You are on page 1of 7

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Anemia adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah kurang dari 12% gram, sedangkan anemia ringan dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun sampai 9 - 10 % gram pada usia kehamilan 4-7 bulan, sehingga terjadi penurunan transportasi oksigen dari paru ke janin. Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah, tapi kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah yang rendah dalam darah. B. Patofisiologi Kebutuhan darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibanding dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran meringankan kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Akibat defisiensi Fe sehingga unsur-unsur dalam sirkulasi darah berkurang, jumlah Hb dalam tubuh berkurang dan kekurangan ini terutama terjadi di hati, limfa, dan sumsum tulang sehingga menyebabkan anemia ringan.

C. Etiologi Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dan perdarahan secara mendadak bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan. Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut: a. Kurangnya bahan pembentuk protein sel darah merah dalam makanan yang dikonsumsi, Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar 1000 mg: 1) 500 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. 2) 300 mg untuk bayi. 3) 200 mg untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk protein sel darah merah setiap hari.

Rata-rata ibu hamil normal perlu menyerap 3,5 mg setiap hari atau menyerap 20% yang masuk. b. Penyerapan bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak sempurna akibat mencret yang sudah berlangsung lama, pembedahan tertentu pada saluran pencernaan seperti: lambung. Bahan pembentuk protein sel darah merah diserap dari saluran pencernaan. Sebagian besar diserap dari usu halus bagian atas terutama usus 12 jari. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka penyerapan dari saluran pencernaan menjadi tidak sempurna. Hal itu menyebabkan kurangnya jumlah bahan pembentuk protein sel darah merah didalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terhambat. c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan perdarahan pada lambung dan usus akibat tindakan pemberian obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu. d. Kurang gizi (Malnutrisi). e. Penyakit-penyakit yang sudah berlangsung lama seperti TBC paru,cacing usus, malaria.

D. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil a. Pucat. b. Sering pusing. c. Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai. d. Nafas terengah-engah. e. Nyeri dada. f. Mata berkunang-kunang. g. Lidah luka. h. Nafsu makan turun. i. Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda.

E. Akibat Anemia Pada Ibu Hamil a. Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama: 1) Dapat terjadi keguguran 2) Cacat bawaan

b. Akibat anemia pada usia kehamilan 4-9 bulan: 1) Persalinan belum cukup bulan 2) Perdarahan dalam melahirkan 3) Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan 4) Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian 5) Mudah terkena infeksi c. Akibat anemia saat melahirkan: 1) Gangguan kekuatan mengejan 2) Melahirkan berlangsung lama 3) Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan d. Akibat anemia terhadap bayi: 1) Kematian dalam kandungan 2) Cacat bawaan 3) Kecerdasannya rendah 4) Bayi lahir dengan anemia 5) Berat badan bayi lahir kecil

F. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat suhu. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut : Hb 11 g% Tidak anemia Hb 9-10 g% Anemia ringan Hb 7-8 g% Anemia sedang Hb <7 g% Anemia berat Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas.

G. Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil a. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun. b. Paritas Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas rendah

c. Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia. d. Pengetahuan Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia. semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia. e. Pemeriksaan Antenatal Care Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga profesional yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka kejadian

anemia. f. Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. (Kodyat, 1995).

Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe. F. Penatalaksanaan pada Ibu Hamil dengan Anemia a. Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada trimester III untuk mengetahui apakah kadar Hb ibu dibawah 11 g'%. b. Pemenuhan kalori 300 kalor/hari dan suplemen zat besi 60 mg/hari. c. Pada anemia defisiensi besi yaitu dengan preparat besi : fero sulfat, fero gluconat atau Na-feri bisitrat. Pemberian prefarat 60 mg/hari. d. Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang perlunya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet zat besi. e. Sarankan ibu hamil untuk tetap minum tablet zat besi l x l perhari.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN 1 Pengkajian Data Ibu hamil dengan anemia akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada ibu hamil muda serta kadar Hb untuk anemia ringan adalah 9 10 g%. pada kasus Ny. N ditemukan keluhan-keluhan yang terjadi pada ibu hamil dengan anemia seperti pusing, dan cepat lelah dan kadar Hb dalam darah ibu yaitu 9 g%. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Dilapangna.

2 Interpretasi Data Tanda dan gejala pada ibu hamil dengan anemia adalah mengeluh lemah, pucat, sementara tensi masih dalam batas normal. Pada kasus Ny. N sering mengeluh oyong, mual, konjungtiva pucat dan tekanan darah 110/70 mmHg.

3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Ibu hamil dengan anemia ringan dapat terjadi potensial terjadinya anemia sedang, terjadinya perdarahan pada kehamilan, terjadinya asfiksia dan BBLR. Pada kasus Ny. N ibu hamil dengan anemia ringan potensial terjadinya anemia sedang, terjadinya perdarahan pada kehamilan, terjadinya asfiksia dan BBLR.

4 Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh Pada kasus anemia rencana asuhan yang diberikan : pemberian tablet Fe, pemeriksaan kadar Hb, memberikan infromasi tentang pengaruh anemia terhadap janin dan ibu, konseling peningkatan asupan gizi tinggi, protein dan zat besi. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Dalam memberikan asuhan pada Ny. N dilapangan perencanaan tersebut direncanakan semua.

5 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang diberikan pada Ny. N diantaranya, ibu diberi tablet Fe 30 butir 1 x 1 dan diberitahu cara meminumnya serta efeksampingnya, melakukan pemeriksaan kadar Hb memberitahu ibu pengaruh anemia terhadap janin dan ibunya sendiri. Konseling tentang cakupan nutrisi dan istirahat.

6 Evaluasi Pada kasus Ny. N ibu mau datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan Hb, mau minum tablet darah yang diberikan petugas kesehatan dan ibu paham mengenai penaruh anemia terhadap ibu dan janin. Ibu pun dapat mengevaluasi perkembangan kehamilan dengan hasil yang sesuai harapan.

You might also like