Professional Documents
Culture Documents
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN MELALUI UPAYA PENYEHATAN APBN Pemerintah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2013 untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
2007 Pajak
2007
PPh
2012 APBN-P
PPN & PPnBM PBB & Pajak Lainnya
2013 RAPBN
120,0
90,0
Rp4.2 T Rp16.7 T
60,0
Rp83.3 T
Rp89.0 T
30,0
Rp44.7 T
0,0
2007 Cukai
Rp169.5 T
Belanja Pemerintah Pusat Rp1.139,0 Triliun: Meningkatkan Peranan dan Daya Dukung Belanja untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas.
1. Meningkatkan Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat
Pendidikan Murah dan Terjangkau (Rp331,8 Triliun) Sumber Daya Manusia Indonesia yang handal dan terdidik diperlukan dalam rangka melaksanakan pembangunan bagi terwujudnya Indonesia yang sejahtera. Untuk itu pada RAPBN 2013 direncanakan alokasi anggaran pendidikan Rp331,8 T, naik lebih dari 2 kali lipat dibanding tahun 2007 (Rp142,2 T). Perluasan Jangkauan Pemerataan Pendidikan, ditempuh antara lain dengan: Melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membebaskan biaya pendidikan dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun bagi sekitar 45 juta siswa SD/ Madrasah Ibtidaiyah/Salafiyah Ula dan SMP/Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Wustha; Memulai pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU): - Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi penduduk usia 16-18 tahun untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas yang ditanggung bersama oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat; - Untuk menunjang pelaksanaan program, dalam RAPBN 2013 direncanakan: (a) penyediaan BOS pendidikan menengah bagi sekitar 9,6 juta siswa SMA/SMK/MA; (b) pembangunan 216 Unit Sekolah Baru (USB) dan 4.550 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA/SMK/SMLB; dan (c) rehabilitasi ruang kelas rusak SMA/SMK/MA; Menyediakan bantuan bagi sekitar 14,2 juta siswa dan mahasiswa kurang mampu, dan memberikan beasiswa prestasi bagi 220.000 siswa dan mahasiswa; Memulai rehabilitasi sekitar 23.000 ruang kelas rusak berat SMA/SMK/MA dan sekitar 30.350 ruang kelas rusak sedang SD/ MI/SMP/MTs. Peningkatan Kualitas Pendidikan diupayakan antara lain melalui: enyediaan dana tunjangan profesi guru: Rp43,1 T, naik Rp12,5 T atau lebih dari 40% dibanding pagu APBNP Tahun 2012; P elaksanaan sertifikasi guru bagi lebih dari 325 ribu guru di sekolah/madrasah. P Jaminan atas Keberlangsungan Program Pendidikan Bagi Generasi Berikutnya, ditempuh antara lain melalui: embentukan endowment fund berupa Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), sejak tahun 2010; P ecara akumulatif, jumlah DPPN sejak tahun 2010 hingga 2012 (APBNP) mencapai Rp10,6 T, sedangkan dalam RAPBN 2013 S direncanakan Rp5 T; PPN, selain dimaksudkan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya (sebagai bentuk D pertanggungjawaban antar generasi), juga ditujukan untuk pembentukan dana cadangan pendidikan guna mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Kesehatan Murah untuk Masyarakat (Rp50,9 Triliun) Untuk memperluas layanan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dalam RAPBN 2013 dialokasikan anggaran Rp50,9 T, meningkat lebih dari 2 kali lipat dibanding tahun 2007 (Rp24,5 T). Prioritas alokasi anggaran, antara lain untuk: Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di Puskesmas dan kelas III rumah sakit Pemerintah untuk masyarakat miskin melalui program Jamkesmas bagi 86,4 juta jiwa; Memberikan pelayanan persalinan (Jampersal) bagi sekitar 2,7 juta ibu hamil; Meningkatkan jumlah Puskesmas perawatan di daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang berpenduduk sebanyak 91 Puskesmas; encapai pelayanan Keluarga Berencana (KB) sesuai standar hingga sekitar 90%; M eningkatkan persentase perawatan balita yang bergizi buruk hingga mencapai 100%; M eningkatkan persentase rumah sakit yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas hingga mencapai 90%. M Penanggulangan Kemiskinan (Rp106,8 Triliun) Seluruh upaya dan kebijakan afirmatif untuk mempercepat dan memperluas upaya pengurangan kemiskinan di Indonesia sejak tahun 2012 diintegrasikan ke dalam MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia). Kebijakan ini mencakup seluruh program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah ada, meliputi: Klaster I : Bantuan dan Perlindungan Sosial; Klaster II : Pemberdayaan Masyarakat; Klaster III : Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro; dan Klaster IV : Program Pro Rakyat Melalui Penyediaan Prasarana/Sarana Murah
Untuk mendukung berbagai program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan pada MP3KI, dalam RAPBN 2013 direncanakan alokasi anggaran Rp106,8 T, meningkat lebih dari 2 kali lipat dibanding anggaran tahun 2007 (Rp53,1 T). Sasaran utama tahun 2013 menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 9,5-10,5 %, dengan program-program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang meliputi: Program Keluarga Harapan (PKH): Rp2,9 T, berupa bantuan tunai bersyarat untuk keluarga miskin dengan syarat pendidikan dan kesehatan, yang menjangkau sasaran 2,4 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM); Program pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri: Rp13,4 T antara lain meliputi: (a) PNPM Perdesaan: Rp9,6 T, untuk 5.100 kecamatan; (b) PNPM Perkotaan: Rp2 T, untuk 10.922 kelurahan. Tanggap Darurat Bencana untuk Antisipasi, Perlindungan Masyarakat, serta Penanganan Pra, Saat dan Paska Bencana (Rp4 Triliun) Dana Cadangan Penanggulangan Bencana Alam dialokasikan sebagai langkah antisipasi untuk melindungi masyarakat terhadap berbagai dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam. Prioritas penggunaan dana: (1) tahap pra-bencana dalam rangka meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana; (2) tahap penanganan tanggap darurat pascabencana; serta (3) tahap pemulihan pascabencana melalui proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Subsidi untuk Meringankan Beban Masyarakat (Rp316,1 Triliun) Anggaran subsidi dalam RAPBN 2013 direncanakan Rp316,1 T, meningkat 18% dari pagu belanja subsidi dalam APBNP 2012 sebesar Rp268,1 T (termasuk cadangan risiko energi Rp23 T pada belanja lain-lain), atau naik lebih dari 2 kali lipat dibanding realisasi tahun 2007 (Rp150,2 T). Subsidi dialokasikan masing-masing untuk: (a) subsidi BBM dan Gas Rp193,8 T; (b) subsidi listrik Rp80,9 T; dan (c) subsidi non-energi Rp41,4 T.
Dalam rangka menurunkan beban subsidi energi diupayakan penyaluran subsidi yang lebih efisien, efektif, dan tepat sasaran: Di bidang subsidi BBM, dilaksanakan: (a) optimalisasi program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg; (b) peningkatan pemanfaatan energi alternatif seperti Bahan Bakar Nabati (BBN) dan BBG; serta (c) pengendalian volume konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap melalui pengaturan, pengawasan dan manajemen distribusi; Di bidang subsidi listrik, dalam rangka penghematan dan penurunan beban subsidi listrik akan dilakukan langkah-langkah kebijakan: (a) optimalisasi penggunaan gas, batubara, panas bumi dan energi non-BBM lainnya untuk energi pembangkit listrik; serta (b) penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (TTL) secara otomatis setiap triwulanan, dengan tetap memprioritaskan penyediaan listrik Ketahanan Pangan untuk Stabilisasi Harga dan Memenuhi Kebutuhan Pangan Rakyat (Rp64,3 Triliun) yang terjangkau bagi masyarakat kurang mampu dan golongan yang membutuhkan, serta memprioritaskan pemanfaatan energi terbarukan. Anggaran untuk penguatan ketahanan pangan pada RAPBN 2013 direncanakan Rp64,3 T, Subsidi non-energi mencakup antara lain: atau meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun 2007 (Rp23,3 T). (a) Penyediaan beras dengan harga murah untuk rakyat miskin (Subsidi Raskin): Rp17,2 T, dengan sasaran 15,5 juta Rumah Tangga Prioritas: (a) peningkatan produksi pangan; (b) peningkatan keterjangkauan harga dan Sasaran (RTS) @ 15 Kilogram per RTS selama 12 bulan; distribusi pangan; (c) pemantapan penganekaragaman pangan dan peningkatan mutu dan (b) Subsidi pupuk Rp15,9 T, dan subsidi benih Rp137,9 M, untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk dan benih jenis pangan olahan; (d) perlindungan dan pemberdayaan petani; serta (e) peningkatan dengan harga terjangkau, dan mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan; kesejahteraan petani. (c) Subsidi kewajiban pelayanan publik Rp2 T, diberikan kepada: (1) PT KAI untuk penugasan jasa angkutan KA penumpang kelas ekonomi; (2) PT Pelni untuk layanan jasa angkutan penumpang kapal laut kelas ekonomi; (3) PT Posindo untuk layanan jasa Program-program pengamanan dan stabilisasi harga pangan tahun 2013, antara lain meliputi: pos di daerah terpencil; dan (4) LKBN Antara, a.l. untuk penugasan berita radio, multimedia dan televisi; Peningkatan produksi pangan terutama menuju surplus beras 10 juta ton mulai 2014 melalui (d) Subsidi bunga kredit program Rp1,2 T, untuk mendukung program pengembangan UMKM, peningkatan ketahanan pangan, dan peningkatan produktivitas tanaman pangan terutama padi dan palawija; program diversifikasi energi; dan eningkatan produktivitas lahan pertanian dan luasan areal pertanian baru melalui cetak sawah 100.000 ha dan perluasan areal P (e) Subsidi pajak Rp4,8 T, untuk mendukung program stabilisasi harga kebutuhan pokok dan pengembangan industri holtikultura/perkebunan/peternakan sejumlah 16,236 unit senilai Rp19 T. strategis.
Infrastruktur Perumahan dan Permukiman (Rp18,1 Triliun) Pembangunan 110 twin block rusunawa dan rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan sebanyak 65.000 unit. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sasaran pembangunan 110 twin block rusunawa dan rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan sebanyak 65.000 unit.
3. Mewujudkan Suasana Aman Tenteram dan Kepastian Hukum Bagi Kehidupan Rakyat dan Dunia Usaha Rp111,7 Triliun
Bidang Pertahanan (Rp77,7 Triliun): untuk Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI serta Keselamatan Bangsa. Anggaran bidang pertahanan pada RAPBN 2013 direncanakan Rp77,7 T, meningkat lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2007 (Rp30,7 T). Prioritas: Mendukung tercapainya Minimum Essential Force (MEF) melalui pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri. Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Rp34,0 Triliun) Anggaran untuk mendukung terciptanya keamanan, ketertiban umum, dan kepastian hukum pada RAPBN 2013 direncanakan Rp34,4 T, meningkat dari tahun 2007 (Rp28,3 T). Sasaran: Menurunkan gangguan kamtibmas dan melakukan pencegahan terhadap potensi gangguan keamanan baik kualitas maupun kuantitas. rioritas: Penanggulangan sumber-sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban, dan konflik di masyarakat. P eningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat agar mampu melindungi seluruh masyarakat Indonesia. M
Belanja Ke Daerah Rp518,9 Triliun: Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan kapasitas fiskal daerah, mengurangi kesenjangan fiskal baik antara pusat dan daerah maupun
antardaerah, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah.
Belanja ke daerah dalam RAPBN 2013 direncanakan mencapai Rp518,9 T, meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun 2007. Dana Perimbangan dialokasikan ke daerah sebesar Rp435,3 Triliun, terdiri atas: ana Bagi Hasil (DBH) Rp99,4 T, untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah; D ana Alokasi Umum (DAU) Rp306,2 T, sebagai instrumen pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah; D ana Alokasi Khusus (DAK) Rp29,7 T, untuk membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM), dan D mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai prioritas nasional. Dalam rangka mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, distribusi alokasi DAK ke daerah tertinggal meningkat dari sebelumnya Rp10,5 triliun dalam APBNP 2012 menjadi Rp13,06 triliun. Dana Otonomi Khusus (Otsus) Rp13,2 Triliun, dialokasikan masing-masing untuk Provinsi Papua Rp4,3 T; Papua Barat Rp1,8 T; dan Aceh Rp6,1 T. husus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, selain dialokasikan dana Otsus, juga diberikan dana tambahan infrastruktur Rp1,0 T, terutama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. K paya dan langkah khusus percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, dilakukan antara lain melalui strategi: (a) pengurangan angka kemiskinan; (b) peningkatan kualitas sumber daya manusia; (c) pembangunan dan peningkatan U sejumlah ruas jalan darat yang menembus pesisir selatan hingga ke pegunungan tengah untuk membuka keterisolasian daerah; serta (d) peningkatan pelaksanaan kebijakan keberpihakan kepada masyarakat asli Papua di beberapa perguruan tinggi unggulan di luar Papua, di sejumlah instansi pemerintah yang strategis, dan pemagangan di berbagai instansi pemerintah di luar Papua. Dana Penyesuaian Rp70,4 Triliun, dialokasikan untuk: ana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp23,4 T, untuk menstimulasi daerah dalam memenuhi penyediaan anggaran pendidikan di daerah; D ana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah Rp2,4 T, disediakan untuk guru Non-Sertifikasi; D ana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah Rp43,1 T, disediakan untuk guru PNS Daerah Sertifikasi; D ana Insentif Daerah Rp1,4 T, akan diberikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian kinerja daerah di bidang pengelolaan keuangan, pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan. D ana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) Rp81,4 M, akan dialokasikan kepada pemerintah daerah percontohan atas keberhasilan mereka dalam melaksanakan kegiatan infrastruktur yang didanai melalui DAK dengan D hasil yang sesuai kriteria.