You are on page 1of 24

Alasan Memilih Judul Penelitian

Mengapa anda melilih judul penelitian tersebut...? Itulah kira-kira pertanyaan pembuka yang sering diajukan oleh penguji kepada mahasiswa dalam ujian Karya Tulis, Skripsi, Tesis dan lain-lain. Untuk membahas masalah ini, saya akan memberikan sedikit paparan kepada rekan-rekan sekalian yang semoga saja bisa bermanfaat. Apabila anda menghadapi pertanyaan diatas, maka ungkapkanlah dengan jelas dan baik hal-hal dibawah ini : 1. Ungkapkanlah kepada penguji tentang pentingnya masalah yang akan anda teliti, alasan ini harus benar-benar kuat, karena kalau tidak kuat maka penelitian anda tidak akan bisa dilanjutkan karena tidak mengandung tingkat kepentingan. Contoh pentingnya masalah penelitian diantaranya adalah mengenai tingkat bahaya kalau tidak dilakukan penelitian dan tingkat kemanfaatan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. 2. Ungkapkanlah juga bahwa anda memiliki minat dan sangat tertarik untuk menjalankan penelitian tersebut, karena faktor ketertarikan akan sangat mempengaruhi hasil penelitian. Seorang peneliti yang bersungguh-sungguh dalam melakukan penelitian akan berbeda hasilnya dengan seorang peneliti yang setengah hati bahkan terpaksa dalam melakukan sebuah penelitian. 3. Ini dia point yang sangat penting, yaitu ungkapkanlah alasan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa kenyataan yang terjadi. Anda harus benar-benar memahami kesenjangan ini, karena dengan kesenjangan ini maka anda akan dapat mengemukakan sebuah masalah yang akan memperkuat posisi judul penelitian yang anda buat. PERHATIAN... !!! Jangan sekali-kali anda mengungkapkan bahwa judul penelitian yang anda ajukan karena judul tersebut diberikan oleh pembimbing dan disuruh oleh pembimbing. Jika anda ungkapkan hal ini, bersiap-siaplah dosen pembimbing dan penguji anda akan marah bahkan kemungkinan yang terburuk judul penelitian anda tidak diterima untuk dilanjutkan dalam penelitian. Anda sebagai seorang peneliti harus menyadari bahwa pemilihan judul dan permasalahan penelitian itu didasarkan dan disandarkan atas minat diri pribadi seorang peneliti. Oke, cukup sekian tips Alasan Memilih Judul Penelitian dari saya semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Mengapa anda melilih judul penelitian tersebut? Itulah kira-kira pertanyaan pembuka yang sering diajukan oleh penguji kepada mahasiswa dalam ujian Karya Tulis, Skripsi, Tesis dan lain-lain. Untuk membahas masalah ini, saya akan memberikan sedikit paparan kepada rekan-rekan sekalian yang semoga saja bisa bermanfaat. Apabila anda menghadapi pertanyaan diatas, maka ungkapkanlah dengan jelas dan baik hal-hal dibawah ini : 1. Ungkapkanlah kepada penguji tentang pentingnya masalah yang akan anda teliti, alasan ini harus benar-benar kuat, karena kalau tidak kuat maka penelitian anda tidak akan bisa dilanjutkan karena tidak mengandung tingkat kepentingan. Contoh pentingnya masalah diantaranya adalah mengenai tingkat bahaya kalau tidak dilakukan penelitian dan tingkat kemanfaatan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. 2. Ungkapkanlah juga bahwa anda memiliki minat dan sangat tertarik untuk menjalankan penelitian tersebut, karena faktor ketertarikan akan sangat mempengaruhi hasil penelitian. Seorang peneliti yang bersungguh-sungguh dalam melakukan penelitian akan berbeda hasilnya dengan seorang peneliti yang setengah hati bahkan terpaksa dalam melakukan sebuah penelitian. BACA SELENGKAPNYA

Alasan pemilihan judul Tujuan penulisan skripsi


February 5, 2011 Leave a comment BAB I PENDAHULUANNew Post A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Ide awal topik penelitian ini berangkat dari besarnya minat penulis terhadap kajian mengenai fenomena ketergantungan ekspor propinsi Kalimantan Selatan, baik secara komoditikal maupun segmentasi negara tujuan ekspor. Selain itu alasan penentuan judul ini adalah antara lain karena; Pertama, sejauh pengetahuan penulis mengenai masih minimnya tulisan yang membahas kajian tentang Otonomi Daerah dan kaitannya dengan Perdagangan Internasional. Kedua, tulisan yang pernah ditulis selama ini sedikit yang membahas mengenai pemerintah daerah (local government) baik tingkat I maupun tingkat II sebagai aktor baru dalam proses hubungan luar negeri. Sementara, kajian mengenai interaksi pemerintah daerah dan berbagai aktor hubungan internasional lain akan segera mewarnai kajian Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia (sebagaimana kajian mengenai Komunikasi Internasional yang marak diperbincangkan dalam kajian Hubungan Internasional sejak tahun 1980-an). Ketiga, tulisan tentang pengembangan ekspor komoditi non migas mulai dari pemilihan komoditi unggulan daerah, identifikasi negara tujuan ekspor serta implementasi strategi bersaing secara global, dengan contoh kasus daerah Kalimantan Selatan ini kiranya dapat menjadi referensi bagi para pelaku perdagangan luar negeri maupun para pengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan devisa melalui kegiatan ekspor. Kenyataan inilah yang menggugah penulis untuk mengambil topik ini sebagai judul skripsi. B. TUJUAN PENELITIAN Penelitian yang berjudul Strategi Politik Luar Negeri Indonesia Dalam Pengembangan Perdagangan Internasional Di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Pengembangan Ekspor Komoditi Non Migas Di Propinsi Kalimantan Selatan ini bertujuan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jenis komoditi atau sektor apa yang menjadi prioritas program pengembangan ekspor di propinsi Kalimantan Selatan. 2. Untuk mengidentifikasi di pasar (negara) mana pemerintah daerah harus mengkonsentrasikan ekspor daerahnya. 3. Bantuan apa yang sebenarnya perlu di berikan oleh pemerintah kepada para eksportir dan produsen di propinsi ini dalam melakukan pemasaran produknya (kredit, publisitas, managemen pemasaran, dan lain

cara memilih judul penelitian


by: evi nurayni BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG Manusia adalah mahluk rasional yang diberkati dengan rasa ingin tahu. Keingintahuan manusia ini sudah dapat disaksikan sejak masa kanak-kanak dan akan terus berkembang mengikuti tahapan-tahapan perkembangan jiwa orang tersebut. Hasrat ingin tahu ini akan terpuaskan bila sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan. Namun, setelah itu manusia cenderung lebih ingin tahu lagi. Begitu seterusnya. Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, maka manusia akan cenderung mengadakan penelitian. Dalam melakukan penelitian seseorang akan mengerti, memahami dan memperoleh sesuatu yang ingin diketahui, apabila telah mencoba dan melakukan penelitian tersebut dari awal hingga akhir suatu penelitian. Namun, jika baru mengikuti sepotong-sepotong seperti mengumpulkan data, menganalisa, menyusun laporan dan sebagian lainnya, belum akan mampu mengaplikasikan penelitian secara utuh dan menyeluruh sebagaimana layaknya suatu penelitian. Dari gambaran diatas terasa bagaimana rumitnya bagi seseorang yang ingin melakukan penelitian untuk memenuhi keingintahuannya. Sedangkan, melakukan penelitian bagi mahasiswa adalah suatu kewajiban untuk mendapatkan ijazah kesajarnaan. Apalagi jika mereka hanya diberikan mata kuliah metodologi penelitian satu atau dua semester saja, ini sangatlah kesempurnaan. Sebuah penelitian memang sukar dilakukan oleh setiap orang, karena untuk dapat melakukannya memerlukan ketrampilan menurut akademis-akademis yang baku, dan membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Kadang juga disebabkan terbatasnya sarana dan fasilitas penelitian, mungkin pula lingkungan Perguruan Tinggi yang kurang merangsang tidak efektif untuk mencapai

untuk melakukan penelitian. Dari awal penelitian, seorang peneliti sudah mengalami kesukaran dalam memilih judul. Dan selanjutnya akan menemukan kesukaran-kesukaran lainnya sampai akhirnya berhasil ditemukan suatu penemuan sehingga layak disebut penelitian. Menyimak latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul Cara Memilih Judul Penelitian guna membantu pembaca untuk memahami tentang judul yang baik sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan sempurna. B.RUMUSAN MASALAH a. b. c. Apa fungsi sebuah judul? Bagaimana judul penelitian yang baik? Apa alasan memilih judul tersebut?

BAB II PEMBAHASAN
A.FUNGSI SEBUAH JUDUL Pemilihan topik atau lebih konkritnya judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca, judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan digarap. Meskipun pada dasarnya, judul penelitian bisa ditetapkan setelah penulisan penelitian baik berupa karya ilmiah,skripsi dan sebagainya. Karena dengan cara ini, judul bisa lebih sesuai dengan apa yang sebenarnya ditulis, mengingat selama proses penulisan ada kemungkinan terjadi pergeseran fokus. Namun karena kebutuhan administrasi akademik, maka mahasiswa biasanya diminta memasukkan judul terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian dalam pembuatan skripsi. Dengan adanya judul, pembaca dapat mengetahui gambaran-gambaran isi pada penulisan tersebut tanpa membaca lebih dalam. Dengan membaca judul, pembaca sudah tahu obyek yang diteliti, wilayah penelitian dan metodologi penelitian yang digunakan.

Sehingga dapat diketahui bahwa fungsi pokok dari sebuah judul adalah bahwa ketika membaca judul, setidaknya pembaca sudah tahu gambaran tentang apa yang tertulis dalam skripsi atau laporan penelitian lainnya.

B.KRITERIA PEMILIHAN JUDUL PENELITIAN YANG BAIK Judul merupakan hal pertama yang terlihat dan seringkali dipertanyakan. Untuk itu, judul haruslah menarik bagi pembaca untuk menyimak lebih lanjut lagi. Menurut Drs. Mardalis, dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal ,dalam memilih dan menetapkan judul harus memperhatikan hal-hal berikut: 1) Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat si peneliti merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah penelitian. 2) Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian tersebut dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian penelitian dengan judul yang dipilih. 3) Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya. 4) Judul yang dipilih hendaknya cukup data yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian. 5) Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.[1]

Sedangkan menurut, Dr.Juliansyah Noor dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian, beberapa syarat agar judul penelitian dapat disebut baik antara lain : 1) 2) Menyebutkan variabel penelitian. Variabel penelitian merupakan masalah utama penelitian. Menyebutkan unit analisis penelitian. Yang dimaksud dengan unit analisis

penelitian yaitu organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang dijadikan objek penelitian. 3) Menyebutkan lokasi penelitian 4) Disusun sesingkat mungkin.[2] Berdasarkan pendapat Dr.Juliansyah Noor, dapat disimpulkan bahwa dalam judul harus mencakup hal-hal berikut : a) b) c) d) e) f) Menunjukkan sifat atau jenis penelitian. Menunjukkan variabel utama yang merupakan objek penelitian. Menunjukkan variabel yang menjadi faktor pengaruh variabel utama. Menunjukkan pada subjek penelitian atau unit analisisnya. Menunjukkan lokasi penelitian. Menunjukkan tahun penelitian dilaksanakan.

Yang dimaksud dengan variabel itu sendiri adalah suatu sebutan yang dapat dinilai oleh angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Menurut Juliansyah Noor, menjelaskan : Variabel Penelitian pada dasarnya merupakan hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, variabel penelitian ialah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh[3] Judul dapat diperoleh dari manapun, meskipun demikian penentuan terakhir adalah terletak pada pelaku penelitian sendiri. Oleh karena itu sebelum judul ditemukan, maka harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal berikut kepada dirinya sendiri, yaitu : Apakah judul tersebut dapat dikuasainya? Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia secukupnya? Apakah judul tersebut penting untuk diteliti? Apakah judul tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan?

Judul setidaknya memperhatikan dua hal, yaitu kesesuaian judul dengan isi penelitian dan pemilihan kata-kata dalam judul. Lalu apakah yang dimaksud dengan kesesuaian judul dengan isi penelitian? Kesesuaian isi dengan judul maksudnya, kemampuan memelihara agar tulisan skripsi/laporan penelitian tetap berada pada menyimpang dari judul atau judul beda koridor judul. Jadi, jangan sampai isi dengan isi. Sedangkan yang dimaksud dengan Pemilihan kata-kata dalam judul artinya,judul harus ilmiah, logis, dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Judul dalam karya ilmiah, cukup satu kalimat saja. Biasanya merupakan sebuah kalimat

positif, jarang sekali menggunakan kalimat tanya atau negatif, meskipun ini sah-sah saja. Persoalannya, dalam banyak buku metode penelitian, dikatakan seperti itu. Judul harus singkat, padat dan jelas. Judul yang bertele-tele, selain membingungkan pembaca, juga mengundang pertanyaan bagi dosen penguji skripsi. Bisa dua jam lebih anda diuji, dimana satu jamnya hanya berputar-putar di halaman judul saja tidak kunjung bergerak ke dalam isi. Namun disisi lain, untuk mendapatkan judul sebuah penelitian haruslah ada permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penyaringan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul. Adapun cara menyaring permasalahan tersebut adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, diantaranya : a. Minat secara pribadi. Secara pribadi peneliti berminat untuk membahas dan menemukan jawaban atau solusi dari permasalahan yang dipilih. Jika memaksakan memilih permasalahan yang tidak diminati, bisa menimbulkan rasa bosan dan tidak maksimal dalam berbagai aspek dalam proses pembuatan laporan penelitian/ skripsi. b. Kemampuan secara pribadi. Pastikan bahwa peneliti harus memiliki pemahaman dasar yang memadai untuk membahas permasalahan tersebut. Meskipun peneliti sangat berminat, tetapi kalau permasalahan itu tidak pernah sama sekali masuk dalam pikiran pelaku penelitian, maka akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan laporan atau skripsi yang dibuat. Sebenarnya, bagi peneliti yang sudah mahir, bisa saja menantang diri dengan memasuki wilayah yang baru sama sekali. Namun bagi pemula disarankan untuk berlatih terlebih dahulu dengan permasalahan yang agak familiar. c. Landasan Teoritis dan Konseptual tersedia. Pastikan bahwa anda mampu mendapatkan landasan teoritis dan konspetual untuk permasalahan yang dipilih. Meskipun, pengabaran mengejar berbagai sumber literatur dilakukan setelah judul diterima, tidak ada salahnya anda melakukan sedikit kegiatan prapenelitian dengan melihat beberapa sumber literatur terkait. d. Data tersedia. Data untuk permasalahan yang dipilih tersedia di lokasi penelitian penulis. Meskipun permasalahan yang dipilih menarik dan penting tetapi kalau datanya belum ada maka tidak bisa melakukan penelitian. e. Data dapat diakses. Terkait dengan poin terdahulu, maka data yang tersedia

bisa diakses. Data yang sifatnya sensitif dan menyangkut pribadi seseorang biasanya sulit diakses kecuali kalau didukung oleh otoritas tertentu yang berwenang memberi akses. Data keuangan organisasi, data pasien, dan semacamnya biasanya tidak begitu saja bisa diakses oleh peneliti. f. Etika penelitian. Permasalahan yang dipilih tidak akan melibatkan penulis dengan masalah etika. Hal ini sangat perlu diperhatikan kalau objek yang diteliti adalah manusia. Pastikan temuan atau hasil penelitian tidak bakal membahayakan fisik, karir atau profesi responden. Sebagai contoh, meneliti kepemimpinan seorang kepala daerah yang terbukti penuh dengan kekurangan bisa saja berdampak buruk kepada yang bersangkutan. Disini peneliti biasanya diperhadapkan pada situasi dilematis. Pada satu sisi penulis dituntut untuk mengemukakan temuannya secara objektif (apa adanya), namun pada sisi lain penulis bisa merugikan objek penelitiannya jika diungkap secara objektif. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat dari sebuah judul sehingga dikatakan judul yang tepat dan baik adalah, sebagai berikut : a) b) c) d) Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan. Cukup jelas dan singkat. Berisi variable-variabel yang akan diteliti. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

C.ALASAN MEMILIH JUDUL Sebuah judul yang dipilih atau yang penulis angkat dari pemasalahan-permasalahan yang ada terutama bagi para mahasiswa yang hendak menyelesaikan tugas akhir kuliahnya haruslah memiliki alasan yang kuat. Alasan disini bertujuan untuk mempertahankan laporan penelitian dihadapan penguji karena apabila penulis tidak dapat memberikan penjelasan yang cocok maka penilaian terhadap judul saja memerlukan waktu yang lama, itu belum masuk ke permasalahan isi. Maka jika penulis menemukan kesulitan-kesulitan tersebut supaya memberikan alasan yang jelas, misalnya : 1. Ungkapkanlah kepada penguji tentang pentingnya masalah yang akan diteliti, alasan ini harus benar-benar kuat, karena kalau tidak kuat maka penelitian itu tidak akan bisa dilanjutkan karena tidak mengandung tingkat kepentingan. Contoh pentingnya masalah

diantaranya adalah mengenai tingkat bahaya kalau tidak dilakukan penelitian dan tingkat kemanfaatan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. 2. Ungkapkanlah juga bahwa anda sebagai penulis memiliki minat dan sangat tertarik untuk menjalankan penelitian tersebut, karena faktor ketertarikan akan sangat mempengaruhi hasil penelitian. Seorang peneliti yang bersungguh-sungguh dalam melakukan penelitian akan berbeda hasilnya dengan seorang peneliti yang setengah hati bahkan terpaksa dalam melakukan sebuah penelitian. 3. Ungkapkanlah alasan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa kenyataan yang terjadi. Penulis harus benar-benar memahami kesenjangan ini, karena dengan kesenjangan ini maka anda akan dapat mengemukakan sebuah masalah yang akan memperkuat posisi judul penelitian yang telah dibuat. Adapun hal yang perlu penulis perhatikan ketika mempertahankan judul yang dipilih adalah, penulis jangan sampai mengungkapkan bahwa judul yang diajukan berasal dari pembimbing atau disuruh oleh pembimbing. Hal itu dikarenakan pembimbing maupun penguji akan marah, dan kemungkinan terburuk judul penelitian itu tidak akan diterima untuk melanjutkan penelitian.

BAB III PENUTUP


A.KESIMPULAN a. b. Fungsi sebuah judul adalah untuk menggambarkan isi atau cakupan yang akan dibahas dalam laporan penelitian. Adapun dikatakan judul yang baik jika sebagai berikut: Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan. Cukup jelas dan singkat.

c.

Berisi variable-variabel yang akan diteliti. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

Dalam pemilihan judul harus memiliki alasan-alasan yang jelas dan baik agar judul tersebut bisa diterima untuk dilanjutkan penelitian.

B. IMPLIKASI Dari makalah di atas, mengenai pengetahuan tentang judul yang baik dalam sebuah penelitian masih jauh dari kesempurnaan. Namun, diharapkan penulisan ini bermanfaat sebagai bahan referensi. Oleh karena itu, penulis sangat berharap agar diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang masalah pemilihan judul penelitian perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA M.Iqbal Hasan.2002.Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.Edisi1.Jakarta:Ghalia Indonesia Juliansyah Noor.2011.Metodologi Penelitian.edisi1.jakarta:Kencana Prenada Media Group Cholid Narbuko dan Abu Asmadi.2005.Metodologi Penelitian.Edisi7.Jakarta:PT.Bumi Aksara Emzir.2007.Metodologi Penelitian Pendidikan.Edisi5.Jakarta:PT.Raja Grafindo Mardalis.2007.Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Edisi9.Jakarta:Sinar Grafika Offset http://prives.org/index.php?option=com&view2article&id:103memilih-judul-penelitian http://prasxo.wordpress.com/2011/02/26/alasan-memilih-judul-penelitian/

[1]Mardalis,Metode Penelitian

Suatu Pendekatan Proposal(cet 9,Jakarta:Bumi Aksara,2007) [2] Juliansyah Noor,Metodologi Penelitian(cet 1,Jakarta:Kencana,2011)h.29-31. [3] Juliansyah Noor op.cit.h.48.

efisikawati
strategi pengajaran

strategi pengajaran
evi.nurayni@gmail.com KELOMPOK 1 ANGGOTA : 1. 2. 3. 4. EVI NURAYNI LENRIANI SRI DARMAYANTI HAMZAH HAENONG

STRATEGI PENGAJARAN A. PENGERTIAN

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedangkan secara umum, strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Prof.Pupuh Fathurrohman dan M.Sobri Sutikno,dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar mengatakan bahwa strategi belajar mengajar adalah pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan atau singkatnya, sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Lain halnya dengan, Dr.Syaiful Bahri djamarah dan Drs.Aswan zaini, dalam bukunya Strategi Belajar

Mengajar menjelaskan bahwa secara umum mempunyai pengertian garis-garis besar haluan untuk berindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berbeda halnya, dengan kata strategi menurut McLeod, (1989) (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan strategi yakni siasat atau rencana. Banyak padanan kata strategi dalam bahasa Inggris, dan yang dianggap relevan dengan pembahasan ini ialah kata approach (pendekatan) dan kata procedure (tahapan kegiatan). Dalam perspektif psikologi, kata strategi menurut Reber, (1988) (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) berasal dari bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Seorang pakar psikologi Australia, Michael J. Lawson (1991) (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) mengartikan strategi sebagai prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu Sedangkan menurut Drs.Ahmad Rohani HM, M.Pd dalam bukunya yang berjudul Pengelolaan Kelas edisi revisi menyatakan bahwa istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran atau dengan kata lain, dimaksudkan untuk menunjuk pada karakteristik abstrak serangkaian tindakan guru-peserta didik dalam events pengajaran. Menurutnya, beberapa pakar mengatakan strategi pengajaran sama halnya dengan model-model mengajar. Namun, perlu dipahami strategi pengajaran berbeda dengan desain pengajaran. Strategi pengajaran berkaitan dengan kemungkinan variasi pola yaitu macam dan sekuensi umum tindakan pengajaran yang secara prinsipiil berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan desain mengacu pada cara-cara merancang sesuatu system belajar lingkungan tertentu. Mencuplik dari Nana sudjana dan Dr.Ibrahim,Ma dalam buku berjudul Penelitian dan Penilaian pendidikan yang mengatakan bahwa strategi adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, ada dua pandangan mengenai pengertian

strategi yaitu pandangan pertama menekankan dari segi yang sifatnya secara umum dan merupakan prapelaksanaan sesuatu, pandangan kedua lebih menekankan pada segi operasional tertentu yaitu pada tahap pelaksanaannya. Lain halnya, menurut Prof.Dr.Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem mengatakan bahwa strategi pengajaran merupakan teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pengajaran adalah serangkaian keputusan untuk membuat tatacara serangkaian kegiatan pengajaran dengan tujuan mencapai hasil pengajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

B.

BATASAN-BATASAN STRATEGI PENGAJARAN

Untuk melaksanakan tugas secara professional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pengajaran yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan. Prof.Pupuh Fathurrahman, mencuplik dari Mansyur dalam bukunya Strategi belajar mengajar, yang mengatakan bahwa batasan belajar mengajar yang bersifat umum mempunyai 4 dasar strategi, yakni: 1. Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik

sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntunan dan perubahan zaman. 2. Mempertimbangkan dan memilah system belajar mengajar yang tepat untuk

mencapai sasaran yang akurat. 3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang

dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta

standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Dari keempat hal tersebut, Prof.Pupuh fathurrahman menarik kesimpulan bahwa strategi belajar mengajar memiliki 4 implikasi, yaitu: 1. Proses mengenal karakteristik dasar anak didik yang harus dicapai melalui

pembelajaran. 2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan kultur, aspirasi, dan

pandangan filosofis masyarakat. 3. 4. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan taktik mengajar. Menetapkan norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan belajar.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan, peranan guru yang terpenting yaitu : 1. 2. 3. 4. Menciptakan suasana bebas berfikir, Fasilitator dalam penelitian, Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah, Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam

pemecahan masalah.

C.

PENGELOMPOKAN STRATEGI PENGAJARAN

Dalam buku Pengelolaan Pengajaran edisi revisi oleh Prof.Pupuh Fathurrahman, menurutnya Gagne dan Briggs mengelompokkan strategi pengajaran menurut dasarnya menjadi 5 macam, diantaranya : 1) Pengaturan guru dan peserta didik

Dari segi pengaturan guru dibedakan menjadi pengajaran oleh seorang guru atau tim guru, dan juga melalui tatap muka atau dengan perantara media. Sedangkan dari segi peserta didik dibedakan menjadi klasikal atau individual. Diharapkan hubungan anatara

guru dan peserta didik mengalami keterbukaan, saling tanggap, saling bergantung, suasana kebebasan dan saling memenuhi kebutuhan. 2) Struktur event pengajaran

Struktur ini dapat introvert atau ekstrovert, tertutup atau terbuka. Menurut Prof.Pupuh Fathurrahman dan M.Sobry Sutikno, sistem terbuka ini menerima masukan dari luar, kemudian memproses, dan akhirnya menghasilkan keluaran kepada lingkungan. Sedangkan sistem tertutup, tidak menerima masukan dan tidak mengahasilkan keluaran. Adapun persamaan dan perbedaan antara sistem terbuka dan sistem tertutup, yaitu: Persamaan : a) b) c) Perbedaan : a) b) Pada sistem terbuka adanya ketebukaan atau hubungan timbale balik; Pada sistem tertutup bahwa struktur, proses dan nilai bisa diterangkan Adanya interaksi antara masing-masing unsur; Kemungkinan mempunyai unsur statis maupun dinamis; Mempunyai tujuan sendiri maupun bersama.

tanpa harus memperhatikan pengaruh lingkungan sehingga tidak ada hubungan timbale balik. 3) Peranan guru-peserta didik dalam mengolah pesan;

Setiap pengajaran bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan yang berupa wawasan, skill, atau isi pengajaran. Dalam hal ini ada 2 macam strategi, yaitu : 1. Pengajaran ekspositorik; pengajaran yang menyampaikan pesan dalam

keadaan telah siap. Strategi ini dilatarbelakangi anggapan terhadap siswa bahwa mereka masih kosong dengan ilmu. Dan sangat cocok untuk materi ketauhidan, guru juga menyajikan materi dalam bentuk yang sudah disiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap. Adapun prosedur pengajaran ekspositori ini adalah :

a) b)

Preparasi, guru mempersiapkan bahan selengkapnya dan sistematis. Apersepsi, guru bertanya/ menguraikan singkat untuk menarik

perhatian anak didik. c) Presentasi, guru menjelaskan materi dengan ceramah/ menyuruh

anak didik membaca materi yang telah disiapkan guru. d) Resitasi, guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai bahan yang

dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan katakatanya sendiri tentang materi yang diajarkan. Langkah-langkah pendekatan/ strategi pengajaran ekspositorik adalah : a) b) c) d) 2. Penentuan tema pokok Menyusun pokok bahasan Menjelaskan materi secara baik Melakukan kegiatan revisi. heuristik/ hipotetik; pengajaran yang mengharuskan

Pengajaran

pengolahan pesan oleh peserta didik. Pengajaran ini dibedakan menjadi 2, diantaranya : a. Discovery penemuan, yaitu peserta didik diharuskan menemukan

prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahui. b. Inquiry/inkuiri, setiap pengajaran bersifat terbuka. Peserta didik

bebas untuk menemukan sesuatu melalui proses asimilasi yakni memasukkan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif peserta didik. Namun, Byron G.Massialas menjelaskan ada 2 pendekatan mengajar (strategi pengajaran) yaitu: a. Pendekatan ekspository adalah penyampaian ilmu pengetahuan kepada

peserta didik yang dipandang sebagai objek yang menerima apa yang

disampaikan guru melalui metode ceramah/ penjelasan sehingga terjadi komunikasi satu arah, karena peserta didik terbatas pada mencatat dan mendengarkan saja. Jika guru kreatif, biasanya penjelasannya menggunakan alat bantu/ media. b. Pendekatan inqury/discovery adalah proses pengajaran dipandang sebagai

stimulus/ rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pengajaran. Guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau pemimpin yang demokratis. Ada 5 tahap dalam pendekatan ini, yakni: a) b) c) Perumusan masalah untuk dipecahkan anak didik Penetapan jawaban sementara/ hipotesis. Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk

menjawab. d) e) Menarik kesimpulan. Aplikasi kesimpulan dalam situasi baru.

Adapun syarat dalam penggunaan strategi inkuiri ini adalah: a) b) Guru terampil memilih masalah yang relevan dengan anak didik, Guru terampil memberi motivasi dan menciptakan suasana

menyenangkan. c) d) e) Tersedia fasilitas dan sumber belajar yang memadai. Terjaminnya kebebasan berpendapat peserta didik Guru tak banyak intervensi dalam kegiatan belajar peserta didik.

Menurut Prof.Pupuh fathurrahman, secara garis besar prosedur pendekatan inkuiri adalah: a) Simulation; guru bertanya/ menyuruh anak didik membacakan materi

permasalahan.

b)

Problem statement; anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi

permasalahan. c) Data collection; anak didik diberi kesempatan mengumpulkan informasi

yang relevan. d) Data processing; semua hasil informasi diolah, diacak, diklasifikasikan

serta ditafsirkan. e) f) Verification; pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan. Generalization; anak didik bisa menarik kesimpulan.

Namun dalam bukunya, Prof. Pupuh fathurrahman membagi sistem pendekatan/ strategi pengajaran menjadi 4 macam, diantaranya: a. b. c. Ekspository learning/ pengajaran ekspositorik. Inquiry learning. Mastery learning; disebut juga model belajar tuntas. Hal terpenting dalam

pendekatan ini adalah perbaikan proses belajar. Bloom mendifinisikan belajar tuntas itu berdasarkan asumsi bahwa sebagian besar murid dapat menacapai suatu kemampuan belajar tingkat tinggi apabila pengajaran di dekati secara sensitif dan sistematis, dan apabila murid dapat dibantu dalam kesulitan belajar, dan diberi waktu cukup untuk penguasaan. Dan model ini dapat digunakan baik pada ranah kognitif dan psikomotor saja karena mudah untuk dikuantifikasi. Adapun fase-fase model belajar tuntas, yaitu: a) Fase orientasi; yaitu penyusunan kerangka dasar, perumusan tujuan,

penjelasan tugas belajar dan tanggung jawab murid. b) Fase presentasi; guru menjelaskan konsep-konsep baru dan

keterampilan melalui demonstrasi. c) Fase penstrukturan latihan prakteknya; guru memperlihatkan pada

murid cara mempraktekkan sesuatu. d) Fase praktek terbimbing; murid diberi kesempatan mempraktekkan

sesuatu dengan caranya sendiri dengan bantuan guru. e) Fase praktek bebas; apabila penguasaan mencapai 85%-95% maka

murid diberi kebebasan mempraktekkan sesuatu tanpa bantuan guru. d. Humanity education; menekankan pada pengembangan martabat manusia

yang bebas dalam membuat pilihan dan berkeyakinan. Dalam sistem ini ranah rasa lebih mendominasi yaitu khususnya ranah cipta, dan guru hanya bersifat sebagai pembimbing daripada pemberi ilmu. Disamping itu strategi pengajaran ini, juga menitikberatkan pada upaya membantu siswa agar dapat mencapai perwujudan dirinya sesuai dengan kemampuan dasar dan kekhususan yang dimilikinya. Sedikit berbeda dengan pendapat Oemar Hamalik, yang membagi strategi pengajaran menjadi 2 bagian, yaitu: a) Strategi ekspositif, yaitu guru berperan aktif mengajar melalui pemberian

tugas, membaca dan menghafal. Adapun langkah-langkah pengajaran ini, adalah: praktis. Tes terhadap resepsi, ungkapan, dan pemahaman. Menyajikan kesempatan dengan mengadakan perbaikan sampai Penyajian informasi yang diberikan dalam bentuk penjelasan

tercapai betul. b) Menyajikan kesempatan untuk penerapan ke dalam situasi nyata.

Strategi discovery, menurutnya langkah-langkah dalam pendekatan ini,

adalah: Menyajikan kesempatan untuk bertindak dan mengamati

konsekuensi tindakan seseorang. Tes pemahaman siswa dengan mempertanyakan/ mengamati

reaksi siswa. 4) Mempertanyakan/ mengamati kegiatan selanjutnya. Penyajian kesempatan ke dalam situasi nyata.

Proses pengelolaan pesan

Peserta didik dalam mengolah pesan pelajaran itu berbeda-beda satu dengan lainnya. Untuk itu, ada 2 macam cara yang terkait dengan proses berpikir dalam pengajaran, diantaranya: a) Proses deduktif; yakni dari yang umum samapai akibat khususnya atau dari

prinsip ke kasus. b) Proses induktif; yakni beranjak dari contoh konkrit/ kasus kepada prinsip

umum. Untuk strategi yang digunakan untuk pengajaran computer atau yang menggunakan media computer, diantaranya: a) Pembelajaran koperatif; adalah satu pendekatan pembelajaran yang

melibatkan kumpulan atau pasukan pelajar. Ia menggunakan strategi rangkaian komputer untuk menyiapkan tugas. . Adapun sasaran pendekatan ini adalah tahap pembelajaran maksimum yang bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk teman-temannya yang lain. b) Pembelajaran kolaboratif; Pendekatan ini menekankan proses penyiasatan dan

inkuiri. Dalam pembangunan perisian PPBK ini, pelajar akan melibatkan diri dalam menjawab soal secara terbuka. Pendekatan ini akan membuat pelajar berpeluang untuk menambahkan pengetahuan dan kefahaman dan pada saat yang bersamaan dapat membina kemahiran bersiasat. Semasa aktivitas pengajaran berjalan, interaksi

berlaku di antara pelajar dengan perisian , pelajar dengan pelajar dan pelajar dengan tenaga pengajar. c) Pembelajaran Anjal; pendekatan ini dilakukan dengan cara waktu untuk

perisian bebas, boleh diwaktu resmi jam pelajaran maupun di luar waktu tersebut. Sehingga anak didik akan lebih mudah termotivasi. d) Pembelajaran Bersepadu; ialah pendekatan pembelajaran yang menggunakan

rangkaian komputer. Penggunaan perisian PPBK perkakasan komputer ini juga memenuhi kehendak dan keperluan bahan yang berasaskan komputer dan media tambahan yang memenuhi keperluan pembelajaran individu dan mengikut sertakan pelajaran yang ditetapkan. e) Pembelajaran Aktif; pembelajaran ini menekankan pada pemikiran konstruktif

anak didik, dengan aktivitasnya bertumpu pada pembinaan pengetahuan dan kemahiran baru. Anak didik dapat menterjemahkan konsep yang dipelajari melalui latihan yang telah diberikan kepada mereka. f) Pembelajaran Reflektif; pendekatan ini membantu anak didik mempelajari

bagaimana menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, membuat keputusan, pembentukan dan pemahaman konsep, inkuri dan kesedaran diri, mengenal dugaan yang melandasi sesuatu, menilai ketepatan hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Anak didik akan mengingat dan mengkaji semula beberapa langkah mengenai beberapa teknik yang telah dipelajari. 5) Tujuan-tujuan belajar/pengajaran

Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar, itu terlihat pada apa yang dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang

dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibatnya, perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didik pun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar. Robert M. Gagne, mengklasifikasikan kondisi belajar berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Bloom Cs. Beserta para penerus gagasannya mengklasifikasikan tujuan pengajaran ke dalam 3 ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Sedangkan Bruice joyce dan Marsha Weil, mengemukakan 4 kalsifikasi model/ strategi pengajaran, yaitu: 1. Klasifikasi model interaksi sosial; yang termasuk kategori model ini,

diantaranya: 2. Model jurisprudensial Kerja kelompok Inkuiri sosial Metode laboratorium

Klasifikasi model pengolahan informasi; model-model ini diantaranya: Mengajar induktif Latihan inkuiri Inkuiri dalam IPA Pembentukan konsep Metode developmental Advance organizer

3.

Klasifikasi model personal-humanistik, contoh model-model ini yaitu: Pengajaran non-direktif

4.

Pertemuan kelas Model sintetis Model sistem konseptual

Klasifikasi model tingkah laku; yaitu dalam pengajaran terjadi kombinasi

strategi sehingga tidak terkesan kaku, dan menjadi lebih fleksibel. D. CBSA SEBAGAI SEBUAH STRATEGI PENGAJARAN

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) bukanlah ilmu atau teori, tetapi merupakan salah satu strategi partisipasi peserta didik sebagai subjek didik secara optimal sehingga peserta didik mampu merubah dirinya. Strategi CBSA ini menempatkan peserta didik sebagi subyek, yang merupakan inti dalam kegiatan belajar mengajar. Dr. Nana Sudjana, berpendapat bahwa indikator CBSA dapat dilihat dari tingkah laku yang muncul dalam proses pengajaran, yakni dari beberapa segi: a) b) c) d) e) Segi peserta didik Segi guru, Segi program, Segi situasi belajar Segi sarana belajar

Dengan beberapa rambu-rambu tersebut diharapkan guru dapat merancang dan melaksanakan pengajaran. Dan guru senantiasa memahami bahwa anak didik harus terlibat aktif dalam setiap proses pengajaran.

DAFTAR PUSTAKA Rohani, Ahmad,Drs.,M.Pd.,Pengelolaan Pengajaran edisi revisi, Jakarta:Rineka cipta,2004 Hamalik,Oemar,Dr.,Perencanaan Pengajaran berdasarkan pendekatan sistem,Jakarta:PT Bumi

Aksara,2008. Fathurrohman,Pupuh& Sutikno,Sobri,M.Pd.,Strategi Belajar Mengajar melalui penanaman

konsep umum & konsep islami, Bandung: Refika Aditama,2010. 4-5/ [y Posted 27th April 2012 by phi-n http://kafeilmu.com/2011/04/tentang-strategi-pembelajaran-pengajaran.html http://www.sekolahdasar.net/2012/02/strategi-pengajaran-yang-berasosiasi.html pendidikan http://myfortuner.wordpress.com/strategi-pembelajaran-2/strategi-pembelajaran/strategi-kuliah-

Object 1

Object 2

Loading Send feedback

You might also like