You are on page 1of 4

MEKANISME SAMBARAN PETIR Medan listrik yang ditimbulkan oleh awan bermuatan gambar 2.

1 (a), akan menyebabkan ionisasi udara disekitarnya. Proses ionisasi udara berkembang terus dan membentuk kanal yang sangat konduktip dengan didahului oleh alur pandu yang diikuti cahaya dan disebut pelopor pelepasan. Alur pandu bergerak turun mendekati bumi sebagai pelopor kebawah seperti ditunjukan pada gambar 2.1 (b). Muatan akan mengalir melalui kanal dan akan mempercepat proses ionisasi pada ujung kanal atau alur pandu, sehingga kanal bertambah panjang. Proses pertambahan panjang kanal terjadi secara lompat-lompat sekitar 3 sampai dengan 50 m, dengan interval waktu sekitar 10 sampai dengan 100 det dan kecepatan sekitar 1 sampai dengan 80 m/det [Golde, 1977 ]. Arah lompatan setiap langkah berubah-ubah, tergantung proses ionisasi ujung kanal, sehingga secara keseluruhan akan terbentuk kanal yang berlikuliku.

Gambar 2.1. Proses sambaran petir

Pada saat alur pandu mencapai titik yang dekat dengan permukaan bumi, maka medan listrik pada celah antara alur pandu dan permukaan bumi mencapai harga yang dapat

terbentuknya kanal bermuatan dari bumi menuju awan , gambar 2.1 (c). Kedua kanal tersebut akan saling bertemu (gambar 2.1 (d)), yang selanjutnya terjadi sambaran balik pertama, seperti ditunjukan pada gambar 2.1 (e).

Pada saat terjadinya sambaran balik dari bumi ke awan akan mengalir arus yang sangat besar dengan kecepatan pada umumnya 20 sampai dengan 110 m/det [Golde, 1977 ]. Muatan tersebut untuk menetralisir muatan pada pusat muatan awan, sehingga potensial muatan awan tersebut turun dengan cepat. Akibatnya terjadi perbedaan potensial antara pusat muatan pertama yang sudah dinetralisir dengan pusat muatan kedua pada awan yang sama. Perbedaan potensial ini mengakibatkan berlanjutnya gerakan sambaran petir memasuki awan dan terjadilah loncatan antara kedua pusat muatan tersebut, dengan demikian terbentuklah sebuah jalur dari pusat muatan kedua di awan ke bumi. Pelepasan muatan dari pusat muatan kedua ke bumi dimulai dengan pelopor pelepasan yang bergerak melalui jalur yang dilalui sambaran balik sebelumnya. Pelopor pelepasan pada sambaran kedua tidak meloncat-loncat, tidak ada percabangan dan kecepatannya tinggi sekitar 2 m/det. Interval waktu antara sambaran balik sebelumnya dengan pelopor panah berikutnya sekitar 40 det. Setelah pelopor pelepasan mencapai bumi akan terjadi sambaran balik dari bumi ke awan seperti sambaran balik sebelumnya.

Muatan dari pusat muatan kedua akan tersalurkan atau dinetralisir oleh sambaran balik. Kemudian timbul proses yang sama pada muatan ketiga seperti proses pada muatan kedua, sehingga terjadilah sambaran beruntun. Hasil pemotretan dengan kamera biasa dan kamera putaran cepat (kamera Boys) pada proses sambaran petir ditunjukan pada gambar 2.2 .[Uman,1969]

Gambar 2.2. Potret proses sambaran petir.

ARUS PETIR Arus petir merupakan pelepasan muatan awan yang dialirkan ke bumi dengan bentuk gelombang yang naik dengan cepat sekali kemudian disusul dengan penurunan yang lebih lambat menuju nol. Bentuk umum dari besar gelombang arus petir dinyatakan dalam bentuk persamaan hiperbolik sebagai berikut :
I = A e t e t

2.1

dengan: A = Konstante penentu harga puncak = konstanta penentu muka gelombang = konstanta penentu ekor gelombang Besar arus petir sambaran langsung yang terukur diatas tower 500 kV di Jakarta minimum 0,2 kA polaritas negatif dan maksimum 102 kA, sedangkan polaritas positif minimum 1 kA dan maksimum 61 kA. Probabilitas arus sambaran petir dapat dilihat pada gambar 2.4 [Soetjipto S. et al., 1993], di San Salvatore minimum 2 kA dan maks. 80 kA negatif; maksimum 250 kA positif [Golde, R.H., 1977].

Gambar 2.4 Kemungkinan sambaran arus petir dengan magnetic link

You might also like