You are on page 1of 14

OLEH GUD REACHT HAYAT PADJE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI NTT KUPANG 2010

Sejarah Kritik Psikologi

Tahun 1900 Freud menerbitkan buku The Interpretation of Dreams (Tafsiran mimpi) dan 1905 menerbitkan Three Contribution to a Theory of Sex (Tiga Teori tentang Seksualitas) C. G. Jung (teori psiko-analisis) I. A. Richard (teori psikologi kepribadian) Tahun 1955, Winarno Surachmad membawa makalah Pengaruh Psikologi dalam Kesusastraan dalam acara Musyawarah Kesusastraan di Yogyakarta Tahun 1960, M. S. Hutagalung & Boen S. Oemarjati menerapkan pendekatan psikoanalisis terhadap Jalan Tak Ada Ujung dan Atheis

Ranah Kritik Psikologi Sastra


Pembahasan tentang Proses Penciptaan Karya Sastra Pembahasan Psikologi Terhadap Pengarang Pembahasan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang dapat ditimba dari karya sastra Pembahasan tentang pengaruh karya sastra terhap pembaca

Proses Penciptaan Karya Sastra


Keadaan jiwa yang mendorong lahirnya proses kreatif sastrawan yaitu: Jiwa sedang iba (trenyuh), yaitu keadaan psikis sastrawan merasa kasihan terhadap sebuah fenomena Jiwa sastrawan sedang geram, artinya dalam keadaan marah Jiwa merasa kagum, artinya ada rasa heran, penuh tanda tanya, ada rasa keagungan (Endraswara, 2008:213).

Tahapan dalam proses kreatif Tahap Persiapan yaitu tahap pengumpulan informasi
dan data yang dibutuhkan, pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Pemikiran kreatif dan daya imajinasi sangat dibutuhkan dalam tahap ini. Tahap Inkubasi yaitu yaitu mengendapkan semua informasi dan pengalaman yang diperoleh pada tahap pertama, kemudian menyusunnya sesuai gagasan yang ditetapkan. (Proses inkubasi waktunya tidak tentu). Tahap Iluminasi, yaitu naskah telah selesai, tujuan telah tercapai. Tahap Verifikasi, yaitu penulis melakukan tinjauan secara kritis terhadap karya yang dihasilkan, (baca lebih lanjut Endraswara, 2008:224-225)

Psikologi Pengarang

Tipologi Psikologi menurut C. G. Jung:


Pikiran Perasaan Intuisi sensasi

Keempat hal ini saling melingkupi. Dunia pengarang tidak bisa hanya mengandalkan satu tipe saja. Tipe Psikologi Pengarang:
Sastrawan Kesurupan (possessed) yang penuh emosi,

menulis dengan spontan, dan yang meramal masa depan. Sastrawan pengrajin (maker) yang penuh keterampilan, terlatih dan bekerja dengan serius dan penuh tanggung jawab. (Lihat juga penggolongan yang dilakukan oleh Nietzsche, Ribot, dan L. Rusu).

Psikobudaya Pengarang

Faktor sosiokultural yang creativogenic:


Tersedianya sarana prasarana budaya,

misalnya Taman Budaya, dan lain sebagainya. Keterbukaan terhadap rangsangan berbagai kebudayaan, baik yang nasional maupun internasional. Paparan (exposure) terhadap rangsangan yang berbeda Toleransi dan minat terhadap pandangan yang berbeda dan beragam.

Kepribadian Pengarang
Dari suatu penelitian tentang pendapat para ahli psikologi di Indonesia mengenai ciri-ciri kepribadian kreatif, diperoleh urutan sebagai berikut: 1. Imajinatif 2. Berprakarsa (dapat memulai sesuatu sendiri) 3. Mempunyai minat yang luas, keterbukaan terhadap rangsangan baru 4. Mandiri (bebas) dalam berpikir 5. Rasa ingin tahu yang kuat 6. Kepetualangan 7. Penuh semangat, energik 8. Percaya diri 9. Bersedia mengambil resiko 10. Berani dalam keyakinan (Munandar, dalam Endraswara, 2008:152)

Dorongan Psikologis Dalam Proses Kreatif Sastra


Kondisi internal (di dalam individu) yang memungkinkan munculnya kreativitas yang konstruktif: Keterbukaan terhadap pengalaman (extensionality). Kesadaran sensitif (kepekaan) terhadap semua pengamatan dan pengalaman. Lokus evaluasi yang internal. Makna dari produknya ditentukan tidak hanya oleh pujian atau kritikan orang lain, tetapi oleh diri sendiri. Kemmpuan untuk bermain, yaitu kemampuan untuk bermain secara spontan dengan ide-ide, hubunganhubungan, kata-kata, dan sebagainya (Rogers, dalam Endraswara, 2008:153).

Psikologi Karya Sastra


Tokoh-tokoh dalam karya sastra juga mempunyai karakter sebagaimana yang dialami tokoh nyata, dan hal inilah yang membuat kita bersimpatik pada salah satu tokoh dan membenci tokoh yang lain. Perasaan kita ikut terhanyut dalam cerita yang akhirnya membuat kita berkontemplasi dan memunculkan nilai baru bagi kehidupan kita. Hal-hal inilah yang memunculkan Pembahasan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang dapat ditimba dari karya sastra.

Pembedaan Tokoh
Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral (lihat Nurgiyantoro, 2005:176-194).

Teknik Pelukisan Tokoh


(Nurgiyantoro, 2005:194-211

Teknik Ekspositori (Langsung) Teknik Dramatik (Tidak Langsung)

Teknik cakapan Teknik tingkah laku Teknik pikiran dan perasaan Teknik arus kesadaran Teknik reaksi tokoh Teknik reaksi tokoh lain Teknik pelukisan latar Teknik pelukisan fisik .(Bandingkan dengan Minderop, Albertine. 2005 Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia)

Psikologi Pembaca
Kejiwaan Pembaca sastra anak Tipologi Psikis Pembaca remaja Tipologi Psikis Pembaca dewasa

Kontribusi sastra bagi pendengar dan pembaca sastra dapat memupuk pertumbuhan berbagai pengalaman (rasa, emosi, bahasa), personal (kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan penemuan, serta petualangan dan kenikmatan. Kontribusi ini berada pada semua level pembaca di atas, tetapi penekanan pada masing-masing unsur agak berbeda, karena harus disesuaikan dengan pengalaman, kepribadian, eksplorasi dan penemuan, serta jenis petualangan dan tingkat kenikmatan.

You might also like