Professional Documents
Culture Documents
Menurut Kuswadji dan Widaty (2001) obat antijamur topikal yang ideal
1. Obat yang aktif pada konsentrasi sangat rendah
CONTOH Cestallani paint (solusio carbol fuchsin) salep Whitefield dan asam undesilenat krim. Nystatin
Klotrimazol, Ekonazol, Mikonazol, Ketokonazol, Sulkonazol, Oksikonazol, Terkonazol, Tiokonazol, Sertakonazol Naftifin, Terbinafin, Butenafin Amorolfin, Siklopiroks, Haloprogin
Mempunyai sifat antibakteri dan antijamur ringan Digunakan pada kasus tinea kruris dan kandidosis intertriginosa, tinea unguium, tinea imbrikata dan tinea korporis
(Kuswadji dan Widaty, 2001; Siregar, 2005)
BAHAN KERATOLITIK
Meningkatkan eksfoliasi stratum korneum
Bakteriostasis lemah tinea kruris, tinea unguium dan tinea korporis, tinea unguium
(Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003; Hamzah, 2005; Siregar, 2005).
NISTATIN
Merupakan antibiotik polien Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol pada membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur mati Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.
GOLONGAN IMODAZOL
Fungistatis dan pada dosis tinggi bekerja fungisid terhadap fungi tertentu.
Imidazol memiliki efektivitas klinis yang tinggi dengan angka kesembuhan berkisar 70 100 %.
Mekanisme kerjanya dengan menghambat sintesis ergosterol, suatu unsur penting untuk integritas membran sel
Gol Imidazol
Mikonazol
Kegunaan
fungisid kuat: Tinea kruris & Tinea Pedis
Cara Pakai
2 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 2 %, bedak kocok ataupun bedak.
Merk Dagang
micoskin, mexoderm dan daktarin
Klotrimazol
2 kali sehari selama canesten, lotremin 2 6 minggu dalam dan fungiderm bentuk krim 1 % atau solusio 2 kali atau 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 %. 2 kali atau 4 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 1 %. formyco, nizoral dan mycozid
Ketokonazol
Ekonazol
pevaryl
Gol Imidazol
Oksikonazol
Kegunaan
Tinea pedis, tinea kruris Tinea kruris
Cara Pakai
4 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk krim 1 %.
Merk Dagang
oxistat
Sulkonazol
4 kali sehari selama exelderm 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 % atau solusio dioleskan 2 kali sehari baik dewasa maupun anak-anak (> 12 tahun) bentuk losio atau krim yang dikombinasikan bersama urea 40 % dengan bebat ertaczo
Sertakonazol
Tinea Pedis
Bifonazol
Tinea unguium
mycospor
Golongan Allilamin
Menghambat enzim epoksidase skualen pada proses pembentukan ergosterol membran sel jamur. Efektivitas klinis yang tinggi dengan angka kesembuhan berkisar 70 100 %.
Mekanisme Kerja menurunkan ergosterol yang menghambat pertumbuhan sel jamur. Pada konsentrasi 1 % memiliki daya antiinflamasi
Terbinafin
Krim
Golongan Benzilamin
Butenafin
fungisidik terhadap dermatofit, seperti Trichophyton
mentagrophytes, Microsporum canis dan Trichophyton rubrum Butenafin bekerja pada stadium yang lebih dini dalam alur metabolisme sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi skualen dan kematian sel jamur dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk krim 1 %. Contoh nama merk dagang obat butenafin adalah mentax
Golongan lainnya
a. Siklopiroks
Senyawa hidroksipiridon ini berspektrum luas. fungisid terhadap Candida albican dan Trichophyton rubrum &
fungistatis terhadap Malassezia furfur (panu) dioleskan sebanyak 2 kali sehari dalam bentuk krim 1 Solusio siklopiroks telah dilaporkan dapat berpenetrasi melalui semua lapisan kuku pada kasus tinea unguium namun memiliki efikasi yang rendah sehingga perlu kombinasi dengan obat antijamur oral. menyebutkan contoh nama merk dagang obat siklopiroks yaitu batrafen dan loprox nail lacquer
(Tjay dan Rahardja, 2003; Lesher, 2004; Wiederkehr, 2004; Blumberg, 2005; Robins, 2005). MIMS tahun 2005
b. Tolnaftat
Antijamur yang sangat efektif terhadap dermatofitosis dan infeksi Pityrosporum orbiculare tetapi tidak terhadap Candida
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat epoksidasi skualen pada membran sel jamur
Digunakan 2 kali sehari selama 2 4 minggu dan dilanjutkan 2 minggu setelah gejala klinis hilang.
c. Haloprogin
fungisid terhadap Epidermophyton, Pityrosporum, Trichophyton dan Candida
Nama obat
Indikasi
Efek samping
Amfoterisin B
Sediaan : injeksi dalam vial yang mengandung 50 mg, dilarutkan dalam 10 ml aquadest diencerkan dengan dextrose 5 % = 0,1 mg/ml larutan. Dosis : 0,3 0,5 mg / kg BB
Efektif menghambat Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Candida, Blastomyces dermatiditis, Aspergillus. mikosis sistemik seperti koksidioidomikosis, parakoksidiomikosis, aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis, histoplasmosis
demam dan menggigil, gangguan ginjal, hipotensi, anemia, efek neurologik, tromboflebitis
Efek samping
Flusitosin
Sediaan : kapsul 250 dan 500 mg. Dosis : 50 150 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis
toksisitas hematologik (neutropenia) gangguan hati, gangguan sal.cerna kromoblastomikosi Depresi sumsum s, meningitis tulang (kombinasi)
Nama obat
Indikasi
Efek samping
ketokonazol
Efektif terhadap Candida, Dosis : Coccodioides Dewasa : 200mg/hr, immitis, max 400mg/hr Cryptococcus, H. capsulatum, Anak2 : 3mg/kg/hari Aspergillus histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak, kriptokokosis, kandidosis
gangguan sal.cerna, efek endokrin (ginekomastia, penurunan libido, impotensi, ketidakteraturan menstruasi) Kontra indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan dengan amfoterisin B
Nama obat
Indikasi
Efek samping
Flukonazol
lebih kecil dibanding ketokonazol, mual, muntah, kulit kemerahan, teratogenik, efek endokrin (-), gangg. Sal. Cerna (-)
Nama obat
Indikasi
Efek samping
Griseofulvin
Sediaan : tablet berisi mikrokristal 125 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/ml Dosis : infeksi berat :1,5 2 g Anak : 10 mg/kg BB/hr Dewasa : 500 1000mg/hr
Nama obat
Nistatin
Indikasi
kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran cerna
Efek samping
jarang ditemukan, mual, muntah, diare ringan
itrakonazol
mual, muntah, kulit kemerahan, hipokalemia, hipertensi, edema dan sakit kepala