You are on page 1of 37

PENGARUH KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA AKHIR

Aat Sriati Bagian Keperawatan Klinik Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik, dan apakah ada hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Alat ukur berupa kuisioner yang diturunkan dari model konsep diri Song dan Hattie (1992) dan motivasi berprestasi dari Heckhausen (1967). Populasi adalah mahasiswa F.Kep-Unpad yang aktif mengikuti perkuliahan pada kelas regular dan khusus Program Sarjana Keperawatan, kurikulum yang digunakan tahun 1998, dan rentang usia 18 sampai 21 tahun.Sampel sebanyak 138 orang yang diambil secara acak. Untuk menghindari rank yang kembar dan untuk perhitungan selanjutnya, data ordinal dirubah kedalam skala interval dengan menggunakan rumus Method Successive Interval. Untuk menguji hipotesis digunakan analisa inferensial path analysis. Sebelum pengujian dilakukan uji normalitas, uji intervalisasi, uji linearitas, dan uji homogenitas sebagai persyaratan analisis jalur. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil 1) konsep diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi akademik; 2) kedua variabel eksogen memberi pengaruh secara sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik; dan 3) terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasai berprestasi berpengaruh dalam mendukung prestasi akademik remaja akhir mahasiswa F.Kep-Unpad.

Kata kunci: konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik

PENDAHULUAN Remaja adalah masa yang penting dalam prestasi (Hendersen & Dweck; dalam Santrock, 2005). Tekanan sosial dan akademik mendorong remaja kepada berbagai peran yang harus dibawakan. Peran yang sering kali menuntut tanggung jawab yang lebih besar. Remaja mulai menyadari bahwa pada saat ini mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan sebenarnya.

Pada tingkat pendidikan tinggi, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar mengajar melalui media yang ada, seperti perpustakaan, jurnal, maupun internet. Hampir semua tugas yang diberikan di pendidikan tinggi umumnya menuntut mahasiswa untuk mencari literatur lain dan mengembangkan pola pikirnya sendiri guna penyelesaian tugas secara efektif. Persyaratan akademik di pendidikan tinggi bukan sekedar mengikuti

perkuliahan saja, tetapi ada ketentuan-ketentuan lain seperti prosentase kehadiran dalam perkuliahan, penyelesaian tugas-tugas, dan ikut aktif dalam kegiatan

akademik lainnya (diskusi, presentasi, mengikuti ujian, kuis). Setelah melengkapi ketentuan-ketentuan yang ada mahasiswa berhak memperoleh nilai akademik sesuai dengan usaha yang dilakukan. Keberhasilan mahasiswa dalam bidang akademik ditandai dengan prestasi akademik yang dicapai, ditunjukkan melalui Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) serta ketepatan dalam menyelesaikan studi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (FIK - Unpad) Bandung merupakan salah satu institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan kedua setelah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK - UI). Berdiri sejak tahun 1994 dan menjadi fakultas pada tanggal 8 Juni 2005. Saat ini di Indonesia baru ada dua Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri yang sudah menjadi fakultas. Sedangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri lainnya masih berada dalam lingkup Fakultas Kedokteran. Sebagai fakultas yang baru, FIK Unpad dituntut untuk terus mengembangkan proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan perawat profesional yang bisa

bersaing dengan pendidikan tinggi keperawatan lainnya. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini akan memberi sumbangan bagi FIK Unpad dalam upaya peningkatan kualitas lulusan. Mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan di FIK Unpad Bandung khususnya pada semester tiga dan lima termasuk remaja akhir. Masa remaja akhir merupakan periode yang sangat singkat tetapi penting, karena merupakan persiapan untuk memasuki masa dewasa. Disamping itu pencapaian prestasi menjadi perhatian sepanjang masa remaja. Bagi setiap remaja prestasi akademik dapat memberikan kepuasan pribadi dalam pergaulan sosial (Hurlock, 1996). Berdasarkan informasi dari Sub Bagian Akademik (SBA) FIK Unpad Bandung, sebagian mahasiswa (49,39%) memiliki IPK dalam rentang 2,5 sampai 2,75. Hal ini masih belum memuaskan, karena pencapaian prestasi belum sesuai dengan harapan dari FIK Unpad Bandung, yaitu diatas 3,0. Pencapaian IPK ini akan berdampak pada waktu studi mahasiswa. Karena Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditempuh mahasiswa pada suatu semester didasarkan pada pencapaian IPK. Informasi dari SBA FIK Unpad Bandung menunjukkan bahwa sebagian besar (97,36%) mahasiswa FIK Unpad Bandung menyelesaikan studi lebih dari lima tahun. Selanjutnya penulis menelusuri pencapaian prestasi pada mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 FIK Unpad Bandung pada semester satu dan dua. Hasilnya

adalah pada semester satu jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 3,08.dari angkatan 2005, dan pada semester dua jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh

Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 21,08 dari angkatan 2005. Keadaan ini apabila tidak segera ditangani akan berdampak pada masa studi mahasiswa yang bersangkutan. Berdasarkan fenomena tentang pencapaian prestasi akademik, maka penulis melakukan studi pendahuluan kepada empat puluh orang mahasiswa angkatan 2005 dan 2006. Studi pendahuluan dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan mahasiswa kuliah di FIK Unpad Bandung. Hasilnya adalah sebagai berikut : 1) Alasan masuk FIK Unpad : (1) minat untuk jadi perawat (5%); (2) ingin menjadi perawat profesional; (2) ingin mengabdikan di bidang kesehatan (2,5%); (3) ingin menolong orang banyak (15%); (4) tenaga perawat sangat dibutuhkan (5%); (5) nyasar (12,5%); (6) penasaran (2,5%); (7) disuruh orangtua (25%); (8) pilihan sendiri dan supaya lulus SPMB (7,5%); (9) pilihan sendiri dan ada keluarga yang di kesehatan (7,5%); (10) tidak tahu mau pilih apa lagi (12,5%). 2) Yang dipikirkan bila berkumpul dengan teman dari universitas/fakultas lain : (1) kurang percaya diri (12,5%); (2) minder karena FIK dibawah Fakultas Kedokteran (15%); (3) bersyukur bisa masuk Unpad (12,5%); (4) bangga bisa kuliah di Unpad, tapi tidak terlalu bangga saat menjawab FIK (22,5%); (5) bangga dengan FIK-Unpad; (6) biasa saja (25%). 3) Pendapat tentang pencapaian IPK saat ini : (1) cukup baik (12,5%); (2) kurang memuaskan (22,5%); (3) cukup memuaskan (12,5%); (4) belum sesuai harapan (35%); (5) sangat sulit (12,5%); (6) berat dan penuh perjuangan (5%).

4) Perasaan selama belajar di FIK-Unpad : (1) awalnya tidak suka, setelah dijalani mulai suka (2,5%); (2) kurang suka (12,5%); (3) kadang-kadang suka (20%); (4) menjalani apa adanya (10%); (5) berat karena jadwal padat (17,5%); (6) menyenangkan (2,5%); (7) nyaman (2,5%); (8) kebersamaan (17,5%); (9) kadang membosankan (12,5%); (10) kadang stres (2,5%); (11) cukup puas (2,5%); (12) pusing (7,5%). 5) Usaha untuk mecapai prestasi : (1) daya saing kurang, jadi biasa aja (12,5%); (2) usaha semaksimal mungkin (1,5%); (3) diskusi dengan teman di luar jam kuliah (10%); (4) tekun dan rajin (10%); (5) belajar dengan serius (7,5%); (6) cukup susah (7,5%); (7) manajemen waktu baik (7,5,%); (8) meluangkan waktu untuk membaca (10%); (9) memahami setiap materi (7,5%); (10) mengerjakan tepat waktu (7,5%); (11) masih SKS (22,5%). 6) Usaha dalam penyelesaian tugas-tugas akademik : (1) di rumah pada malam hari (10%)i; (2) bekerja kelompok (2,5%); (3) konsultasi dengan dosen (2,5%); (4) tugasnya banyak dan susah mencari bahan (5%); (5) mengerjakan dengan serius (10%); (6) kadang keteteran karena sering menunda tugas sampai menjelang pengumpulan (20%); (7) dikerjakan sedikit-sedikit (2,5%); (8) dikerjakan sendiri (17,5%); (9) kadang nyontek kalo lagi malas (20%); (10) membaca buku (7,5%); (11) mencari di internet (2,5%). 7) Hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik : (1) teman-teman (7,5%); (2) kurangnya manajemen waktu (17,5%); (3) masalah pribadi (12,5%); (4) keseriusan dan semangat (20%); (5) dosen (7,5%); (6) keluarga (12,5%); (7)

fasilitas (5%); (8) kesehatan (5%); (9) konsentrasi dalam belajar (7,5%); (10) mata kuliah sulit (5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa lebih lebih dari setengahnya mahasiswa FIK Unpad memiliki konsep diri negatif, dan lebih dari setengahnya mahasiswa FIK Unpad memiliki motivasi berprestasi tinggi. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan ini maka penulis melakukan penelitian tentang konsep diri, motivasi berprestasi, dan prestasi akademik. Keberhasilan mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi (Ninawati,2002). Motivasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar karena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi berprestasi mempunyai peran yang sangat penting di dalam keberhasilan kegiatan akademik, sebab motivasi berprestasi akan mendorong mahasiswa untuk melakukan semua kegiatan akademik dengan penuh semangat. Menurut McClelland, et al (1953, dalam Chapman, 2000) bahwa tingkat usaha seseorang untuk sukses dihubungkan dengan keberhasilan yang tinggi untuk berprestasi. Oleh sebab itu motivasi berprestasi harus menjadi perhatian yang serius dalam rangka mengembangkan peran mahasiswa sebagai modal dasar kemajuan bangsa. Fernald dan Fernald (1999) mengatakan bahwa tumbuh kembangnya motivasi berprestasi salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri. Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan hal yang sama bahwa keinginan untuk berhasil dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki individu. Harter (1991;

dalam Steinberg, 2002) menyebutkan bahwa siswa-siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan mempengaruhi penampilan belajar mereka. Konsep diri adalah penilaian kognitif terhadap diri sendiri (Hattie, 1992). Didalamnya terdapat aspek-aspek

description, expectation, dan prescription. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, menggugah penulis untuk mengkaji secara empiris tentang pengaruh konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir khususnya di lingkungan FIK-Unpad Bandung. Untuk itu perlu kiranya dilakukan kajian ilmiah tentang pengaruh konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa FIKUnpad Bandung. METODE Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri atau bersama-sama beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah Model Analisis Jalur (Ating Sumantri, 2006 dan Harun Al Rasyid; dalam Sitepu, 1994). Analisis jalur digunakan untuk menerangkan pengaruh variabel konsep diri ( X 1 ) dan variabel motivasi berprestasi ( X 2 )

terhadap variabel prestasi akademik ( Y ). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa F.Kep Unpad yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) aktif mengikuti perkuliahan pada kelas reguler dan khusus Program Sarjana Keperawatan; 2) kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum tahun 1998; dan 3) rentang usia antara 18 sampai 21 tahun,

berada pada tahap perkembangan remaja akhir. Melalui tehnik random simple sampling diperoleh 138 orang mahasiswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik pencatatan dokumen dan kuesioner. Kuesioner merupakan alat

pengumpulan data, terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2001). Berkaitan dengan variabel-variabel yang sedang diteliti, yaitu konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik. Kuesioner disusun dengan tipe pertanyaan tertutup dan berdasarkan skala ordinal yang berpedoman pada metode Likert Summated Rating. Prestasi akademik mahasiswa dilihat berdasarkan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai semester paling akhir yang telah ditempuh (IPK). Prestasi akademik dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Hal ini didasarkan pada pedoman yang berlaku di Unpad untuk Program Sarjana (S1). Tabel 1 Prestasi Akademik berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) IPK 2.00 2,75 2,76 3,5 3,51 4,00 Kategori Rendah Cukup Tinggi

Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk Likerts Summated Rating Scale. Berisi pernyataan-pernyataan tentang konsep diri berdasarkan model konsep diri dari Song & Hattie. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban, yaitu : Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-

Kadang (KD), Sering (SR), Selalu (SL). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu yang berkisar dari 1 5. Skor masing-masing item pernyataan tergantung dari sifat positif atau negatif dari item tersebut. Pada item positif maka rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 5 - 1. Pada item negatif naka rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 1 5. Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan positif negatif konsep diri akademik mahasiswa. Kuesioner motivasi berprestasi dibuat berdasarkan teori motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh Heckhausen. Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk Likerts Summated Rating Scale. Alat ukur ini memuat pernyataan-pernyataan tentang motivasi berprestasi, meliputi tugas, diri dan orang lain. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu yang berkisar dari 1 5. Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan tinggi rendahnya motivasi berprestasi mahasiswa. Makin besar skor yang diperoleh, menunjukkan semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa. Sebaliknya, semakin kecil skor yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah motivasi berprestasi mahasiswa.

Setelah alat ukur dikonstruksi dan sebelum dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada sejumlah remaja akhir yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan karakteristik sampel dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan sebanyak tiga kali. Dari hasil uji coba tersebut, didapatkan 45 item pernyataan untuk mengukur konsep diri dan 42 item pernyataan untuk mengukur motivasi berprestasi.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Variabel

Uji Coba I
Jumlah Item Item Valid Item Invalid

Uji Coba II
Jumlah Item Item Valid Item Invalid

Uji Coba III


Jumlah Item Item Valid Item Invalid

Konsep Diri

35

15

20

45

42

45

45

Reliabilitas Tinggi ( 0,8876) Motivasi Berprestasi 40 25 15

Reliabilitas Tinggi Sekali (0,949) 45 42 3

Reliabilitas Tinggi Sekali (0,952)

Reliabilitas Tinggi (0,8354)

Reliabilitas Tinggi Sekali (0,926)

Analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang berkaitan dengan konsep diri dan motivasi berprestasi. Prosedur yang ditempuh dalam menggambarkan masing-masing variabel tersebut adalah dengan cara membagi data menjadi dua bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya. Bilangan pembaginya disebut median. Sampel pada penelitian ini berukuran genap, oleh karena itu setelah data disusun menurut urutan nilainya, mediannya sama dengan rata-rata hitung dari dua data tengahnya.

Analisa inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun jenis analisa inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur (path analysis). Selanjutnya, dengan

mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini digunakan skala Likert dimana skala datanya adalah ordinal, maka harus dilakukan transformasi data dengan menggunakan method of successive interval (Harun Al Rasyid, 1993). Pengujian Hipotesis

X1
Y

X2

Hubungan antara X 1 dan X 2 adalah hubungan korelasional yang dinyatakan dengan simbol rx , analisis korelasi berguna untuk mengetahui besaran yang

menyatakan seberapa kuat hubungan variabel konsep diri dan motivasi berprestasi. Besarnya koefisien jalur X 1 terhadap Y dan

X 2 terhadap Y masing-

masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur YX 1 dan YX 2 . Koefisien jalur

Y menggambarkan besarnya pengaruh variabel residu

(variabel lain yang tidak diukur) terhadap Y . Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi secara Bersama-sama dan Sendiri-Sendiri terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan path analysis, terlebih dahulu harus mengetahui adanya hubungan antar kedua variabel bebas dan

variabel terikat, untuk keperluan ini digunakan uji korelasional product moment. Selanjutnya dihitung besar koefisien jalur. Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi akademik remaja akhir digunakan koefisien determinasi R 2 Y ( X 12 ) . Nilai koefisien determinasi dapat diinterpretasikan sebagai besaran pengaruh variabel sebab terhadap variabel akibat. Sedangkan pengujian apakah kedua variabel sebab secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel akibat digunakan uji F (F-test). Untuk pengujian koefisien jalur individual, sebelumnya dilakukan

perhitungan besar kofisien jalur X 1 terhadap Y dan

X 2 terhadap Y masing-

masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur

YX 1 dan

YX 2

. Besarnya pengaruh X 1 terhadap Y dan

X 2 terhadap Y dinyatakan

dengan koefisien determinasi. Untuk menguji apakah X 1 dan X 2 secara sendirisendiri memberi pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik ( Y ) digunakan uji t (t-test). Dengan kriteria uji tolak Ho jika t hitung > t ( k :n k 1) . Hubungan antara Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Akhir Untuk mengetahui besarnya hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi digunakan statistik non parametrik korelasi product moment. Nilai koefisien korelasi r berkisar antara 1 sampai +1 dengan kriteria sebagai berikut : 1) apabila nilai r > 0, berarti terdapat hubungan linear positif. Semakin besar nilai variabel bebas, maka semakin besar pula nilai variabel terikatnya, dan sebaliknya;

2) apabila nilai r < 0, berarti terdapat hubungan linear negatif. Semakin kecil nilai variabel bebas, maka semakin kecil pula nilai variabel terikatnya, dan sebaliknya; 3) apabila nilai r = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat; 4) apabila nilai r = 1 atau r = -1, terdapat hubungan linier sempurna, yaitu berupa garis lurus; HASIL PENELITIAN Sebagai data tambahan akan disajikan hasil perhitungan analisis deskrptif yang memberikan gambaran mengenai konsep diri, motivasi berprestasi, dan prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa F.Kep-Unpad. Berdasarkan hasil kajian, menunjukkan bahwa 65 orang remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (47,10%) memiliki konsep diri positif, dan 73 orang remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (52,9%) memiliki konsep diri negatif. Untuk motivasi berprestasi, diperoleh bahwa 67 orang remaja akhir mahasiswa FIKUnpad (48,55%) memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan 71 orang remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (51,45%) memiliki motivasi berprestasi rendah. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa 4 orang remaja akhir mahasiswa FIKUnpad (2,9%) memiliki IPK tinggi, 107 orang remaja akhir mahasiswa FIKUnpad (77,54%) memiliki IPK cukup, dan 27 orang remaja akhir mahasiswa FIKUnpad (19,57%) memiliki IPK rendah. Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Intervalisasi Data Tabel 3 Nilai Minimum, Maksimum, Rata-rata, Standar Deviasi dan VariansKetiga Variabel

N Konsep Diri (X1) Motivasi Berprestasi (X2) Prestasi Akademik Remaja Akhir (Y) 138 138 138

Nilai Minimum 76,024 112,553 2,200

Nilai Maksimum 205,542 171,891 3,600

Rata-rata 154,296 143,279 2,974

Standar Deviasi 19,710 13,706 0,312

Varians 388,474 187,865 0,097

Uji Normalitas Data Dari hasil uji normalitas (X1, X2, dan Y) dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi untuk masingmasing variabel di atas 0,05, dimana : X1 sebesar 0,920, X2 sebesar 0,984, dan Y sebesar 0,525. Hal ini menunjukan bahwa sebaran nilai dari ketiga variabel mengikuti suatu pola distribusi normal.

Uji Linearitas
3,8 3,6 3,4

Prestasi Akademik Remaja Akhir (Y)

3,2 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2 2,0 60 80 100 120 140 160 180 200 220

Konsep Diri (X1)

Grafik 1

Linearitas Hubungan Konsep Diri (X1) dengan Prestasi Akademik (Y)


3,8 3,6 3,4

Prestasi Akademik Remaja Akhir (Y)

3,2 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2 2,0 110 120 130 140 150 160 170 180

Motivasi Berprestasi (X2)

Grafik 2

Linearitas Hubungan Motivasi Berprestasi (X2) dengan Prestasi Akademik (Y)

Uji Homogenitas Pada tabel sebelumnya menunjukan bahwa nilai simpangan baku masingmasing variabel relatif kecil, hal ini mengindikasikan bahwa data ketiga variabel tersebut tergolong homogen. Atas dasar pemikiran di atas dan dengan berpedoman pada besar simpangan baku dari masing-masing variabel yang relatif kecil, maka peneliti menganggap bahwa data ketiga variabel tersebut tergolong homogen. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Hubungan antar Variabel Untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu dihitung koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan statistik non parametrik korelasi product moment, yang disusun dalam bentuk sebuah matrik korelasi berikut ini. Tabel 4 Matriks Korelasi antar Variabel X1 X2 Y

X1 X2 Y

1,000 0,523 0,656

0,523 1,000 0,538

0,656 0,538 1,000

Koefisien korelasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) keeratan hubungan antara konsep diri dan prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,656 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep diri diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956)

menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat terhadap prestasi akademik; 2) keeratan hubungan antara motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,538 dengan arah yang positif, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956) menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat terhadap prestasi akademik; 3) keeratan hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi remaja akhir adalah sebesar 0,523 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep diri diikuti dengan peningkatan motivasi berprestasi remaja akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956) menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat terhadap prestasi akademik; Hasil Analisa Perhitungan Koefisien Jalur dan Uji Hipotesis Proses perhitungan koefisien jalur dimulai dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel. Dari matriks korelasi antar variabel diturunkan invers matriks korelasi antar variabel eksogen, kemudian dilakukan perhitungan koefisien jalur dan koefisien determinan dengan uji signifikansi dalam rangka uji hipotesis.

Konsep Diri (X1) PYX1 = 0,516 Prestasi Akademik (Y)

rX1X2 = 0,523
PYX2 = 0,268 Motivasi Berprestasi (X2)

PY = 0,719

Gambar 1 Diagram Jalur Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIKUnpad Bandung Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien jalur variabel konsep diri terhadap prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,516, dan nilai koefisien jalur variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,268. Setelah besar koefisien jalur diperoleh, maka ditentukan besar pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap prestasi akademik. Untuk mengukur besarnya pengaruh secara simultan ini digunakan koefisien determinasi yang didapat dari hasil perkalian koefisien jalur dengan matriks korelasi antar variabel eksogen dengan variabel endogen. Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan sebagai berikut: 1) besarnya pengaruh bersama-sama kedua variabel eksogen terhadap prestasi akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi

sebesar 48,25% . Sedangkan sisanya sebesar 51,75% adalah sumbangan faktor lain yang tidak diteliti. Besar koefisien jalur untuk faktor lain yang tidak diteliti adalah 0,719. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak faktor lain yang berpengaruh dalam meningkatkan prestasi akademik remaja akhir; 2) hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara signifikan terhadap tingkat prestasi akademik remaja akhir, karena nilai Fhitung = 62,938 yang lebih besar dari Ftabel = 3,063 pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil pengujian ini maka konsep diri positif yang diikuti motivasi berprestasi tinggi secara bersama-sama akan meningkatkan prestasi akademik remaja akhir; 3) pengujian secara sendiri-sendiri memberikan petunjuk bahwa kedua variabel eksogen memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik remaja akhir. Konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai thitung = 7,101 yang lebih besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian konsep diri memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja akhir, artinya konsep diri yang positif akan meyebabkan prestasi akademik remaja akhir semakin meningkat. Motivasi berprestasi secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik, yang dinyatakan dengan nilai thitung = 3,694 yang lebih besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil perhitungan dan pengujian di atas menunujkkan bahwa motivasi berprestasi memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja

akhir, artinya motivasi berprestasi

yang semakin tinggi untuk berprestasi

akan meyebabkan prestasi akademik remaja akhir juga semakin meningkat Hasil Uji Hipotesis Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Akhir Dari Hasil pengujian dengan menggunakan statistik uji-t menunjukan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK Unpad Bandung, nilai thitung > ttabel (thitung : 7,150 dan ttabel : 1,978), pada tingkat kerpercayaan 95%. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Salah satu keunggulan analisis jalur adalah kemampuannya memisahkan pengaruh langsung dan tidak langsung suatu variabel melalui antar variabel eksogen terhadap variabel endogen. Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIK-Unpad Bandung Langsung Melalui Total 33,82% 14,43% 48,25% 51,75%

X1 X2 X1 26,59% 7,23% X2 7,20% 7,23% Pengaruh langsung dan tidak langsung X1 dan X2 terhadap Y Pengaruh variabel lain di luar X1 dan X2 terhadap Y

Variabel

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa secara langsung konsep diri memberikan pengaruh sebesar 26,59% terhadap prestasi akademik remaja akhir, dan pengaruh tersebut meningkat sebesar 7,23 melalui jalur motivasi berprestasi, sehingga secara total berpengaruh sebesar 33,82%. Secara langsung motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 7,20% terhadap prestasi akademik

remaja akhir, dan pengaruh tersebut meningkat melalui jalur konsep diri sebesar 7,23%, sehingga secara total memberikan pengaruh sebesar 14,4%. Dengan demikian variabel konsep diri dan motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 48,25% terhadap prestasi akademik remaja akhir, Sisanya 51,75% diduga berasal dari pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini hipotesa yang diajukan adalah konsep diri dan motivasi berprestasi memberikan pengaruh secara bersama-sama dan sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik remaja akhir. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melihat korelasi dari kedua variabel bebas, yaitu variabel konsep diri dan variabel motivasi berprestasi dengan variabel terikat yaitu prestasi akademik. Dari hasil perhitungan statistik menunjukkan adanya korelasi positif antara ketiga variabel tersebut. Berdasarkan hasil uji korelasional ketiga variabel, dilakukan pengujian apakah kedua variabel bebas memberikan pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian koefien jalur secara bersama-sama degan uji F (F-test) menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik remaja

akhir dengan besaran koefisien determinasi sebesar 0,4825 (48,25%). Sisanya sebesar 0,5175 (51,75%) adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test) dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep diri terhadap prestasi akademik remaja akhir memberi pengaruh sebesar 33,82%. Sedangkan

motivasi berprestasi memberi pengaruh terhadap prestasi akademik sebesar 14,43%. Prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa perubahan atau penambahan dan peningkatan kualitas perilaku dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat dicapai melalui akktivitas dalam proses belajar (Maramis, 1986). Prestasi sangat penting bagi remaja karena masa remaja adalah masa yang penting dalam hal prestasi (Hendersen dan Dweck; dalam Santrock, 2005). Selain itu, prestasi juga menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja (Hurlock, 1999). Apabila remaja memiliki prestasi yang tinggi tentu akan memperoleh status pekerjaan yang lebih baik di masa yang akan datang dibanding remaja yang prestasinya rendah (Gunarsa & Gunarsa, 2002). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 77,54% remaja akhir mahasiswa FIKUnpad memiliki IPK kategori cukup (2,76 3,5), Apabila dilihat berdasarkan konsep diri, remaja akhir mahasiswa FIK-unpad dengan konsep diri positif memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja akhir dengan konsep diri negatif, sebaliknya remaja akhir dengan konsep diri negatif memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibanding kelompok remaja akhir dengan konsep diri tinggi. Sedangkan bila dilihat berdasarkan motivasi berprestasi, remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja akhir dengan motivasi berprestasi rendah, sebaliknya remaja akhir dengan motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibanding dengan kelompok remaja akhir dengan motivasi berprestasi tinggi.

Keberhasilan mendapatkan prestasi akademik sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Gage & Berliner (1979) dan Sumadi Suryabrata (2004) konsep diri dan motivasi berprestasi merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi akademik. Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) mengatakan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan Berliner (1979), bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan keinginan untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu. Studi yang dilakukan oleh Harter (1991; dalam Damon, 1998) mengindikasikan bahwa siswa-siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan mempengaruhi prestasi akademik mereka. Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang

dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka remaja akhir akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi. Namun, apabila remaja memandang negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja tersebut akan merasa dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam dirinya kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi. Selain konsep diri dan motivasi berprestasi, masih ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik. Faktor lainnya yang tidak dikaji dalam peneliitian ini adalah faktor internal, yaitu kecerdasan, keadaan jasmani,

kepribadian (kecemasan), fear of failure, dan faktor eksternal, yaitu perbedaan kelas sosial, kebudayaan, perbedaan daerah perkotaan/ pedesaan, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah. Faktor-faktor ini memberikan pengaruh yang lebih besar (3,5%) terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIKUnpad dibanding konsep diri dan motivasi berprestasi. Dari hasil pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test) dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep diri memberikan pengaruh sebesar 33,82% terhadap prestasi akademik remaja akhir. Sedangkan motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 14,43%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa remaja akhir mahasiswa FIKUnpad yang memiliki konsep diri negatif lebih banyak dibanding yang memiliki konsep diri positif. Selisih perbedaannya sebesar 5,8%. Hasil ini juga sesuai dengan data studi pendahuluan, dimana lebih dari setengahnya mahasiswa FIK Unpad menunjukkan gejala konsep diri yang negatif. Berdasarkan data ini, institusi pendidikan diharapkan dapat melakukan upaya-upaya yang bisa mengembangkan konsep diri. Upaya ini perlu dilakukan sejak awal mahasiswa memasuki perkuliahan dan selama proses pembelajaran. Sehingga akan terbentuk mahasiswa yang memiliki konsep diri positif. Pada akhirnya akan menjadi perawat profesional yang mampu bersaing dengan lulusan institusi pendidikan tinggi keperawatan lainnya maupun dengan perawat dari luar negeri.

Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana remaja akhir akan bertindak dalam hidup. Apabila seorang remaja akhir berpikir bahwa dirinya bisa, dalam hal ini mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi maka remaja akhir tersebut cenderung sukses, dan bila remaja akhir tersebut berpikir bahwa dirinya akan gagal, maka sebenarnya dirinya telah menyiapkan diri untuk gagal. Jadi bisa dikatakan bahwa konsep diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek pengalaman baik itu pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku individu (Calhoum & Acocella, 1990). Selanjutnya Hattie (1992) juga mengatakan bahwa konsep diri merupakan pedoman dalam bertingkah laku, dalam hal ini adalah perilaku untuk berprestasi dalam bidang akademik, berhubungan dengan description, expectation, dan prescription. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai, dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Remaja akhir dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Remaja akhir dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya.

Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Remaja akhir dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang datang. Snygg, Combs dan Jersild (dalam Burn, 1993) menyebutkan bahwa konsep diri merupakan variabel penting yang mempengaruhi tingkah laku siswa. Perbedaan dalam konsep diri berkaitan dengan perbedaan dalam prestasi akademik. Fink (1962) menemukan hubungan yang signifikan antara konsep diri yang rendah dengan prestasi akademik rendah, dan hubungan ini tampak lebih kuat pada siswa laki-laki daripada siswa perempuan. Jones dan Grieneeks (1970; dalam Burns, 1993) telah meneliti hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik. Hasilnya adalah terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan prestasi akademik pada siswa baik laki-laki maupun perempuan. Di samping itu Jones menemukan bahwa konsep diri merupakan prediktor yang terbaik bagi prestasi akademik, bahkan berada di atas IQ dan bakat. Selajutnya penelitian yang dilakukan Brookover, Thomas dan Peterson (1964; dalam Burns, 1993), mendapatkan hasil bahwa konsep diri secara signifikan dan positif berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan significant other. Motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, namun pengaruhnya lebih kecil

dibandingkan dengan konsep diri. Dalam membahas fakta ini peneliti berpendapat bahwa pada saat dilakukan pengukuran kemungkinan motivasi berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad cenderung sedang menurun. Motivasi seseorang

tidak berada pada suatu keadaan yang stabil. Hal ini akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Fernald dan Fernald (199) mengungkapkan terdapat empat faktor yang mempengaruh motivasi berprestasi, yaitu: keluarga dan kebudayaan, konsep diri, jenis kelamin dan pengakuan/prestasi. Berkaitan dengan jenis kelamin, di FIK Unpad hampir seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Motivasi berprestasi pada perempuan lebih berubah-ubah dibandingkan dengan laki-laki. Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah banyak memiliki motivasi berprestasi (Gellerman, 1984). Begitu juga halnya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi rendah lebih banyak dibanding yang memiliki motivasi tinggi. Selisih Perbedaannya adalah 2,9%. Data hasil penelitian ini berbeda dengan data hasil studi pendahuluan. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan dengan lebih baik. Seperti dikemukakan oleh McClelland (dalam Robin, 1996) bahwa yang membedakan antara individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan yang rendah adalah keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Selain itu iuga ada faktor lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi bila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas akademiknya, ia akan berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai cara baik sendiri maupun berdiskusi dengan orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad

yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung masa bodoh, spekulatif dan tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas-tugas akademiknya. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki gambaran diri positif, optimis, dan percaya diri, lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja, berorientasi ke masa depan, sangat menghargai waktu, tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas. Remaja akhir tersebut menunjukkan usaha yang tinggi dalam meraih prestasi akademik, melakukan kegiatan dengan penuh semangat, termasuk kegiatan akademiknya yang mengarahkan dirinya mencapai prestasi akademik yang tinggi. Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh remaja akhir sesuai dengan yang dikemukakan oleh Heckhausen. Menurut Heckhausen (1967), individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki gambaran diri positif, optimis dan percaya diri; 2) lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja daripada tugas-tugas yang sangat sukar atau sangat mudah; 3) berorientasi ke masa depan; 4) sangat menghargai waktu; 5) tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas; dan 6) lebih memilih seoraang ahli sebagai mitra daripada orang yang simpatik. Sebaliknya, remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah gambaran dirinya cenderung negatif, pesimis, dan kurang percaya diri, lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya mudah, kurang berorientasi ke masa depan, kurang menghargai waktu, dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas. McClelland (dalam Robbins, 1996 dan Chapman, 2006) mengatakan bahwa ciri-ciri orang-orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah

berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya,

menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang, inovatif, yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari pada sebelumnya, tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri. Motivasi berprestasi ini merupakan dorongan pada seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standar keunggulan (McClelland, 1953; dalam Chapman, 2006). Sedangkan menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi adalah dorongan pada individu untuk meningkatkan atau

mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas, dimana suatu standar keunggulan digunakan sebagai pembanding. McClelland maupun Heckhausen menjadikan standar keunggulan sebagai ukuran dari target prestasi yang akan dicapai. Standar keunggulan ini meliputi : 1) prestasi orang lain; 2) prestasi sendiri di masa lalu, dan 3) tugas. Lebih lanjut Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi memiliki aspek-aspek: 1) kebutuhan berprestasi; 2) kegiatan berprestasi; 3) antisipasi tujuan; 4) hambatan; 5) bantuan; dan 6) suasana perasaan. Menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi menyangkut aktivitas yang bersifat kompetitif, dimana seseorang akan berusaha memperoleh kesuksesan atau

mengerjakan sesuatu sebaik mungkin atau lebih baik dari apa yang telah dicapai sebelumnya dan dikerjakan orang lain, keinginan bersaing dengan berhasil sehingga menimbulkan perasaan bangga jika berhasil serta tuntutan dalam diri untuk bekerja dengan baik didalam intensitas dan kualitas dari tindakan yang dilakukan. Heckhausen (1967) mengatakan motivasi berprestasi berkorelasi positif

dengan harapan untuk sukses, bukan dengan takut akan gagal. Ini berarti remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memiliki harapan untuk sukses yang tinggi. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan memiliki perasaan takut akan gagal yang tinggi. McClelland (1953; dalam Chapman, 2000) mengatakan bahwa persepsi seseorang tentang kemungkinan untuk sukses dalam berbagai tugas pada umumnya memiliki pengaruh penting pada penampilan, dalam hal ini prestasi akademik. Sedangkan menurut Rosen dkk (1959; dalam William Damon, 1997) menyatakan bahwa seseorang yang motivasi berprestasinya rendah maka prestasi akademiknya juga rendah. Diungkapkan selanjutnya bahwa motivasi berprestasi ternyata sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dan memiliki

kecenderungan untuk meningkatkan prestasi akademik. Dari hasil pengujian koefisien korelasi dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh bahwa konsep diri memiliki hubungan signifikan dengan motivasi berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin positif konsep diri remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, maka semakin tinggi pula motivasi berprestasinya. Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang

dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi akademik. Namun apabila remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja akhir tersebut akan merasa dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam dirinya kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi akademik. Seperti yang dikatakan Fernald dan Fernald (1999) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang adalah konsep diri yang dimiliki oleh individu, jika individu menganggap bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki anggapan positif bahwa dirinya mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi, maka remaja akhir tersebut akan berusaha mencapai keinginan. Kemudian Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan Berliner (1979) bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan keinginan untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu.

DAFTAR PUSTAKA

Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia. Burn, R. B. 1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta : Arcan. Calhoum, F. and Acoclle, Joan Ross. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, edisi ketiga. Semarang : IKIP Semarang Press. Centi, J. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kansius. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan : Program Sarjana, Ekstensi dan Profesi. Bandung : Depdiknas Unpad. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung : Depdiknas Unpad. Eko Darminto. 2004. Hubungan antara Konsep Diri Akademik dan Latar Belakang Keluarga dengan Capaian Prestasi Akademik berdasarkan Potensi (Studi pada siswa SMAN Kota Surabaya). (Tesis) Bandung : Universitas Padjadjaran. Eric, D.1998. On Overview of Self-Concept Theory for Counselor. Melalui <www.ericdigests.org/pre-9211/self.htm - 23k> (09/03/07). Fernald, L., Dodge and Fernald, Peter, S. 1999. Introduction to Psychology, 5th.ed. India : A.I.T.B.S. Publisher & Distributors. Gage, N. L and Berliner, D.C. 1979. Educational Psychology, 2nd ed. USA : Houghton-Mifflin Company. Guilford. 1956. Fundamental Statistik in Psychology and Education. Tokyo: Mc. Graw Hill. Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Hagger, S. M. 2005. Physical Self Concept in Adolescence : Generalizability of a Multidimensional, Hierarchical Model Across Gender and Grade. Melalui <epm.sagepub.com/cgi/reprint/65/2/297.pdf> (04/04/07).

Halawah. 2006. The Effect of Motivation, Family Enviroment and Student Characteristics.Melalui<www.findarticles.com/p/articles/mi_moFCG/15_2_ 33/a1_n16608929 - 34k-> (20/02/07). Hamachek, D. 1998. Self Concept and School Achievement. Melalui <http://edweb3.educ.msu.edu/reports/ed.researchrep/98/98-feb-report6 htm> (05/04/06). Hardy, Malcon and Hayes. 1985. Pengantar Psikologi, edisi kedua. Jakarta : Erlangga. Hattie, J. 1992. Self Concept. Hillsdale, New Jersey : Lawrence Erlbaum Associate. . Harter, S. 1998. The Development of Self-Representation. Dalam Damon, W. (editor). Handbook of Child Psychology, hlm 553-617, 5th.ed. New York : John Wiley and Sons. Harun Al Rasyid. 1993. Tehnik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Heckhausen, H. 1967. The Anatomy of Achievement Motivation. New York : Academic Press. Huit, W. 2004. Self Concept and School Achievement. Melalui <http//Chiron.valdosta.edu/whuitt/col/regsys/self.html.> (20/12/06).

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Kaplan, R.M., and Saccusso, D.P. 1993. Psychological Testing: Principles Application and Issues, 3th . Ed. California: Koje Publishing. Kennett, St. C. tth. The Contribotion of Self Concept in the Etiology of Adolescent. Melaui<www.findarticles.com/p/articles/mi_m2248/is_n127_v32/ai_204132 59 - 35k> (09/03/07). Kerlinger, F.N. 2000. Azas-azas Penelitian Behavioral. Terjemahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Lavin, D.E. 1965. The Prediction of Academic Performance. New York : Russell Sage Foundation. Lerner, R.M. and Hultsch, D.F. 1983. Human Development : A Life Span Perspective. New York : McGraw Hill Book Company.

Maramis, W.F. 1986. Beberapa Konsep Dasar Penilaian dan Pengukuran Keberhasilan Belajar. Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 53. Surabaya : Airlangga University Press. _______. 1986. Beberapa Ide Dasar dan Masalah Pokok Penilaian Pendidikan. Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 53. Surabaya : Airlangga University Press. Marzuki Ngah. 2002. Hubungan antara Konsep Diri Akademik, Konsep Diri Non Akademik dan Motivasi Berprestasi terhadap Pencapaian Prestasi Akademik. Melalui <http//mpkt.edu.my/penyelidikan/maezuki 02.htm?> (10/04/07). McClelland, David C. 1987. Human Motivation. New York. The Press Syndicate of The University of Cambridge.. McClelland, D.C. 1953. Motivasional Need Theory. Chapman,A. (review, code design, 2006). Original Concept David McClelland. Melalui<http//www.businessballs.com/davidmcclelland.htm 16k-> (23/01/07). Monk, F. J. and Knoers, A.M.P. & Haditomo, Siti Rahayu. 1999. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Ninawati. 2002. Motivasi Berprestasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 4, No. 8. Nirwan SK. Sitepu. 1994. Analisis Jalur. Bandung : Jurusan Statistika, FMIPA UNPAD. Pudjijogyanti, C.R. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Cetakan pertama. Bandung : Alfabeta. _______. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, cetakan pertama. Bandung : Alfabeta. Rindone, P. 1988. Achievement Motivation and Academic Achievement of Native American Student. Melalui <jaie.asu.edu/v28/V28S1ach.htm - 36k -> (15/05/07).

Robbins, Stephen, P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta : PT. Prenhallindo. Russell, F.W. 1999. A Test Multifaceted, Hierarchical Models of Self Concept. Melalui <www.aare.edu.au/95pap/berir95050.txt - 37k -> (04/04/07). Saefudin Azwar. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. _______. 2003. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Santrock, J.W. 2005. Adolescent, 7nd ed Boston : McGraw-Hill. Steinberg Laurence. 2002. Adolescence. Fourt Edition.New York : McGraw-Hill, Inc. Sudjana. 1996. Metoda Statistik, edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2001. Statistik untuk Penelitian, edisi revisi cetakan ke-15. Bandung : C.V. Alfabeta. _______. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: C.V. Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,. edisi revisi cetakan kelima. Jakarta : Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan, edisi V. Jakarta : PT Rajagrafinda Persada. Waugh, F. Russell. 1999. A Test of A Multi-Faceted, Hierarchical Model of Self Concept. Melalui <www.aare.edu.au/99pap/wau99062.htm - 53k> (04/04/07). Yuke R. Siregar. 2006. Pengujian Model Konstruk Diri Pribadi dan Mekanisme Pengaruh antara Konsep Diri, Harga Diri, Percaya Diri, dan Regulasi Diri dalam Diri Pribadi Jurnal Psikologi. Vol. 17, No. 1.

You might also like