanan baik dari teman, jiwa maupun kebutuhan hidup. b. Kriminalitas disebabkan kondisi dan proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku sosial yang berbeda (Donald R. Greesey). c. Perilaku jahat seseorang dipelajari dalam interaksi dengan orang lain dan orang tersebut mendapat perilaku itu dari mereka yang berperilaku melawan norma hukum (EH. Sutherland). proses a. b. c. d. e. f. Jika kita tinjau secara mendalam, kriminalitas dapat disebabkan adanya prosesberikut : persaingan dan pertentangan kebudayaan perbedaan ideologi politik pertentangan masalah agama dan kesenjangan di bidang ekonomi kepadatan dan komposisi kekayaan perbedaan distribusi kekayaan perbedaan kekayaan dan pendapatan

Individu atau manusia dalam masyarakat dapat berbuat tindak kejahatan atas dorongan media massa dan dipelajari dari kelompok kecil yang bersifat intim. Adapun bentuk tindak kejahatan dibedakan atas : a. Blue colour crime Blue colour crime atau kejahatan kerah biru merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat umum yang secara ekonomi dan politik tergolong miskin. Mereka yang berbuat jahat termasuk kelas menengah ke bawah. Tindak kriminal berkaitan dengan pencurian, penjambretan, dans ebagainya. Perbuatan mereka didasari alasan kemiskinan. b. White colour crime White colour crime atau kejahatan kerah putih merupakan tindak kejahatan yang dilakukan masyarakat lapisan atas (pejabat atau pengusaha).

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

Tindak kejahatan sangat ditentang masyarakat, karena tindakan itu melanggar norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, terutama norma hukum. Padahal nilai dan norma merupakan bagian penting bagi kesinambungan masyarakat. Oleh karena itu, timbul upaya masyarakat untuk menentang dan mengatasi tindak kejahatan. 1) preventif Tindakan ini dilakukan dengan pencegahan untuk menjaga agar kejahatan tidak timbul kembali, misal melalui penyuluhan hukum atau kadarkum. 2) represif Masyarakat melalui lembaga yang ditunjuk melakukan upaya dengan menciptakan sistem dan program untuk menghukum mereka yang berbuat jahat. Disamping itu juga mengupayakan orang tidak berbuat jahat lagi, misal warga diberi konsultasi psikologis atau diklat. 4. Kenakalan remaja Kenakalan remaja (Juvenile delinquency) seperti dikemukakan Fuad Hasan adalah suatu perbuatan anti sosial yang dilakukan anak/ remaja yang jika dilakukan orang dewasa dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Tindak kenakalan remaja dewasa ini semakin berkembang. Bentuk kenakalan diantaranya membolos, aksi corat coret, kebut-kebutan, minuman keras, mencuri sepeda, dan sebagainya. Muncul dan berkembangnya tindak kenakalan cenderung disebabkan faktor motivasi. Berdasarkan motivasi, kenakalan remaja disebabkan : a. Internal yang meliputi : inteligensia, usia, jenis kelamin dan kedudukan anak dalam keluarga. b. Eksternal yang meliputi : lingkungan rumah tangga, lingkungan pendidikan dan sekolah, pergaulan anak dan media massa. Secara sosiologis, kenakalan remaja dapat ditandai gejalanya sebagai berikut : a. Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua. b. Timbulnya organisasi-organisasi non formal yang berperilaku menyimpang sehingga tidak disukai masyarakat. c. Timbulnya usaha untuk mengubah keadaan yang disesuaikan dengan youth values. Secara umum kenakalan remaja disebabkan oleh : a. disfungsi keluarga dalam arti hubungan antar anggota keluarganya kurang harmonis atau mengalami keretakan. b. kurangnya pendidikan agama dan moral. c. seringnya melihat kekerasan baik melalui masyarakat atau kekerasan dalam bentuk kerusuhan d. lingkungan pergaulan yang senang melakukan tindakan kenakalan. e. kurang berprestasinya di sekolah dan masyarakat baik intelektual maupun kemampuan terbatas. Remaja yang memiliki peran strategis pada masa mendatang, perlu diarahkan dan didampingi selama masa pertumbuhannya. Adanya kenakalan remaja, perlu disusun upaya penanggulangan secara berkesinambungan. a. tindakan preventif Tindakan preventif dilakukan dengan koordinasi yang jelas dan kebersamaan yang sungguh-sungguh antara orang tua, pendidik di sekolah, warga masyarakat, termasuk Polri, jaksa dan hakim. Hal ini ditujukan untuk menekan perkembangan bentuk kenakalan remaja yang merupakan beih awal tindak kejahatan.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

b. meningkatkan pemenuhan kebutuhan remaja c. mengatur pemenuhan kebutuhan remaja agar tidak ada kesan terlalu dimanjakan. d. penyuluhan yang berkaitan dengan perkembangan usia remaja, bentuk perilaku dan latar belakang remaja, dan penyebab dan akibat kenakalan remaja. e. sensor film yang lebih tegas sesuai dengan budaya timur. 5. Prostitusi Prostitusi atau pelacuran merupakan suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual dengan mendapatkan imbalan. Sebab timbulnya prostitusi dibedakan atas : a. Sebab intern (dalam) : hasrat seksual yang tinggi, sifat malas, keinginan besar untuk hidup mewah (hedonisme). b. Sebab ekstern (luar) : faktor ekonomi, urbanisasi yang tidak teratur, dan adanya kebutuhan yang tidak terlaksana. Sebenarnya tindakan prostitusi adalah tindakan yang dilarang norma sosial dan norma agama. Hal ini disebabkan tindakan tersebut jelas banyak pengaruh buruknya yaitu : a. menurunkan harkat dan martabat manusia b. dapat terserang penyakit kelamin c. dapat tertular penyakit hilangnya kekebalan tubuh (HIV atau AIDS) d. merusak moral e. bagi yang sudah berkeluarga, akan menyebabkan keretakan berkeluarga f. pemborosan secara ekonomi g. kepercayaan diri (self confidence) menurun h. memudahkan terjerumus pada penggunaan narkoba Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikemukakan adanya beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi gejala disorganisasi sosial yaitu : 1. Norma dan nilai sosial dalam masyarakat difungsikan lagi sebagai pegangan hidup bersama seperti semula 2. Kebutuhan para anggota kelompok dipenuhi melalui kelompok masyarakat masingmasing. 3. Norma yang sudah tidak mantap lagi sebagai pedoman hidup kelompok perlu diganti sesuai dengan kebutuhan jaman 4. Tindakan yang tegas kepada setiap anggota masyarakat yang diketahui melanggar norma dengan sanksi dan hukuman 5. Diberantasnya tempat atau sarang yang dianggap sebagai tempat pelanggaran norma 6. Dibangkitkannya lagi rasa kepercayaan anggota kelompok masyarakat agar terwujud masyarakat yang bersatu 7. Terwujudnya masyarakat madani harus diberi keteladanan dari tokoh masyarakat dan tokoh politik. Dengan adanya disintegrasi sosial, pola kehidupan masyarakat mengalami kurang serasi atau kekacauan, misal kurang adanya tertib sosial (sosial order) dan banyak pelanggaran hukum. Hal ini pada akhirnya akan menciptakan situasi krisis yaitu social disorder. Dalam suasana ini pengambil keputusan harus cepat mengambil langkah untuk mengembalikan keadaan menjadi normal. Jika tidak berhasil, maka akan tercipta situasi sosial berupa disintegrasi.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

B. Modernisasi 1. Pengertian a. Wilbert E. Moore, Widjojo Nitisastro Modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam ari teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politis yang menjadi ciri negara Barat yang stabi. b. JW. Schoorl Modernisasi dikatakan sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. c. Cyril Black Masyarakat modern sesungguhnya merupakan hasil korelasi antara tingginya nilai peradaban manusia sebagai anggota masyarakat dengan majunya tingkat nasionalisme dalam negkaji hasil kebudayaan yang memungkinkan terciptanya kehidupan masyarakat yang mantap, sejahtera, makmur dan merata. d. Abdulsyam Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dlam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Atau dengan kata lain, proses perubahan dari cara tradisional ke cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. e. Soerjono Soekanto Modernisasi dikemukakan sebagai suatu bentuk dari perubahan sosial, biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (direct change) dan berdasarkan pada suatu perencanaan (social planning). f. Harold Rosenberg Modernisasi adalah sebuah tradisi baru mengacu pada urbanisasi atau sampai sejauh mana dan bagaimana pengikisan sifat-sifat pedesaan suatu masyarakat berlangsung. g. Louis Irving Horovitz Modernisasi yang non ideologis pada dasarnya merupakan suatu istilah teknologis, bukan suatu istilah penilaian yang menyangkut penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin. Modernisasi berkaitan dengan komunikasi informasi dalam tempo cepat, pemindahan barang dan orang dengan cepat, dan sebagainya. h. Koentjaraningrat Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan jaman dan konstelasi dunia sekarang. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modernisasi mencakup hal berikut : a. berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. b. berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup di masyarakat. 2. Ciri atau karakter modernisasi Proses menuju kehidupan masyarakat yang modern memiliki ciri atau karakter yang dibedakan atas :

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

a. aspek sosio demografis Aspek sosio demografis atau mobilitas sosial merupakan suatu proses perubahan unsur-unsur sosial, ekonomis dan psikologis masyarakat yang mulai menunjukkan peluang ke arah pola baru melalui sosialisasi dan pola perilaku yang terwujud pada aspek kehidupan modern, misal mekanisasi, urbanisasi dan peningkatan pendapatan per kapita. b. aspek struktur organisasi sosial Aspek ini merupakan perubahan unsur-unsur dan norma kemasyarakatan yang terwujud apabila manusia mengadakan hubungan dengan sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat menyangkut lembaga kemasyarakatan, norma sosial, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang dan interaksi sosial. 3. Syarat modernisasi Dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa agar modernisasi berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan keinginan masyarakat, maka diperlukan beberapa syarat. a. Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat. b. Sistem administrasi negara yang baik. c. Sistem pengumpulan data yang baik dan beratur serta terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. d. Penciptaan iklim yang sesuai (favourable) dengan kehendak masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi massa. e. Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di pihak lain berarti pengurangan kemerdekaan. f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning). 4. Dorongan untuk modernisasi Modernisasi dapat berlangsung, jika dalam masyarakat terdapat dorongan yang meliputi : a. keinginan masyarakat/ manusia untuk hidup lebih praktis atau yang lebih nyaman b. meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan produksi c. mendapatkan sesuatu lebih banyak (nilai tambah), lebih bermutu, lebih bagus, lebih hemat tenaga dan baik. 5. Elemen manusia modern Agar modernisasi dapat berlangsung dalam masyarakat, maka diperlukan pendukung utama yaitu unsur manusia yang memiliki sikap modern. Untuk melakukan modernisasi manusia menurut Alex Inkeles dikatakan harus memiliki ciri : a. Kesediaan untuk menerima pengalaman baru dan keterbukaan terhadap pembangunan dan perubahan. b. Memiliki kesanggupan untuk membentuk pendapat mengenai masalah di sekitar dirinya dan di lingkungan yang lebih luas. c. Memiliki pandangan yang ditujukan pada masa kini dan masa depan, bukan ke masa lampau. d. Menginginkan serta terlibat dalam perencanaan maupun pengorganisasian dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar. e. Yakin bahwa orang dapat belajar dalam batas tertentu untuk menguasai alam untuk kepentingan sendiri. f. Yakin bahwa dunia dapat diperhitungkan, tidak ditentukan oleh nasib. g. Sadar akan harga diri orang lain dan bersedia menghargai. h. Percaya pada ilmu dan teknologi. i. Percaya pada adanya keadilan dan pemerataan.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

6. Tujuan modernisasi Di berbagai belahan dunia, berkembang modernisasi pada setiap masyarakat. Modernisasi di setiap negara memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan taraf hidup, terutama dalam bidang ekonomi. Untuk meningkatkan taraf hidup di negara berkembang, maka dipilih cara yang telah ditempuh negara maju. a. mengembangkan ilmu pengetahuan b. mengembangkan teknologi c. mengadakan industrialisasi d. mengembangkan ekonomi 7. Hal yang perlu diperhatikan dalam modernisasi Dalam melaksanakan modernisasi di masyarakat, perlu kiranya diperhatikan beberapa hal yaitu : a. Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. b. Perubahan dalam masyarakat dapat berupa nilai sosial, pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga, dan sebagainya. c. Karena luasnya bidang yang terjadi perubahan dalam masyarakat, maka perlu ditegaskan perubahan mengenai hal apa yang dimaksudkan dalam uraian seseorang. d. Banyak sosiolog yang mencurahkan perhatian pada masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. 8. Akibat modernisasi Modernisasi yang berlangsung dalam masyarakat akan menimbulkan konsekuensi atau akibat yang cukup luas. a. disorganisasi sosial Disorganisasi sosial adalah proses memudar atau melemahnya norma dan nilai sosial dalam masyarakat karena adanya perubahan sosial. Hal ini muncul dalam bentuk masalah sosial yang tidak diinginkan, diantaranya : 1) Persoalan yang berhubungan erat dengan organisasi sosial (kekerabatan, kekeluargaan). 2) Pembagian kerja yang makin terspesialisasi sehingga keahlian yang makin khusus. Mereka yang tidak terampil akan sulit mendapatkan pekerjaan. 3) Aktivitas untuk mengisi waktu lenggang yang nampak telah berubah. 4) Modernisasi khususnya industrialisasi menambah pengangguran dalam masyarakat. b. kesenjangan budaya dan disintegrasi sosial Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) hubungan sosial. Ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan goncangan atau kekacauan dalam hubungan sosial. Lihat kembali uraian pada materi sebelumnya. Modernisasi yang makin meningkat dalam masyarakat Indonesia memunculkan pula pengaruh lain yang meliputi : a. Bidang pertanian mengalami kesulitan karena tenaga kerja banyak pindah ke kota. b. Produksi pertanian masih tergantung pada individu petani c. Kekurangan tenaga terlatih dalam jangka panjang d. Makin tinggi dan makin besarnya tenaga spesialisasi e. Mobilitas kerja di masyarakat yang lebih bervariasi f. Makin berkurangnya ikut campur negara dalam proses ekonomi g. Meningkatnya konsumsi.

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

Modernisasi yang berlangsung dalam masyarakat pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk mengadakan perubahan dalam lingkungan hidup/ masyarakat yang sifatnya berlainan dari keadaan semula. Perubahan tersebut tampak jelas dari sifatnya yang maju dan bukan kemunduran. Sedangkan westernisasi dapat diartikan pembaratan, yakni hidup modern seperti yang dilakukan dan diperlihatkan orang sehari-hari di negara Barat. Bentuk westernisasi adalah meniru secara berlebihan gaya hidup orang barat. Kemajuan teknologi suatu bangsa dapat mengubah pola hidup, cara berpikir manusia ke arah westernisasi maupun sekulerisasi. Pola kehidupan masyarakat yang bersifat westernisasi memiliki ciri sebagai berikut : a. Gaya hidup seakan-akan bebas tanpa mengenal nilai dan norma sosial dalam masyarakat. b. Gaya hidup konsumerisme (boros) c. Suka kegiatan yang bersifat seremonial yang disertai pesta, minuman keras, dansa di bar, dan sebagainya d. Tindakan pergaulan bebas dan berperilaku menyimpang e. Terjadinya kawin kontrak tanpa ikatan yang sah f. Kegiatan hidup yang terprogram, misal wisata ke luar negeri, makan dengan menu teratur, belanja ke swalayan, dan sebagainya. Dalam masyarakat Indonesia modernisasi/ pembaharuan bisa saja meniru atau mengambilalih teknologi Barat dengan menekankan pada penggunaan unsur kebudayaan barat, namun tanpa harus seperti orang Barat. C. Tantangan Globalisasi Terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa Globalisasi berasal dari kata globe (bola dunia). Dengan demikian dapat diartikan sebagai suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi dan komunikasi yang dapat memperlancar interaksi antar warga dunia. Oleh karena itu dalam era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau negara lain. Sebagai suatu sistem atau tatanan hidup yang menyebabkan seseorang atau negara tidak mungkin mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi, globalisasi memudahkan masuknya unsur asing ke Indonesia. Dengan demikian masyarakat Indonesia tidak mungkin untuk menghindari adanya pengaruh luar yang masuk. Globalisasi yang berkembang pada saat ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Dalam kehidupan ekonomi terjadi pergeseran masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Di samping itu juga ilmu pengetahuan, cara berpikir kritis, sistematis, analitis, logika rasional dan menghargai waktu. Unsur budaya asing masuk ke Indonesia dalam aspek teknologi informasi berakibat munculnya perilaku kekerasan dalam masyarakat, berkembangnya gaya hidup free seks dan makin maraknya pornografi dan pornoaksi. Dengan demikian globalisasi memiliki kecenderungan : 1. budaya materiil, pada umumnya akan mudah diserap oleh masyarakat penerima. 2. budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat penerima. Dalam kehidupan globalisasi nampak adanya pergeseran nilai dan norma dimana ukuran nilai dan norma menjadi lebih lunak. Globalisasi yang mulai meresap ke dalam masyarakat Indonesia khususnya, memiliki dampak besar bagi budaya bangsa :

10

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

1. Goncangan kebudayaan (cultural shock) Goncangan kebudayaan adalah suatu kondisi ketika terjadi goncangan jiwa atau mental seseorang/ kelompok akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur budaya luar yang berbeda jauh dengan unsur budaya sendiri, yang datang secara tiba-tiba. Manusia atau masyarakat akan merasa tertekan, putus asa, bahkan tidak berdaya untuk keluar atau mengikuti perubahan. Jika hal ini berlanjut, maka akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Contoh seseorang secara tiba-tiba dikirim ke negara lain tanpa diberitahu sebelumnya, tidak mengetahui budaya masyarakatnya dan harus berangkat dalam waktu singkat. Apa kira-kira yang terjadi ? 2. Kesenjangan kebudayaan (cultural lag) Pada masyarakat yang mengalami perubahan, tidak semua unsur masyarakat dan budaya memiliki perubahan yang sama cepat. Biasanya budaya material lebih cepat berkembang dibanding budaya imaterial. Proses ini dapat menimbulkan krisis, ketegangan, konflik, dan sebagainya. 3. Globalisasi memperkaya unsur budaya Indonesia Globalisasi yang membawa budaya asing yang baik dan lebih maju akan memperkaya budaya Indonesia (enrichment). Cara berpikir rasional, menghargai waktu, misalnya, dapat mengubah pola pikir masyarakat. Sehingga masyarakat Indonesia dapat menerima kritik dan saran demi kemajuan bangsa. Adapun jati diri khas yang dimiliki bangsa Indonesia selama ratusan tahun dan membedakan dengan bangsa lain adalah : 1. Religius yaitu mengedepankan agama. 2. Humanis yaitu jiwa kemanusiaan yang tinggi. 3. Naturalis yaitu apa adanya. 4. Terbuka yaitu membuka diri pada dunia luar dengan filterisasi. 5. Demokratis yaitu musyawarah mufakat dan bebas mengeluarkan pendapat. 6. Integrasi dan harmoni. 7. Nasionalisme dan patriotisme yaitu cinta tanah air dan bangsa. Berdasarkan uraian di atas, maka dibawah ini dapat dikemukakan beberapa tantangan global terhadap jati diri bangsa Indonesia. 1. Melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Pancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup, pandangan hidup serta bentuk kepribadian bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap negara berkeinginan untuk memantapkan jati diri dengan merumuskan secara jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini Pancasila telah memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia. Dalam era globalisasi, terjadi penetrasi/ pengaruh kuat dari berbagai pandangan hidup, terutama dari negara yang lebih maju. Negara maju dalam konteks telah menikmati kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi lebih awal. Pengaruh terhadap pandangan hidup yang positif akan diterima sebagai upaya memperkaya jari diri bangsa. Namun demikian, pengaruh asing yang bertentangan dengan nilai luhur dalam Pancasila harus diwaspadai, misal kekerasan dan atheisme. 2. Pemakaian bahasa Indonesia Bangsa Indonesia telah memiliki bahasa persatuan dan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan sejak lama. Sejalan dengan berkembangnya modernisasi dan globalisasi ternyata ikut mempengaruhi atau mengubah berbagai unsur bahasa Indonesia. Hal ini bisa dalam bentuk kosa kata, gaya bahasa dan

11

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

struktur pembahasaan yang digunakan. Perkembangan demikian menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas bahasa Indonesia. 3. Berkurangnya legitimasi agama Adanya modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh terhadap kehidupan agama. Pengaruh ini nampak dari sekularisasi dalam keberagamaan dan individualisasi dalam hubungan sosial. Bangsa Indonesia yang bersifat religius sangat mengagungkan nilai dan norma sosial dari ajaran agama. Gencarnya modernisasi dan globalisasi telah mempengaruhi pola beragama dan penghayatan terhadap ajaran agama bangsa Indonesia. 4. Dekadensi moral dan kekacauan kemanusiaan Dekadensi moral adalah melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan kebersamaan di dalam diri manusia. Hal ini nampak dari manusia yang suka merampas hak orang lain dan tidak mempedulikan nasib sesamanya. Individualisme membentuk manusia hanya peduli pada diri sendiri dan kelompoknya dan apatis terhadap lingkungan sekitar. Kenyataan dalam masyarakat menunjukkan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan guna memenuhi kebutuhan pokok. Mereka tidak mampu berusaha karena tidak mampu mengelola sumber daya alam atau terkena bencana alam. Di sisi lain, terbentuk kelompok individu yang memupuk kekayaan pribadi dan menghabiskan dana sedemikian besar untuk mempertahankan kedudukannya. Hal ini merupakan dua kenyataan yang saling bertentangan dan menunjukkan kelemahan dan kekacauan tatanan kemanusiaan dewasa ini. 5. Perubahan pola perilaku dalam pergaulan Modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan masyarakat yang makin kompleks. Makin derasnya arus globalisasi dan modernisasi berakibat kepribadian masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Corak budaya asing yang mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi dan sebagainya, masuk dan berkembang di Indonesia. D. Cara Mengatasi Memudarnya Jati Diri Bangsa Jati diri atau human character merupakan suatu sifat, watak, rasa, akal, kehendak, semangat. Roh, kesadaran, dan kekuatan yang terdapat dalam jiwa manusia sebagai rposes belajar tentang nilai-nilai budaya yang luas dan muncul dalam tindakan. Jati diri dapat bersifat individual maupun kelompok. Jati diri bangsa Indonesia dapat berupa sifat religius, terbuka, humanis, demokratis, naturalis, integrasi dan harmoni, nasionalisme dan patriotisme, komitmen terhadap kebenaran, profesional, menjunjung tinggi hukum, dan sebagainya. Jati diri ini akan berpadu menjadi kekuatan yang mampu menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berasal baik dari dalam maupun dari luar. Bangsa Indonesia dewasa ini sedang membangun dan memperbaiki dirinya, yang memungkinkan terjadinya perubahan secara fisik, materi maupun sosial budaya masyarakat. Perubahan di dunia internasional memiliki pengaruh besar terhadap proses pembangunan nasional Indonesia. Perkembangan internasional terus melaju dan berubah serta terus mempengaruhi perkembangan masyarakat Indonesia. Cepatnya perubahan senantiasa menuntut dilakukannya penyesuaian/ akomodasi baru. Jika hal ini tidak dilakukan, maka perubahan makin sulit diarahkan perkembangannya. Bahkan dapat mengancam keutuhan integrasi nasional. Kondisi sosial berupa krisis moral, krisis kepercayaan hingga krisis harga diri dalam bangsa Indonesia perlu kiranya segera diatasi. Upaya nyata untuk menyelamatkan kehidupan berbangsa dan

12

[BAB 2 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL]

Sosiologi XII IPS

bernegara tersebut diperlukan perencanaan sosial. Menurut Ogburn dan Nimkoff, persyaratan perencanaan sosial yang efektif adalah : 1. adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup sistem ekonomi (penggunaan uang), urbanisasi yang teratur, penguasaan iptek, dan sebagainya. 2. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik. 3. Terdapat sikap publik yang baik terhadap usaha perencanaan sosial. 4. Adanya pimpinan ekonomi dan politik yang progresif. Pada dasarnya setiap masyarakat selalu menginginkan keserasian dan keharmonisan. Keadaan yang serasi dan harmoni akan timbul jika lembaga kemasyarakatan (pranata sosial) yang pokok dalam kehidupan manusia, benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam menghadapi tantangan global, sosiolog Selo Soemardjan mengemukakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan unsur kepribadian berikut : 1. Kemampuan dan kebiasaan berpikir secara rasional dan realistis serta obyektif dalam menghadapi masalah sosial. Kemampuan ini menjadi sarana guna bekerja sistematis, efisien dan efektif. 2. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk bersikap yang tidak melanggar norma hukum dan nilai sosial. 3. Memiliki rasa harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi tatanan masyarakat yang bersifat kompetitif. 4. Memiliki pengetahuan yang luas dan keahlian yang ditekuni secara profesional. 5. Mempunyai cita-cita hidup yang ingin dicapai melalui segala cara yang sah dan etis. Eksistensi jati diri bangsa Indonesia perlu dipertahankan dengan upaya mengantisipasi makin memudarnya jati diri bangsa melalui : 1. Memperkuat ideologi dan nasionalisme melalui berbagai kegiatan, misal upacara bendera, pekan seni budaya nusantara, dan sebagainya. 2. Mengimbangi kemajuan iptek dengan mempertebal iman dan taqwa. 3. Mencegah meluasnya narkoba, pornoaksi, melalui teknologi, miras dan sebagainya. 4. Mencintai produk dalam negeri. 5. Meningkatkan kualitas produk dalam negeri. 6. Meningkatkan persatuan dan kesatuan. 7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. 8. Orang tua makin aktif dalam mendidik anak. 9. Selektif terhadap budaya asing yang masuk. 10. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai serta norma dalam masyarakat yang sejak dini melalui pendidikan multikultural. Bahan Acuan : Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual SMA/ MA Kelas XII. BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press
Disusun : Eko Heru Prasetyo email : ekoheruprasty69@gmail.com blog : www.sosiosejarah.com fb : Eko Heru Prasetyo

13

You might also like