You are on page 1of 9

LINGKUNGAN PENGENDAPAN Lingkungan Pengendapan Sebelum membahas mengenai Lingkungan pengendapan, terlebih dahulu saya akan memb ahas

mengenai mekanisme pengendapan sedimen. Tiga cara pengendapan (sedimen) Sebelum menjadi batuan sedimen, awalnya terjadi proses pengendapan yang kemudian akan mengalami suatu proses litifikasi membentuk batuan beku. Berikut beberapa cara pengendapannya : 1. Pengendapan secara mekanik Batuan sedimen hasil dari pembentukan secara mekanik dapat dibagi berdasarkan uk uran butir. Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dahulu yang mengalami pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air, angin, atau ombak dan diendap kan di tempat lain yang lebih rendah. Setelah itu mengalami proses diagenesis me njadi batuan yang kompak. Pengendapan dapat terjadi di mana-mana, baik di darata n (tepi rawa, danau), pantai, dan di bawah permukaan laut. 2. Pengendapan secara kimiawi Pembentukan endapan ini karena proses penguapan pada larutan, sehingga menjadi j enuh dan yang tertinggal hanya kandungan garam. Biasanya endapan ini tersusun da ri kristal-kristal garam, misalnya garam dapur, gips, dan sebagainya. Tidak dite mukan fosil (bekas hewan atau tumbuhan) karena terbentuk pada air yang mempunyai konsentrasi tinggi sehingga tidak ada kehidupan. 3. Pengendapan secara biologis (organik) Batuan sedimen yang terbentuk oleh adanya organisme, baik berupa binatang ataupu n tumbuhan. Lingkungan Pengendapan ialah Bagian dari permukaan bumi yang secara fisik, kimia , biologi dapat dipisahkan dari bagian yang lain yang merupakan tempat terakumul asinya sedimen. Secara umum Lingkungan Pengendapan dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu : Continental / Daratan Coastal / Pantai / Transisi Marine / Laut Lingkungan Pengendapan Darat / Continental Lingkungan Pengendapan di Darat antara lain : Aluvial Plain / Kipas Darat Bentang lahan kipas aluvial merupakan hamparan bahan aluvial yang bermula dari s uatu mulut lembah di daerah pegunungan, kemudian me-masuki wilayah dataran. Dari mulut lembah tersebut, endapan menye-bar dengan sudut kemiringan makin landai. Fraksi kasar akan teraku-mulasi di dekat mulut lembah, sedangkan fraksi halus ak an terdapat pada daerah dataran. Sungai yang mengalir di daerah kipas cenderung berubah-ubah arah, karena pembend ungan di daerah hulunya oleh fraksi kasar. Kipas alu-vial dapat terjadi pada kak i gunung api, kaki tebing dari gawir sesar, atau pada lembah di bawah suatu lemb ah lain, tergantung pada kondisi dan posisi daerah erosi. Pada daerah beriklim k ering, di kaki pegunung-an sering dijumpai akumulasi endapan dari longsoran batu an dengan lereng yang landai dan berangsur datar. Daerah tersebut dinamakan rock pediment, rock plane atau conoplain. Daerah yang terletak antara daerah erosi d an daerah endapan disebut zone of planation. Jika aku-mulasi endapan hasil longs oran tersebut berbentuk kipas disebut pula rock fan.

Lacustrin / Danau Lingkungan pengendapan Lakustrin adalah tubuh air yang dikelilingi oleh daratan, yang mengisi suatu cekungan. (Lakustrin itu ibaratnya berupa danau tempat berku mpulnya sedimen (carbon dll) yang nantinya berubah menjadi reservoar hidrokarbon ) Lingkungan ini terbentuk dari proses tektonik, gerakan tanah, volkanik, deflas i (deflasi artinya perubahan akibat pengikisan permukaan tanah) oleh wind scour (erosi oleh angin biasa terjadi dipesisir pantai/di darat) dan fluvial (fluvial artinya proses sedimentasi material asal daratan kelaut), tetapi proses utama te rjadi karena proses rifting.(rifting artinya peretakan/bukaan akibat extension/t arikan oleh gaya tektonik). Lingkungan Lakustrin terbentuk pada fase synrift (sy nrift artinya proses pengendapan sedimen berlangsung sebelum terbentuk cekungan (basin) atau sedimentasi bersamaan dengan aktifitas pembentukan basin atau sedim entasi pada basin yg belum stabil sampai dengan subsiden regional postrift (regi onal postrift adalah proses pengendapan sedimen berlangsung setelah terbentuk ce kungan/basin atau sedimentasi pada basin yg sudah stabil), sebelum lingkungannya berubah menjadi delta atau marin". semoga bermanfaat Eolian / Angin Lingkungan Pengendapan Eolian merupakan lingkungan yang terbentuk akibat adanya akumulasi material material sedimen yang diendapkan dengan bantuan angin. Fluvial / Sungai Bentang lahan fluvial merupakan bentang lahan yang terutama dihasilkan oleh alir an air (sungai). Di sebagian besar tempat di dunia, aliran air di permukaan bumi merupakan tenaga yang paling penting dalam proses pembentukan bentang lahan, ke cuali di beberapa tempat yang tertutup salju (daerah kutub). Meskipun di daerah yang beriklim kering dan gurun, tenaga air yang mengalir masih, meskipun jumlahn ya sedikit, tetap merupakan tenaga des-truktif penting dalam proses geomorfik. Sebagian besar daerah pertanian yang subur di dunia merupakan hasil pro-ses fluv ial (hasil pergerakan oleh air mengalir). Daerah fluvial merupakan daerah yang s angat kompleks, merupakan hasil transportasi dan deposisi bahan sedimen yang sif atnya berbeda-beda ke arah vertikal maupun hori-sontal. Pola tanah yang terbentu k mungkin dapat sangat sederhana pada daerah deposisi bagian bawah, atau sangat kompleks pada tempat yang de-kat dengan aliran air, misalnya pada teras sungai ( river terraces). Dengan ka-ta lain, keragaman tanah pada sistem fluvial tergantu ng pada posisinya rela-tif terhadap lingkungan pengendapan. Linkungan Pengendapan Transisi Linkungan Pengendapan Pantai Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pant ai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Linkungan Pengendapan Estuari Estuari adalah suatu daerah dimana air tawar dari sungai dan air asin dari laut bertemu dan sebagai perairan semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut. Di estuari pasut (pasang surut) sangat dominan pengaruhnya dibandingkan de ngan arus yg ditimbulkan oleh angin dan gelombang. Sehingga perilaku estuari san gat tergantung pada aksi pasut dan aliran sungai, dimana keduanya merupakan peru bahan yang bebas. Menurut Dyer, K.R (1973) estuari dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu estuari pos itif dan estuari negatif. Estuari positif adalah suatu estuari dimana air tawar yang masuk dari sungai dan hujan lebih banyak dibandingkan dengan penguapan, seh ingga salinitas permukaan lebih rendah daripada laut terbuka. Estuari negatif ad alah kebalikannya, yaitu dimana penguapan lebih besar daripada aliran sungai dan hujan, karena itu akan terjadi keadaan hypersaline (asin berlebih). Linkungan Pengendapan Delta Delta adalah endapan di muara sungai yang terletak di lautan terbuka, pantai, at au danau, sebagai akibat dari berkurangnya laju aliran air saat memasuki laut. Lingkungan Pengendapan Marine (Laut)

Lingkungan Pengendapan Neritik Lingkungan Pengendapan Batial I. Konsep Tentang Lingkungan Pengendapan Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondi si fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan te rtentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam memecahkan be berapa macam masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada tempat dan wakt u pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untu k interpretasi lingkungan pengendapan. Terjadinya struktur-struktur sedimen ters ebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengenda pan tertentu. Beberapa aspek lingkungan sedimentasi purba yang dapat dievaluasi dari data stru ktur sedimen di antaranya adalah mekanisme transportasi sedimen, arah aliran aru s purba, kedalaman air relatif, dan kecepatan arus relatif. Selain itu beberapa struktur sedimen dapat juga digunakan untuk menentukan atas dan bawah suatu lapi san. Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme atau tumbuhan, yan g karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis tidak rusak dan turu t menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan batuan sedimen. Sisa -sia organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil. Jadi fosill a dalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau. Dapat berupa sisa organisme a tau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau gigi maupun jejak ataupun cet akan. Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau direkontruksi geografi purba dimana pengendapan terjadi. Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia dan biolo gi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (Krumbein dan Sloss, 1963). Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya mat erial sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat me mpengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya. Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi, dan lau t. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan danau, d itransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang dienda pkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan transisi merupakan endapan yang t erdapat di daerah antara darat dan laut seperti delta,lagoon, dan litorial. Seda ngkan yang termasuk endapan laut adalah endapan-endapan neritik, batial, dan abi sal. Contoh Lingkungan Pengendapan Pantai Proses Fisik : ombak dan akifitas gelombang laut Proses Kimia : pelarutan dan pengendapan Proses Biologi : Burrowing Ketiga proses tersebut berasosiasi dan membentuk karakteristik pasir pantai, seb agai material sedimen yang meliputi geometri, tekstur sedimen, struktur dan mine ralogy. II. Parameter Lingkungan Pengendapan

Parameter fisik meliputi elemen static dan dinamik dari lingkungan pengendapan. 1. Elemen fisik 1.1 Elemen fisik statis meliputi geometri cekungan(Basin); material yang diendap kan seperti kerakal silisiklastik, pasir, dan lumpur; kedalaman air; suhu; dan k elembapan. 1.2 Elemen fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari angin , air dan es; air hujan; dan hujan salju. 2. Parameter kimia termasuk salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan oksigen ya ng merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan pengendapan. 3. Parameter biologi dari lingkungan pengendapan dapat dipertimbangkan untuk mel iputi kedua-duanya dari aktifitas organism, seperti pertumbuhan tanaman, penggal ian, pengeboran, sedimen hasil pencernaan, dan pengambilan dari silica dan kalsi um karbonat yang berbentuk material rangka. Dan kehadiran dari sisa organism dis ebut sebagai material pengendapan. III. Proses Sedimentasi dan Produknya Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika, kimia, d an biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal tersebut biasa disebut s ebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah kepada perbedaan unit strati grafi akibat pengaruh litologi, struktur, dan karakteristik organik yang terdete ksi di lapangan. Fasies sedimen merupakan suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu pengendapan pada lingkungan. Proses Pengendapan Di Air Dan Darat Proses pengendapan di air, terbentuknya berupa timbunan di laut dan akan berakhi r di air hangat. Namun pada kenyataan yang sering dijumpai, beberapa dikarenakan oleh aliran sungai. Ini juga termasuk timbunan di danau dan delta. Keseluruhan proses pengendapan hingga saat ini dapat diamati dalam berbagai bentuk walaupun ada beberapa aspek pengendapan yang tidak sempurna. Kemungkinan ini digunakan un tuk mengklasifikasikan cara utama dimana material mengendap karena perpindahan a ir. Proses pengendapan di daratan, sebagai tempat awal, tertransportasikan oleh arus sungai yang deras. Batuan yang terpisah / tanah yang tererosi akan dibawa oleh aliran sungai, mulai dari dasar hingga menuju puncaknya. Selama arus bergerak me mbelok dan memasuki area, kecepatannya akan menurun dan semakin banyaknya muatan yang dibawa akan terendap pada kerucut aluvial atau kipas aluvial. Endapan akan dapat dibedakan disekitar pegunungan dan sering dijumpai pada derah yang luas d an dalam. Banyak material sedimen ditemukan di daratan pesisir di Amerika dan ke mungkinan terbentuk di daerah tersebut. Timbunan menunjukkan stratigrafi yang be rasal dari formasi alaminya, dan karena perubahan volume aliran sungai yang dera s, lapisan yang ada di dekatnya akan menjadi sangat berubah. Timbunan kerucut al uvial selalu menunjukkan perbedaan utama dari endapan kasar [termasuk bongkahan] di puncak dengan lempung di luarnya. Jika proses erosi terus berlanjut tanpa ad anya pergerakan bumi, material yang ada di kerucut alivisl akan tererosi sendiri nya. Tingkat akhir dalam proses pertumbuhan sungai juga menjadi faktor proses pengend apan. Setelah sungai mencapai tingkat dewasa, akan bertambah volume pengangkatan material sedimennya. Natural leeves akan terbentuk pada saluran sungai dan pada saat itu juga air meluap, mengisi area lain disetiap sampingnya dimana proses p engendapannya lambat. Area ini lebih dikenal sebagai alluvial / plain. Timbunan

material di area tersebut juga akan terstratigrafikan. Didaerah padang pasir, sungai mengalir menuju ke cekungan dalam yang kering / te risi air yang dangkal. Pengendapannya terjadi di bebrapa daerah dimana ketika ai r meluap membawa banyak material. Jika pergerakan bumi mendukung proses pengenda pan, dalamnya timbunan akan menjadi seimbang dan kejadian ini ternyata sudah ber langsung dari waktu yang cukup lama. Material akan terstratigrafikan, namun bany ak juga yang hilang. Material tersebut bervariasi, biasanya mencakup lapisan gar am dan gypsum. Sungai mengalir menuju danau dan membawa timbunan kemudian menuju delta dan laut. Pengendapan di laut biasanya terbentuk dalam 3 daerah, yaitu : 1. Zona pantai 2. Zona dangkalan 3. Zona laut dalam Material pada zona pantai memiliki keadaan alami secara sementara, sejak timbul di garis pantai dan akan berubah secara tetap. Material ini didominasi oleh mate rioal kasar [pasir dan kerikil]. Transportasi Proses transprtasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material yang diakib atkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi. Sungai mengangkut material hasil erosinya dengan berbagai cara, yaitu a. Traksi, yaitu material yang diangkut akan terseret pada dasar sungai. b. Rolling, yaitu material akan terangkut dengan cara menggelinding pada dasar s ungai. c. Saltasi, yaitu material akan terangkut dengan cara meloncat pada dasar sungai . d. Suspensi, yaitu proses pengangkutan material secara mengambang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh. e. Solution, yaitu pengangkutan material larut dalam air dan membentuk larutan k imia. Sedimentasi Proses sedimentasi adalah proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin be rkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan terendapkan ter lebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan ringan. Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah bagian hilir atau pada b agian slip of slope pada kelokan sungai, karena biasanya pada bagian kelokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran material yang diendapkan be rbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir , energi semakin kecil, material yang diendapkanpun semakin halus. Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbe da. Pengendapan oleh air laut Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh

air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air l aut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pesisir merupaka n wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perub ahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material y ang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat aku mulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach). Pengendapan oleh angin Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulas i pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan menge dapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir y ang disebut gumuk pasir. Pengendapan oleh gletser Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam has il pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur men uruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengen dap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U. 1. Deposisi Pengendapan Terjadi saat pengangkutan partikel yang membutuhkan energi dan terjadi pada waktu yang relatif singkat. Endapan tersusun atas butiran butiran mineral. D apat juga menghasilkan endapan kimia pada kondisi yang berbeda. 2.Litifikasi Terjadi dalam beberapa tahap, All taken together are termed Diagenesis. a. Kompaksi - Squeezing out of water. b. Sementasi - Precipitation of chemical cement from trapped water and circulati ng water. c. Rekristalisasi-Growth of grains in response to new equilibrium conditions IV. Hubungan Lingkungan Sedimentasi dan Fasies Sedimentasi Walaupun para ahli geologi setuju pada hasil pengertian dari lingkungan pengenda pan, mereka ternyata menemukan kesulitan dalam penyusunan pengertian yang tepat dari lingkungan pengendapan ini. Sebagai ilustrasinya, lingkungan sedimen telah digambarkan dalam beberapa variasi yaitu : 1. Tempat pengendapan dan kondisi fisika, kimia, dan biologi yang menunjukkan si fat khas dari setting pengendapan [Gould, 1972]. 2. Kompleks dari kondisi fisika, kimia, dan biologi yang tertimbun [Krumbein dan Sloss, 1963].

3. Bagian dari permukaan bumi dimana menerangkan kondisi fisika, kimia, dan biol ogi dari daerah yang berdekatan [Selley, 1978]. 4. Unit spasial pada kondisi fisika, kimia, dan biologi scara eksternal dan memp engaruhi pertumbuhan sedimen secara konstan untuk membentuk pengendapan yang kha s [Shepard dan Moore, 1955]. Definisi tersebut memang berbeda, tetapi pada umumnya memberikan tekanan pada ko ndisi fisika, kimia, dan biologi. Pada konteks ini, lingkungan pengendapan menga rah pada unit geomorfik dimana terjadi pengendapan. Lingkungan ini dibentuk dari parameter khusus fisika, kimia, dan biologi yang sesuai terhadap unit geomorfik dari geometri dan ukuran partikular. Proses ini akan mengoperasikan tingkat dan ntensitas yang menghasilkan tekstur khas, struktur, dan sifat lainnya, sehingga pengendapan yang khusus akhirnya terbentuk. Sebagai contohnya, pantai akan memp ertimbangkan unit geomorfik dari ukuran dan bentuk tertentu, proses fisika terte ntu [gelombang dan aktivitas arus], proses kimia [solusi dan presipitasi], dan p roses biologi [penggalian, sedimen ingestion, dan aktivitas serupa] yang terjadi untuk menghasilkan badan pasir pantai yang khas oleh partikular geometri, tekst ur dan struktur sedimen, dan mineralogi. Fasies menunjukkan unit stratigrafi yang mengacu pada aspek litologi, struktural , dan karakter organisme yang dapat dikenali di lapangan. Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika, kimia, d an biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal tersebut biasa disebut s ebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah kepada perbedaan unit strati grafi akibat pengaruh litologi, struktur, dan karakteristik organik yang terdete ksi di lapangan. Fasies sedimen merupakan suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu pengendapan pada lingkungan Interpretasi lingkungan umumnya menghambat karena adanya suatu kenyataan mengena i kecenderungan fasies yang sama yang dihasilkan pada setting lingkungan yang be rbeda. Hal tersebut sering terjadi sehingga akan membuat suatu penyajian lingkun gan yang khas pada suatu dasar fasies pengendapan tunggal. Sebagai contohnya, pe rlapisan silang siur dari batupasir dapat dibentuk karena transportasi angin dan air. Jika terendap pada air, mereka akan terbentuk pada suatu pantai, sungai, p ada saluran pasang surut, pada dangkalan samudera, atau pada lingkungan yang lai n dimana proses traksi dapat berlangsung. Interpretasi lingkungan akan dapat kit a kuasai jika kita mampu mempelajari hubungan fasies dengan urutan yang benar di bandingkan dengan fasies tunggal. Hubungan suatu fasies dapat digagaskan dalam p embagian grup fasies yang terjadi secara bersama sama yang selanjutnya akan berkai tan dengan lingkungan. Sebagai contohnya, jika pada perlapisan silang siur batup asir asosiasi terdekatnya adalah dengan terkandungnya tanah, batubara, atau serp ih lanauan yang mengandung akar, daun, dan batang, kita bisa membuat interpretas i pengendapannya pada sistem sungai. Dalam mempelajari hubungan fasies dan uruta nnya, kita harus benar benar memperhatikan keadaan alami dari kontak hubungan anta ra fasies dan derajat urutan baik acak maupun tidak. Dengan adanya aplikasi dari prinsip stratigrafi, kita dapat menduga hubungan dari dua fasies karena kontak derajat atau penggambaran batas dari pendekatan lateral. Sementara itu, hubungan fasies karena kenaikan atau akibat erosi perbatasan yang mungkin dapat menggamb arkan lingkungannya ataupun tidak, pada pendekatan lateral. Pada kenyataannya, f asies karena kontak erosi umumnya menandakan perubahan dari kondisi pengendapan dan menjadi permulaan siklus sedimentasi yang baru. Fasies di dalam hubungan par tikular akan tersebar vertikal pada suatu cara pengacakan yang nyata atau mungki n menunjukkan pola tertentu dari perubahan vertikal. Dua tipe umum dari perubaha n fasies vertikal yaitu Coarsening Upward Sequence dan Fining Upward Sequence. Coarsening-upward sequences menunjukkan adanya penambahan kenaikan ukuran butir da ri dasar erosi atau kenaikannya. Hal ini menunjukkan peningkatan energi arus pen gendapan.

fining-upward sequences sendiri merupakan kebalikannya, yaitu ukuran butir akan se makin halus dari puncak erosinya. Menunjukkan penurunan energi arus pengendapan V. Dasar-dasar Analisis Lingkungan Pengenalan lingkungan sedimen didasarkan pada dua kriteria pokok: 1. Kriteria berdasarkan komponen pengendapan primer a. Kriteria fisik - Geometri unit fasies, menunjukkan bentuk 3 dimensi dari tubuh sedimen, antara lain: bentuk equidimensional, seperti lembaran atau selimut, prisma bentuk elongate, seperti pods, rebbon atau shoestring, dendroids (Potter, 1962). - litologi, unit sedimen gross litologi merupakan indicator lingkungan pengendap an yang sangat umum. Contohnya, tend batugamping menjadi deposit karena suhu han gat. shelves laut dangkal. - asosiasi fasies menyamping dan vertikal, hubungannya dengan pengamatan outcrop atau penentuan data bagian permukaan, sangat penting untuk membedakan lingkunga n - struktur sedimen, penting untuk indikator lingkungan karena dibentuk oleh pros es pengendapan, terutama yang terbentuk di lingkungan pengendapan. b. Kriteria geokimia Komposisi unsur utama batuan sedimen silisiklastik berfungsi sebagai komposisi k imia partikel silisiklastik yang membentuk batuan. c. Kriteria biologi Digunakan untuk rekonstruksi paleoenvironmental, fosil adalah salah satu yang sa ngat berguna. 2. Kriteria berdasarkan kenampakan sedimen a. Kenampakan ukuran dari log sumur mekanik, meliputi resistivity, sonic velocit y, dan radioaktivity. b. Kenampakan interpretasi dari pengukuran sumur log meliputi density/porosity, ukuran butir, litologi, dip perlapisan. 3. Karakteristik dari interpretasi darai reakaman refleksi seismic, antara lain hubungan kontak utama (uniformity, comformity), strata kontinuitas, dip strata, identifikasi unit fasies seismik. VI. Klasifikasi Lingkungan Pengendapan Klasifikasi lingkungan pengendapan dapat dibedakan menjadi: a. kontinetal, antara lain gurun atau eolian, fluvial termasuk braided river dan point bar river, dan limnic b. peralihan, termasuk delta. lobate, esturine, litoral (pantai, laguna, dan bar rier islands, offshore bar, tidal flat.

c. marine, meliputi neritis atau laut dangkal, deep neiritis, batial, abisal. VII. Fasies Model Model fasies adalah miniatur umum dari sedimen yang spesifik. Model fasies dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal dari fasies dengan diagram blok atau graf ik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagaio ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk observasi masa depan. model f asies memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru dan bentuk dasar dari i nterpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik. Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan menginterpreta sikan data yang diperoleh secara acak. Ada bermacam-macam tipe fasies model, diantaranya adalah : a) Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga dimen si, dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework b) Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan deposi si oleh waktu . c) Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multipl e, analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi unt uk mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau memprediksi respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah proses-re

You might also like