You are on page 1of 12

BEDAH SKL 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

1.1

Menentukan unsur-unsur wacana 1. Simpulan adalah keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif. Simpulan berada di awal atau di bagian akhir paragraph, intisari paragraph. Contoh : Kalau kita mengabaikan peringatan dan mendapat kesulitan, jangan melempar frustasi kepada orang lain. Apalagi kalau kita punya kekuasaan. Jangan menyalahkan bawahan, pasangan, atau orang lain. Pokoknya, kalau kita menghadapi masalah, jangan menyerang orangnya tetapi seranglah masalahnya. Simpulan : Jika kita menghadapi masalah, jangan menyerang orangnya tetapi seranglah masalahnya. 2. Paragraf adalah serangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Di dalam kalimat utama terdapat gagasan utama dan di dalam kalimat penjelas terdapat gagasan penjelas. Kata-kata kunci gagasan utama dalam paragraph : Jadi, ada beberapa, dengan demikian, pada dasarnya, intinya, sebagai kesimpulan. Ciri-ciri penjelas : Uraian-uraian kecil, contoh-contoh, peristiwa ilustrasi, kutipan-kutipan. 3. Pernyataan yang sesuai dengan isi paragraf. 4. Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan (koherensi) yang baik. Koherensi dibangun melalui pengulangan kata kunci atau sinonim, kata ganti, dan kata-kata frasa transisi. a. Contoh : (1) Perkembangan teknologi layar sentuh bukanlah hal yang baru muncul dalam hitungan hari. (2) Ada beberapa titik yang menandai perkembangan teknologi tersebut (pengulangan kata kunci). b. Contoh : (1) Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. (2) Dia tidak diisinkan untuk menyakiti atau merusaknya. (kata ganti / padanannya). c. Kata atau frasa transisi (penghubung) Kata atau frasa transisi menyatakan hubungan sebagai berikut : Penegasan : jadi, dengan demikian Pertentangan : namum, tetapi, akan tetapi, berbeda dengan, sebaliknya, meskipun demikian, kecuali, daripada, padahal. Sebab, akibat, atau hasil : sebab, karena, akibatnya, dampaknya, oleh sebab itu, oleh karena itu, hasilnya, sehingga. Waktu : ketika, saat itu. Syarat : jika, apabila, kalau Urutan : pertama, mula-mula, akhirnya, selanjutnya. Tambahan informasi : selain itu, singkatnya, tambahan pula, di samping itu, dengan kata lain.

1.2

Menentukan jenis laporan Laporan adalah bentuk penyajian fakta mengenai suatu berita, kegiatan, peristiwa, perjalanan, penelitian, dan sejenisnya yang disampaikan secara objektif. Jenis-jenis laporan : a. Laporan kegiatan : penyajian fakta berbentuk kegiatan yang telah dilaksanakan. Kata kunci : ada kegiatan, nama jenis kegiatan, waktu dan tempat kegiatan, pelaksana kegiatan. b. Laporan peristiwa atau kejadian : penyajian fakta berbentuk peristiwa yang benarbenar terjadi. Kata kunci : ada peristiwa, ada yang terlibat, waktu dan tempat peristiwa, proses terjadinya peristiwa. c. Laporan perjalanan : penyajian fakta berbentuk informasi tentang perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Kata kunci : seseorang/kelompok yang melakukan perjalanan, proses perjalanan, ada informasi selama dalam perjalanan. d. Laporan penelitian : laporan yang menjelaskan tentang hasil penelitian, baik berbentuk pengamatan, percobaan di laboratorium maupun studi pustaka. Sistematika laporan penelitian : (1) Halaman sampul (cover) : judul laporan, identitas penyusun, identitas lembaga (sekolah), tahun penyusunan. (2) Halaman judul : sama dengan halaman sampul, letaknya setelah halaman sampul. (3) Kata pengantar : ucapan syukur, penjelasan tentang tujuan laporan, penjelasan tentang hambatan yang dialami penyusun, ucapan terima kasih, kritik dan saran yang bersifat konstruktif. (4) Abstrak adalah ringkasan seluruh bagian yang ada di dalam laporan. Intisari sebuah laporan. (5) Daftar isi merupakan penyajian dari seluruh bagian laporan. Dari halaman sampul sampai daftar isi dengan huruf romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst.), sedangkan dari pendahuluan sampai halaman terakhir dengan angka Arab (1, 2, 3, 4, dst.). (6) Pendahuluan adalah gambaran umum dari keseluruhan isi laporan (penelitian) dengan bagian : (a) Latar belakang (b) Perumusan masalah (c) Tujuan penelitian (d) Manfaat penelitian (e) Sistematika penulisan

(7)

Kerangka teoritis atau telaah kepustakaan berisi uraian tentang hasil telaahan terhadap teori dan hasil-hasil penelitian yang telah ada dan relevan dengan penelitian tersebut.

(8)

Metode penelitian : prosedur atau tata cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu.

(9)

Pembahasan hasil penelitian : pengolahan data hasil penelitian.

(10) Simpulan atau saran. Simpulan merupakan inti dari hasil penelitian. Saran ditujukan kepada para pembuat kebijakan. (11) Daftar pustaka / bibliografi : daftar buku yang dijadikan rujukan dari sebuah karangan.

1.3

Menentukan isi petunjuk kerja Petunjuk kerja adalah langkah-langkah atau aturan untuk mengerjakan sesuatu.

1.4

Menentukan isi riwayat hidup / biografi Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang dikarang oleh orang lain. Autobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang dikarang sendiri. Kata kunci biografi : ia, dia, atau nama orang (tokoh); autobiografi : saya atau aku.

1.5

Menentukan isi grafik / matriks Matriks adalah informasi yang disampaikan melalui kolom dan baris. Untuk memahami isi matriks : Memperhatikan judul matriks / table. Mencermati informasi setiap kolom. Mencermati angka-angka dalam matriks.

Grafik adalah visualisasi matriks / table dalam bentuk gambar atau garis. 1.6 Menentukan tanggapan terhadap isi paragraf Tanggapan adalah komentar terhadap sesuatu (bacaan, pidato, berita, dsb). Tanggapan positif bersifat optimis dan santun. Tanggapan negatif bersifat pesimis dan cenderung kurang santun. 1.7 Menentukan penggunaan berbagai jenis kata 1. Kata benda (nomina) : mengacu pada benda, orang, atau pengertian. Dapat diperluas dengan yang + kata sifat. Contoh gedung yang tinggi. Pengingkaran bukan. Contoh : bukan saya, bukan kue. 2. Kata kerja (verba) : menyatakan perbuatan, proses, keadaan. Dapat diberi aspek waktu. Contoh : akan tidur, sedang makan, telah pergi. Pengingkarannya tidak. Contoh : tidak makan, tidak mati.

3. Kata sifat (adjektiva) : menyatakan sifat / keadaan.

Dapat diberi keterangan pembanding / penguat. Contoh : lebih baik, agak pandai, amat kaya.

Dapat diberi afiks se- dengan makna sama. Contoh : seluas, semudah. Dapat diberi afiks se-reduplikasi-nya. Contoh : setinggi-tingginya, sebaik-baiknya. Dapat diberi afiks ter- dengan makna paling. Contoh : termuda, tertua, terbesar. Pengingkarannya adalah tidak. Contoh : tidak baik, tidak mudah.

4. Numeralia (kata bilangan) : mengacu ke jumlah / kuantitas atau tingkat. Diperluas dengan kata penolong : ekor, buah, orang, butir. 5. Adverbia (kata keterangan) : berfungsi member keterangan pada verba, adjectiva, dan kalimat. Adverbia yang hanya menerangkan kata : lebih, terlalu, hanya, agak, amat, sangat, sekali, saja. Adverbia yang menerangkan kalimat : jabatannya sebagai keterangan dan posisinya dapat dipindah-pindahkan, misalnya : kemarin, tadi, biasanya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya, rupanya, kadang-kadang, sering. Contoh : Biasanya burung berkicau pagi hari. Burung biasanya berkicau pagi hari. 1.8 Menentukan penggunaan berbagai jenis kata 1. Menggali informasi dengan kalimat tanya : diawali dengan kata apa, siapa, mengapa, kapan, berapa, di mana, dan bagaimana. 2. Macam-macam kalimat Tanya : a. Kalimat tanya konfirmasi atau klarifikasi : bertujuan untuk mempertegas kembali persoalan yang sebenarnya telah diketahui. Kata kunci : jawabannya ya atau tidak. Biasanya menggunakan kata benarkah atau apakah benar. Contoh : Benarkah Anda seorang penyanyi panggilan ? b. Kalimattanya retoris : tidak memerlukan jawaban, bertujuan member motivasi, semangat dan menggugah kesadaran. Contoh : Siapakah yang akan menanggung utang Negara kalau bukan kita ? c. Kalimat tanya tersamar : kalimat yang bertujuan untuk maksud tertentu secara tersembunyi / tersamar. Kata kunci : dipakai untuk memohon, meminta, menyindir, membiarkan, melarang, menyuruh. Contoh : Bolehkah saya mengetahui namamu, Nak ?

1.9

Menentukan perubahan makna kata 1. Perluasan makna (generalisasi) : cakupan makna sesuatu kata lebih luas dari makna asalnya. Contoh : berlayar, ibu, bapak, saudara, putra, putrid, nasi, ikan.

2. Penyempitan makna (spesialisasi) : terjadi apabila makna sesuatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya. Contoh : ulama, pendeta, sarjana, sastra, gadis, pesawat. 3. Ameliorasi : perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya. Contoh : wanita = makna asal lebih rendah daripada perempuan; makna baru lebih tinggi daripada perempuan. 4. Peyorasi : makna kata yang nilainya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya. Contoh : Kata Fundamentalis Gerombolan Kroni Makna asal Makna baru

Orang yang berpegang teguh Orang yang hidup eksklusif, pada prinsip mengutamakan kekerasan Orang-orang yang secara bergerombol Sahabat berjalan Kelompok pengacau Kawan dari seorang penjahat

5. Sinestesia : perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda. Contoh : Kata Kata-katanya pedas Berwajah dingin Suaranya sangat indah Makna asal Indra pengecap Indra perasa Indra penglihatan Makna baru Indra pendengaran Indra penglihatan Indra pendengaran

6. Asosiasi : perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat. Kata Amplop Buaya Kepala Makna asal Wadah untuk memberi uang Binatang buas Organ tubuh paling atas Suap Orang jahat Atasan Makna baru

1.10 Menentukan ungkapan / peribahasa dalam teks 1. Ungkapan (idiom) : kelompok kata/perkataan yang bersifat tetap dan digunakan untuk menyatakan sesuatu maksud dengan arti kiasan. Contoh : perundingan Israel dengan Palestina mengalami jalan buntu (jalan buntu = mengalami kegagalan). 2. Peribahasa : kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Contoh : Seperti air dengan tebing (persahabatan yang kokoh dan tolong menolong). 1.11 Menentukan unsur instrinsik cerpen/novel/drama Unsur instrinsik : unsur karya sastra yang mendukung dari dalam karya itu sendiri. 1. Tema 2. Alur/plot 3. Penokohan/karakteristik 4. Latar/setting : pokok pikiran pengarang, inti cerita : jalan cerita : perwatakan tokoh : tempat, waktu, suasana

5. Sudut pandang/cara bercerita/point of view : dengan cara bagaimana pengarang menceritakan tokoh-tokohnya

6. Gaya bahasa

: bahasanya segar, komunikatif, mudah Dipahami, atau tidak berbelit-belit.

1.12 Menentukan unsur ekstrinsik novel : unsur pendukung dari luar karya sastra 1. Riwayat pribadi pengarang 2. Kehidupan masyarakat tempat karya sastra itu diciptakan 3. Latar belakang politik, budaya, agama, dan moral 1.13 Menentukan unsur instrinsik puisi 1. Tema 2. Amanat 3. Rima 4. Ritma 5. Metrum/irama : tentang apa puisi itu berbicara : nasihat/pesan : persamaan-persamaan bunyi : perhentian-perhentian yang teratur : turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata. Suku kata tiap baris. 6. Majas/gaya bahasa 7. Kesan : permainan bahasa : perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam berapi-api) 8. Diksi 2.1 2.2 : pilihan kata / ungkapan

Melengkapi kalimat rumpang Menentukan kalimat efektif Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Contoh kalimat efektif : 1. Terpengaruh bahasa daerah. Contoh : Apa kamu sudah makan---Apakah kamu sudah makan? 2. Terpengaruh bahasa asing. Contoh : Orang yang mana berbaju putih itu adik saya--Orang yang berbaju putih itu adikku. 3. Kerancuan. Contoh : Di sekolahku mengadakan pesta---Sekolahku mengadakan pesta. 4. Kemubadziran. Contoh : Para ibu-ibu sudah hadir---Para ibu sudah hadir / ibu-ibu sudah hadir. 5. Terpengaruh bahasa tutur. Contoh : Saya sudah bilang sama dia---Saya sudah berkata sama dia. 6. Salah susunan kata. Contoh : Kami sudah baca suratmu---Suratmu sudah kami baca. 7. Bermakna ganda. Contoh : Kami mempunyai dua ekor kerbau.

2.3 2.4

Menentukan kalimat padu = 1.1. menentukan unsur-unsur isi wacana Melengkapi paragraf rumpang = 1.1. menentukan unsur-unsur isi wacana

2.5

Menentukan penulisan kata sesuai EYD BAKU Apotek Cenderamata Hakikat Ijazah Izin Kuitansi Nasihat Metode Pemirsa Diubah Mengubah Dipersilakan Zaman Apotik Cindramata Hakekat Ijasah Ijin Kwitansi Nasehat Metoda Pirsawan Dirubah Merubah Dipersihlakan Jaman TIDAK BAKU

2.6

Menentukan jenis karangan 1. Karangan narasi : karangan yang menceritakan suatu peristiwa. Kata kunci : ada urutan peristiwa / jalan cerita (plot), ada tokoh, ada latar belakang / setting (waktu, tempat, suasana). Jenis narasi : narasi fiktif dan narasi nonfiktif (narasi ekspositoris). Narasi fiktif : bersifat imajinatif, contoh : cerpen, novel, roman. Narasi nonfiktif : peristiwa faktual, benar-benar terjadi, contoh : biografi, autobiografi, laporan perjalanan. 2. Karangan deskripsi : karangan yang bertujuan untuk memberikan gambaran sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang dideskripsikan. Kata kunci : menggambarkan keadaan, objek yang akan dideskripsikan berupa keindahan alam, keindahan jasmani, watak, atau objek tertentu yang dapat diserap dengan pancaindra. 3. Karangan eksposisi : karangan yang berisi penjelasan suatu topik dengan tujuan memberi informasi / langkah-langkah kerja, aturan pakai, cara kerja. 4. Karangan argumentasi : bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat / kesimpulan dengan kata / fakta / konsep sebagai alasan / bukti. Memberikan alasan yang kuat. 5. Karangan persuasi : bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu.

2.7

Menentukan pola pengembangan paragraf Pola penalaran, yaitu : penalaran deduktif dan induktif.

1. Penalaran deduktif : dimulai dengan mengemukakan pernyataan umum yang diikuti. Pernyataan khusus, menarik kesimpulan terhadap yang khusus disebut silogisme. 2. Penalaran induktif : dimulai dari peristiwa-peristiwa khusus menuju kesimpulan umum. Jenis-jenis penalaran induktif : a. Generalisasi : perumusan kesimpulan umum berdasarkan data / kejadian-kejadian yang bersifat khusus. b. Hubungan sebab akibat : fakta-fakta menjadi sebab, menuju kesimpulan. c. Hubungan akibat sebab : fakta-fakta yang menjadi akibat, lalu dianalisis untuk mencari sebabnya. d. Pola analogi : kesimpulan dengan asumsi jika dua hal memiliki beberapa kesamaan, maka dalam aspek lainpun memiliki kesamaan. 2.8 Menentukan penulisan berbagai unsur proposal Suatu kegiatan perlu dibuatkan proposal bila kegiatan itu perlu persetujuan / dukungan pihak lain. Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja untuk melakukan kegiatan. Jenis proposal : 1. Proposal ilmiah sederhana, misalnya proposal penelitian, proposal diskusi ilmiah (seminar, lokakarya). 2. Proposal kegiatan kemasyarakatan, seperti proposal pembangunan masjid, proposal pertandingan olahraga, proposal pentas seni. Sistematika proposal kegiatan ilmiah sederhana : 1. Judul atau nama kegiatan ilmiah Setiap awal kata judul ditulis dengan huruf capital, kecuali kata tugas (yang, dan, atau, dengan, di, ke, dari). Akhir judul tidak boleh diberi tanda titik.

2. Latar belakang Berisi kondisi atau kesenjangan-kesenjangan yang ada di lapangan. Terdapat ulasan tentang kedudukan masalah yang akan dikupas. Diakhiri dengan kondisi harapan atau hasil penelitian yang diharapkan.

3. Perumusan masalah Berbentuk kalimat tanya. Menghendaki jawaban yang akan dikupas.

4. Tujuan penelitian Rumusan masalah harus konsisten dengan masalah. Berupa hasil yang akan dicapai.

5. Hipotesis Merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Dirumuskan dalam bentuk kalimat alternatif.

Hanya untuk penelitian kualitatif bukan deskriptif.

6. Metode penelitian = metode deskriptif dan eksperimental Pengumpulan data dengan teknik angket, wawancara, observasi. 7. Lokasi dan sampel penelitian = tempat penelitian, sampel penelitian : objek yang dijadikan sasaran penelitian. 8. Jadwal penelitian : nama kejadian dan waktu pelaksanaannya. 9. Daftar pustaka : berisi daftar buku, majalah, koran, atau media lainnya sebagai acuan. 2.9 Menentukan penulisan bagian-bagian surat 1. Kepala surat : berisi nama dan alamat lembaga lengkap dengan nomor telepon dan faksimile atau e-mail. 2. Tempat dan tanggal surat = jika ada kop, nama tempat tidak perlu ditulis. 3. Nomor, lampiran, dan hal surat : ditulis diawali dengan huruf kapital diikuti tanda titik dua. 4. Alamat surat : diawali Yth. ; penulisan Saudara, Bapak/Ibu diawali dengan huruf kapital ; kata jalan tidak boleh disingkat ; kata sapaan digunakan kalau tidak ada gelar di depan. Contoh : Yth. Bapak Setiawan, S.Ag. Jalan Mawar 116 Yogyakarta 5. Salam pembuka dan salam penutup Diawali dengan huruf kapital dan diakhiri tanda koma. Contoh : Dengan hormat, 6. Penutup surat : tidak perlu menggunakan kata demikianlah dan kata ganti -nya, tetapi dengan kata sapaan langsung seperti Saudara atau Bapak. 7. Nama pengirim : ditulis di bawah salam penutup dan tidak perlu di dalam kurung serta tidak perlu huruf kapital semua. Contoh : Ir. Baskara Santoso Yth. Dra. Aninditia Prabandari, M.Kes. Jalan Proklamasi 198 Semarang

2.10 Menentukan penulisan jenis-jenis surat 1. Surat pribadi : surat yang ditulis atas nama pribadi, bahasa tidak formal, bentuk surat sesuai selera. 2. Surat dinas : berkaitan dengan kedinasan, bahasa formal, bentuk surat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, isi menyangkut persoalan kedinasan. 3. Surat niaga : surat yang berkaitan dengan persoalan-persoalan bisnis, misalnya surat penawaran, surat pesanan, surat permintaan penawaran. Bahsa yang digunakan formal, bentuk surat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, isi menyangkut persoalan bisnis. 2.11 Menentukan penulisan unsur-unsur karya ilmiah Macam-macam karta ilmiah : 1. Makalah : karangan ilmiah untuk disajikan dalam seminar. 2. Resensi buku : ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan suatu buku.

3. Tajuk rencana (editorial) : karangan opini yang dibuat oleh redaktur media massa dan merupakan pandangan / sikap media tersebut terhadap suatu masalah. 4. Artikel : karangan ilmiah yang dibuat oleh seseorang untuk dimuat di media massa.

Karya ilmiah meliputi : 1. Pendahuluan (latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, pendekatan/metode). 2. Pembahasan (kajian mengenai hakikat masalah, sebab-akibat, dan pemecahannya) 3. Penutup (kesimpulan dan saran)

Latar belakang, yaitu kerangka berpikir untuk meletakkan peristiwa/keadaan agar benar-benar menjadi masalah yang berarti. Rumusan masalah : masalah yang akan dicari solusinya. Diungkap dengan kalimat tanya. Tujuan sesuatu yang hendak dicapai. Pendekatan : dari aspek mana suatu masalah akan dikupas, apakah dari aspek pragmatis, hokum, agama, ekonomi, politik, social, budaya. Aspek komprehensif untuk menyelesaikan suatu masalah.

Hakikat masalah : mengupas duduk persoalan masalah seperti definisi, ilustrasi, subsub masalah, teori-teori, implikasi teoritis, hasil-hasil kajian yang pernah dilakukan dan lain-lain.

Pemecahan masalah : jalan keluar atas masalah yang dilandasi oleh data, fakta, konsep atau teori sebagai alasan/bukti atas kebenaran solusi tersebut. Kesimpulan : menegaskan kembali pokok-pokok pikiran mengenai hakikat masalah dan pemecahannya secara singkat.

2.12 Menentukan catatan isi rapat Kalimat hasil rapat yang menyatakan saran dengan kata : sebaiknya, seyogyanya, diharapkan, semestinya, seharusnya. 2.13 Menentukan bagian-bagian isi laporan Laporan adalah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau kelompok orang setelah menyelesaikan tugas yang diberikan. Laporan dibedakan menjadi laporan formal dan laporan informal. 1. Laporan formal a. Bagian pendahuluan (1) Halaman judul : judul dan tujuan penulisan identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, tahun. (2) Halaman pengesahan : tempat, tanggal, nama dan tanda tangan pengesah (jika perlu). (3) (4) Halaman motto (jika perlu) Halaman persembahan (jika perlu)

(5) (6) (7) (8) (9)

Kata pengantar Daftar isi Daftar table (jika ada) Daftar grafik (jika ada) Daftar gambar (jika ada)

(10) Abstrak : uraian singkat tentang isi laporan b. Bagian isi Bab I : Pendahuluan (1) Latar belakang (2) Identifikasi masalah (3) Pembatasan masalah (4) Rumusan masalah (5) Tujuan dan manfaat Bab II Bab III Bab IV Bab V : Kajian pustaka : Metode : Pembahasan : Penutup

c. Bagian akhir (1) Daftar pustaka (2) Daftar lampiran (3) Indeks (daftar istilah)

2. Laporan informal a. Laporan kunjungan, berisi : (1) Judul laporan (2) Tujuan (3) Waktu pelaksanaan (4) Hasil yang diperoleh b. Laporan percobaan, berisi : (1) Judul percobaan (2) Pelaksanaan : waktu dan tempat (3) Urutan kerja (4) Data yang diperoleh (5) kesimpulan c. Laporan diskusi, berisi : (1) Topik (2) Moderator (3) Penyaji (4) Jumlah peserta (5) Masalah yang muncul (6) Pemecahan masalah (7) kesimpulan

2.14 Menentukan kalimat pengumuman Menggunakan kata kerja pasif Diumumkan. Kata yang, bagi, kepada, mengumumkan tidak efektif. 2.15 Menentukan kalimat poster Poster adalah informasi berbentuk gambar atau tulisan yang bersifat sugestif. Cirri-ciri poster : 1. Tulisan dan gambar dibuat menarik atau mencolok. 2. Isinya berupa penawaran produk, jasa, atau ajakan untuk mengikuti kegiatan tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menulis kalimat poster : 1. Menentukan subjek 2. Merumuskan ide 3. Menentukan cara untuk menyampaikan ide 4. Menggunakan kalimat yang singkat dan jelas 5. Menggunakan kata-kata yang bersifat sugestif 6. Menggunakan tulisan yang mudah dibaca dan diingat khalayak Contoh kalimat poster : 1. Anda ingin cepat kerja, silakan masuk SMK. 2. Damai itu indah. 3. Katakan tidak untuk narkoba. 4. Pilih kesepian karena narkoba atau punya teman setia.

You might also like