You are on page 1of 5

PENDAHULUAN I.

Latar Belakang Di dalam praktik kedokteran terdapat interaksi antara dokter dan pasien, interaksi inilahyang disebut dengan komunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atauberita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapatdipahami (KBBI). Komunikasi dalam dunia kedokteran sangatlah penting. Komunikasidiperlukan untuk mendapat informasi tentang pasien agar dokter dapat membuat diagnonis. a Komunikasi juga dapat membantu kerja sama dokter dan pasien dalam proses penyembuhanatau yang disebut komunikasi terapeutik.

Namun, proses komunikasi antara dokter dan pasien tidaklah selalu berjalan lancar.Banyak rintangan-rintangan yang bahkan dapat menyebabkan kesalahpahaman. Kepercayaanpasien terhadap dokter juga bisa berkurang karena ketidaklancaran komunikasi ini. Untuk mencegah ketidaklancaran komunikasi ini, dibutuhkanlah komunikasi yang efektif antaradokter dan pasien. Dalam mengatasi masalah ini, penulis menganalisis masalah komunikasidari sisi komunikasi-empati, kepribadian, dan analisis transaksional

II.

Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1.

Mengetahui pengaruh empati, kepribadian, dan analisis transaksional dalamkomunikasi dokter-pasien2.

Mengetahui cara mengatasi masalah komunikasi (skenario PBL) III.

Manfaat Manfaat dari penulisan makalah mengenai analisis masalah komunikasi ini adalahpembaca diharapkan dapat memahami faktor yang menyebabkan masalah komunikasi diskenario PBL. Setelah memahami faktor penyebab tersebut, para pembaca diharapkan dapatmenentukan cara untuk mengatasi masalah komunikasi tersebut sehingga untuk kejadian yangsebenarnya atau kejadian selanjutnya pembaca sudah dapat menangani masalah komunikasitersebut dan komunikasi dokter-pasien pun dapat berjalan dengan lancar. ISI Skenario Seorang perempuan 45 tahun datang berobat ke dokter dengan banyak keluhan sering pusing, sering sakit perut, sering lemas. Dokter kesal karena pasien banyak keluhan danmenge mukakan keluhan tersebut secara kekanak-kanakan. Hipotesis Di dalam skenario, perbuatan dokter tidak etis karena kesal terhadap pasien. Seorang dokterharus sabar dalam menangani pasiennya. Hal ini dapat disebabkan dokter tidak dapatmenentukan ego yang sedang berlangsung. Analisis Masalah Komunikasi dan Empati

Komunikasi dengan pasien adalah salah satu kunci sukses seorang dokter. Dokterdengan kemampuan komunikasi yang baik pasti akan dicari oleh pasien. Komunikasiantara pasien-dokter sangat mempengaruhi hubungan dokter-pasien dan juga kepercayaanpasien terhadap dokter. Komunikasi dokter-pasien adalah momen yang sangat pentingdalam proses pemeriksaan. Dalam komunikasi dokter-pasien, karena keahliannya, dokter dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dari pasien. Pasien memberikan kepercayaan kepada dokter untuk memeriksa dan menentukan pengobatan untuk dirinyaseperti contoh kasus di skenario. 4 Dalam proses anamnesis, terjadi komunikasi antara pasien dan dokter. Komunikasiyang terjadi dalam hal ini adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi ini terjadi dalam 3tahap : pasien bercerita, dokter mendengarkan dan memperhatikan, lalu tanya jawab.Dalam proses anamnesis ini, terdapat 3 tipe komunikasi :1.

Patient Centered Anamnesis : Pasien lebih banyak bercerita, dokter mendengarkanlalu langsung tanya jawab2.

Doctor Centered Anamnesis : Dokter lebih banyak bertanya, pasien sekadarmenjawab3.

Kombinasi keduanya. 3 Di dalam skenario PBL dikatakan bahwa dokter kesal karena pasien banyak mengeluh.Jadi, kemungkinan proses anamnesis yang terjadi saat itu adalah Patient CenteredAnamnesis dimana pasien bercerita terlalu banyak sehingga membuat dokter kesal.Di dalam berkomunikasi dibutuhkan kemampuan untuk mendengar aktif, ketrampilanberdialog, mengendalikan emosi dan empati. Mendengar aktif merupakan dasar untuk mengumpulkan data informasi secara akurat. Dokter harus berkonsentrasi mendengarkansaat pasien bercerita dan dokter harus memberikan respon terhadap cerita pasien. Saatpasien sedang bercerita, tentu saja akan muncul sebuah emosi tersendiri bagi ceritatersebut. Emosi tersebut bisa negatif bisa positif. Dokter yang baik harus bisamengendalikan emosi tersebut. Dokter juga harus bersabar apabila pasien bercerita banyak karena sebagai pendengar aktif dokter seharusnya membantu pasien mengungkapkanperasaan-perasaannya. 4,8 Seorang dokter juga harus bisa memahami perasaan pasiennya agar komunikasidokter-pasien berjalan dengan lancar. Hal inilah yang disebut empati. Empati adalahkemampuan (seolah-olah) menjadi diri orang lain. Empati berarti kita mampu memahamiperasaan orang lain tanpa terhanyut di dalamnya. Berempati berarti kita berusahamelakukan adaptasi terhadap orang lain. Dalam dunia kedokteran, empati ini sangatlahpenting. Dengan mamahami perasaan pasiennya, dokter dapat menjalin hubungan dankomunikasi yang baik dengan pasien sehingga terjadi kerjasama yang baik antara pasiendan dokter dalam proses pemeriksaan dan pengobatan. 5 KepribadianDalam memahami masalah komunikasi dari contoh kasus PBL ini, dapat juga kitaanalisis dari segi kepribadian. Kepribadian dokter belum tentu sama dengan kepribadianpasien. Seringkali kepribadian dokter dan kepribadian pasien bertentangan sehinggakomunikasi menjadi tidak lancar. Menurut M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.Menurut skenario sikap pasien yang banyak mengeluh dan kekanak-kanakan adalahbukti bahwa pasien memiliki kepribadian yang belum dewasa. Umur pasien sudah 45tahun, tetapi dengan sikapnya yang seperti itu, bisa juga dikatakan bahwa pasien memilikikelainan perilaku hipokondriasis dimana seseorang terus menerus mengeluh karena

kesehatannya yang buruk. Hal ini seharusnya sudah diantisipasi oleh dokter. Seharunya,dokter mamaklumi sikap pasien tersebut dan menanggapinya dengan tindakan yangsesuai.

5,6 Namun yang terjadi malah sebaliknya. Dokter kesal terhadap perbuatan pasien. Hal ini juga dapat disebabkan oleh kepribadian dokter. Kepribadian tentu saja mempengaruhiemosi seseorang. Seorang dokter harus memiliki kemampuan dalam mengelola emosi.Mengelola emosi adalah kemampuan mengangani perasaan diri sendiri agar terungkapsecara tepat, dan mampu mengatasi perasaan hati yang tidak wajar. Tidak hanya mengelolaemosi diri sendiri, seorang dokter juga harus dapat mengenali emosi pasiennya. 1,4,5 Analisis TransaksionalAnalisis transaksional merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi,menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankaninteraksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri danekspresi diri)-Eric Berne (1910-1970). Analisa transaksional juga dapat disebut sebagaiproses analisa transaksi/komunikasi dalam hubungan sosial antar dua atau lebih individuyang berbeda. 7 Terdapat empat macam bentuk interaksi yang dapat dianalisis :1.

Struktural Analisis : analisa kepribadian seseorang, cara berpikir danbertindaknya.2.

Transaksional Analisis : menentukan ego (anutan) yang dominan yang sedangberlangsung. (Dewasa, Orang tua, Anak-anak). Ada stimulus dan respon yangberlangsung3.

Game Analisis : menganalisis apa yang tersembunyi dari interaksi yangdilakukan4.

Script Analisis : menganalisa peran dalam interaksi (karakter,dialog,acting,dll.). 7 Umur tidak mempengaruhi oknum apa yang akan dipakai saat berinteraksi. Tidaklahmengherankan apabila ada pasien yang sudah berumur 45 tahun, tetapi masih bersifatkekanak-kanakan. Hal itu disebabkan pasien menganut oknum anak-anak saat berinteraksidengan pasien. Dokter tidak menyukai hal tersebut, sehingga dokter kesal. Hal inimenyebabkan ketidaklancaran dalam komunikasi karena terjadi keadaan ASAS (AkuSenang Aman Sentosa) Anda tidak SAS antara pasien dan dokter. Terjadi respon yang

tidak sesuai dalam transaksi ini. Seharusnya, jika pasien kekanak-kanakan, doktermengangkat peran pasien sesuai dengan peran yang seharusnya.

7 PENUTUP Kesimpulan :Ketidaklancaran komunikasi dalam kasus PBL dapat disebabkan oleh beberapa hal. Dari segikomunikasi dan empati terjadi tipe anamnesis patient centered anamnesis . Namun, karenapasien berbicara terlalu banyak dan banyak mengeluh maka dokterpun menjadi kesal. Darisegi kepribadian, terdapat pertentangan antara dokter dan pasien. Pasien yang kekanakkanakan dan dokter yang sulit mengendalikan emosi. Dari segi Analisis Transaksional, dokter tidak menganalisis oknum Anak dari pasien, sehingga dokter tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan pasien dan dokterpun menjadi kesal. DAFTAR PUSTAKA 1.Doleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence : Mengapa EI Lebih Penting dari IQ.Jakarta :SUN. Hal: 57-59 2.Hall, Calvin S.,dkk. 2009.Psikologi Kepribadian 1 : Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius. Hal: 90 3.Hardjodisastro, Daldiyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran : Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal 217. 4.Soetjiningsih, dkk. 2007. Modul Komunikasi Pasien-Dokter : Suatu Pendekatan Holistik . Jakarta : EGC. Hal 6-7. 5.Sumartono. 2004. Komunikasi Kasih Sayang.Jakarta : Elex Media Komputindo. Hal118. 6.Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius. Hal 44-47.

You might also like