You are on page 1of 5

Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science

Vol. 10, No. 3, Juni 2009, hal : 250 - 254 ISSN : 1411-1098

PREPARASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS NI/KIELSGUHR PADA HIDROGENASI MINYAK JARAK
Galuh Widiyarti dan Wuryaningsih Sri Rahayu
Pusat Penelitian Kimia (P2K) - LIPI Kawasan Puspiptek Serpong 15314, Tangerang e-mail : galuh_w01@ yahoo.com

ABSTRAK
PREPARASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS Ni/KIELSGUHR PADA HIDROGENASI MINYAK JARAK. Telah dilakukan preparasi katalis Ni/kielsguhr dengan menggunakan metode impregnasi dan presipitasi, dengan kandungan logam aktif sebesar 20 %berat. Luas permukaan spesifik katalis yang diukur dengan menggunakan metode Brunauer Emmer Teller (BET), menunjukkan bahwa luas permukaan spesifik katalis Ni/kielsguhr hasil presipitasi sebesar 58,9 m2/gram, sedangkan katalis hasil impregnasi 5,4 m2/gram. Karakterisasi katalis dengan menggunakan metode difraksi sinar-X (XRD) menunjukkan bahwa, kedua katalis mempunyai pola difraksi sinar-X yang sama yaitu mengandung kristal nikel oksida (NiO) bunsenite dan kristal quartz SiO2. Proses hidrogenasi minyak jarak dilakukan dengan memvariasikan suhu, tekanan dan konsentrasi katalis yang digunakan. Setelah dilakukan proses hidrogenasi minyak jarak selama 2 jam, diketahui bahwa katalis hasil presipitasi lebih aktif, dengan kondisi optimum pada suhu 180 oC, tekanan 15 bar dan konsentrasi katalis 0,05% (berat logam aktif terhadap minyak jarak). Pada kondisi optimum tersebut pemakaian katalis hasil presipitasi menyebabkan penurunan bilangan iodium (IV) asam lemak sebesar 92,8%, sedangkan pemakaian katalis hasil impregnasi menyebabkan penurunan bilangan iodium (IV) hanya sebesar 48,2%. Kata kunci : Katalis Ni/kieselguhr, Impregnasi, Presipitasi, BET, XRD, Bilangan iodium

ABSTRACT
PREPARATION AND ACTIVITY TEST OF Ni/KIESELGUHR CATALYST AT CASTOR OIL HYDROGENATION. Preparation of Ni/kieselguhr catalyst has been done by impregnation and precipitation method, with the active metal content of about 20% (weight). The specific surface area of catalyst was measured by Brunauer Emmer Teller (BET) method. It was shown that the precipitated catalyst give specific surface area of 58.9 m2/gram and impregnated catalyst of 5.4 m2/gram. Catalyst characterization using X-Ray Diffraction (XRD) method shown that, both of the catalysts have a nickel oxide (NiO) bunsenite and quartz SiO2 crystals. The hydrogenation of castor oil was varied by temperatures, pressures, and concentration of the catalyst. After 2 hours hydrogenation process, it is shown that the precipitated catalyst more active than the impregnated catalyst, with the optimum condition of hydrogenation process was 180 oC of temperature, 15 bar of pressure, and 0.05% of catalyst concentration (weight ratio of active metal to the castor oil). At the optimum condition, the iodine value of fatty acid was decreased about 92.8%, and 48.2% for catalyst prepared by precipitation and impreguated method respectively. Key words : Ni/kieselguhr catalyst, Impregnation, Precipitation, BET, XRD, Iodine value

PENDAHULUAN
Minyak jarak (castor oil) diperoleh dari biji tanaman jarak yang terdiri dari 75 %kernel (daging biji) dan 25 %kulit, dengan kandungan minyak sekitar 54%. Selain minyak, biji jarak juga mengandung karbohidrat, serat, abu dan protein [1,2]. Minyak jarak banyak mengandung asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids), terutama asam resinoleat (C 18 H 34 O 3) yang mempunyai titik didih rendah. Kandungan asam lemak dalam minyak jarak dapat dilihat pada Tabel 1. Minyak jarak dan turunannya banyak digunakan dalam industri oleokimia, baik sebagai bahan baku atau 250 bahan pendukung. Sebelum digunakan sebagai bahan baku industri, minyak jarak harus diolah terlebih dahulu baik secara dehidrasi, oksidasi, hidrogenasi, sulfitasi, ataupun penyabunan. Salah satu manfaat minyak jarak hasil hidrogenasi adalah sebagai bahan baku industri kosmetika dan pelumas [1,3]. Produksi kosmetika dan pelumas di Indonesia setiap tahun semakin meningkat sekitar 16,47% dan 5,78%, sehingga peluang peningkatan produksi minyak jarak hasil hidrogenasi cukup baik [4,5]. Selain itu, minyak jarak juga banyak digunakan pada industri cat, varnish, tinta cetak, tekstil dan sebagai bahan baku industri plastik dan nilon.

Preparasi dan Uji Aktivitas Katalis Ni/Kielsguhr pada Hidrogenasi Minyak Jarak (Galuh Widiyarti)
Tabel 1. Kandungan asam lemak minyak biji jarak

Asam Lemak Asam Risinoleat Asam Oleat Asam Linoleat Asam Linolenat Asam Palmitat Asam Stearat Asam Dihidroksi Stearat Lain-lain

Jumlah (%) 85-95 2-6 1-5 0,5 - 1 0,5 - 1 0,5 - 1 0,3 - 0,5 0,2 - 0,5

Katalis mempunyai peranan penting pada industri kimia karena proses hidrogenasi pada industri kimia merupakan proses katalisis. Menurut fasanya, katalis dibagi menjadi dua golongan, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen [6-9]. Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang sama dengan fasa reaktannya, sedangkan katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang berbeda dengan fasa reaktannya, dimana umumnya katalis yang digunakan berupa padatan, sedangkan reaktan berupa gas atau cairan. Sebagai contoh, hidrogenasi minyak nabati seperti hidrogenasi minyak jarak pada percobaan ini merupakan reaksi tiga fasa, yaitu katalis sebagai padatan, minyak jarak sebagai cairan dan hidrogen sebagai gas. Pada umumnya, katalis terdiri atas dua bagian yaitu bahan aktif dan bahan penyangga. Katalis yang umum digunakan untuk hidrogenasi minyak nabati seperti hidrogenasi minyak sawit, minyak kedelai dan minyak jarak adalah katalis berbahan dasar logam nikel (Ni) dengan bahan penyangga silika-alumina atau kielsguhr [10,11]. Aktivitas dan selektivitas katalis dipengaruhi oleh karakteristik katalis dimana karakteristik tersebut tergantung pada metode preparasi katalis tersebut. Metode yang sering digunakan dalam preparasi katalis antara lain adalah metode impregnasi dan presipitasi. Preparasi katalis dengan metode impregnasi dilakukan dengan cara menempelkan komponen senyawa aktif pada suatu bahan penyangga berpori sehingga komponen senyawa aktif tersebut dapat terdispersi secara merata ke seluruh permukaan dan pori-pori bahan penyangga. Sedangkan preparasi katalis dengan metode presipitasi, senyawa aktif ditempelkan pada permukaan bahan penyangga dengan menggunakan bahan pengendap. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan katalis Ni/kielsguhr yang dipreparasi dengan metode impregnasi dan presipitasi untuk proses hidrogenasi minyak jarak. Kandungan senyawa aktif Ni dalam katalis dibuat sebesar 20 %berat karena katalis komersial yang digunakan dalam industri oleokimia biasanya mengandung 20 %senyawa aktif. Katalis yang dihasilkan dikarakterisasi dengan menggunakan metode difraksi sinar-X untuk melihat struktur kristal logam yang

terkandung dalam katalis dan dengan menggunakan porosimeter Quantasorb/Quantachrome untuk mengukur luas permukaan spesifik dari katalis dengan metode Brunauer Emmer Teller (BET). Uji aktivitas katalis dilakukan dengan mengamati perubahan bilangan iodium (IV) minyak jarak hasil hidrogenasi secara katalitik. Pada proses hidrogenasi, asam lemak yang terkandung dalam minyak jarak diubah dari kondisi tak jenuh menjadi jenuh dengan adanya reaksi adisi dari hidrogen, yang ditunjukkan dengan adanya penurunan bilangan iodium. Dalam proses hidrogenasi minyak jarak, parameter dari kondisi proses yang divariasikan adalah suhu, tekanan dan konsentrasi katalis, sehingga diketahui kondisi optimum dari proses. Tekanan proses yang diamati 10 bar dan 15 bar, dengan suhu proses 140 oC, 160 oC, dan 180 oC, sedangkan perbandingan konsentrasi logam aktif katalis terhadap minyak jarak bervariasi antara 0,05 % dan 0,10 % (berat logam aktif Ni terhadap minyak jarak).

METODE PERCOBAAN Bahan


Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak jarak, bahan kimia p.a. seperti Ni(NO3)2.6H2O, kieselguhr, urea dan Na2CO3 untuk preparasi katalis, serta bahan kimia pro analisis seperti CCl4, KI, larutan Wijs, Na2S2O3, dan amilum untuk analisis bilangan iodium.

Cara Kerja
Metode penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu preparasi katalis dengan metode impregnasi dan metode presipitasi, karakterisasi dan uji aktivitas katalis melalui proses hidrogenasi minyak jarak secara katalitik.

Preparasi Katalis
Metode Impregnasi Preparasi katalis dengan metode impregnasi dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama-tama dilakukan penambahan larutan prekursor logam katalis Ni(NO3)2.6H2O sedikit demi sedikit ke dalam bahan penyangga kielsguhr (Al2O3.SiO2) sehingga diperoleh campuran yang homogen. Setelah seluruh larutan senyawa prekursor logam katalis ditambahkan ke dalam bahan penyangga, dilakukan pengadukan lanjut pada suhu kamar selama 1 jam. Kemudian keseluruhan campuran diaduk dan dipanaskan pada suhu 60 oC, sehingga seluruh pelarut menguap. Sampel dikeringkan pada suhu 110 oC selama 24 jam, dihaluskan dan dikalsinasi dalam udara terbuka pada suhu 500 oC selama 10 jam. Hasil kalsinasi direduksi dalam aliran gas H2 pada suhu 450 oC selama 4 jam. 251

Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science

Vol. 10, No. 3, Juni 2009, hal : 250 - 254 ISSN : 1411-1098

Metode Presipitasi Tahapan-tahapan dalam metode presipitasi adalah sebagai berikut, melarutkan sejumlah tertentu nikel nitrat (Ni(NO3)2.6H2O), urea, dan kielsguhr ke dalam aquades. Kemudian menambahkan Na2CO3 1M sebagai presipitant (pengendap) ke dalam larutan garam nikel tersebut dengan laju penambahan tertentu sampai dengan pH 8. Selanjutnya keseluruhan campuran diaduk diatas pemanas pada suhu 90 oC selama 30 menit. Untuk menghilangkan zat, ion dan elektrolit bebas sebagai produk samping reaksi, endapan yang terbentuk disaring dan dicuci dengan air panas. Sampel dikeringkan pada suhu 110 oC selama 24 jam, dikalsinasi pada suhu 500 oC selama 10 jam, dilanjutkan dengan reduksi katalis dalam aliran gas H2 pada suhu 450 oC selama 4 jam. Karakterisasi Katalis Karakterisasi katalis dilakukan dengan mengukur luas permukaan spesifik dengan metode Brunauer Emmer Teller (BET) dan analisis kristal katalis dengan metode difraksi sinar-X (XRD) menggunakan radiasi CuK dengan panjang gelombang 1,54058 . Untuk mencegah teroksidasinya kembali logam katalis hasil reduksi, kedua sampel hasil reduksi dilapisi dengan bahan organik seperti asam lemak, dengan mencelupkan katalis hasil reduksi tersebut ke dalam minyak dan dikeringkan. Uji Aktivitas Katalis Aktivitas katalis diukur secara tidak langsung dengan menghitung bilangan iodium dari minyak jarak yang terhidrogenasi secara katalitik menggunakan metode Wijs. Katalis yang digunakan untuk proses hidrogenasi adalah katalis yang telah direduksi. Proses hidrogenasi minyak jarak dilakukan dalam reaktor batch tekanan tinggi kapasitas 200 mL, pengadukan 750 rpm, selama 2 jam waktu reaksi. Kondisi proses hidrogenasi minyak jarak divariasikan dengan beberapa parameter yaitu suhu, tekanan, dan konsentrasi katalis. Kondisi proses yang dipilih adalah suhu 140 oC, 160 oC dan 180 oC dengan tekanan 10 bar dan 15 bar, serta konsentrasi katalis 0,05 % dan 0,10 % (perbandingan berat senyawa aktif katalis terhadap minyak jarak). Selama proses hidrogenasi berlangsung dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 kali setiap 30 menit setelah waktu proses 0 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit dan 120 menit.

katalis. Hasil analisis menunjukkan bahwa, luas permukaan spesifik katalis hasil presipitasi 58,9 m2/gram, sedangkan katalis hasil impregnasi 5,4 m2/gram. Pada pengamatan karakteristik katalis dengan XRD yang ditunjukkan pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa pola difraksi sinar-X dari kedua katalis adalah sama. Logam aktif yang terkandung dalam katalis hasil presipitasi (A) dan katalis hasil impregnasi (B) adalah oksida logam nikel dalam bentuk nikel oksida (NiO) bunsenite yang ditunjukkan oleh puncak-puncak NiO pada 2 = 37 o, 43 o, 63 o dan 75 o secara berurutan berdasarkan standar ASTM No. 47-1049. Selain itu, tampak bahwa, kielsguhr sebagai bahan penyangga berada dalam fasa quartz yang ditunjukkan oleh puncak SiO2 pada 2 = 26,6o sesuai dengan ASTM No. 33-1161.
NiO

(a)
NiO NiO

NiO NiO

(b)

NiO

SiO2

NiO

NiO

SiO2

Gambar 1. Pola Difraksi Sinar-X Katalis Presipitasi (a) dan Impregnasi (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Luas permukaan spesifik katalis dianalisis dengan menggunakan metode Brunauer Emmer Teller (BET) dengan mengamati banyaknya gas N2 yang mampu diadsorbsi oleh katalis, sehingga dapat diketahui luas permukaan per gram katalis atau luas permukaan spesifik 252

Dari pola difraksi sinar-X dapat dilihat bahwa, katalis hasil presipitasi mempunyai puncak yang lebih tajam dibandingkan katalis hasil impregnasi, yang berarti ukuran partikel kristal katalis hasil presipitasi lebih besar [12]. Dengan dispersi logam aktif pada permukaan bahan penyangga yang lebih merata pada katalis hasil presipitasi dapat menyebabkan aktivitas katalis yang lebih baik dibandingkan katalis hasil impregnasi. Aktivitas katalis tersebut dapat dilihat dari penurunan bilangan iodium asam lemak dari minyak jarak hasil hidrogenasi pada katalis hasil presipitasi lebih besar dibandingkan katalis hasil impregnasi seperti tampak pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 5, yang menampilkan perubahan bilangan iodium minyak jarak hasil hidrogenasi secara katalitik. Setelah dilakukan serangkaian percobaan dengan variasi kondisi proses, dapat diketahui bahwa pada kondisi proses hidrogenasi tertentu pemakaian katalis hasil presipitasi menyebabkan penurunan bilangan iodium cukup besar. Sebagai contoh pada suhu 180 oC, tekanan 10 bar, dan konsentrasi katalis 0,05% terjadi penurunan bilangan iodium sekitar 85,71% dari 85,71 menjadi 9,27. Sedangkan pada kondisi proses yang sama, dengan menggunakan katalis hasil impregnasi, penurunan bilangan iodiumnya 27,1% dari 85,71 menjadi 62,48 (Gambar 2).

Preparasi dan Uji Aktivitas Katalis Ni/Kielsguhr pada Hidrogenasi Minyak Jarak (Galuh Widiyarti)

100

Bilangan Iodium

Impregnasi 140
80 60 40 20 0 0 30 60 90 120

Impregnasi 160 Impregnasi 180 Presipitasi 140 Presipitasi 160 Presipitasi 180

WaktuHidrogenasi (menit)

Gambar 2. Perubahan bilangan iodium minyak jarak hasil hidrogenasi pada tekanan 10 bar dengan konsentrasi katalis 0,05%.

100
Bilangan Iodium

80 60 40 20 0 0 30 60 90 120 W aktuH rogenasi (m id enit)

Im pregnasi140 Im pregnasi160 Im pregnasi180 Presipitasi140 Presipitasi160 Presipitasi180

Gambar 3. Perubahan bilangan iodium minyak jarak hasil hidrogenasi secara katalitik pada tekanan 10 bar dengan konsentrasi katalis 0,1%.
100

Bilangan Iodium

80 60 40 20 0 0 30 60 90 120

Im pregnasi140 Im pregnasi160 Im pregnasi180 Presipitasi140 Presipitasi160 Presipitasi180

W aktuH idrogenasi (m enit)

Gambar 4. Perubahan bilangan iodium minyak jarak hasil hidrogenasi secara katalitik pada tekanan 15 bar dengan konsentrasi katalis 0,05%.
100

Bilangan Iodium

80 60 40 20 0 0 30 60 90 120

Im pregnasi140 Im pregnasi160 Im pregnasi180 Presipitasi140 Presipitasi160 Presipitasi180

Dari Gambar 2 sampai dengan Gambar 5, yang merupakan grafik perubahan bilangan iodium asam lemak dari minyak jarak hasil hidrogenasi secara katalitik pada berbagai kondisi proses yang telah ditentukan, dapat dilihat bahwa tingkat kejenuhan produk maksimum terjadi pada suhu 180 oC, tekanan 15 bar, dan konsentrasi katalis 0,05% dengan menggunakan katalis hasil presipitasi. Pada kondisi proses tersebut diperoleh bilangan iodium sebesar 6,168 (terjadi penurunan bilangan iodium sebesar 92,8%) setelah 2 jam waktu proses hidrogenasi (Gambar 4). Pada suhu dan tekanan proses yang sama, dengan konsentrasi katalis yang digunakan dinaikkan menjadi 0,1%, tingkat kejenuhan produk hanya 6,178, sehingga penambahan konsentrasi katalis tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas katalis (Gambar 5). Dari berbagai kondisi proses hidrogenasi dapat diketahui bahwa, kondisi optimum proses hidrogenasi adalah pada suhu 180 oC, tekanan 15 bar, waktu proses selama 2 jam dengan konsentrasi katalis hasil presipitasi sebesar 0,05%. Perbedaan aktivitas katalis hasil impregnasi dan hasil presipitasi yang cukup besar dimungkinkan karena adanya perbedaan dispersi logam aktif pada permukaan bahan penyangga pada katalis hasil presipitasi yang lebih merata dibandingkan pada katalis hasil impregnasi. Selain itu, dimungkinkan juga karena luas permukaan spesifik katalis hasil presipitasi jauh lebih besar dibandingkan dengan katalis hasil impregnasi. Dengan semakin besar luas permukaan spesifik katalis, biasanya aktivitas katalis makin baik, sehingga dilihat dari aktivitas katalis pada proses hidrogenasi minyak jarak, katalis yang dihasilkan dengan metode presipitasi lebih aktif dibandingkan metode impregnasi. Tingginya aktivitas ini dimungkinkan karena pada metode presipitasi, penempelan logam aktif pada bahan penyangga dengan bantuan bahan pengendap dan pengontrol pH menyebabkan penempelan logam aktif pada permukaan bahan penyangga menjadi lebih merata. Dengan dispersi logam aktif Ni yang merata pada permukaan bahan penyangga katalis menyebabkan makin banyaknya hidrogen yang berikatan dengan logam aktif pada permukaan katalis yang selanjutnya hidrogen tersebut diadsobrsi oleh reaktan minyak jarak dan terjadilah proses adisi hidrogen dimana ikatan asam lemak tak jenuh yang terkandung dalam minyak jarak berubah menjadi asam lemak jenuh.

KESIMPULAN
Dari percobaan proses hidrogenasi minyak jarak yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, ditinjau dari aktivitasnya, katalis yang dipreparasi dengan metode presipitasi lebih aktif dibandingkan dengan katalis yang dipreparasi dengan metode impregnasi. Kondisi optimum proses hidrogenasi minyak jarak secara katalitik terjadi pada suhu 180 oC, tekanan 15 bar dan konsentrasi katalis 0,05 % (berat logam aktif Ni terhadap minyak jarak). 253

W aktuH rogenasi (m id enit)


Gambar 5. Perubahan bilangan iodium minyak jarak hasil hidrogenasi secara katalitik pada tekanan 15 bar dengan konsentrasi katalis 0,1%

Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian Journal of Materials Science

Vol. 10, No. 3, Juni 2009, hal : 250 - 254 ISSN : 1411-1098

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, khususnya dalam karakterisasi katalis yaitu dengan melihat morfologi katalis menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) sehingga dispersi logam aktif pada bahan penyangga tampak lebih jelas, dan dilakukan Temperature Programme Reduction (TPR) sehingga dapat diketahui suhu reduksi yang sesuai baik untuk katalis hasil impregnasi ataupun katalis hasil presipitasi. Selain itu, dalam menganalisis kandungan asam lemak minyak jarak hasil hidrogenasi perlu dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography (GC) sehingga dapat diketahui jumlah dari asam lemak tidak jenuh yang terhidrogenasi menjadi asam lemak jenuh.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Aziz Junaedi dan Jose Rizal dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jakarta atas bantuan dan kerjasamanya dalam penelitian ini.

DAFTAR ACUAN
[1]. [2]. AGUNNIYI, J.Biotech, 97 (9) (2005) 1086-1091 D.J. BARNER, B.S. BALDWIN and B.A. BRAASH, J. Industrial Crops and Product, 29 (2) (2008) 509-515 [3]. AKSHAYK CHEMICALS, Castor Oil and Derivatives, Small Business Publication, India, (2006) [4]. DINAS PERINDUSTRIAN dan PERDAGANGAN, Industri dan Pemasaran Kosmetika di Indonesia, Rubrik Publikasi, Jakarta, (2007) [5]. INDOCOMMERCIAL, Prospek Industri dan Pemasaran Pelumas di Indonesia, Jakarta, (2003) [6]. K. OTHMER, Encyclopedia of Chemical Technology, 4th Edition, Volume 5, John Wiley and Sons, Inc. New York, (2001) [7]. R. I., MASEL, Chemical Kinetics and Catalysis, Wiley Interscience, New York, (2001) [8]. B. ARNO, Organometalic Compounds and Homogenous Catalysis, Wiley-VCH, Weinheim, (2002) [9]. K. HELMUT and K. KARL, Heterogenous Catalysis and Solid Catalysts, Wiley-VCH, Winheim, (2002) [10]. Y.H.,HUI, Baileys Industrial Oil and Fat Product, 5th Edition, Volume 1, John Wiley and Sons, Inc., NewYork, (1996) [11]. F. SHARIDI, Baileys Industrial Oil and Fat Product, 6th Edition, Volume 2, John Wiley and Sons, Inc., New York, (2005)

254

You might also like