You are on page 1of 5

Berpikir Kritis dalam Menyelesaikan Suatu Masalah

Di susun oleh : A1 Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk yang berpikir. Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Dengan berpikir manusia akan menghasilkan pengetahuan. Berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis. Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan. Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

1.2 Tujuan penulisan makalah

a. Belajar sepanjang masa b. Manusia adalah makhluk yang berpikir c. Manusia adalah individu yang belajar d. Individu yang mempunyai rasa ingin tahu, unik dan berkembang 1.3 Rumusan masalah a. Joe menderita kerusakan paru-paru b. Joe perlu transplantasi lobus paru-paru yang mahal c. Kesulitan dalam mencari pendonor d. Dampak transplantasi yang mahal mengakibatkan keadaan ekonomi Joe semakin memburuk.

2. Isi Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk sosial identitas pada praktiknya ialah membutukan peran dari orang lain.2 Dengan kata lain, tak ada seorang pun hidup didunia yang bisa hidup sendirian.2 Manusia itu tumbuh dalam masyarakat dan juga masyarakat itu berkembang dalam diri manusia.artinya tidak akan menjadi manusia yang utuh dan sempurna jika tidak hidup dalam masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial, perilakunya dipengaruhi lingkungannya.

Lingkungan sangat berdampak serta memberikan pengaruh besar bagi manusia didalam berprilaku, jika lingkungannya memberi pengaruh positif maka dampak prilaku manusiapun juga akan positif, dan sebaliknya. Jika lingkungan memberi pengaruh negatif maka dampak prilaku manusiapun juga akan negative. Manusia sebagai makhluk sosial, lingkungannya memberikan pengalaman. Didalam bermasyarakat, manusia pasti mendapat banyak pengalaman dari lingkungannya. Baik itu dalam berprilaku, bertutur kata, dan lain sebagainya. Baik itu pengalaman yang positif dan pengalaman yang negatif. Manusia sebagai makhluk sosial, lingkungannya memberikan tantangan. Tantangan yang diberikan oleh lingkungan kepada manusia didalam kehidupan bermasyarakat tentunya sangatlah banyak, baik itu dalam hal baik ataupun buruk. Manusia sebagai makhluk sosial,lingkungan merupakan arena belajar dan menyesuaikan diri. Contohnya, ketika seorang anak remaja yang sudah mulai belajar

untuk mencari jati dirinya, lingkungan sangatlah berpengaruh dalam dia belajar untuk dapat menyesuaikan diri. Manusia sebagai makhluk sosial, lingkungan membantu pengembangan diri dan potensi. Maksudnya, didalam hal ini ketika seorang manusia mulai ingin mengembangkan hobi serta bakatnya, dan lingkungan disekitarnya mendukung, hal itu sangatlah membantunya untuk dapat mengembangkan itu semua. Oleh karena pengaruh lingkungannya seperti tantangan,pengalaman, perilaku, pengembangan diri, serta penyesuaian diri akan lingkungannya semua itu sangatah berperan penting didalam kehidupan seorang manusia sebagai makhluk sosial. Manusia adalah makhluk yang berpikir Manusia sebagai makhluk sosial juga dikatakan sebagai makhluk yang selalu berpikir ( Rene Descartes). Manusia dengan berpikir maka akan menghasilkan sebuah pengetahuan.

Pengetahuan yang sahih yang diperoleh dari proses berpikir yang benar dan akurat disebut logika. Logika berpikir manusia juga dibagi dua yakni logika alamiah dan logika ilmiah. Logika alamiah ialah logika atau pemikiran yang digunakan orang untuk menginterprestasikan percakapan dan pemecahan masalah, seperti cerita pembukaan yang bersifat pengandaian dan menggambarkan sesuatu kejadian yang sama akan masalah yang sedang dibicarakan, sering aneh juga dengan jenis pemikiran yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah logika formal. 3 Logika alamiah juga merupakan kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungankecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.4 Logika ilmiah ialah keterampilan menyelinap kedalam sebuah wacana lewat kritik kolektif dan evaluasi selama penyusunan paper. Logika itu dimunculkan oleh tuntutan praktis menghadapi perdebatan dengan ilmuwan lain, yang akan menuduhnya dengan dalih tidak logis dalam rangka menjatuhkannya. 5 Logika ilmiah juga dapat dikatakan sebagai ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.6
3

Dalam berpikir diperlukan pertimbangan pertimbangan untuk memutuskan suatu masalah yang berkaitan dengan etika dan agama.

Manusia sebagai individu yang belajar7 Manusia lahir sebagai individu yang unik sampai hari ini dengan tiada duanya. Manusia sebagai individu sekaligus makhluk sosial, karena perkembangan sosialnya

menceritakanperjuangannya untuk menjadi individu dengan haknya sendiri, yaitu sebagai seseorang yang menyatakan dirinya sebagai makhluk mandiri. Meskipun sejak lahir tergantung dengan lingkungan sekitar dan seluruh perilakunya ditentukan oleh interaksi faktor genetik yang dibawa lahir dan berbagai faktor lingkungan, sepanjang perkembangannnya dia belajar menjadi individu. Maka manusia sebagai individu yang belajar mempunyai rasa yang selalu ingin tahu, seperti rasa ingin tahu akan sesuatu hal yang terkadang membuatnya bertanya-tanya dan ingin tahu dan dapat menemukan jawaban dari hal yang membuatnya bertanya-tanya tersebut. Manusia mempunyai naluri,nalari, dan nurani. Dengan adanya naluri manusia dapat melakukan penalaran berdasarkan pemikiran yang logis dan analisis. Berbeda dengan binatang yang hanya mempunyai naluri seperti memperoleh makanan,berkembang biak,dan mempertahankan diri dari pemangsa. Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu terus berkembang, sedangkan makhluk yang lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang. manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru. Ingin tahu adalah tabiat manusia yang hirarki. Tabiat ingin tahu manusia terhadap sesuatu yang didorong oleh anugerah tertinggi Maha Pencipta kepada manusia, yaitu akal pikiran. Karena itu manusia juga menyebut dirinya sebagai homo sapiens, yaitu makhluk berpikir. Dengan akal pikiran ini pula manusia dapat mengungguli semua makhluk ciptaan Tuhan. Akal-pikiran yang dimiliki manusia, menyebabkan manusia dapat menciptakan pengetahuan, namun bukan jaminan bagi manusia memiliki pengetahuan. Manusia memperoleh pengetahuan melalui dua fase, yaitu Fase Pemberitahuan dan Fase Pengalaman. Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan

mengenai hal yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar Pada Fase lain manusia terus mengembangkan pengetahuannya, dan dalam hal pengembangan, baik yang bersumber dari pembertahuan maupun pengalaman, banyak dipengaruhi oleh Rasa Ingin Tahu manusia. Kemudian Rasa Ingin Tahu inilah yang menjadi penentu arah dari pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Manusia sebagai individu yang belajar juga merupakan individu atau seorang yang berkembang. Maksudnya, seperti tentang pengetahuan manusia akan objek tertentu (kedokteran misalnya) tidak pernah sempurna dan tuntas maka manusia cenderung selalu ingin mengembangkan pemikiran serta pengetahuannya akan objek tersebut. Manusia sebagai individu yang belajar selalu ingin menyatakan eksistensi diri, ia cenderung lebih ingin dikenal oleh orang yang ada disekitarnya melalui hasil dari proses belajarnya.

Daftar Pustaka
1. Wong DL, Eaton MH,Wilson D, Winkeistein ML, Schwartz P. Buku ajaran keperawatan pendiatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC ; 2009.h.20. 2. Sudarma M. Sosiologi untuk kesehatan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika ; 2008.h.23 3. Hecke MV. Mengapa orang pintar melakukan hal-hal bodoh?.Jakarta: Kanisius ; 2010.h.186. 4. Rapar JH. Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Jakarta :Kanisius. 5. Bambang Sugiharto I. Tantangan bagi filsafat. Jakarta:Kanisius; 6. OFM Alex Lanur. Logika Selayang Pandang. Jakarta:Kanisius ;1983. 7. Samiawan C, Setiawan TI, Yufiarti, editor. Panorama filsafat ilmu : perkembangan ilmu sepanjang masa. 2005.

You might also like