You are on page 1of 8

Prosiding Seminar Nasional XIII - FTI-ITS Surabaya, 6-7 Maret 2007

FTI-ITS 2007 ISBN : 979-545-037-9

Karakter Mekanik Dan Struktur Mikro FCD 500 Hasil Austempering Dalam Pembuatan Austempered Ductile Iron
Indra Sidharta1, Wajan Berata1 1. Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Kontak Person: Indra Sidharta Laboratorium Metalurgi Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Surabaya, 60111 Telp: 031 5915060, Fax: 031 5915060, E-mail: sidarta@me.its.ac.id
Abstrak Austempered Ductile Iron (ADI) merupakan material yang memiliki keunggulan kombinasi sifat mekanik. Keunggulan lain seperti ketahanan aus yang tinggi, massa jenis yang lebih rendah daripada baja karbon, biaya produksi murah, serta machinability yang baik membuat ADI menjadi material alternatif dalam program pengurangan berat pada beberapa industri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik struktur mikro dan mekanik dari material FCD 500 yang diberi perlakuan austempering dengan variasi tertentu, dalam kaitannya dengan usaha membuat material ADI dari bahan dasar FCD 500. Pengamatan struktur mikro, pengukuran sifat mekanik dilakukan untuk mempelajari karakteristik material FCD 500 yang diberi perlakuan austempering. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa material FCD 500 dapat digunakan sebagai bahan dasar material ADI, meskipun masih diperlukan penyempurnaan proses austempering terutama pada faktor pemilihan temperatur austempering dan austempering time. Penambahan unsur paduan dapat dilakukan untuk menaikkan austemperability. Struktur mikro yang terbentuk terdiri dari bainitic ferrite, dan austenit kaya karbon, dan sejumlah fase martensit. Struktur martensit ini mempengaruhi nilai energi impact, sehingga energi impact material FCD 500 hasil austempering pada temperatur tersebut lebih rendah daripada energi impact material ADI grade 1400/1100/1. Kata kunci : austempered ductile iron, FCD 500, austempering, bainitic ferrit.. Abstract Austemperd Ductile Iron (ADI) is a material which shows outstanding combination of mechanical properties. Other advantages such as good wear resistance, low mass density, low cost process, and great machinability have made ADI as an alternative material for weight reduction program in many industries. The purpose of this research is to studying microstructure and mechanical characteristics of FCD 500, which is austempered in several variations to produce ADI. Microstructure observation, and mechanical testing were done to studying the characteristics of the material. Results show that FCD 500 can be used as basic material for ADI, although some improvements on selection of austempering temperature and austempering time still need to be done. Alloy elements addition may be done to increase its austemperability. Microstructure consists of bainitic ferrite, high carbon austenite and martensite. The martensite was responsible to low impact energy of the material, which is lower than ADI Grade 1400/1100/1. Keywords: austempered ductile iron, FCD 500, austempering, bainitic ferrite.
xxx 1

Indra Sidharta, Wajan Berata

1 PENDAHULUAN Austempered Ductile Iron (ADI) merupakan material yang memiliki keunggulan sifat mekanik seperti kekuatan, ketangguhan dan kekerasan. Keunggulan lain seperti ketahanan aus yang tinggi, massa jenis yang lebih rendah daripada baja karbon, biaya produksi yang lebih murah daripada baja dan aluminium, serta machinability yang baik membuat ADI menjadi material alternatif dalam program pengurangan berat pada beberapa industri seperti industri otomotif, transportasi, mesin pertanian dan alat berat [3, 5, 9], sehingga diharapkan akan meningkatkan efisiensi energi peralatan-peralatan hasil produksi industri tersebut. Material ADI diperoleh dari hasil perlakuan panas austempering pada besi tuang nodular. Prinsip dasar proses austempering, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, terdiri dari austenisasi besi tuang nodular, dimana dalam proses tersebut matriks akan bertransformasi menjadi austenit, kemudian dilakukan quenching pada temperatur austempering tertentu dengan waktu tahan tertentu, lalu didinginkan sampai temperatur kamar.

Gambar 1. Skema proses austempering pada besi tuang nodular [2] Selama proses austempering, ADI mengalami dua macam proses transformasi [2, 6, 8]. Pada tahap pertama austenite () akan terdekomposisi menjadi bainitic ferrite () dan austenite kaya karbon (hc), perpaduan dua struktur mikro tersebut dinamakan ausferrite. Struktur mikro ausferrite dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar 1 terlihat bahwa struktur ausferrite terdiri dari bainit (warna gelap dengan bentuk seperti jarum) dan austenit kaya karbon (berwarna terang diantara jarum-jarum bainite).

Gambar 2. Struktur ausferrite dari ADI [10] Ausferrite inilah yang memberikan ketangguhan pada material ADI, terutama struktur austenite kaya karbon, yang pada prinsipnya sama dengan retained austenite, sehingga dengan adanya struktur tersebut keuletan akan bertambah [4]. Tahap kedua terjadi ketika material ditahan terlalu lama pada temperatur austempering, dimana austenite kaya karbon akan terdekomposisi menjadi bainitic ferrite
2

Karakter Mekanik dan Struktur Mikro FCD 500 Hasil Austempering dalam Pembuatan Austempered Ductile Iron

dan karbida. Tahap kedua ini sering dihindari apabila sifat ketangguhan dari ADI yang diutamakan, karena terbentuknya fase karbida pada tahap dua dapat menurunkan ketangguhan dari ADI. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya struktur matriks dari ADI adalah temperatur austempering dan austempering time [2, 8]. Unsur-unsur paduan juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap austemperability dari suatu material [2, 6]. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik mekanik dari material FCD 500 yang diberi perlakuan austempering dengan variasi tertentu, dalam kaitannya dengan usaha membuat material ADI dari bahan dasar FCD 500. Material FCD 500 dapat dipertimbangkan sebagai material besi tuang nodular tanpa paduan (unalloyed nodular cast iron), sehingga diharapkan penelitian ini akan mengungkap karakter mekanik besi tuang nodular tanpa paduan yang diaustempering dibandingkan dengan standard material ADI ASTM A897, mengingat penambahan unsur paduan tertentu seperti Ni, Cu, dan Mo akan menaikkan biaya produksi. 2 METODE PENELITIAN Material FCD 500 dengan komposisi kimia yang ditunjukkan pada tabel 1, diperoleh melalui pengecoran dengan menggunakan medium frecuency induction furnace yang dilakukan di PT. Barata Indonesia, dengan bentuk standard Y block, kemudian dimachining menjadi bentuk spesimen impact. Spesimen FCD 500 diaustenisasi pada temperatur 900 C selama 1 jam, kemudian diquench dalam larutan salt bath yang terdiri dari KNO3 dan NaNO3 dengan komposisi 40 : 60 pada temperatur austempering (TA) 250 C, 300 C, 350 C, 375 C dan 400 C, dan diberi waktu penahanan (austempering time) selama 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Tabel 1. Komposisi kimia spesimen FCD 500 (dalam %) C Si Mn P S Cr Mo 3,24 2,47 0,40 0,011 0,014 0,01 0,00

Cu 0,04

Ni 0,00

Mg 0,027

Fe remainder

Pengamatan struktur mikro, pengukuran energi impact dan kekerasan dilakukan untuk mempelajari karakteristik material FCD 500 yang diberi perlakuan austempering. Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan metode pengujian metalografi dengan etching reagent nital 2%, Pengujian impact spesimen tanpa takikan (unnotch impact test) dilakukan dengan metode charpy, beban 30 kpm, dan pengukuran kekerasan dilakukan dengan metode Brinnel. Pengujian Vickers microhardness dilakukan untuk membantu proses identifikasi dari struktur mikro. Hasil pengukuran sifat mekanik tersebut akan dibandingkan dengan sifat mekanik ADI sesuai dengan standard ASTM A897 M, dan material FCD 500 tanpa perlakuan. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur mikro spesimen FCD 500 as cast ditunjukkan pada gambar 2. Struktur mikro FCD 500 as cast terdiri dari grafit nodule yang dikelilingi oleh fase ferrit dalam matriks perlitik. Suatu struktur mikro yang umum pada as cast nodular cast iron yang disebut bulls eye structure.

Gambar 3. Struktur mikro FCD 500 as cast; dietsa dengan nital 2%


000 3

Indra Sidharta, Wajan Berata

Hasil pengujian sifat mekanik kekerasan dan dari FCD 500 as cast/tanpa perlakuan ditampilkan pada tabel 2. Tabel 2. Sifat mekanik FCD 500 as cast/tanpa perlakuan Kekerasan Energi Impact (BHN) (joule) 194,1417 9,80665 3.1 Struktur mikro hasil austempering Struktur mikro spesimen FCD 500 hasil austempering ditunjukkan pada gambar 4 dan gambar 5. Pada gambar 4 terlihat bahwa pada austempering time yang sama dengan temperatur austempering yang berbeda menghasilkan beberapa struktur mikro yang berbeda. Pada spesimen dengan TA 250C menghasilkan fase martensit, sedangkan fase bainitic ferrite yang terbentuk masih sedikit. Hal tersebut terjadi karena terlalu rendahnya temperatur austempering dan austempering time yang dibutuhkan belum mencukupi untuk membentuk fase bainitic ferrite dalam jumlah yang besar. Pada TA yang lebih tinggi (300C, 350C, 375C, 400C), mulai terjadi pertambahan jumlah fase bainitic ferrite yang terbentuk. Pada umumnya struktur bainit yang terbentuk tipikal lower bainit pada baja, dengan bentuk menyerupai jarum, kecuali pada TA 400C struktur bainit yang terbentuk mulai menjadi lebih gelap dan bentuknya lebih lebar menyerupai dengan plate-like bainite. Perubahan lebar jarum bainit ini dimulai pada TA 350C. Pada TA yang rendah, laju difusi karbon kedalam austenite menjadi lebih rendah pula, sehingga fase austenit kaya karbon yang terbentuk menjadi lebih sedikit [2, 7]. Laju transformasi bainitic ferrite pada temperatur yang rendah juga menjadi lebih lambat sehingga memerlukan waktu tahan yang lama, sehingga pada spesimen TA 250C dengan austempering time 120 menit masih terdapat struktur martensit dalam jumlah yang lebih besar. Struktur martensit tersebut terbentuk pada saat proses pendinginan lebih lanjut setelah proses austempering. Ketika temperatur austempering dinaikkan maka jumlah martensit semakin rendah, dan sebaliknya jumlah austenit kaya karbon dan bainit menjadi semakin tinggi [2, 8]. Pada spesimen dengan TA 350C, 375C, dan 400C struktur martensit yang terbentuk diperkirakan berkurang, setelah melalui pengujian microhardness. Pada gambar 4 dan 5 struktur bainit ditunjukkan dengan bentuk seperti jarum dan berwarna agak gelap, austenite kaya karbon berwarna terang berada diantara jarum-jarum bainite, namun ada pula yang terlihat dengan jelas. Struktur martensit teridentifikasi dengan jelas pada spesimen dengan TA 250C, sedangkan pada variasi TA yang lain dibantu dengan menggunakan pengujian microhardness. Gambar 5 menunjukkan transformasi struktur mikro spesimen FCD 500 hasil austempering pada temperatur 375C dengan variasi austempering time yang berbeda. Terlihat bahwa struktur bainitic ferrite yang terbentuk serupa, namun jumlah dari bainitic ferrite yang berbeda. Lama austempering time akan mempengaruhi jumlah dan bentuk dari bainitic ferrite, semakin lama austempering time maka jumlah bainitic ferrite yang terbentuk akan semakin banyak. Austempering time juga akan mempengaruhi fase austenit kaya karbon, dimana semakin lama austempering time, maka jumlah austenit cenderung semakin naik, namun pada suatu titik tertentu akan turun. Penurunan tersebut terjadi karena proses austempering sudah memasuki tahap kedua, dimana austenit akan terdekomposisi menjadi karbida.

xxx 4

Karakter Mekanik dan Struktur Mikro FCD 500 Hasil Austempering dalam Pembuatan Austempered Ductile Iron

TA = 250C

TA = 300C

TA = 350C

TA = 375C

TA = 400C Gambar 4. Struktur mikro FCD 500 hasil austempering dengan austempering time 30 menit, variasi temperatur austempering. Dietsa dengan nital 2%

000 5

Indra Sidharta, Wajan Berata

Austempering time 30 menit

(200 X) Austempering time 60 menit

(500 X)

(200 X) Austempering time 120 menit

(500 X)

(500 X) (200 X) Gambar 5. Struktur mikro spesimen FCD 500 hasil austempering pada temperatur 375C, dengan variasi austempering time yang berbeda. Dietsa dengan nital 2% 3.2 Sifat Mekanik Sifat mekanik kekerasan dan energi impact dari spesimen FCD 500 hasil austempering ditunjukkan pada gambar 6 dan gambar 7. Gambar 6 menunjukkan nilai kekerasan dari spesimen FCD 500 hasil austempering. Tiap spesimen dengan temperatur austempering yang berbeda menghasilkan trend kekerasan yang serupa terhadap austempering time. Austempering time yang singkat menghasilkan nilai kekerasan yang tinggi. Hal tersebut terkait dengan masih banyaknya fase martensit yang
xxx 6

Karakter Mekanik dan Struktur Mikro FCD 500 Hasil Austempering dalam Pembuatan Austempered Ductile Iron

terbentuk. Seiring dengan naiknya austempering time, nilai kekerasan cenderung menurun akibat proses pembentukan bainitic ferrite dan austenit kaya karbon, kecuali pada spesimen dengan TA 375 C dan 400 C, dimana pada austempering time 120 menit terjadi kenaikan nilai kekerasan. Kenaikan nilai kekerasan tersebut terjadi karena spesimen diperkirakan sudah memasuki tahap kedua proses austempering, sehingga austenit kaya karbon terdekomposisi menjadi karbida. Pada gambar 6 juga ditunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur austempering, maka nilai kekerasan cenderung semakin turun. Temperatur autempering yang semakin tinggi akan menyebabkan proses difusi karbon kedalam austenit semakin cepat, sehingga jumlah austenit yang terbentuk akan semakin banyak dan semakin stabil. Austenit kaya karbon ini bersifat ulet sehingga kekerasan akan turun. Demikian pula sebaliknya pada energi impact yang ditunjukkan pada gambar 8. Trend nilai energi impact berkebalikan dengan trend nilai kekerasan. Austempering time dan temperatur austempering memiliki pengaruh yang sama pada energi impact, namun sifatnya berkebalikan dengan kekerasan. Energi impact tertinggi dihasilkan oleh spesimen dengan TA 375 C.
600 500
Kekerasan (BHN)

400 300 200 100 0 30 60 90

ADI Grade 1400/1100/1

250 C 300 C 350 C 375 C 400 C

FCD 50 as cast

120

150

Waktu Austempering (menit)

Gambar 7. Nilai kekerasan spesimen FCD 500 hasil austempering


40,0 35,0 Energi Impact (joule) 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 0 30 60 90 120 150
Waktu Austempering (menit) FCD 50 as cast
250 C 300 C 350 C 375 C 400 C

ADI Grade 1400/1100/1

Gambar 8. Nilai energi impact spesimen FCD 500 hasil austempering

Secara umum pada austempering time tertentu, nilai energi impact cenderung bertambah seiring dengan naiknya temperatur austempering. Pada temperatur austempering yang semakin tinggi, laju difusi karbon kedalam austenit semakin besar sehingga jumlah austenit kaya karbon pun semakin bertambah, akibatnya keuletan akan naik. Energi impact yang lebih rendah pada TA 400 C terjadi karena pada temperatur austempering yang lebih tinggi, driving force untuk reaksi tahap pertama lebih

000 7

Indra Sidharta, Wajan Berata

kecil daripada reaksi tahap kedua. Akibatnya struktur mikro menjadi tidak uniform, dan dapat mengandung daerah blocky austenite yang cenderung mengandung fase martensit [1]. Material FCD 500 hasil austempering menghasilkan energi impact yang lebih tinggi daripada material FCD as cast, namun masih dibawah energi impact dari material ADI grade 1400/1100/1. Keterbatasan unsur paduan dalam material FCD 500 seperti Ni, Cu, dan Mo memang mempengaruhi karakter mekanik dan struktur mikro material FCD 500 hasil austempering. Kekerasan dari material FCD 500 hasil austempering sudah memberikan kekerasan yang sama dengan ADI grade 1400/1100/1. 4 KESIMPULAN Material FCD 500 dapat digunakan sebagai bahan dasar material ADI, meskipun masih perlu dilakukan penyempurnaan proses austempering terutama pada faktor pemilihan temperatur austempering dan austempering time. Penambahan unsur paduan dapat dilakukan untuk menaikkan austemperability. Energi impact terbesar diperoleh pada material dengan temperatur austempering 375 C. Struktur mikro yang terbentuk terdiri dari bainitic ferrite, dan austenit kaya karbon, namun masih ditemukan pula sejumlah fase martensit pada material tersebut. Struktur martensit ini mempengaruhi nilai energi impact, sehingga energi impact material FCD 500 hasil austempering pada temperatur tersebut masih lebih rendah daripada energi impact material ADI grade 1400/1100/1. Nilai kekerasan menurun seiring dengan bertambahnya temperatur austempering dan austempering time. Hal tersebut terjadi karena bainitic ferrite dan austenite sisa kaya karbon yang terbentuk semakin banyak. Secara keseluruhan material FCD 500 memiliki prospek sebagai bahan dasar ADI, dengan mengoptimalkan temperatur austempering dan austempering time. Namun diperkirakan FCD 500 yang diaustempering tidak dapat menghasilkan sifat mekanik seperti sifat mekanik ADI Grade 850/550/10, dan Grade 1050/700/7, mengingat keterbatasan komposisi unsur paduan yang terkandung dalam FCD 500.

DAFTAR PUSTAKA Bahmani, M., Elliot, R., Varahram, N., The Austempering Kinetics and Mechanical Properties of an Austempered CuNiMoMn Alloyed Ductile Iron, Journal of Material Science, 32, pp. 4783-4791, 1997. [2]. Bosnjak, Branka, et al, Microstructural and Mechanical Characteristics of Low Alloyed Ni-CuMo Austempered Ductile Iron, ISIJ International, Vol. 40 No. 12, pp. 1246-1252, 2000. [3]. Cast Metals Development Ltd, Austempered Ductile-Iron Castings-Advantages, Production, Properties and Specifications, Materials & Design, Vol. 13 No. 5, pp. 285-297, 1992. [4]. Herring, H., Daniel, A Discussion of Retained Austenite, Industrial Heating Magazine, pp. 14, March 2005. [5]. Kilicli, V., and Erdogan, M., Tensile Properties of Partially Austenised and Austempered Ductile Irons with Dual Matrix Structures, Material Science and Technology, Vol. 22 No. 8, pp. 919-928, 2006. [6]. Wen, D. C., Lei, T. S., The Mechanical Properties of a Low Alloyed Austempered Ductile Iron in the Upper Ausferrite Region, ISIJ International, Vol. 39 No. 5, pp. 493-500, 1999. [7]. Yan, M., Zhu, W. Z., Morphology of Bainitic Platelets of Austempered Ductile Iron and Their Effects on Mechanical Properties, Journals of Materials Science Letter, 15, pp. 1044-1047, 1996. [8]. Yescas, M.A., Bhadeshia, H.K.D.H., MacKay, D.J., Estimation of the Amount of Retained Austenite in Austempered Ductile Irons Using Neural Networks, Material Science and Engineering, A311, pp. 162-173, 2001. [9]. Available online at www.aditreatments.com [10]. Available online at http://www.msm.cam.ac.uk/phase-trans/2001/adi/cast.iron.html [1].

xxx 8

You might also like