You are on page 1of 25

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012

JURNAL PENELITIAN STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN BARRU KECAMATAN SOPENGRIAJA DAN MALLAUSETASI TAHUN 2012

Wa Ode Sarnings,S.Ked (110207146) dr.Hj. Hermiaty Nasrudin, M.kes. (Pembimbing I) Dr.Burhanuddin Bahar , Ms (Pembimbing II)

Alamat Koresponden: Kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi

DIBUAT DALAM RANGA KEPANITRAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2012

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012

STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN BARRU KECAMATAN SOPENGRIAJA DAN MALLAUSETASI TAHUN 2012

PENULIS Wa Ode sarnings. S.ked* dr.Hermiaty Nasrudin, M.Kes** Dr.dr.Burhanuddin Bahar, Ms**

NAMA INSTANSI *) mahasiswa kepanitraan klinik FK UMI **) Staf Pembimbing FKM UMI

Alamat Koresponden: Kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN BARRU KECAMATAN SOPENGRIAJA DAN MALLAUSETASI TAHUN 2012

Wa ode sarnings, Hermiaty Nasrudin dan Burhanuddin Bahar Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Kota Makassar

ABSTRAK

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbaikan sosio-ekonomi berdampak pad peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Jumlah dan usia harapan hidup pada lansia yang lebih tinggi, ternyata memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Upaya peningkatan kualitas hidup lansia di Indonesia melalui penilaian status gizi lansia . Penelitian ini dengan menggunakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study dengan sampel 60 responden di ambil dengan mengguanakan total sampling. Tujuan penelitian ini yang mengkaji hubungan antara status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan mallusetasi, pengolahan data di lakukan dengan mengguanakan spps versi 17 dengan menggunakan uji chi_square. Hasil peneltian diperoleh bahwa p = 0 di simpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dan kualitas hidup lansia. Semakin kurang status gizi lansia semakin rendah pula kualitas hidup lansia tersebut . Melalui penelitian ini di harapkan agar pihak pihak terkait terus berperan dalam menambah pengetahuan pelajar sebagai langkah pembelajaran terhadap status gizi dan kualitas lansia. . Daftar Pustaka Kata Kunci : 30( 2003 2010 ) : Status Gizi, Kualitas Hidup , lansia

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN BARRU KECAMATAN SOPENGRIAJA DAN MALLAUSETASI TAHUN 2012

Wa ode sarnings, Hermiaty Nasrudin dan Burhanuddin Bahar Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Kota Makassar

ABSTRAK

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbaikan sosio-ekonomi berdampak pad peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Jumlah dan usia harapan hidup pada lansia yang lebih tinggi, ternyata memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Upaya peningkatan kualitas hidup lansia di Indonesia melalui penilaian status gizi lansia

Penelitian ini dengan menggunakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study dengan sampel 60 responden di ambil dengan mengguanakan total sampling. Tujuan penelitian ini yang mengkaji hubungan antara status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan mallusetasi, pengolahan data di lakukan dengan mengguanakan spps versi 17 dengan menggunakan uji chi_square. Hasil peneltian diperoleh bahwa p = 0 di simpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dan kualitas hidup lansia. Semakin kurang status gizi lansia semakin rendah pula kualitas hidup lansia tersebut . Melalui penelitian ini di harapkan agar pihak pihak terkait terus berperan dalam menambah pengetahuan pelajar sebagai langkah pembelajaran terhadap status gizi dan kualitas lansia. .

Bibliography : 30 (2003-2010) Keywords : status gizi, kualitas hidup dan lansia

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


PENDAHULUAN Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup dari total penduduk pada tahun 2010 dan di perkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau (11.4 % ). Hal ini menunjukan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsiten dari waktu ke waktu.(2-3) Suatu wilayah disebut berstruktur tua jika presentase lanjut usianya lebih dari 7 %. Dari seluruh provinsi di Indonesia, ada 11 provinsi Indonesia merupakan Negara berkembang dengan jumlah penduduk mecapai 201 241 999 jiwa dengan jumlah penduduk lanjut usia sebesar 4 703 694 jiwa (BPS,2000). Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO ) dalam Wirakusumah (2000) angka usia harapan hidup orang Indonesia diharapkan mengalami yang penduduk lansianya sudah lebih dari 7 % yaitu daerah istimewa Yogyakarta ( 14.04 % ) Jawa timur ( 11.14 % ), jawa tengah ( 1.16 %), bali (11.02 %) Sulawesi selatan (9.05 % )

penduduknya. Demikian juga dengan Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang dengan perkembangan yang cukup baik, makin tinggi harapan hidupnya di proyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun berikutnya.(1)

Sumatra barat,Sulawesi utara,nusa tenggara barat, jawa barat dan nusa tenggara timur. Sedangkan lima provinsi dengan presentase lansia terendah adalah papua (2.15 % ) papua barat ( 2.92 % ), kepulauan Riau ( 3.78 % ), Kalimantan timur ( 4.53 % ) dan Riau ( 4.86 %) .(5) Hal ini dapat terjadi dengan semakin meningkatnya pelayanan kesehatan, peningkatan taraf hidup, serta dan berkembangnya kemajuan ilmu ilmu

peningkatan dari 65 tahun pada tahun 1997 menjadi 75 tahun pada tahun 2025. Data BPS menunjukan bahwa Indonesia termaksud Negara yang memasuki era penduduk yang berstruktur lanjut usia ( aging structured population ) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun atau lebih sekitar 7.18 % atau 14.4 juta jiwa total jumlah penduduk. Pada tahun 2005 jumlah lansia sudah berkisar 19.9 juta jiwa atau ( 8.48 % ) dan meningkat menjadi 24 juta jiwa atau ( 9.77 % )

pengetahuan

tehnologi.

pengetahuan dan tehnologi serta perbaikan sosio ekonomi berdampak pada peningkatan derajat 5

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat.(6) Peningkatan jumlah lansia akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan baik secara fisik, psikologis, biologia, social, dan juga ekonomi gizi kurang sebanyak 31.0 % dan gizi lebih sebana 1.8 %. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi pada lansia disbebkan oleh kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsional. Masalah status gizi pada lansia terjadi dua hal yaitu asupan gizi salah dan ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan asupan zat gizi tersebut oleh berbagai faktor ( Depkes RI 1995 ) berbagai cara untuk pengukuran antropometri dapat di gunakan untuk menentukan status gizi lansia dengan cara yang paling sederhana dan banyak digunakan adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Namun untuk memperoleh pengukuran TB yang tepat pada usila cukup sulit karena masalah postur tubuh, kerusakan spinal, atau kelumpuhan yang menyebabkan harus duduk di kursi roda atau di tempat tidur.(9) Beberapa penelitian menunjukkan

Salah satu indicator agar kualitas hidup lansia membaik adalah dengan terpenuhinya semua kebutuhan termaksud kebutuhan akan makanan yang di konsumsinya. Sebaliknya

semakin baik kondusi psikososial semakin baik pula konsumsi makanan lansia. Faktor fisiologi dan psikologi dapat mempengaruhi pemilihan terhadap makanan, selain itu pengetahuan tentang makanan juga mempengaruhi asupan. Faktor social juga memiliki pengaruh besar terhadap pemilian makanan. Budaya, geografi dan

ketersedian makanan menentukan peningkatan datau pembatasan dalam pemilihan makanan. Status sosial ekonomi, perubahan ekonomi dan dukungan social memiliki pengaruh penting dalam membentuk pola makanan yang sangat erat kaitannya dengan gizi dan penyakit.(9) Menurut Revina ( 2003 ) lansia di indonesia banyak yang mengalami gangguan pemenuhan

perubahan TB usila sejalan dengan peningkatan usia dan efek beberapa penyakit seperti

osteoporosis. Oleh karena itu, pengukuran tinggi badan usila tidak dapat diukur dengan tepat sehingga untuk mengetahui tinggi badan usila dapat dilakukan dari prediksi tinggi lutut (knee height). Tinggi lutut dapat digunakan untuk 6

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


melakukan estimasi TB usila dan orang cacat. Proses penuaan tidak mempengaruhi panjang tulang di tangan, kaki, dan tinggi tulang vertebral. Selanjutnya prediksi TB usila dianggap sebagai indikator cukup valid dalam mengembangkan indeks antropometri dan melakukan interpretasi pengukuran komposisi tubuh. (10) Menjadi tua adalah salah satu fase 2. 1. 3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan status gizi dan kualitas kehidupan lansia di daerah

kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan kecamatan mallusetasi Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui status gizi lansia di daerah kabupaten barru kecamatan

kehidupan yang mungkin akan di lalui oleh setiap individu. Status kesehatan pada lansia di tentukan oleh kualitas dan kuatintas asupan zat gizi. Kondisi yang tidak sehat, dan asupan makanan yang kurang baik adalah faktor utama penyebab gangguan status gizi dan penurunan kualitas hidup. Oleh karena itu penelitian ini di lakukakan untuk melihat hubungan status gizi dan kualitas hidup lansia pada etnis Bugis di daerah kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan kecamatan mallusetasi.

sopengriaja dan kecamatan mallusetasi b. Untuk mengetahui kulalitas hidup lansia di daerah kabupaten barru kecamatan

sopengriaja dan kecamatan mallusetasi. Untuk menegtahui hubungan status gizi terhadap kualitas hidup lansia di daerah kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan kecamatan mallusetasi BAHAN DAN METODE Jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional

1. 2 Rumusan Masalah study yaitu suatu rancangan / desain yang Apakah status gizi berhubungan posistip mengkaji dinamika korelasi / asosiasi antara dengan kualitas kehidupan lansia pada etnis variable independen dengan variable dependen Bugis di daerah kabupaten barru kecamatan pada saat yang bersamaan ( Point time approach) sopengriaja dan kecamatan mallusetasi
Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012

Populasi dan Sampel

a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia > 60 74 tahun ( elderly ) yang berdomisili dilokasi penelitian

selama studi dilakukan. b. Sampel Jumlah sampel ditentukan berdasar

besaran yang ditemukan pada desa terpilih yang besarnya ditemukan pada desa terpilih menggunakan Tabel Izaac Micheal ( dengan ketentuan populasi manula di desa terpilih kurang dari atau sama dengan 30 orang di ambil seluruhnya sepanjang calon sampel setuju untuk terlibat. Bila jumlah populasi lebih dari 30, di gunakan angka 50 untuk maksimum sampel pada tiap desa terpilih.

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data pada penelitian ini di lakukan pada tanggal 13 november 2012 sampai 25 november 2012. Populasi yang digunakan adalah semua usia lanjut berusia 60 74 tahun di kabupaten barru kecamatan malusetasi dan Tabel 3 menunjukan status gizi lansia di kabupaten barru kecamatan malusetasi dan

sopengriaji, yaitu yang memilki status gizi kurang 29 responden ( 45 % ), gizi normal 19 responden ( 31.7 %), overweight 7 responden ( 11.7 %), obesitas tipe 1: 6 responden ( 10 % ). Obesitas tipe 2: 1 responden ( 1.6 % ).

sopengriaji pada bulan november 2012, dengan jumlah sampel yang di pakai adalah 60 sampel. Sebagai hasil penelitian ini di jelaskan lebih rinci melalui table distribusi sesuai dengan jawaban dari responden melalui media kuesioner

6.1.1 STATUS GIZI TABEL 3 Gamabaran umum status gizi lansia di kabupaten barru kecamatan malusetasi dan sopengriaji. Status gizi Gizi kurang Gizi normal Overweight Obesitas 1 Obesitas 2 Total N 27 19 7 6 1 60 % 45 31.7 11.7 10 1.6 100

Sumber : data primer

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

10

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


6.1.2 KUALITAS HIDUP Domin 2 : Domain psiklogis yang terdiri dari perasaan positif, berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi, harga diri, gambaran diri, penampilan Tabel 4 dan perasaan negatif Tabel 5 d1kat3 Interpretasi Status Gizi 1.00 2.00 3.00 Gizi Count 26 1 0 Kuran % of Total 43.3 1.7 .0% g % % Norm Count 3 12 4 al % of Total 5.0 20.0 6.7 % % % Overw Count 0 5 2 eight % of Total .0% 8.3 3.3 % % Obes Count 0 3 3 1 % of Total .0% 5.0 5.0 % % Obes Count 0 1 0 2 % of Total .0% 1.7 .0% % Total Count 29 22 9 % of Total 48.3 36.7 15.0 % % % Total 27 45.0% 19 31.7% 7 11.7% 6 10.0% 1 1.7% 60 100.0 % d2kat3 Interpretasi Status Gizi 1.00 2.00 3.00 Total Gizi Count Kurang % of Total Normal Count % of Total Overw Count eight % of Total Obes 1 Count % of Total Obes 2 Count % of Total Total Count % of Total 26 1 43.3 1.7% % 2 3.3% 0 .0% 27 45.0 %

Domain 1 : Domain fisik yang terdiri dari nyeri dan ketidaknaymanan ,tenaga dan lelah tidur dan istrahat.

10 7 19 16.7 11.7 31.7 % % % 0 4 3 7 .0% 6.7% 5.0 11.7 % % 0 4 2 6 .0% 6.7% 3.3 10.0 % % 0 1 0 1 .0% 1.7% .0% 1.7% 20 12 60 33.3 20.0 100.0 % % %

28 46.7 %

Dari tabel 4 di dapatkan hasil uji statistic Dari tabel 5 di dapatkan hasil uji statistic deskriptif pada 60 responden pada domain 1 total deskriptif pada 60 responden pada domain 2 total yang memiliki kualitas hidup kurang skor ( 1) 29 yang memiliki kualitas hidup kurang skor ( 1) 28 responden (48.3%),baik skor ( 2) 22 responden responden (46.7%),baik skor ( 2) 20 responden (96.3%) ,sangat baik skor ( 3) 9 responden ( 15.0 %) dengan total 60 responden (100%).
Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

11

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


(33.3 %) , sangat baik skor ( 3) 12 responden ( 20%) dengan total 60 responden (100%). (51.7%), sangat baik skor ( 3) 0 responden (0 %) dengan total 60 responden (100%). Domain 4 : Domain lingkungan yang terdiri dari Domain 3 : Domain hubungan social yang terdiri dari hubungan perorangan dukungan social, dan aktivitas social Tabel 6 Interpretasi Status Gizi Gizi Count Kurang % of Total Normal Count % of Total Overw Count eight % of Total Obes 1 Count % of Total Obes 2 Count % of Total Total Count % of Total d3kat3 1.00 2.00 3.00 Total 25 2 0 27 41.7 3.3% % 3 16 5.0% 26.7 % 1 6 1.7% 10.0 % 0 6 .0% 10.0 % 0 1 .0% 1.7% 29 48.3 % 31 51.7 % 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 45.0 % 19 31.7 % 7 11.7 % 6 10.0 % 1 1.7% 0 0% keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber penghasilan, kesehatan dan perhatian social, kesempatan untuk memperoleh informasi baru, partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang ,lingkungan fisik dan transportasi. Tabel 7 Interpretasi Status Gizi Gizi Count Kuran % of g Total Norm Count al % of Total Over Count weigh % of t Total Obes Count 1 % of Total Obes Count 2 % of Total Total Count % of Total d4kat3 1.00 2.00 3.00 Total 26 1 0 27 43.3 1.7 .0% 45.0 % % % 3 13 3 19 5.0 21.7 5.0 31.7 % % % % 0 6 .0% 10.0 % 0 6 .0% 10.0 % 0 1 .0% 1.7 % 29 27 48.3 45.0 % % 1 1.7 % 0 .0% 7 11.7 % 6 10.0 % 0 1 .0% 1.7% 4 60 6.7 100.0 % %

Dari tabel 6 di dapatkan hasil uji statistic deskriptif pada 60 responden pada domain 3 total

Dari tabel 7 di dapatkan hasil uji statistic yang memiliki kualitas hidup kurang skor (1) 29 deskriptif pada 60 responden pada domain 4 total responden (48.3%), baik skor ( 2) 31 responden
Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

12

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


yang memiliki kualitas hidup kurang skor (1) 29 responden (48.3%) baik skor ( 2) 27responden (45.0 %), sangat baik skor (3) 4 responden (6.7 %) dengan total 60 responden (100%). 6.1.3 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABIPATEN BARRU DI KECAMATAN SOPENGRIAJI DAN MALLUSETASI Dari hasil uji statistic di peroleh nilai P = 0 pada 60 responden di dapatkan nilai yang dominan tinggi pada aspek fisik terdapat pada kualitas hidup kurang dengan status gizi kurang. maka dapat disimpulkan bahwa p > 0.05 dan ini menjelaskan bahwa Hipotesis nol di tolak dan H1 di terima dan di artikan ada hubungan antara

Domain 1 : Domain fisik yang terdiri dari nyeri dan ketidaknaymanan ,tenaga dan lelah tidur dan istrahat Tabel 8 Interpretasi Status Gizi Gizi Count Kura % of ng Total Norm Count al % of Total Over Count weig % of ht Total Obes Count 1 % of Total Obes Count 2 % of Total Total Count % of Total d1kat3 P valu 1.0 2.0 3.0 e 0 0 0 Total 26 1 0 27 43. 1.7 .0 45.0 3% % % % 3 12 4 19 5.0 20. 6.7 31.7 0.00 % 0% % % 0 5 2 7 .0 8.3 3.3 11.7 % % % % 0 3 3 6 .0 5.0 5.0 10.0 % % % % 0 1 0 1 .0 1.7 .0 1.7% % % % 29 22 9 60 48. 36. 15. 100. 3% 7% 0% 0%

status gizi dan kualitas hidup pada aspek fisik. Semkain rendah kualitas hidup lansia semakin rendah pula status gizinya.

Domin 2 : Domain psiklogis yang terdiri dari perasaan positif, berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi, harga diri, gambaran diri, penampilan dan perasaan negatif

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

13

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


Tabel 9 Interpretasi Status Gizi Count % of Total Norm Count al % of Total Over Count weigh % of t Total Obes Count 1 % of Total Obes Count 2 % of Total Total Count % of Total Gizi Kura ng d2kat3 3.0 1.00 2.00 0 26 1 0 43.3 1.7 .0% % % 2 10 7 3.3 16.7 11. % % 7% 0 4 3 .0% 0 .0% 0 .0% 28 46.7 % 6.7 % 4 6.7 % 1 1.7 % 20 33.3 % P Tota valu e l 27 45.0 % 19 31.7 % 0.00 7 Domain 3 : Domain hubungan sosial yang terdiri dari hubungan perorangan dukungan sosial, dan aktivitas sosial Tabel 10 Interpretasi Status Gizi Gizi Count Kura % of ng Total Norm Count % of al
Total

5.0 11.7 % % 2 6 3.3 10.0 % % 0 1 .0% 1.7 % 12 60 20. 100. 0% 0%

Dari hasil uji statistic di peroleh nilai P = 0 pada 60 responden di dapatkan nilai yang dominan tinggi pada aspek psikologis terdapat pada kualitas hidup kurang dengan status gizi kurang. maka dapat disimpulkan bahwa p > 0.05 dan ini menjelaskan bahwa Hipotesis nol di tolak dan H1 di terima dan di artikan ada hubungan antara

Over Count weig % of ht Total Obes Count 1 % of Total Obes Count 2 % of Total Total Count % of Total

d3kat3 1.0 2.0 0 0 3.00 25 2 0 41. 3.3 0% 7% % 3 16 0 5.0 26. 0% % 7% 1 6 0 1.7 10. 0% % 0% 0 6 0 .0% 10. 0% 0% 0 1 0 .0% 29 48. 3% 1.7 0% % 31 0 51. 0% 7%

P Tota Val ue l 27 45.0 % 19 31.7 % 0.00 7 11.7 % 6 10.0 % 1 1.7 % 0 0%

Dari hasil uji statistic di peroleh nilai P = 0 pada 60 responden di dapatkan nilai yang dominan tinggi pada aspek sosial terdapat pada kualitas hidup kurang dengan status gizi kurang. maka dapat disimpulkan bahwa p > 0.05 dan ini menjelaskan bahwa Hipotesis nol di tolak dan H1 di terima dan di artikan ada hubungan antara 14

status gizi dan kualitas hidup pada aspek psikologis. Semkain rendah kualitas hidup lansia semakin rendah pula status gizinya.

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


status gizi dan kualitas hidup pada aspek sosial. Semkain rendah kualitas hidup lansia semakin rendah pula status gizinya. Dari hasil uji statistic di peroleh nilai P = 0 pada 60 responden di dapatkan nilai yang dominan tinggi pada aspek lingkungan terdapat pada kualitas hidup kurang dengan status gizi kurang. Domain 4 : Domain lingkungan yang terdiri dari keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber penghasilan, kesehatan dan perhatian social, kesempatan untuk memperoleh informasi baru, partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang ,lingkungan fisik dan transportasi. Tabel 11 Interpretasi Status Gizi Gizi Count Kura % of ng Total Nor Count mal % of Total Over Count weig % of ht Total Obe Count s 1 % of Total Obe Count s 2 % of Total Total Count % of Total d4kat3 1.0 2.0 3.0 0 0 0 26 1 0 43. 1.7 .0% 3% % 3 13 3 5.0 21. 5.0 % 7% % 0 6 1 .0% 10. 1.7 0% % 0 6 0 .0% 10. .0% 0% 0 .0% P Tota valu e l 27 45.0 % 19 31.7 % 0.00 7 11.7 % 6 10.0 % 6.2 PEMBAHASAN 6.2.1 status gizi Pada penelitian ini diperoleh 60 sampel mengingat masalah status gizi dan kulitas hidup pada lansia lebih kompleks di bandingkan pada tingkat usia lain. Dimana pada tingkat ini telah terjadi perubahan - perubahan fiiologis dalam maka dapat disimpulkan bahwa p > 0.05 dan ini menjelaskan bahwa Hipotesis nol di tolak dan H1 di terima dan di artikan ada hubungan antara

status gizi dan kualitas hidup pada aspek lingkungan. Semkain rendah kualitas hidup lansia semakin rendah pula status gizinya.

tubuh ,biokimia darah dan penurunan fungsi organ di sertai kondisi sosial budaya. Seperti yang kita lihat pada tabel 3, di perlihatkan bahw status gizi usia lanjut pada kabupaten barru kecamatan malusetasi dan

1 0 1 1.7 .0% 1.7 % % 29 27 4 60 48. 45. 6.7 100. 3% 0% % 0%

sopengriaji pada bunan November tahun 2012 di dapatkan angka lebih banyak yang mengalami gizi 15

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


kurang 45 %,sedangkan yang mengalami status gizi normal 31.7%, overweight 11.7%, obesitas 1 10% dan obesitas 2 1.6%. hal ini di sebabkan karena pada usia lanjut terjadi perubahan fisik pada system tubuh biokimiawi darah, dan penurunan fungsi organ disertai kondisi social budaya. Seperti yang kita lihat pada tabel 4 diatas menjelaskan bahwa di daerah kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan mallusetasi untuk aspek kesehatan fisik masih tinggi lansia yang memilki kualitas hidup rendah 29 responen (48.3%), di bandingkan lasnia yang memiliki kualitas hidup baik 22 responden ( 36.7%) dan lansia yang memiliki kualitas hidup sangat baik 9 responden (15.0%). Hal ini menjelaskan bahwa semakin lanjut usia semakin terganggu kesehatan fisiknya dalam melakukan kegiatan sehari dan semakin lanjut usia semakin banyak memerlukan terapi medis. karna semakin lanjut usia seseorang akan mengalami kemunduran diri terutama bidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan 6.2.2 kualitas hidup Kualitas hidup lansia berdasarkan kesehatan fisik Pada penelitian ini, diperoleh 60 sampel mengingat masalah status gizi dan kualitas hidup lansia jauh lebih kompleks di bandingkan pada tingkat usia lain, dimana pada tingkat ini telah terjadi perubahan perubahan fisiologis dalam
Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

gastroinstestinal yaitu kehilangan gigi akibat periodontal deases yang biasanya terjadi setlah umur 30 tahun. Bisa juga di sebabkan oleh kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk,indra pengecap menurun karena adanya iritasi yang kronis dari selaput lender, atropi indra pengecap,hilangnya sensitiitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis asin , asam dan pahit serta sensifitas lapar menurun. Hal ini

mengakibatkan usia lansia memiliki status gizi yang kurang.

penurunan peranan peranan sosialnya. Sesuai dengan Nisman (1998, dalamRahayu, 2009)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin tua umur lansia tingkat ketergantungannya akan semakin tinggi.

Kualitas hidup lansia berdasarkan psikologis

16

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


Selanjutnya seperti yang kita lihat pada tabel 5 diatas menjelaskan bahwa di daerah kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan mallusetasi untuk aspek psikologis masih tinggi lansia yang memilki kualitas hidup rendah 28 Kualitas hidup lansia berdasarkan hubungan sosial Selanjutnya seperti yang kita lihat pada tabel 6 diatas menjelaskan bahwa di daerah kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan mallusetasi untuk aspek hubunan sosial lansia yang memilki kualitas hidup rendah 29 responen (48.3%), lansia yang memiliki kualitas hidup baik 31 responden ( 51.7%) dan lansia yang memiliki kualitas hidup sangat baik 0 responden (0 %). Hal ini menjelaskan bahwa masih banyak lansia yang mempunyai hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan oleh masing-masing tempat tinggal memberikan dukungan yang cukup bagi lansia, baik dari keluarga, pasangan hidup dan teman. karna dukungan sosial yang diterima dari berbagai pihak tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. Selain perbedaan sumber dukungan sosial dan hubungan personalnya, terdapat pula perbedaan mengenai kehidupan seksual. individu dengan usia 50 tahun ke atas mengalami 17 dirinya, misalnya mengenai gambaran diri, harga diri, perasaan dan keadaan spiritual lansia.

responen (46.7%), di bandingkan lasnia yang memiliki kualitas hidup baik 20 responden ( 33.3%) dan lansia yang memiliki kualitas hidup sangat baik 12 responden (20%). Hal ini menejlaskna bahawa masih ada lansia yang belum sampe ke tahap perkembangan terkahir yaitu integritas sesuai teori psikososial Erickson, lansia berada pada tahap perkembangan yang terakhir yaitu integritas. yang mana

integritas adalah suatu keadaan dimana seseorang telah mencapai penyesuaian diri terhadap berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya. Lawan dari integritas adalah keputusasaan tertentu dalam menghadapi perubahan dalam berbagai siklus kehidupan individu. Dengan adanya

penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan dalam aspek hidupnya, lansia akan cenderung melakukan penerimaan terhadap keadaan dirinya ( Crain, 2007). Penerimaan yang dilakukan lansia tentunya akan berdampak pada kepuasan terhadap

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


kerusakan biologis parsial yang meningkatkan ketidakmampuan seksual total akibat berbagai stressor budaya, intrapsikis dan hubungan ( dan sarana pendidikan masa lalu. Kelemahan ekonomi memiliki andil yang besar terhadap tingkat pendidikan seseorang, karena pada zaman dahulu masih belum banyak dana bantuan pendidikan dan mereka cenderung lebih

Jhonson, dalam Stanley & Beare, 2007) Masalah seksual yang dirasa tabu untuk dibicarakan terutama pada lansia, menyebabkan lansia tidak dapat mengatasi masalah yang dialaminya.

mendahulukan kebutuhan pokoknya sehari-hari. Meskipun pada awal kemerdekaan sudah didirikan beberapa pendidikan tinggi seperti UGM dan UI,

Kualitas hidup lansia berdasarkan lingkungan Seperti yang kita lihat pada tabel 7 diatas menjelaskan bahwa di daerah kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan mallusetasi untuk aspek lingkungan masih tinggi lansia yang

namun sistem pendidikan pada saat itu masih dibuat berjenjang, tidak berlaku untuk semua kalangan dan berdasarkan tingkat kelas ( Syaif, 2009 ). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi jenis pekerjaan, tingkat pendapatan lansia, dan bagaimana manajemen keuangan lansia di masa tuanya. Tingkat pendidikan dan perekonomian

memilki kualitas hidup rendah 29 responen (48.3%), di bandingkan lasnia yang memiliki kualitas hidup baik 27 responden ( 45.0%) dan lansia yang memiliki kualitas hidup sangat baik 4 responden (6.7%). Hal ini menjelaskan bahwa masih banyak lansia yang belum bisa memenuhi kehidupan sehari harinya. Ini di karenakan tingkat pendidikan yang paling banyak di capai oleh lansia adalah SD.

tersebut, memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan akan lingkungan yang layak dan memadai, di antaranya tersedianya tempat tinggal yang bersih dan sehat, ketersediaan informasi, terhadap transportasi dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan. Berbeda halnya

dengan wanita lansia panti dengan tingkat pendidikan dan perekonomian yang relatif

Tingkat

pendidikan

pada

lansia

rendah, yang membuat para lansia tersebut memiliki keterbatasan terhadap berbagai faktor 18

dipengaruhi oleh ketersediaan dana pendidikan

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


yang dapat meningkatkan kualitas lingkungannya, baik dari segi informasi, transportasi, dan semakin rendah pula kualitas hidup lansia

tersebut.ini sesuai dengan penelitian di Iran menunjukkan bahwa status gizi Lansia

pengadaan lingkungan yang bersih dan sehat. Kepuasan terhadap keamanan dan kenyamanan terhadap tempat tinggal di lihat dari segi perekonomian perekonomian lansia,dan lansia n semakin kepuasannya tinggi secara

berpengaruh terhadap kualitas hidup. Dilaporkan bahwa Lansia yang menderita malnutrisi

mengalami peningkatan morbiditas, mortalitas dan menurunkan kualitas hidup Studi di Pakistan dengan 526 sampel manula menunjukkan adanya hubungan terbalik antara usia dengan status gizi, makin tinggi usia makin rendah BMt (p=0.002; r = -0.1304 juga penurunan intake seiring

materiil dan pemenuhan kebutuhan akan informasi yang lebih baik. Hubungan status gizi dan kualitas hidup lansia Dari hasil penelitian dengan menggunakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu rancangan / desain yang mengkaji dinamika korelasi / asosiasi antara variable independen dengan variable dependen pada saat yang bersamaan ( Point time approach) dan dengan menggunakan uji chi-square ada

bertambahnya usia. Ditemukan obese, gizi lebih, serta gizi kurang pada riset di sana sebesar 13.1,3.1 dan 10.9% . Buruknya status gizi pada Lansia akan meningkatkan risiko morbiditas, mortalitas dan penurunan kualitas hidup. Penyebab gizi buruk pada lansia diantaranya Lansia mengalami

hubungan antara status gizi dan kualitas hidup lansia dengan nilai p = 0 terlihat pada setiap domain kulitas hidp lansia ( fisik,psikologis, sosial dan lingkungan ) maka dapat disimpulkan bahwa p > 0.05 dan ini menjelaskan bahwa Hipotesis nol di tolak dan H1 di terima hubungan antara status dan di artikan ada gizi dan kulitas

berbagai masalah diantaranya keterjangkauan makanan yang semakin sulit, keterampilan

memasak menurun, kehilangan selera dan nafsu makan serta anoreksia sebagai syndrome penuaan
(15)

hidup.semakin rendah status gizi lansia dan


Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

19

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


Keterbatasan Penelitian teliti karena adanya keterbatasan

baiaya, waktu serta tenaga. Setiap penelitian tidak terlepas dari kemungkinan adanya keterbatasan yang dapat mempengaruhi kualitas hasil penelitian. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi : Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh di 1. Pengumpulan data menggunakan kabupaten barru kecamatan sopengriaji dan kuesioner yang bersifat subjektif. mallusetasi . di simpulkan bahwa : Sehingga kebenaran sangat 1. Status gizi pada lansia merupakan masalah tergantung pada kejujuran responden. kesehatan gizi masyarakat, berdasarkan Untuk mengantisipasinya maka hasil penelitian staus gizi pada kabupaten sebelum mengisi kuesioner peneliti barru menjelaskan maksud dari mallusetasi pengambilan data, persetujuan dari perhitungan IMT di dapatkan 45% yang responden untu mengisi dan tidak ada mengalami status gizi kurang.Status gizi unsur pemaksaan. normal 2. Objek yang diteliti yaitu lansia harus obesitas1 10% dan obesitas 2 1.6%. membuthkan kesabaran dalam 2. Kualitas hidup lansia berdasarkan domain wawancara dan mengisi kuisioner fisik di daerah kabupaten barru kecamatan mengingat faktor usia dan berbagai mallusetasi faktor penyakit yang diderita. memiliki kualitas hidup yang 3. Peneliti juga mempunyai keterbatasan dengan status gizi yang kurang. dalam jumlah variable yang di teliti. 3. Kualitas hidup lansia berdasarkan domain Masih ada variable lain yang tidak di psikologis di daerah kabupaten barru kecamatan mallusetasi dan sopengriaji
Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

kecamatan

sopengriaji

dan

dengan

menggunakan

31.7%

overweight

11.7

%.

dan

sopengriaji

dominan rendah

20

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


dominan memiliki kualitas hidup yang rendah dengan status gizi yang kurang. 4. Kualitas hidup lansia berdasarkan domain sosial di daerah kabupaten barru berupa ketrampilan yang dapat lansia. dapat

meningkatkan Pelaksanaan

perekonomian kegiatan tersebut

berupa usaha mikro yang diterapkan dalam kelompok-kelompok lansia. Modal untuk mendirikan usaha mikro dapat diperoleh dari dana pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank, koperasi bantuan dari maupun dana Dengan wanita

kecamatan mallusetasi dan sopengriaji dominan memiliki kualitas hidup yang baik dengan status gizi yang kurang 5. Kualitas hidup lansia berdasarkan domain lingkungan di daerah kabupaten barru

pemerintah. produktifitasnya, dapat

kecamatan mallusetasi dan sopengriaji dominan memiliki kualitas hidup yang rendah dengan status gizi yang kurang 6. Dari domain tersebut menjelaskan ada

meningkatkan lansia

diharapkan

memenuhi

kebutuhan hidupnya sehingga kualitas hidup yang lebih baik dapat tercapai. 3. Meningkatkan pelayanan akses lansia terhadap cara

hubungan antara status gizi dan kualitas hidup lansia. 7. Semkin staus gizi lansia kurang semakani rendah pulah kualitas hidup lansia. SARAN 1. Meningkatakan status gizi pada lansia dengan cara pemberian gizi yang cukup serta meningkatkan hygene perorangan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. 2. Meningkatkan produktifitas wanita lansia di dengan menerapkan terapi okupasi

kesehatan

dengan

dibentuknya kelompok-kelompok lansia, guna pemenuhan kebutuhan akan dana kesehatan. Dana kesehatan diperoleh dari iuran rutin dari anggotanya, yang nantinya akan dipergunakan oleh anggota kelompok itu sendiri. 4. Meningkatnya keterjangkauan akan

pelayanan kesehatan diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup lansia.

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

21

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


5. Meningkatkan informasi dan pengetahuan lansia mengenai kesadaran dirinya Direktorat Gizi Mayarakat Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.2003. 2. Henniwati , 2008. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh

mengenai proses penuaan yang mereka alami, perilaku sehat bagi lansia dan manajemen keuangan yang dapat

diberikan pada kelompok lansia. Kegiatan yang dapat dilakukan dan dapat berupa Dengan

Timur.Universitas Sumatra Utara. 3. Djamin, Riskiana. 2010. Kualitas Hidup Lansia Dengan Gangguan pendengaran. Fakutas Kedokteran UNIVERSITAS

penyuluhan

konseling.

informasi dan pengetahuan yang cukup diharapkan para pralansia dapat

mempersiapkan hari tuanya dengan lebih baik dan bagi lansia dapat mencapai kualitas hidup yang lebih tinggi.

Hasunddin Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusoda Makassar Indonesia. 4. Almisar, hamid.2007. Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia dan Masalah

Pemerintah dapat berpartisipasi dengan cara mengatur kebijakan yang mengenai dapat

Kesejahteraannya. Kemensos RI. 5. Agustina, Luthfi. Hubungan skor mini nutrisional assessment ( MNA ) dengan albumin serum pasien usia lanjut di bangsal geraitri rumah sakit dr kariadi semarang.skripsi. Fakultas kedokteran

program-program

meningkatkan pengetahuan lansia. 6. Perlu perhatian serius dari dinas kesehatan kabupaten barru dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan lansia

universitas diponogoro. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes. RI. Pedoman Tata Laksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga Kesehatan. 6. Kusharto M Clara, Rusilanti. Model Hubungan Aktifitas Aspek fisik Psikososial Status Dan Gizi

Dengan

Lansia.2006.h.29
Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

22

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


7. Setyoadi, noerhamdani, fela ernawati. Perbedaan tingkat kualitas hidup pada wansita lansia di komunitas dan panti. 8. Sumijatun,dkk. Gambaran kebutuhan dasar manusia pada lansia buku di kelurahan kedokteran Nursing Theory Or And Analysis. Concept Advanced

Development

Nursing.h. 131 142 13. Henniwati. 2008. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Posyandu

cawang.Penerbit

Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur, Tesis. Universita Sumatera Utara. 14. Kagansky, Nadya et al. Poor Nutrisional Habitis are Predictors Of Poor Outcome in Very Old Hospitalized Patients. American Society For Clinical Nutrition. 2005.h. 784 791. 15. Gerber, V et al. Nutritional Status Using The Mini Nutritional Assssment

EGC.2006.Jakarta.h 55 9. Drewnoski A. Sensory Control Of Energy Density at Different Life stages. Proc Nutr Soc. 2000. 59:1 6 10. Saniawan I Made. Status Gizu Pada Lanjut Usia Pada Banjar Paang Tebel Di Desa Peguyangan Kaja Wilayah Kerja

Puskesmas III Denpasar Utara. Jurnal ilmiah Keperawatan Vol.2. 2009. h. 45 59 11. Drewnowski and William J, Evans.

Questionnare and its Relationship with Bone Q uality in A population of Institutionalized Elderly Women. The Journal Of Nutrition health & Aging, Volume 7. 2003.h.3 16. Sulivian DH, Johsan LE. 2003.Nutrition and Aging. Principles Of Geriatric

Nutrition, Physical Activity, and Quality Of Life in Older Adults, Summary. Journals Of Gerentology. Series A

Coyright by The Gerontological Society Of America. 2001.Vol 56 A( Spesial Issue II ) .h.89 - 94 12. Chen, Chery Chia-Hui et all. A concept analysis of malnutrision in the elderly.

Medicine and Gerontology 5th. New York.2003.h. 1151- 1169

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

23

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


17. Thalib ,Bahrudin. Analisis Hubungan 24. Napitupulu, Halasan. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Lansia. Perpustakaan Universitas

Status Jaringan Priodental,Status Gizi, Status Gigi Tiruan, Dengan Asupan Gizi Lansia. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. 18. Hardywinoto, Setiabudhi. Panduan

Indonesia.2001. 25. Manders,Marleen. Nutrisionaal Care In Old Age, The Effect Of Supplementation On Nutritional Status and Perfomance. Thesis Wageningen University With references with Summary in Dutch. 26. Hardini, Sri. Mini Nutrtiona; Assessment Dengan Outcome Hasil perawatan

Gerontologi.2007.Jakarta.Pustaka Utama 19. Volkert D, Berner YN,et al.2006. ESPEN Guidelines On Enteral Nutrition.

Geraitrics, Clin Nutrision.2006. h.330 360 20. White, Siobhan et al. 2009. Physical Activity and Quality Dwelling Of Older Life In

penderita di divisi geriatric rumah sakit dokter kariadi semarang. Tesis. Bagian ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas diponogoro rumah sakit dokter kariadi semarang. 27. Geriatric Centre Nepal. Status Report on Elderly people(60+) in Nepal on Health, Nutition and Social Research Needs. 28. Delacorte , Jc Moriguti, Matos. Mini Statu Focusing on

Community

Adults.

Biomed Central.2009.h. 7 21. Dermajo, Budhi. Teori Proses Menua. Buku Ajar Geriatric.1999.jakarta.h 3 - 13 22. Ruslianti, Clara m,ekawati. Aspek

psikososial, aktivitas fisik, dan konsumsi makanan lansia. Jurnal gizi dan

pangan.2006.h 121- 127 23. Cederholm Efeects Of , Tommy. Generalized Psychological Nutritional

Nutitional Assessment and the Risk for Undernutritioanl in Free Living Older Person. The journal Of Nutrition, Health & Aging. Volume 8.2004 24

Deprivation In The Elderly. Scandinavin Journal Of Nutrition.2003.h. 143 146

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

Jurnal Hasil Penelitian 12 November-26 Desember 2012


29. Wilson MMG. Morley. Aging and Energy Blance. J Appl Physiol.2003.h 1728 1736 30. Wouters,Wendeline. Impact Of

Nutrititiona S upplements On Health Indeces In Elderly People. Thesi PHD. Department of Human Nutrition and E pidemology, Wageningen Universiity. The Netherlands

Wa ode sarnings, S.ked ( 110207146) status gizi dan kualitas hidup lansia di kabupaten barru kecamatan sopengriaja dan mallusetasi tahun 2012

25

You might also like