Professional Documents
Culture Documents
Darah ikan kontrol) (NaCl1%) 0,9%) (Nacl 0,6%) %) A (NaCl o%) G (NaCl E (NaCl 0,7%) I (NaCl3%) NAMA H F (NaCl :0,8%)C (NaCl 0,5 D
NO.MAHASISWA:
B (NaCl 0,3%)
ASISTEN
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang Fisiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari berbagai gejala pada makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan dibahas factor fisik dan kimia yang mempengaruhi makhluk hidup, menyangkut masalah awal mula, perkembangan dan kelangsungan hidup Pulungan et al., (2005). Adapun ruang lingkup pembahasan pada fisiologi hewan air salah satunya adalah sistem sirkulasi. Jika berbicara tentang sirkulasi, maka yang terpikirkan oleh kita adalah darah. Darah merupakan cairan yang memiliki peranan penting dalam semua sistem dan reaksi yang terjadi dalam tubuh manusia. Baik dalam sistem metabolisme, ekresi, sirkulasi, respirasi, dan lain sebagainya. Di sini darah
memegang peranan penting sebagai media transportasi dalam penyediaan, pengangkautan, ataupun penyebaran dari materi dan hasil sistem tersebut. Layaknya makhluk hidup yang lain, tubuh ikan juga mengandung sel darah, yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit (trombosit).
2 Berdasarkan fungsinya sel darah ikan terlihat sama dengan darah manusia, namun berdasarkan komponen selnya, terdapat perbedaan di antara keduanya. Kita ambil contoh sel darah merah, pada manusia sel darah merahnya tidak memiliki inti sedangkan sel darah merah pada ikan memiliki inti sel. Dan trombosit digologkan ke dalam leukosit. Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau bitir-butir darah (trombosit). Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai cairan darah (2005). Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat dalam satu jalur sirkulasi peredaran darah. Setar darah jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi kesegenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil, (Yushinata Fujaya, 2004). Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan dan mengankut CO 2 dari jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan, O2 terikat pada haemoglobin pada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan Hb untuk transparans O2 dan Hb darah. Dua tipe peredaran darah dalam Hb sangat pada respirasi ikan. Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO2 tinggi, afinitas dan kejenuhan menurun dan demikian O2 akan dilepaskan dari Hb dan berdifusi kedalam jaringan (Chaidir P. Pulungaan, Windarti, Lesje Pulungan et al.,
Lukistiyowati,1995).
3 Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.
2. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui rupa darah makrokopis dan mikrokopis sebelum dan sesudah haemolisis dan mengetahui tahanan osmotik sel-sel darah merah sehingga kita mengetahui perbedaan dari masing-masing rupa darah tersebut.
1.3. Manfaat Praktikum Manfaat dari pratikum ini adalah dapat membedakan kombinasi darah setelah diberi suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil dari tubuh ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah dibasahi dengan EDTA 10% dan mengetahui lapisan apa yang ada dibagian atas suatu darah apakah lapisan merah atau lapisan putih.
Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan insang (Tim Ikhtiologi, 1989).
Secara taksonomi ikan mas diklasifikasikan kedalam filum chordate, kelas pisces, ordo
san spesies Cyprinus corpio. (Kottellat et al., 1993) sescara morfologi antara spesies dapat dibedakan berdasarkan warna, sisik, mata, kepala dan bentuk badan (Sumantadinata dan Taniguchi). Kottellat et al., (1993) menyatakan bahwa distribusi ekologi ikan mas berasal dari jepang, cina, dan asia tengah, tetapi kemudian dikenal diseluruh dunia. Ikan mas dapat dipelihara didaerah tropis pada ketinggian 1000 meter diatas permukaan air laut, tetapi lebih baik pada ketinggian 150 600 meter. Dapat tumbuh dengan baik pada temperature 20 28 celcius, dan tidak berkembanga dengan baik pada temperature 15 18 celcius (Huet, 1971). Darah Merupakan salah satu komponen sistem transportasi yang sangat penting
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Fungsi darah vital di dalam tubuh antara lain Sebagai Pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, zat Pengangkut hasil buangan metabolisme tubuh, dan Pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah
seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki pertahanan Sebagai Peran penting pertama dari Serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh (Fujaya, 2004).
Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap MM3 darah ikan berkisar 20,000-150,000 butir, serta Merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (Imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Selsel leukosit akan secara khusus ditranspor
Terinfeksi ke daerah. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Wardoyo, 1981 dalam Susanto, 2002).
Darah
berfungsi
mengedarkan
suplai
makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen kejaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukana. Pertumbuhan oksigen dari aior denga CO2 terjadi pada bagian semipermiabel yaitu pembuluh yang terdapat didaerah insang. Selain itu didaerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen. Insang juga mengeliminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang relatif kurang akan oksigen dan berkadar CO2 yang tinggi
(Parluhutan, 2009) Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Erotrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies ikannya.
Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah
hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit (Mudjiman, 2001). Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Eritrosit (sel darah merah) Merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Fernandez, 1985 dalam Lies, 2006). Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya eritrosit (plasma). Kerusakan oleh membran lain
dapat
disebabkan
antara
10
penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam
sirkulasi darah dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar
11
eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma) (Dharmawan dalam google, 2002).
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 20 April 2012 Pukul 10.00-12.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Riau.
12
3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah darah ikan yang telah dibebaskan fibrine, aquades, NaCl 3 %, EDTA 10%, minyak cengkeh, ethanol murni, dan pewarna giemsa. Alat yang digunakan adalah nampan untuk wadah ikan, serbet, mikroskop untuk melihat bentuk darah yang telah diberi larutan, objek glass untuk tempat meletakkan preparat, cover glass untuk menutup preparat yang diletakkan diatas objek glass, pipet tetes untuk mengambil darah, tabung reaksi untuk tempat meletakkan darah yang akan diberi larutan, jarum suntik untuk mengambil darah alat ikan, dari tisu gulung dan untuk untuk
membersihkan
darah
13
praktikum adalah senyak tiga kali pengamatan dimana pengamatan pertama adalah pengamatan proses haemolisis pada darah ikan, pengamatan kedua aadalah pengamatan jenis-jenis darah, dan pengamatan darah pada tekanan osmotik. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara langsung yang
praktikum sesuai cara kerja yang telah diberikan dengan dua percobaan seperti : (pengamatan 1. Proses haemolisis ikan)
14
Percobaan 1.b:
A2( ontrol)
B2(B1+ Perlakuan 3)
C2(C1+Perlakuan 4)
3.4. Prosedur Praktikum ikan diaklimitasi ikan di bius dengan menggunakan minyak cengkeh jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 3% atau heparin guna mencagah pembekuan darah. Darah diambil melalui vena caudalis Darah dimasukan kedalam tabung reaksi
16 Setelah itu darah sample atau ulas darah ditaruh ke atas objek glass Kemudian diamati di mikroskop
4.1. Hasil Pada pengamatan pertama didapatkan hasil dari percobaan 1.a yaitu darah + NaCl 3% menghasilkan darah tidak tembus cahaya (bentuk mengkerut dan haemoglobin padat didalam darah). Sedang darah + aquades menghasilkan darah tembus cahaya/transparan (bentuknya pecah dan haemoglobin larut disekitar larutan). Gambar 2. Percobaan 1 a. Darah + kontrol tetap b. Darah + aquades warnanya menjadi merah Pekat d. Darah + NaCl + aquades kembali seperti semula ( kontrol) c. Darah + NaCl warnanya menjadi merah pekat e. Darah + aquades + NaCl kembali seperti semula (kontrol)
17 Pada pengamatan kedua sampel diberi ethanol murni untuk mewarnai sel darah dan pewarna giemsa untuk mematikan sel darah dimana diperoleh hasil bentuk sel darah terlihat memiliki inti. Pada pengamatan ketiga sampel diberi larutan hipertonis (>0,6M), isotonis (>0,3 dan <0,6), dan hipotonis (<0,3). Dan diperoleh hasil sebagai berikut : a. 0% b. 0,3% : : darah dalam kondisi normal karena belum ada penambahan NaCl darah menggumpal dan membeku pada bagian pada bagian bawah terlihat sitoplasma. c. 0,5% d. 0,6% e. 0,7% : : : terlihat homogen tetapi pekat pada bagian bawah tabung darah tembus cahaya atau terang darah mengalami pemisahan, terlihat cairan bening di bawah da darah menggumpal dalam 2 keadaan, pucata ats dan pekat di bawah. f. 0,8% : cairan terlihat dua bentuk/lapisan, yaitu di atas warna merah pucat dan di bawahmerah pekat g. 0,9% h. 1% : : darah tembus cahaya dan terang terjadi 2 bentuk cairan darah, di bagian atas terpisah dengan bagian tengah yang transparan, dan di bagian darah homogen i. 3% : bagian ats merah pucat dan bagian bawah merah pekat.
4.2. Pembahasan
Dari berbagai perlakuan yang diberikan terhadap darah ikan menunjukan bahwa darah
18
memiliki reaksi tersendiri terhadap berbagai larutan yang mempengaruhi lingkungannya, dalam hal ini Aquades (yang bersifat hypotonik terhadap darah) dan NaCl (yang bersifat hypertonik terhadap darah). Darah akan mengkerut jika dimasukan ke dalam larutan hypertonik (NaCl) dimana cairan darah keluar kelingkungan. Hal ini juga
meningkatkan daya tak tembus cahaya karena konsentrasi Haemoglobin meningkat. Sebaliknya, darah akan mengembang bahkan pecah ketika dimasukan ke larutan hypotonik (aquades),
dimana menyebabkan haemoglobin larut keluar dan tembus cahaya pun meningkat. Materi yang dibawa oleh darah antara lain ion anorganik seperti Na+, Cl-, Mg2-, Ca2+ dan senyawa
19
organik seperti hormon, vitamin, dan beberapa protein plasma. Protein plasma yang terdapat dalam darah ikan antara lain alfa globulin (2 jenis), beta globulin (2 jenis) dan gamma globulin. Selain itu terdapat pula albumin dan transferin. Protein tersebut berperan pada respon kekebalan, bertindak sebagai buffer (penyangga) bila terjadi perubahan pH rendah dan mengatur tekana osmotik darah (Bond, 1979) Na merupakan unsur unsur golongan I A yang melimpah dalam litosfer (2.6 %) yang terdiri dari kandungan garam batuan, NaCl dari karnalit, KCl 6H2O yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Na terdapat dalam bentuk ion dalam cairan disekeliling sel tubuh, Na membantu mempertahankan osmotik dalam
20
tubuh, membantu menjaga keseimbangan asam dan basa (Gaman & Sherrington,1994).
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada percobaan 1 untuk mengetahui suatu sel darah merah apakah mengalami haemolisis setelah ditambahkan aquadest dan larutan NaCL. Dan juga untuk mengetahui hasil dari kombinasi berbagai larutan yang digunakan apakah selnya bentuknya mengembang ataupun mengkerut.
21 Percobaan 2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tahanan osmotik sel-sel darah merah melalui darah setelah ditambahkan larutan NaCL dengan berbagai konsentrasi dengan melihat apakah ada lapisan merah dilapisan atas tabung atau lapisan putih yang muncul duluan.
Sampel yang diberi larutan hipertonis (>0,6M), maka kondisinya mengkerut, isotonis (>0,3M dan <0,6M) netral, dan hipotonis (<0,3) mengembang.
5.2. Saran
Untuk melakukan praktikum dengan lancar maka saran saya untuk praktikum selanjutnya diperlukan kehati-hatian dalam mengambil sample darah ikan tersebut. Untuk memudahkan dalam pengambilan sample darah maka bagian tubuh ikan yang sangat tepat untuk pengambilan darahnya adalah bagian pangkal ekor dan bagian di dekat sirip punggung.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R et al. 2002. Fisiologi Hewan Air. Institut Pertanian Bogor. 213 hal.
22 Chaidir P. Pulungaan, Windarti, Lesje Lukistiyowati. 1995, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewa Air, Fakultas Perikanan Universitas Riau. (tidak diterbitkan)
Dharmawan, N.S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik. Dalam blog. Haemolisisdan Fragilitas eritrosit. www.google.com
Gaman, KB dan Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Gajah Mada University. 554 hal. Kartolo, S.W. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan Air. Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan ikan
23
24
Alat tulis
tisu gulung
Penghapus
Buku gambar
Serbet
25 Nampan Jarum
suntik
Tabung reaksi
mikroskop
RUPA DARAH MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS SERTA MENENTUKAN TAHANAN OSMOTIK PADA SEL DARAH MERAH
26
LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011 KATA PENGANTAR Maha Suci Allah swt atas kesempurnaan ciptaanya, sehingga berapa kalipun kita melihatnya, tidak ada yang cacat sedikit pun. Bersyukur kepada Allah
27 karena penulis diizinkan untuk menyelesaikan penyusunan Laporan Fisiologi Hewan Air. Ini merupakan laporan praktikum pertama yang berjudul Rupa Darah Makroskopis Dan Mikroskopis Sebelum Dan Sesudah Haemolisis Didalamnya memuat hasil dan pembahasan dari beberapa perlakuan darah ikan, yang dilengkapi dengan berbagai literatur pendukungnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten yang telah membimbing dan memberikan berbagai bantuan selama praktikum dan penyusunan Laporan Fisiologi Hewan Air ini. Penulis membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk setiap kritik dan saran yang mendukung penyempurnaan laporan ini kedepan.
Septia Murni
DAFTAR ISI
Halaman
28 KATA PENGANTAR.................................................................................... ........................................................................................................................i DAFTAR TABEL.......................................................................................... .......................................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ......................................................................................................................iii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ......................................................................................................................iv I. Pendahuluan............................................................................................... .......................................................................................................................1 ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... 1. 2. 3. Latar Belakang.............................................................................. 1 Tujuan Praktikum.......................................................................... 1 Manfaat Praktikum........................................................................ 2 II. Tinjauan Pustaka...................................................................................... .......................................................................................................................3 III. Bahan dan Metode.................................................................................. .......................................................................................................................5 3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................... .......................................................................................................................5
29 3.2. Bahan dan Alat......................................................................................... .......................................................................................................................5 3.3. Metode Praktikum.................................................................................... .......................................................................................................................6 3.4. Prosedur Praktikum.................................................................................. .......................................................................................................................6 IV. Hasil dan Pembahasan............................................................................ .......................................................................................................................7 4.1. Hasil.......................................................................................................... .......................................................................................................................7 4.2. Pembahasan.............................................................................................. .......................................................................................................................8 V. Kesimpulan dan Saran............................................................................. .......................................................................................................................9 5.1. Kesimpulan............................................................................................... .......................................................................................................................9 5.2. Saran......................................................................................................... .......................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
31 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman