You are on page 1of 8

Makalah Teknologi Ramah Lingkungan untuk Atasi Transportasi di Jakarta

Nama Jurusan : Panji Fakhruzzaman (HG 5) : Teknik Elektro

Secara garis besar tulisan ini mencakup hal-hal berikut: 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Masalah 1.2 Tujuan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Teknologi Ramah Lingkungan 2.2 Prinsip Dasar Teknologi Ramah Lingkungan 2.3 Manfaat Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan 2.4 Perkembangan Teknologi Ramah Lingkungan di Indonesia 2.5 Solusi Teknologi Ramah Lingkungan untuk Masalah Transportasi 3. DISKUSI 4. KESIMPULAN DAFTAR REFERENSI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan diproduksinya berbagai macam peralatan yang dapat mempermudah manusia dalam menunjang kehidupannya, baik dalam sector industry maupun transportasi, Namun, terkadang kemajuan teknologi tersebut tidak diiringi dengan kepedulian kita sebagai pengguna teknologi untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Salah satu dampak tidak langsung yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi adalah masalah pencemaran udara dan kemacetan. 1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan teknologi ramah lingkungan? 2. Bagaimana prinsip suatu teknologi ramah lingkungan ? 3. Apakah manfaat yang didapat dari penerapan teknologi ramah lingkungan dalam
penyelesaian masalah? 4. Bagaimana perkembangan teknologi ramah lingkungan di Indonesia? 5. Bagaimana penerapan teknologi ramah lingkungan dalam menyelesaikan masalah seperti polusi dan kemacetan?

1.3 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan dampak transportasi yang semakin bertambah seiring dengan meningkatnya teknologi serta pertumbuhan penduduk yaitu kemacetan, yang dapat beralih dalam membahayakan kesehatan manusia. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Teknologi Ramah Lingkungan Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang memproteksi lingkungan, mengurangi daya polutannya, menggunakan semua sumber daya secara berkelanjutan, mendaur ulang lebih banyak produk dan limbahnya, dan menangani sisa limbah dengan cara yang benar. Teknologi ramah lingkungan tidak hanya teknologi secara individu tetapi juga secara sistem termasuk pengetahuan, prosedur, barang dan pelayanan, dan peralatan serta prosedur organisasi dan manajemen untuk mempromosikan kelestarian lingkungan.[1]

2.2 Prinsip Dasar Teknologi Ramah Lingkungan Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep zero waste, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu teknologi dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy. Model Teknologi yang menerapkan 6 prinsip tersebut berupa: 1. Refine, adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saat ini. 2. Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan optimalisasi proses atau operasional menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan. 3. Reuse, adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada proses yang berbeda. 4. Recycle, adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya untuk proses yang sama. 5. Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain. 6. Retrieve Energy, adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi. [2]

2.3 Manfaat Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Beragam manfaat dapat diperoleh masyarakat ataupun lembaga dengan menerapkan strategi ramah lingkungan. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah: 1. Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi. 2. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan energi. 3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah. 4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke media lingkungan lain. 5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan. 6. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan. 7. Menghindari biaya clean-up. 8. Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui penggunaan teknologi baru dan/atau perbaikan teknologi. 9. Meningkatkan Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, agro-industri dan masyarakat. 10. Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan sistem pengelolaan limbah ujung pipa (end off pipe treatment).[3] 2.4 Perkembangan Teknologi Ramah Lingkungan di Indonesia Beberapa perkembangan teknologi ramah lingkungan di Indonesia antara lain: 1. Energi Alternatif Biofuel Energi alternative Biofuel yang dapat diperbarui dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Karenanya untuk mengembangkan bahan bakar tipe ini perlu kerja sama yang harmonis dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri otomotif dan swasta. Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu, Etanol dan Biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur. Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin.Khusus untuk mesin diesel, bias mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel. Diproduksi dari dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi. Biodieselpun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar solar sebesar 39,7%. [5] 2. Sepeda Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan seperti

gerakan Bike-to-Work (B2W). Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer. 3. Sepeda Listrik Alternatif lain dari sepeda manual adalah sepeda yang digerakkan dengan tenaga listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping lebih hemat biaya, sepeda ini juga tidak menimbulkan kebisingan dalam penggunaannya dibandingkan sepeda motor. Kecepatan berkendaraan maksimum jenis sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan daya jelajah hingga 60 km.

2.5 Solusi Teknologi Ramah Lingkungan untuk Masalah Transportasi Beberapa contoh teknologi ramah lingkungan untuk atasi masalah transportasi antara lain : 1. LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM TENAGA SURYA (PJU-TS) Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) adalah lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya. Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama di daerah terpencil. Namun belakangan ini PJU Tenaga Surya juga marak diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, jalan kawasan perumahan, halte bis, tempat parkir, pompa bensin (SPBU) dsb. Penerangan Jalan Tenaga Surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari. Menggunakan Modul/Panel Surya dengan lifetime hingga 25 tahun yang berfungsi menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic. Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya) secara otomatis dapat mulai menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari dengan perawatan yang mudah dan efisien selama bertahun tahun.Menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama . Masa pemakaian Lampu LED bisa mencapai 50.000 jam dengan sumber daya DC. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti juga mengurangi frekuensi dan menghemat biaya operasional pemeliharaan untuk ongkos jasa penggantian bola lampunya saja. Baterai yang digunakan adalah baterai bebas perawatan (maintenance free) jenis VRLA dan tipe Deep Cycle.Dengan menggunakan perangkat ini, kita sudah memiliki sumber energi sendiri tanpa ketergantungan dengan pihak lain, hemat BBM, dan ramah lingkungan. PJU Tenaga Surya beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang sehingga installasinya menjadi sangat mudah, praktis, sangat ekonomis dan tentunya dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan. [7] Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang berbeda-beda, mulai dari 7 m s/d 9 m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari 15m s/d

40m. Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan (brightness). Secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk penyediaan cahaya penerangan umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur ekonomis lama. Dengan sistem pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga Surya dapat menjadi solusi yang cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum.[8]

Gambar Lampu Penerangan Jalan Umum LED Keunggulan:


Terang dan tahan lama Hemat energi Ramah lingkungan Bebas polusi Cepat dan mudah dalam pemasangan Hemat biaya perawatan Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25 tahun) Cocok dipasang di segala lokasi Tersedia dengan daya mulai dari lampu dengan daya 15w (950Lm) -168w (14.558 Lm) [9]

2. Lampu Lalu Lintas Tenaga Surya Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller. Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrean kendaraan sebesar 56,24%; jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini sudah perkembangan teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.Dengan mengunankan Lampu lalu lintas tenaga surya , akan tercipta rasa aman bagi masyarakat pada saat berkendaraan

sehingga nanti tidak ada lagi terpengaruh pemadaman listrik dari PLN yang selama ini menjadi pemasok energi. [10]

Gambar lalu lintas tenaga surya 3. DISKUSI Transportasi perlu untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat asal dengan tempat tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem transportasi dan komunikasi, dalam wujud sarana (kendaraan) dan prasarana (jalan). Dari sini timbul jasa angkutan untuk memenuhi kebutuhan perangkutan (transportasi) dari satu tempat ke tempat lain. Di sini terlihat, bahwa transportasi dan tata guna lahan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mengelola tata guna lahan seperti untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang lebih luas seperti untuk pelebaran jalan, sistem persimpangan tidak sebidang, jalur pemisah, dan lainnya. Kebutuhan lahan yang sangat luas untuk sistem transportasi darat ini mempunyai pengaruh besar terhadap pola tata guna lahan, terutama di daerah perkotaan. Di sini, masalah lingkungan perlu diperhatikan. Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh terhadap kondisi fisik tanah (seperti muka air tanah), sehingga perlu dilakukan studi yang bersifat komprehensif. Perencanaan pola tata guna lahan dalam mengatasi masalah transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Rencana kota tanpa pertimbangan kedaan kota dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat dari rencana itu sendiri, akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas di kemudian hari, seperti kemacetan - yang dapat menjalar pada meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran, menurunnya sopan santun lalu lintas, serta meningkatnya pencemaran udara. Transportasi dalam bentuk lalu lintas kendaraan bermotor di jalan-jalan di dalam kota dapat menyebabkan terjadinya: A) kemacetan (traffic congestion) B) kecelakaan (traffic accident) C) pemcemaran udara (air pollution) D) kebisingan (traffic noise)

Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di perkotaan dapat dilakukan dengan berbagai usaha, seperti: 1) Tidak membangun jalan-jalan baru 2) Menaikkan harga bahan bakar secara drastis 3) Menyediakan jalur khusus untuk kendaraan umum dan sepeda, khususnya pada jam-jam sibuk/padat lalu lintas 4) Mengenakan biaya tol jalan atau jembatan yang lebih tinggi pada jam-jam sibuk 5) Menghapuskan atau mengurangi biaya tol jalan atau jembatan untuk kendaraan dengan 3 atau lebih penumpang 6) Mengenakan pajak untuk tempat-tempat parkir kendaraan 7) Meniadakan beberapa tempat parkir di pusat kota 8) Mengenakan pajak yang tinggi untuk kendaraan yang bolak-balik (commuters) 9) Melarang kendaraan bermotor pada beberapa jalan atau pada beberapa daerah tertentu 10) Penataan ruang kota 11) Pengaturan lalu lintas di perkotaan [7] KESIMPULAN Dengan meningkatnya urbanisasi, jumlah penduduk di perkotaan bertambah, yang berarti penggunaan kendaraan bermotor bertambah, dan berakibat dengan kemacetan lalu lintas, sehingga perlu dibangun lebih banyak jalan. Akibat meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan, maka luas kota berkembang, sehingga jarak perjalanan juga bertambah. Smeed (1967) mengatakan, bahwa jarak perjalanan rata-rata berbanding lurus dengan kuadrat dari luas kota. Apabila jumlah orang yang melakukan perjalanan meningkat 100 kali, maka luas jalan yang dibutuhkan tiap orang akan meningkat kira-kira 12 kali. Jadi dengan bertumbuhnya kota, diperlukan pula pembangunan lebih banyak jalan untuk kendaraan bermotor. Namun demikian harus ada batasannya, karena tidak mungkin semua lahan harus dijadikan jalan, di samping bertambahnya kendaraan di jalan ditambah dengan kemacetan yang terjadi, akan meningkatkan kebisingan dan pencemaran udara akibat gas buang kendaraan bermotor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia [2]

DAFTAR REFERENSI
1.

Kardono.2010.Teknologi Ramah Lingkungan: Kriteria, Verifikasi, dan Arah Pengembangan.Jakarta:Lokakarya (BPPT, Jakarta) 2. Sukarto, Haryono "Transportasi Perkotaan dan Lingkungan",[pdf], (http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/331/jiptummpp-gdl-jou-2009-haryonosuk-16517Transpor-n.pdf, diakses pada 2 Des 2012, pukul 16:00) 3. http://eddypras.web.id/lampu-led-hemat-energi-ramah-lingkungan (diakses 2 Des 2012 ,pukul 14.43 WIB ) 4. http://www.pertamina-ep.com/id/warta-pep/2012/11/02/192-lampu-tenaga-suryatindakan-nyata-pertamina-ep-ramah-lingkungan (diakses 2 Des 2012 ,pukul 14.50 WIB) 5. http://anekapju.produkanda.com/ (diakses 2 Des 2012 ,pukul 14.51 WIB) 6. http://regional.kompas.com/read/2010/08/01/08071366/Lampu.Lalu.Lintas.Pakai.Ten aga.Surya (diakses 2 Des 2012 , pukul 15.07) 7. Waluya, Jaka dan Nugratama, Sony "Lingkungan dan Transportasi", [pdf], (http://ejournal-unisma.net/ojs/index.php/region/article/view/473/447, diakses 2 Des 2012, pukul 15:44) 8. Daganzo, Carlos F. 1997. Fundamentals of Transportation and Traffic Operations. United Kingdom: Emerald Group Publishing United

You might also like