You are on page 1of 16

Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia

Oleh : Suhardi, S.Pd

Seni Teater

???????
Seni teater merupakan perpaduan dari

semua unsur seni.

Pendahuluan
Wilayah asia merupakan wilayah yang memiliki

akar kebudayaan yang unik dan beragam, bahkan dalam perkembangannya keberagaman budaya setiap wilayah saling berbaur sehingga terjadi transbudaya.

1. India
India merupakan negara tertua yang memiliki

kebudayaan yang sangat tinggi nilainya, india juga mempunyai sumbangan yang banyak terhadap negara lain di dalam kebudayaan. Kemunculan seni teater di india hubungannya sangat erat dengan agama dan kepercayaan, karena menurut kepercayaan agama hindu teater dimulai dari kalangan para dewa. Pertumbuhan dan perkembangan teater di india tidak terlepas dari adanya cerita-cerita rakyat yaitu mahabarata dan ramayana. Beberapa drama yang terdapat di india Yatra Ram Lila Kathakali

YATRA
Merupakan teter yang berasal dari wilayah

Begalan. Cerita yang dibawakan adalah cerita mahabarata dan ramayana.

RAM LILA
Merupakan drama yang berasal dari India utara,

yang membawakan cerita-cerita ramayana dengan menggunakan boneka raksasa (badawang).

KATHAKALI
Merupakan drama yang berasal dari daerah

malabar (india selatan), yang memainkan lakon dari dua kisah mahabarata dan ramayana.

2. CINA
Cina merupakan negara yang memiliki

kebudayaan yang sangat tinggi karena adanya kesadaran rakyat akan kesenian dan kesetiaan pada budaya sendri. Teater cina lahir pada masa dinasti tang (abad VIII-X masehi) dan mencapai puncak kejayaan pada abad XIV masehi saat pemerintahan dinasti Yuan. Pada akhir masa dinasti Ming terjadi perpaduan antara gaya drama-drama regional dan lokal berkembang yang menghasilkan inti sari drama cina tradisional yaitu opera peking.

3. Jepang
Jepang merupakan negara yang memiliki

kelengkapan, yakni penggiatnya memiliki peran masing-masing. Di Jepang drama telah di tulis dan dipentaskan sejak sekitar abad ke VII masehi hingga sekarang, drama yang tekenal adalah gigaku yang dikenalkan dari cina selatan pada 612 masehi. Saat ini drama yang terkenel di jepang adalah drama/teater noh atau teater kabuki.

Drama Noh
Drama noh di jepang berkembang menjelang abad ke

14. Dramawan yang membawa noh ke tingkatan seni yang agung adalah Kanami Kiyotsugu (1333-1384), dan putranya Zaemi Motokiyo (1336-1444). Ada 5 jenis drama noh : 1. Drama kami (Dewa), yang berupa cerita tentang kuil Shinto. 2. Shura Mono (drama perang), berpusat pada cerita kesatria. 3. Katsuo Mono (drama wig), memiliki tokoh protagonis perempuan. 4. Isinya beragam, termasuk gendai mono (drama masa kini) dan kyojo mono (drama perempuan gila. 5. Drama kiri atau kichiku (akhir atau iblis), yang menampilkan setan-setan, mahluk-mahluk aneh

LANJUTAN
Dalam teater noh memiliki beberapa istilah yaitu:

1.
2. 3. 4. 5. 6.

Shite : peran utama Waki : peran pembantu / perantara. Tsure : peran pengikut Utai-bon : naskah Kotoba : cerita dalam bentuk prosa Utai : cerita dalam bentuk puisi

Teater Boneka dan Teater Kabuki


Muncul di jepang pada akhir abad ke 15 masehi.

Yang banyak ditulis oleh dramawan terbesar dari jepang yaitu Chikamatsu Monzaemon. Teater boneka merupakan gabungan tiga unsur yaitu boneka, penyanyi, dan samisen. Pada abad ke 18 teater boneka di gantikan oleh kabuki setelah mengalami mencapai popularitas. Dalam aksara jepang modern, Kabuki ditulis dengan 3 karakter yaitu: 1. Ka yang berarti lagu 2. Bu yang berarti tarian 3. Ki yang berarti keterampilan

Lanjutan
Awal kemunculan Kabuki pada abad ke 17 ketika

seorang penari perempuan bernama Okuni mendapatkan ketenaran saat memarodikan doa-doa buddha. Pada 1629 perempuan dilarang tampil dalam kabuki karena karakter yang sensual dianggap meresahkan penonton, sehingga peran di gantikan oleh anak lakilaki yang berpakaian wanita. Pada 1652 karena alasan moral peran dari anak laki-laki digantikan oleh laki-laki dewasa yang bertahan hingga sekarang. Lakon kabuki dibedakan menjadi dua yaitu drama sejarah (jidaimono) dan drama rumah tangga (sewamono). Umumnya pertunjukan kabuki menampilkan kedua drama secara berurutan diselingi dengan satu atau dua drama tari.

Thailand
Di Thailand secara garis besar dikenal dua jenis

teater tradisional yaitu lakhon dan khoan.

Lakhon
Pada mulanya lakhon hanya sebuah tarian pemujaan

(lakhon jatri), seiring berkembangnya lakhon berubah menjadi teater yang menampilkan cerita agama budha yaitu mamora (seorang putri yang bertubuh setengah burung dan setengah manusia). Dalam perkembangannya teater lakhon memiliki beberapa jenis yaitu: 1. Lakhon jatri yaitu lakon yang tertua yang terdiri atas tiga pemain, pemain utama (pahlawan), pemain wanita (diperankan oleh laki-laki), dan pemain pelengkap seperti pesuruh atau badut. Musik pengiring berupa suling dan gendang. 2. Lakhon nok yaitu lakhon yang berasal dari daerah selatan, mempunyai lebih banyak anggota pemusik. 3. Lakhon nai, yaitu lakhon yang dikhususkan untuk kaum wanita.

Khon
Khon merupakan teater tertua yang dipentaskan

menggunakan topeng, ceritanya bersumber dari cerita ramayana. Pementasan khon diiringi oleh musik (piphat) yang terdiri atas seruling, gendang, gambang, dan kecrek.

You might also like