You are on page 1of 66

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dariSD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila (Somantri, 2001 : 103).

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3)

Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (KTSP, 2006:82).Mata pelajaran IPS pada satuan pendidikan SD/MI meliputi Manusia, Tempat, dan Lingkungan, Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan, Sistem Sosial dan Budaya, Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (KTSP, 2006:176). Pemahaman pada materi pelajaran IPS sangat diperlukan sebab materi IPS merupakan materi yang luas dan abstrak. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang

mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran tersebut. Siswa hanya diam saja dan mudah jenuh dalam pembelajaran. Selain itu kurang nya motivasi yang diberikan guru, juga menjadi faktor kurangnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut di atas, merupakan gambaran yang terjadi di SDN Subah 02. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi yang dilakukan pada pembelajaran IPS dinyatakan bahwa guru kurang variatif dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu pada saat memberikan materi hanya menggunakan metode konvensional dan lebih menekankan pada hafalan, keaktifan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan KBM masih belum optimal. Selain itu, keaktifan siswa dalam kelompok kurang,sertaguru kurang maksimal dalam memanfaatkan media dan penggunaan alat peraga selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan data dokumen nilai IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2010/2011 yang menyatakan bahwa kualitas pembelajaran IPS masih rendah.dari tes unjuk kerja yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Maret 2011 dan data dokumen guru ditemukan bahwa pencapaian hasil belajar siswa kelas V semester II SDN 02 Subah tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah. Hasil observasi dilapangan ditemukan data bahwa ketika guru meminta perwkilan siswa dari setiap kelompok untuk maju
2

menyampaikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas.

Kelas tersebut terdapat 5 kelompok siswa yang sudah

dibentuk guru, dengan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Dari kelompok I dan II, 10 siswa tidak berani maju ke depan kelas untuk meyampaikan hasil diskusi, kelompok III dan IV 6 siswa berani maju namun harus dengan motivasi dan bujukan guru terlebih dahulu sedangkan 4 sisanya tidak berani maju ke depan, dan kelompok V, 5 siswa berani maju tanpa harus dibujuk guru. Kekurangaktivan siswa dalam kelompok tersebut dipengaruhi oleh guru yang kurang memiliki pengetahuan di bidang IPS, guru kurang bisa mengelola kelas, serta guru kurang variatif dalam menerapkan metode pembelajaran karena menggunakan metode konvensinal dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Keadaan itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi proses pembelajaran IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2010/2011 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Data keaktifan dan hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 59 dan nilai tertinggi 71, dengan rerata kelas 63,25 untuk nilai ulangan harian. Dengan melihat data keaktifan dan hasil belajar dan pelaksanakan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan kualitas pembelajaran IPS menjadi meningkat. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V,untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru.Dengan penggunaan pendekatan dalam pembelajaran yang tepat akan menghidupkan pembelajaran yang ditandai dengan siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu model pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Menurut Stahl (Raharjo dan Etin, 2008: 5) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Melalui pembelajaran ini siswa bersama kelompok belajar secara gotong-royong, setiap anggota kelompok saling membantu yang lemah. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan menurut Ibrahim

(2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode Make A Matchatau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.Penggunaan metode make a mach Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar akan meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dari pemaparan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan mengkaji melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V SDN Subah 02.

2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah a). Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di Kelas V SDN Subah 02? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS kelas V? 2) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS kelas V? 3) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V?

b). Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti memilih model pembelajaran Make A Match untuk memecahkan permasalahan belajar yang terjadi.

Pada prinsipnya langkah-langkah model pembelajaran Make A Match adalah sebagai berikut (Curran, 1994) : 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama pahlawan.akan berpasangan dengan gambar pahlawan. 5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Subah 02. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Mendeskripsikan peningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. b. Mendeskripsikan peningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. c. meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, dapat memberikan manfaat bagi: a) Siswa Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeMake A Match siswa dapat mengalami suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat, keaktifan dan hasil belajar siswa. b) Guru Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model pembelajaran yang lebih kreatif untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan. c) Sekolah Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeMake A Match dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Serta dapat menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah. BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Teoritis a) Hakikat Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar mempunyai pengertian yang kompleks, sehingga banyak ahli mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang berbeda-beda. Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar: Slameto (2003:2) memberikan pengertian, belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interakasi dengan lingkungannya.(Hamalik, 2001)

menyimpulkan belajar juga tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Menurut RifaI RC dan Tri Anni (2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu
6

yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan menusia karena adanya interaksi manusia dengan lingkungannya disertai dengan perubahan perilaku. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. 2) Faktor-Faktor Belajar Belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern diartikan sebagai faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang namun berpengaruh juga dalam proses belajar. Berkenaan dengan hal tersebut, analisis tentang faktor intern dan ekstern dapat membantu individu untuk mengenali dirinya sendiri serta lingkungannya sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Menurut Anni (2007:13) factor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu (a) Kondisi Internal Kondisi internal yaitu kondisi yang berasal dari dalam diri seseorang. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosi; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi. (b) Kondisi Eksternal Kondisi ekternal yaitu kondisi yang berada di luar individu. Beberapa eksternal seperti antara lain variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana belajar, dan budaya belajar masyarakat. Berdasarkan pengertian factor-faktor belajar dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa factor-faktor belajar adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri seseorang.

3) Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Siddiq (2008:1-4) prinsip belajar ada tiga yaitu (a) Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. (b)Perubahan Perilaku Hasil belajar akan nampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan keterampilanya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. (c) Pengalaman Belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan pisik maupun lingkungan sosial. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran.

4) Pembelajaran Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Pengertian pembelajaran dari beberapa ahli antara lain adalah sebagai berikut :Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang
8

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat

internal.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20). Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang kedalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. (Sugandi, 2005: 9) Berdasarkan konsep tentang pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

b) Kualitas Pembelajaran 1) Pengertian Kualitas Pembelajaran Konsep kualitas pembelajaran merupakan salah satu unsur dari paradigma baru pengelolaan pendidikan. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis (1994), kata kualitas memiliki makna kadar; tingkat baik buruknya sesuatu; mutu; derajat. Kualitas (mutu) pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai sistem selanjutnya tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang berlangsung hingga membuahkan hasil. Sudjana (1991) menyatakan bahwa Kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor: tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadahi, metodologi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Yang dimaksud dengan bahan pengajaran di sini adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu
9

ilmu pengetahuan yang bersumber dari

kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Pembelajaran yang berkualitas harus memiliki ciri 3M yaitu : (a) Menyenangkan: siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan riang, gembira dan bahagia sehingga siswa terlibat penuh, antusias dan ceria. (b) Memuaskan: kebutuhan & rasa ingin tahu dari siswa terpenuhi sehingga mereka mau kembali belajar. Dari sisi guru, indikator pencapaian terpenuhi sehingga juga muncul kepuasan. (c) Membekas: apa yang diajarkan secara kognitif membekas di pikiran siswa sehingga tidak akan lupa. Selain itu secara afektif dan psikomotorik akan membentuk perilaku baru pada siswa menjadi lebih baik. Dari beberapa pendapat di atas, yang dimaksud dengan pembelajaran yang berkualitas adalah suatu pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, memuaskan

serta membekas secara mendalam kepada anak dengan bimbingan guru yang atraktif, interaktif dan inspiratif. 2) Media pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pe-ngantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan defini-si tentang media pembelajaran. Schramm mengemukakan bahwa media pembela-jaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Menurut Mulyani dan Johar (2001: 152) terdapat pendapat lain dari para ahli tentang media pengajaran.Menurut Bringgs;Media pengajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Contoh : buku, film, kaset, slide, dan lain-lain.Menurut Gagne dan Reiser; Media pengajaran adalah alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruskional di-komunikasikan. Contoh : buku, film, tipe recorder, dan lainlain.Menurut Dinje Borman Rumumpuk. Media pengajaran adalah setiap alat baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Dari pengertian media di atas peneliti menyimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai
10

perantara untuk menyampaiakan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. 3) Iklim pembelajaran Iklim pembelajaran mencakup aspek-aspek yang meliputi: 1) suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan; dan 2) perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru (Depdiknas, 2004:9). Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa iklim

pembelejaran merupakan kondisi atau suasana kelas yang dapat memengaruhi kegiatan belajar mengajar. 4) Materi Pembelajaran Menurut Depdiknas (2004:9), materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari: (1) kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa; (2) ada keseimbangan antara keluasaan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia; (3) materi pembelajaran sistematis dan kontekstual; (4) dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin; (5) dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni; (6) materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko-pedagogis dan praktis. Sehingga guru dituntut untuk bias memilih materi yang tepat, sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan, dan karakteristik siswa dan lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

c) Keterampilan Guru Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas,
11

sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa teaching is the guidance of learning. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk

mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (citacita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. 10 macam keterampilan guru dalam mengajar: (1)Keterampilan membuka pelajaran Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa Memulai pelajaran setelah nampak siswa siap belajar. Cara mengenalkan pelajaran cukup menarik. Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui oleh siswa (apersepsi). Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran nampak jelas dan logis. (2)Keterampilan memberi motivasi Mengucapkan 'baik", bagus, ya, bila siswa menjawab/ mengajukan pertanyaan Ada perubahan sikap non verbal positif pada saat menenggapi pertanyaan/ jawaban siswa. Memuji dan memberi dorongan dengan senyum, anggukan atas partisipasi siswa. Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar. Memberi pengarahan sederhana dan pancingan, agar siswa memberi jawaban yang benar. c) Keterampilan bertanya Pertanyaan guru sebagian besar telah cukup jelas Pertanyaan guru sebagian besar jelas kaitanya dengan masalah. Pertanyaan ditunjukan keseluruhan kelas lebih dahulu, baru menunjuk
12

Guru menggunakan teknik -pause- dalam menyampaikan pertanyaan Pertanyaan didistribusikan secara merata diantara para siswa. Teknik menunjuk yang memungkinkan seluruh siswa siap. d) Keterampilan menerangkan Keterangan guru berfokus pada inti pelajaran Keterangan guru menarik perhatian siswa Keterangan guru mudah ditangkap(dicerna) oleh siswa. Penggunaan contoh, ilustrasi, analogi, dan semacamnya menarik perharian siswa. Guru memperhatikan dengan sungguh-sungguh respon siswa yang berupa pertanyaan, reaksi, usul dan semacamnya. Guru menjelaskan respon siswa, sehingga siswa menjadi jelas dan mengerti. e) Keterampilan mendayagunakan media Pemilihan media sesuai dengan PBM yang diprogramkan Teknik mengkomunikasikan media tepat. Organisasi mengkomunikasikan media menunjang PBM. Guru trampil menggunakan media.

f) Keterampilan menggunakan metode yang tepat Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan pengajaran. Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi pelajaran dan situasi kelas. Dalam menggunakan metode telah memenuhi / mengikuti sistematika metode tersebut Alat yang dapat menunjang kelancaran penggunaan metode tersebut telah disiapkan. Menguasai dalam penggunaan metode tersebut.

g) Keterampilan mengadakan interaksi Aspek mengadakan interaksi Ada keseimbangan antara jumlah kegiatan guru (aksi) dengan kegiatan siswa (reaksi) selama proses belajar mengajar.
13

h) Keterampilan penampilan verbal non verbal Gerakan guru wajar dan bertujuan Gerakan guru bebas Isyarat guru menggunakan tangan, badan, dan wajah cukup bervariasi Suara guru cukup bervariasi, lemah dan keras. Ada pemusatan perhatian dari pihak siswa. Pengertian indera melihat dan mendengar berjalan dengan wajar. i) Keterampilan penjajagan/assesment Menaruh perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan. Adanya kesepakatan guru terhadap tanda siswa yang mengalami salah pengertian Melakukan penjajagan kepada siswa tentang pelajaran yang telah diterimanya Mencari/melakukan apa yang menjadi sumber terjadinya kesulitan. Melakukan kegiatan untuk mengatasi/menunjukan kesulitan siswa. j) Keterampilan menutup pelajaran Dapat menyimpulkan pelajaran dengan tepat. Dapat menggunakan kata-kata yang dapat membesarkan hati siswa Dapat menimbulkan perasaan mampu ( sense of achievment) dari pelajaran yang diproleh. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan

keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Dalam penelitian ini ketampilan guru pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tife Make A Matchpeneliti mengambil dari ketrampilan mengajar guru tersebut di atas yang sudah disesuaikan dengan penerapan model tersebut yang meliputi indikator; (1) Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran ( ketrampilan membuka pelajaran ), (2) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi (ketrampilan membuka pelajaran), (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran(keterampilan membuka pelajaran), (4) Menggunakan media pembelajarn berupa kartu gambar pahlawan (5) Menjelaskan materi perjuangan melawan penjajahan
14

Belanda (keterampilan menjelaskan), (6) Melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai perjuangan melawan penjajahan Belanda ( Ketrampilan bertanya), (7) Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok penanya, penjawab, dan peniai (Ketrampilan mengelola kelas), (8) Membimbing diskusi siswa dalam mencari kartu jawaban yang sesuai dengan kartu yang dipegang (ketrmpilan membimbing diskusi kelompok), (9) Memberikan penguatan kepada siswa/kelompok yang berhasil melaksanakan tuganya (Ketrampilan member penguatan), (10) Menutup pelajaran ( Ketrampilan menutup pelajaran )

d) Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sadirman, 2004:99) bahwa : Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, Paul B. Dierich (Dalam Sadirman, 2004:101) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut : (1)Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaa, pekerjaan orang lain. (2)Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi saran, menegluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3)Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. (4)Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. (5)Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
15

(6)Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak. (7)Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkankan soal, keputusan. (8)Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup. Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Kegiatan-kegiatan belajar tersebut di atas dapat terlaksana secara optimal,apabila ditunjang dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan situasi kelas yang mendukung serta materi ajar yang relevan. Adapun dalam penelitian ini aktivitas siswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tife Make A Matchmeliputi indikator; (1) Mempersiapkan diri dalam memnerima pelajaran (aktivitas emosional), (2) Memperhatikan penjelasan guru tentang materi perjuangan melawan penjajahan Belanda (aktivitas mendengarkan), (3) Mengamati gambar pahlawan yang ditampilkan (aktivitas melihat), (4) Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan tentang materi perjuangan melawan penjajahan Belanda (aktivitas lisan), (5) Aktif dalam kegitan pembelajaran berkelompok, yaitu mencari pasangan kartu yang dipegang (aktivitas visual, lisan, mendengarkan, mental, emosional), (6) Membacakan jawaban sesuai dengankartu yang menganalisa, melihat hubungan, mengambil

dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional), (7) Memberikan tanggapan terhadap jawabandariteman lain (aktivitas lisan dan mental)

e) Hasil Belajar Hasil belajar dalam Anni (2006,4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspekaspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
16

tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam bagan berikut:
Tujuan pengajaran

Pengalaman belajarmengajar

Hasil belajar

Benyamin S. Blom dalam Anni (2006: 7), membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: (1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, jawaban atau reaksi, dan penilaian. (3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang disengaja melalui proses belajar dengan usaha yang maksimal untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah diketahui melalui evaluasi pembelajaran. Indikator hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tife Make A Match meliputi: (a) Mengeidentifikasi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda melalui gambar. (b) Menjelaskan perjuangan yang dilakukan tokoh pejuang masa penjajahan Belanda, (c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kelompok, yaitu mencari pasngan kartu yang di pegang, (d) Ketepatan siswa dalam mencocokan kartu jawaban, (e) kecepatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu jawaban yang di pegangnya, dan (f) menentukan sikap atau tindakan yang harus dilakukan untuk menghargai jasa para pejuang masa penjajahan Belanda.

f) Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial


17

Menurut Mulyono Tj. (1980:8), IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Saidiharjo (1996:4) menegaskan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka proses pembelajaran tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan

(psikomotor) saja melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan, dan persaingan (Nursid Sumaatmadja, dkk 2005:10). Sedang pendekatan yang digunakan dalam mempelajari IPS adalah Pendekatan Inter-disiplin (Interdisciplinary Approach). Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:17) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek: manusia, tempat dan lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan sistem sosial dan budaya, dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora serta mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di
18

masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebelum terjun dalam kehidupan masyarakat,

g) IPS di Sekolah Dasar IPS di Sekolah Dasar Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah individu yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak. Pengajaran IPS SD diandalkan untuk membina generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan erat di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik (BSNP, 2006:18). Sedangkan menurut Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
19

Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Tujuan IPS diajarkan di SD tentu saja harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitan dengan hal tersebut, Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dari pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa, IPS sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-IPS dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat persekolahan. Implikasinya, berbagai tradisi dalam IPS termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode, maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmuIPS, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial budaya untuk kepentingan pendidikan Untuk merealisasikan tujuan-tujuan di atas, proses mengajar dan membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek sikap (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini.
20

h) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan mengajar di mana siswa bekerjasama di antara satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru (Isjoni, 2009: 20-21). Menurut Nur (dalam Isjoni, 2009: 27) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Lebih lanjut Isjoni (2009:27) mengutip pendapat Davidson dan Warsham, memberikan definisi bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman belajar berkelompok, pengalaman individu, maupun pengalaman kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, Lie (2008: 15) mengemukakan lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu: (a) saling ketergantungan positif, (b) tanggung jawab perseorangan, (c) tatap muka, (d) komunikasi antar anggota, dan (e) evaluasi proses kelompok. Salah satu model yang menggunakan landasan kooperatif yaitu model Model Pembelajaran Make A Matchartinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran Make A Matchakan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. (1) Langkah-langkah pembelajaran Make A Match (Curran, 1994). adalah sebagi berikut : i. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. ii. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. iii. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. iv. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu soal

21

maka harus mencari pasangan yang memegang kartu jawaban soal secepat mungkin. Demikian juga sebaliknya. v. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. vi. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. vii. Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa. viii. Kesimpulan/penutup.

(2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match Kelebihan metode Make A Match adalah sebagai berikut (Curran, 1994).: dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan; meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama jika; efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar; Kekurangan Metode Make a Match adalah sebagai berikut (Curran, 1994).: jika tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu terbuang; pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan dengan lawan jenisnya; jika tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan; harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu; menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.
22

i) Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Kooperatif Tife Make A Match a) Teori belajar konstruktivisme Teori konstruktivis (Von Glaserfeld) ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturanaturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, yaitu dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Trianto, 2002: 8). b) Teori belajar Behaviorisme Behaviorisme (Thorndike) adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadangkadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan
23

kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar. Peneliti menerapkan model pembelajaran Make A Match menurut teori kontruktivisme menurut Von Glaserfeld dan teori behaviorisme menurut Thorndike. Anak belajar melalui tahapan-tahapan belajar yang telah diuraikan oleh Von Glaserfeld . j) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Pelajaran IPS di Kelas. a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. c) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. d) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama pahlawan akan berpasangan dengan gambar pahlawan tersebut. e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. f) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. g) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. h) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. i) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

2. Kajian Empiris Penelitian ini juga di dasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap model pembelajaran Make A Match. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain :
24

Penelitian yang dilakukan oleh Maryuni apada tahun 2010 pada siswa kelas V Semester 1 dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Tentang Sejarah Masuknya Agama Di Indonesia Melalaui Model Pembelajaran Mencari pasangan Bagi Siswa Kelas V Semester 1, SDN 01 Cangakan Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa

sebelum penelitian (tes awal) pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS hanya 46,7% yaitu 7 anak yang tuntas berarti terdapat 53,3% yaitu 8 anak yang belum tuntas, pada siklus I Pemahaman Konsep menjadi 80% yaitu 12 siswa yang tuntas berarti meningkat sebesar 33,3% dan pada siklus II jumlah siswa tuntas menjadi 100% atau naik sebesar 20%. Peningkatan ini bukan hanya dari pemahaman konsep saja tetapi jga dari aspek keaktifan siswa, ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa yang mulamula hanya 55,67% oada siklus I menjadi 81,30% yaitu meningkat 25,6% dan pada siklus II menjadi 89,79 yaitu meningkat menjadi 8,49%. Penelitian yang dilakukan oleh Muharif tahun 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Cooperatif Learning-Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SDN 010 Gabung Makmur Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak penelitian ini menyimpulkan bahwa, dalam aktivitas setiap siklus ketuntasan hasil belajar pada

belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada tahap tindakan pada

siklus I 61,1% dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 100%. Ketuntasan hasil belajar pada aktivitas belajar siswa dari siklus I naik 38,9% ke siklus II. Dalam setiap siklus ketuntasan hasil belajar pada tes akhir siswa mengalami peningkatan yaitu pada nilai awal sebelum tindakan adalah 13,7%, pada siklus I ada 48,3% dan pada siklus II ini mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu 100%. Ketuntasan hasil belajar pada tes akhir siswa dari nilai awal ke siklus I naik 34,6% dan dari siklus I ke siklus II naik 51,7%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa melalui model pembelajaran kooperattif tife Make A Match dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam mengajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa juga meningkat dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Selain itu pembelajaran juga lebih menyenangkan dan tidak membosankan karena pembelajarannya diselingi dengan permainan, yaitu mencari kartu gambar. Melihat dari hasil kesimpulan penelitian tersebut dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian

25

yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V SDN Subah 02. .
3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan data awal hasil observasi bahwa penyebab rendahnya kualitas pembelajaran IPS pada perjuangan melawan penjajah Belanda adalah rendahnya keterampilan guru dan aktivitas siswa. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Guru harus dapat menciptakan komunikasi yang memberikan kemudahan bagi siswa agar mampu menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Kenyataannya komunikasi dalam proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Guru menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Siswa hanya menerima informasi saja tanpa adanya kegiatan praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan, mengantuk, dan tidak senang. Guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Siswa tidak memiliki kreatifitas, tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi aktif dalam KBM sehingga prestasi belajar yang dihasilkan rendah. Kondisi seperti ini memerlukan suatu perbaikan, salah satu diantaranya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas Kegiatan Belajar Mengajar. Mata pelajaran IPS, yang mengintegrasikan konsep-konsep esensial dari ilmu-ilmu sosial dan sarat dengan konsep-konsep konotatif, maka perlu dicari model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu diharapkan guru sebagai fasilitator dapat menerapkan strategi serta menggunakan metode dan media yang variatif dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal tersebut, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match diharapkan dapat memberikan manfaat dalam kegiatan pembelajaran. Diantaranya yaitu siswa mampu berfikir kreatif dan imajinatif, siswa lebih aktif baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun belajar mandiri, memudahkan pemahaman siswa sehingga kualitas pembelajaran meningkat serta hasil belajar akan tercapai secara maksimal. Berdasarkan beberapa masalah diatas peneliti berusaha mencari pemecahan masalahnya yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
26

Dengan penerapan model pembelajaran tersebut siswa bisa belajar lebih efektif/mendalam, siswa mampu berfikir kreatif dan imajinatif, siswa lebih aktif baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun belajar mandiri, memudahkan pemahaman siswa, pembelajaran lebih menyenangkan, dan siswa tidak cepat merasa bosan. Dengan meningkatnya keaktifan siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Adapun alur kerangka berpikir ini dapat dilihat pada gambar berikut :

27

1. KONDISI AWAL 2.

3.

Aktivitas siswa kurang, siswa pasif dan tidak berani mengeluarkan pendapat Ketrampilan mengajar guru kurang, masih menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran Hasil belajar siswa rendah

TINDAKAN

Guru menggunakan Model Make a Match dalam melaksanakan Pembelajaran IPS

Siklus I Siklus II

Langkah-langkah pemblajaran Make a Match 1. beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

KONDISI AKHIR

1. Aktivitas siswa meningkat 2. Ketrampilan guru meningkat 3. Hasil belajar siswa meningkat

Kualitas pembelajaran meningkat

28

Gambar 1.0 Kerangka Berpikir

4. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Bila pembelajaran IPS kelas IV SDN Subah 02 diterapkan dengan model Make a Match, maka diharapkan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa meningkat. E. METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Subah 02. Subyek pengamatan difokuskan pada 10 siswa dari 25 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan serta guru di kelas tersebut. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah: a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. 3. Prosedur/Langkah-Langkah PTK Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto, dkk (2009: 3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan beajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

29

Arikunto (2009: 16) Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa dalam tahap perencanaan peneliti

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahapan perencanaan ini meliputi: 1) Mengkaji atau menelaah materi pembelajaran IPS mengenai perjuangan melawan penjajah Belanda menelaah indikator bersama tim kolaborasi. 2) Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match 3) Menyiapkan alat-alat peraga dan media pembelajaran yang akan digunakan : peluit, alat tulis, kertas, dan gambar pahlawan, dengan materi yang akan disampaikan yaitu perjuangan melawan penjajah Belanda. 4) Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa. 5) Menyipakan lembar pengamatan dan catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru di kelas. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2006 : 18).

30

Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dari perencanaan tindakan yang telah dipersiapkan, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match diterapkan dalam 2 siklus. Dalam Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama yaitu melakukan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan menggunakan media gambar yang berkaitan dengan perjuangan melawan penjajahan Belanda. Siklus kedua dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran yang pertama dengan metode yang sama dan dilakukan dengan dua pertemuan c. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19). Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru yang bersangkutan untuk mengadakan pengamatan langsung pada kegiatan pembelajaran IPS di kelas V SDN Subah 02 untuk menyesuaikan data dan informasi yang diperoleh. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:99). Kegiatan refleksi penelitian ini mengkaji aktivitas siswa dan keterampilan guru serta hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama. Kemudian peneliti bersama kolabolator membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya. 4. Siklus Penelitian Perencanaan siklus a. Siklus I pertemuan 1 1) Perencanaan Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan sebagai berikut: (a) Menyusun RPP dengan materi Perjuangan melawan penjajahan Belanda (b) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa kartu gambar yang berkaitan dengan materi. (c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

31

(d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru serta proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan TindakaTindakan yang dilakukan dalam siklus I adalah sebagai berikut: (a) Salam (b) pengkondisian Kelas (c) doa (d) presensi (e) Guru melakukan apersepsi (f) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. (g) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari. (h) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (i) siswa menyimak informasi dan termotivasi untuk belajar (j) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda (eksplorasi) (k) Guru menjelaskan tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda (eksplorasi) (l) Guru menjelaskan langkahlangkah tentang model pembelajaran Make A Match. (elaborasi) (m) Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U dan membagi tiga kelompok yaitu kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan kelompok penilai. Kelompok pertanyaan duduk berhadapan dengan kelompok jawaban dan kelompok penilai duduk menghadap ke kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban. (elaborasi) (n) Guru memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban pada dua kelompok, setiap siswa memahami kartu yang dipegang dan memprediksi jawaban kartu yang dipegang (elaborasi) (o) Guru membunyikan peluit pertanda siswa mulai mencari pasangan kartu yang dipegangnya. Jika siswa sudah menemukan pasangannya, kemudian berdiskusi tentang kartunya dan menuju kelompok penilai (elaboasi). (p) Kelompok penilai mendiskusikan jawaban yang sudah diserahkan. Setiap pasangan yang dinyatakan cocok antara kartu soal dan kartu jawaban membacakan hasilnya di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain (elaborasi).
32

(q) Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil kegiatan kelompok (r) guru mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok (eksplorasi) (s) guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari (konfirmasi). (t) guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi) (u) guru memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas bersama siswa, Guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan. (konfirmasi) (v) guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. (w) Guru member motivasi belajar kepda siswa

3) Observasi (a) Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran, melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match (b) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

4) Refleksi (a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus 1 pertemuan 1, apakah pembelajaran berlangsung efektif atau tidak. (b) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1 pertemuan 1, menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model pembelajaran Make A Match kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok. (c) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1 pertemuan 1 untuk digunakan sebagai kajian pada tindakan selanjutnya. (d) Menyusun perencanaan tindak lanjut untuk digunakan pada siklus 1 petemuan 2

b. Siklus I pertemuan 2 1) Perencanaan


33

Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan sebagai berikut: (a) Menyusun RPP dengan materi Perjuangan melawan penjajahan Jepang (b) empersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa kartu gambar yang berkaitan dengan materi. (c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. (d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru serta proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam siklus I adalah sebagai berikut: (a) Salam (b) pengkondisian Kelas (c) Doa (d) Presensi (e) Guru melakukan apersepsi (f) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. (g) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari. (h) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (i) Siswa menyimak informasi dan termotivasi untuk belajar (e) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang Perjuangan melawan penjajahan Jepang (f) Guru menjelaskan tentang Perjuangan melawan penjajahan Jepang (eksplorasi) (g) Guru menjelaskan langkahlangkah tentang model pembelajaran Make A Match. (elaborasi) (h) Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U dan membagi tiga kelompok yaitu kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan kelompok penilai. Kelompok pertanyaan duduk berhadapan dengan kelompok jawaban dan kelompok penilai duduk menghadap ke kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban. (elaborasi) (i) Guru memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban pada dua kelompok, setiap siswa memahami kartu yang dipegang dan memprediksi jawaban kartu yang dipegang (elaborasi)
34

(j) Guru membunyikan peluit pertanda siswa mulai mencari pasangan kartu yang dipegangnya. Jika siswa sudah menemukan pasangannya, kemudian berdiskusi tentang kartunya dan menuju kelompok penilai (elaboasi). (k) Kelompok penilai mendiskusikan jawaban yang sudah diserahkan. Setiap pasangan yang dinyatakan cocok antara kartu soal dan kartu jawaban membacakan hasilnya di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain (elaborasi). (l) Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil kegiatan kelompok. (m) guru mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok (eksplorasi). (n) guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari (konfirmasi). (o) guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi) (p) guru memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas bersama siswa, Guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan. (konfirmasi) (q) guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. (r) Guru member motivasi belajar kepda siswa 3) Observasi (a) Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran, melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match (b) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

4) Refleksi (a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus 1 pertemuan 2, apakah pembelajaran berlangsung efektif atau tidak. (b) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model pembelajaran Make A Match kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.
35

(c) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1 pertemuan 2 untuk digunakan sebagai kajian pada tindakan selanjutnya. (d) Menyusun perencanaan tindak lanjut untuk digunakan pada siklus 2 5. Data dan Cara Pengumpulan Data a. Sumber Data 1) Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi secara sistematik selama dalam pelaksanaan siklus pertama sampai pada siklus kedua, hasil evaluasi serta wawancara dari guru. 2) Guru Sumber data guru diperoleh melalui instrumen observasi keterampilan guru saat penerapan Model Make A Match pada pembelajaran IPS. 3) Data Dokumen Sumber data dokumen berupa data awal nilai tes sebelum dilakukan

tindakan, aktifitas siswa dan keterampilan guru, dan hasil rekaman pembelajaran. 4) Catatan Lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa setelah dilakukan evaluasi

b. Jenis Data 1) Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang diperoleh siswa. 2) Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktifitas siswa, aktivitas guru, serta catatan lapangan dalam pembelajaran IPS menggunakan model Make A Match

c. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. 1) Metode Observasi
36

Observasi adalah mengamati denga suau tujuan, dengan meggunakan berbagai teknik untuk merekam atau member kode pada apa yang diamati (Poerwati, dkk. 2008: 3-22). Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran IPS menggunakan model Make A Match 2) Metode Tes Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Endang Poerwanti, dkk. 2008: 1-5). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran koeperatif tipe make a match. 3) Metode Dokumentasi Dalam melaksanakan metode dokmentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi gambar yang berupa foto-foto kegiatan pembelajaran. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk untuk menemukan data-data dari siswa yang menggunakan dokumen-dokumen yang ada. 4) Catatan lapangan Guru/peneliti secara sitematis membuat catatan tentang situasi kelas, baik selama maupun segera setelah pelajaran usai, mengenai hal-hal penting yang terjadi di kelas (Wijaya dan Dedi, 2010: 62). Catatan lapangan di tulis oleh guru pengamat untuk menggambarkan keadaan saat pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match Selanjutnya apabila ada permasalahan yang muncul dan tidak diharapkan oleh peneliti. Catatan ini digunakan untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah: a) Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif IPS yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.. Penyajian data
37

kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

1) Menghitung nilai berdasarkan skor teoritis Untuk menghitung nilai berdasarkan skor teoritis, digunakan rumus: n= x 100 (Poerwati, dkk. 2008: 6-3)

Keterangan : n = skor b = banyaknya butir soal yang dijawab benar St = skor teoritis 2) Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal, digunakan rumus:

F=

x 100 % F = Presentase frekuensi fi = jumlah frekuensi yang muncul f = jumlah frekunsi seluruhnya

Keterangan:

3) Menghitung mean untuk mencari rata-rata hasil belajar siswa menggunakan rumus : = Keterangan : x N = Nilai rata-rata = jumlah nilai semua siswa = jumlah siswa

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa SDN Subah 02 dengan KKM klasikal dan individual yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut : Batas Ketuntasan Minimal

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi Individual Klasikal


38

65 < 65

80 < 80

Tuntas Tidak Tuntas

a. Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap aktifitas siswa, keterampilan guru, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS serta hasil dari catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif ini dipaparkan dalam bentuk kalimat yang dipisah-pisahkan yang menurut kategori untuk mendapatkan kesimpulan. Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran memahami perjuangan melawan penjajahan Belanda. Adapun langkah-langkah menentukan data kualitatif ( Poerwanti, 2007 : 6.9) adalah 1) Menentukan skor terendah (R) 2) Menentukan skor tertinggi (T) 3) Mencari median 4) Membagi rentan nilai menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang Kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut: R = skor terendah T = skor tertinggi n = banyaknya skor = (R-T) + 1 Q2 = median Letak Q2 = (n+1) untuk data ganjil atau genap

Q1 = kuartil pertama Letak Q1 = (n+2) untuk data genap atau Q1 = (n+1) untuk data ganjil Q3 = kuartil ketiga Letak Q3 = (3n+2) untuk data genap atau Q3 = (3n+1) Q4 = kuartil keempat = T
39

Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif.

Tabel 2 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif Kriteria Ketuntasan Q3 skor T Q2 skor < Q3 Q1 skor < Q2 R skor < Q1 Skala Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kualifikasi Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

7. Indikator Keberhasilan Melalui model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas V SDN Subah 02 dengan indikator sebagai berikut : a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match meningkat dengan kriteria minimal baik dalam lembar observasi pengamatan, yaitu antara rentan 22 skor < 28,25. b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match meningkat dengan kriteria minimal baik dalam lembar observasi pengamatan, yaitu antara rentan 19 skor < 25,25. c. 90% siswa kelas V SDN 02 Subah mencapai ketuntasan belajar individual sebesar >65 dalam pembelajaran IPS.

40

F. Jadwal Penelitian No Pelaksanaan penelitian 1. Proposal PTK 2. Siklus I Pertemuan I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pertemuan II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 3. Siklus II Pertemuan I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pertemuan II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4. Pelaporan G. Rencana Anggaran Biaya Anggaran biaya dalam penelitian ini diperkirakan dengan rincian sebagai berikut : Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 X x x x

x x x x

x x x x

x x x x

X x x x

41

1) Print Naskah 2) Jilid buku 3) Penggandaan laporan 4) Lain-lain Jumlah

: Rp : Rp

50.000,00 10.000,00

: Rp 110.000,00 : Rp 50.000,00

: Rp 220.000,00

H. Tim Peneliti 1. Nama NIM Jabatan Lokasi penelitian 2. Nama NIM Jabatan Lokasi penelitian : Moh Solichin : 1401409244 : Peneliti : SDN Subah 02 : Rifqi Ubaidillah : 1401409290 : Peneliti : SDN Subah 02

3. Nama NIP Jabatan Lokasi Penelitian j DAFTAR PUSTAKA

: Fitriyani Puji Rahayu, S.Pd :: Kolaborator : SDN Subah 02

Arinil. 2011. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. (Sumber : http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-matapelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-sdmi/ diakses Selasa, 5 Juloi 2011 pukul 6:03)
42

Atika. 2010. Taksonomi Bloom Sebagai Tujuan Pembelajaran IPS (mencakup analisis, tujuan, beserta contohnya). (Sumber : http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/taksonomi-bloom-sebagai-

tujuan.html diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 6:27)

Endonesa. 2009. Media Pembelajaran. (Sumber : http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-

pembelajaran/ diakses Selasa, 5 Juli 2011 18:45)

Hadi, Susilo dkk. 2008. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari

Ischak. 2004. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Junaidi. 2010. Aktivitas belajar Siswa. (Sumber : http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 14:08)

Krisna. 2010. Pengertian Dan Ciri-Ciri Pembelajaran. (Sumber : http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-

pembelajaran/ diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 10:14)

Laria, Kartika 2008. Kajian Pustaka Media Pembelajaran. (Sumber : http://www.infoskripsi.com/Article/Kajian-Pustaka-Media-

Pembelajaran.html diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 18:29)

Muhidin, Sambas Ali. 2011. Keterampilan Mengajar Guru. (Sumber : http://sambasalim.com/pendidikan/keterampilan-mengajar-guru.html

diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 13:00)

Muhidin, Sambas Ali. 2009. Kualitas Proses Pembelajaran. (Sumber : http://sambasalim.com/pendidikan/kualitas-proses-pembelajaran.html. diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 19:29)

43

Pargito. 2010. Kebijakan Kurikulum IPS. (Sumber : http://blog.unila.ac.id/pargito/2010/10/07/kebijakan-kurikulum-ips/

diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 5:10)

Ramadhan, Tarmizi. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match (Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073915-model-

pembelajaran-kooperatif-match/#ixzz1SVBp6XbB diakses selasa, 19 juli 2011 jam 6:21)

Suciati. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugandi, Achnad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.

Sutisna. 2010. Khasanah Inovasi Difusi Inovasi dan Implikasi Inovasi Terhadap Kualitas-Pembelajaran (Sumber : http://sutisna.com/jurnal/jurnal-kependidikan/khasanah-inovasi-difusiinovasi-dan-implikasi-inovasi-terhadap-kualitas-pembelajaran/ diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 20:06) Tarmizi. 2008. Pembelajaran Kooperatife Make A Match (Sumber : http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-

make-a-match/ diakses Selasa, 19 juli 2011 5:59 )

Tidak ada nama penulis. 2011. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving. (Sumber : http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116421-

kelebihan-dan-kekurangan-metode-problem/#ixzz1RBXPXujC diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 7:15)

Tidak ada nama penulis. 2010. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. (Sumber : http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 9:56) Widodo, Rachmad. 2009. Model pembelajaran Make a Match (Lorna Curran,1994)

44

(Sumber

: http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-make-

a-match-lorna-curran-1994/ diakses Selasa, 19 juli 2011 Jam 6:24 ) Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan melawan penjajahan Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model PembelajaranMake A Match Langkah Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Make A Match 1. Aktivitas seperti melihat gambar, Visual, membaca, gambarmengamati 1. Guru beberapa Indikator Aktivitas Siswa dalam Model PembelajaranMake A Match

menyiapkan 1. Mempersiapkan diri dalam kartu yang memnerima pelajaran (aktivitas emosional)

berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok 2. Memperhatikan penjelasan untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian jawaban. 2. Setiap mendapatkan kartu yang lainnya kartu guru tentang materi perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas mendengarkan) siswa 3. Mengamati gambar tokoh sebuah bertuliskan pejuang pada masa penjajahan Belanda yang ditampilkan (aktivitas melihat)

demonstrasi, pameran, atau mengamati orang lain bekerja atau

bermain. 2. Aktivitas Lisan (oral), seperti mengemukakan suatu prinsip, menghubungkan suatu kejadian, pertanyaan, mengajukan memberi 4. 3. fakta atau

soal/jawaban. Tiap siswa memikirkan

jawaban/soal dari kartu 4. Aktif bertanya dan yang dipegang. Setiap pasangan siswa kartu mencari yang menjawab pertanyaan tentang materi perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas lisan)

saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan

cocok dengan kartunya. Misalnya: kartu nama yang

pemegang 5. Aktif dalam kegitan bertuliskan akan pembelajaran berkelompok, yaitu mencari pasangan

pahlawan
45

penyajian mendengarkan percakapan diskusi

bahan,

berpasangan

dengan

kartu yang dipegang (aktivitas visual, lisan, mendengarkan, mental, emosional)

gambar pahlawan tersebut atau 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan sebelum diberi poin. menulis, 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya batas kartunya

kelompok, suatu

mendengarkan diskusi. 4. Aktivitas

waktu 6. Membacakan jawaban sesuai dengankartu yang dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional)

seperti menulis cerita, menulis memeriksa membuat laporan, karangan, rangkuman,

dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan 7. Memberikan tanggapan kartu soal atau kartu akan hukuman, disepakati terhadap jawabandariteman lain (aktivitas lisan dan mental)

mengerjakan tes dan mengisi angket. 5. Aktivitas menggambar, seperti menggambar, 7.

jawaban) mendapatkan yang telah

bersama. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap

membuat grafik, peta, diagram. 6. Aktivitas seperti percobaan, melaksanakan pameran, model, menyelenggarakan pameran, menari dan berkebun 7. Aktivitas seperti Mental, mengingat, soal, membuat Metrik, melakukan

siswa yang

mendapat berbeda

kartu dari

sebelumnya, seterusnya. 8. Siswa juga

demikian

bisa

bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang cocok. 9. Guru bersama-sama kartu yang

dengan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran. terhadap

memecahkan menganalisa, menanggapi,

mengambil keputusan 8. Aktivitas emosional,

46

seperti menaruh minat, gembira, merasa bosan, berani, tenang, gugup.

Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS Materi perjuangan melawan penjajahan Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match Langkah Keterampilan Guru Model Pembelajaran Make A Match 1. Keterampilan membuka 1. Guru beberapa menyiapkan kartu yang 1. Indikator Keterampilan Guru dalam Model Pembelajaran Make A Match Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran

47

pelajaran dan menutup pelajaran 2. Keterampilan bertanya 3. Keterampilan memberi penguatan 4. Keterampilan mengadakan variasi 5. Keterampilan menjelaskan 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 8. Keterampilan mengelola melas

berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian jawaban. 2. Setiap mendapatkan siswa sebuah 4. lainnya kartu 3. 2.

( ketrampilan membuka pelajaran ) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi (ketrampilan membuka pelajaran) Menyampaikan tujuan pembelajaran(keterampilan membuka pelajaran) Menggunakan media pembelajarn berupa kartu gambar tokoh pahlawan 5. Menjelaskan materi perjuangan melawan

kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4. Setiap siswa kartu mencari yang

penjajahan Belanda kepada siswa(keterampilan menjelaskan) 6. Melakukan Tanya jawab dengan siswa perjuangan melawan penjajahan Belanda ( Ketrampilanbertanya) 7. Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok penanya, penjawab, dan peniai (Ketrampilan mengelola kelas) 8. Membimbing diskusi siswa dalam mencari kartu jawaban yang sesuai dengankartu yang dipegang(ketrmpilan membimbing diskusi kelompok) 9. Memberikan penguatan

pasangan

cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang

kartu yang bertuliskan nama pahlawan akan dengan pahlawan

berpasangan gambar tersebut.

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan sebelum batas kartunya waktu

diberi poin. 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya

dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman,

48

yang

telah

disepakati

kepada siswa/kelompok yang berhasil melaksanakan tuganya (Ketrampilan member penguatan) 10. Menutup pelajaran ( Ketrmpilan menutup pelajaran )

bersama. 7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa yang mendapat berbeda kartu dari

sebelumnya, seterusnya. 8. Siswa juga

demikian

bisa

bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9. Guru bersama-sama

dengan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran. terhadap

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Judul : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V SD Negeri Subah 02 Alat/Instrumen No Variabel Kriteria Sumber Data Pengumpul Data

49

1.

Aktifitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

1. Siap mengikuti proses pembelajaran 2. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi melawan Belanda perjuangan penjajahan (aktivitas

1. Siswa 2. Data dokumen ( fotodan video kegiatan siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif

1. Lembar observasi 2. Catatan lapangan 3. Alat dokumentasi (kamera dan video)

mendengarkan) 3. Mengamati gambartokoh pahlawan yang ditampilkan

(aktivitas melihat) 4. Aktif bertanya dan

tipe Make A Match )

menjawab tentang perjuangan penjajahan

pertanyaan materi melawan Belanda

(aktivitas lisan) 5. Aktif dalam kegitan pembelajaran berkelompok, yaitu mencari pasangan kartu yang dipegang (aktivitas visual, lisan, mendengarkan, mental, emosional) 6. Membacakan jawaban sesuai dengan kartu yang dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional) 7. Memberikan tanggapan terhadap jawaban

50

dariteman lain (aktivitas lisan dan mental)

2.

Keterampilan guru dalam pembelajaran kooperatif Make A Match

1.

Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran

1. Guru 2. Data dokumen ( foto dan video kegiatan siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

1. Lembar observasi 2. Catatan lapangan 3. Alat dokumentasi (kamera dan video)

2.

Melakukan apersepsi sesuai dengan materi (ketrampilan membuka pelajaran)

3.

Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran)

4.

Menggunakan media pembelajarn berupa kartu gambar tokoh pahlawan

5.

Menjelaskan materi perjuangan melawan penjajahan Belanda kepada siswa (keterampilan menjelaskan)

6.

Melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai perjuangan melawan penjajahan Belanda ( Ketrampilan bertanya)

7.

Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok penanya, penjawab, dan peniai (Ketrampilan mengelola

51

kelas) 8. Membimbing diskus isiswa dalam mencari kartu jawaban yang sesuai dengan kartu yang dipegang (ketrmpilan membimbing diskusi kelompok) 9. Memberikan penguatan kepada siswa/kelompok yang berhasil melaksanakan tuganya (Ketrampilan member penguatan) 10. Menutup pelajaran ( Ketrmpilan menutup pelajaran )

3.

Hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

1. Mengeidentifikasi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda melalui gambar. 2. Menjelaskan perjuangan yang dilakukan tokoh pejuang masa penjajahan Belanda, 3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran kelompok, yaitu mencari pasngan kartu yang di pegang, 4. Ketepatan siswa dalam mencocokan kartu jawaban, 5. kecepatan siswa dalam
52

- Daftar

hasil - Tes tertulis - Tes unjuk kerja

belajar siswa

mencari dan mencocokan kartu jawaban yang di pegangnya, dan, 6. menentukan sikap atau tindakan yang harus dilakukan untuk menghargai jasa para pejuang masa penjajahan Belanda.

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi perjuangan melawan penjajahan Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model PembelajaranMake A Match Pertemuan...........Siklus............... Nama Siswa Nama SD Kelas/Semester :..................... : SDN Subah 02 :
53

Hari/Tanggal Petunjuk

: ............/............. : Berilah tanda check () pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Tingkat

No

Indikator 1

Kemampuan 2 3 4

Jumlah

1.

Mempersiapkan diri dalam memnerima pelajaran (aktivitas emosional) Memperhatikan penjelasan guru tentang materi

2.

perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas mendengarkan) Mengamati gambar tokoh pejuang pada masa

3.

penjajahan Belanda yang ditampilkan (aktivitas melihat) Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan tentang materi

4.

perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas lisan) Aktif dalam kegitan pembelajaran berkelompok, yaitu

5.

mencari pasangan kartu yang dipegang (aktivitas visual, lisan, mendengarkan, mental, emosional) Membacakan jawaban sesuai dengankartu yang dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional)

6.

7.

Memberikan tanggapan terhadap jawabandariteman lain (aktivitas lisan dan mental) Jumlah skor

Jumlah skor = ............... Kategori = ..................... Kriteria penilaian: Skor maksimal (T) : 28 Skor minimal (R) : 7 Banyaknya skor (n) : ?
54

n = (T - R) + 1 = (28-7) + 1 = 22 Nilai Qi = letak Qi + (R-1) Letak Q1 = (n + 2) = (25 + 2) = 6,75 Nilai Q1 = letak Q1 + (R-1) = 6,75 + (7-1) = 12,75 Jadi nilai Q1 adalah 12,75 Letak Q2 = ( n + 1 ) = (25 + 1) = 13 Nilai Q2 = letak Q2 + (R-1) = 13 + (7-1) = 19 Jadi nilai Q2 adalah 19 Letak Q3= ( 3n + 2) = (3. 25+ 2) = 19,25 Nilai Q3 = letak Q3 + (R-1) = 19,25+ (7-1) = 25,25 Jadi nilai Q3 adalah 25,25 Nilai Q4 = Nilai maksimal (T), Jadi Q4 = 28 Kriteria Keaktifan Siswa 25,25 skor 28 19 skor <25,25 12,75 skor < 19 7 skor <12,75 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Nilai A B C D Batang, ................

Observer

Deskriptor Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match

No

Indikator

Kurang (1)

Cukup (2)

Baik (3)

Sangat Baik (4)

55

1.

Mempersiapkan diri dalam memnerima mpelajaran (aktivitas emosional)

Sudah di dalam kelas tapi belum menempati tempat duduk

Sudah di dalam kelas, menempati tempat duduk, tapitidak membawa peralatan belajar lengkap

Sudah di dalam kelas, menempati tempat duduk dan membawa peralatan belajar lengkap, tapi belum mengeluarkan alat tulis

Sudah di dalam kelas, menempati tempat duduk, membawa peralatan belajar yang lengkap dan sudah mengeluarkan alat tulis

Memperhatikan penjelasan guru tentang materi perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas mendengarkan)

Memperhati-kan penjelasan guru namun kurang konsentrasi

Memperhatik an penjelasan guru dengan konsentrasi, namun kurang tenang

Memperhatikan penjelasan guru dengan konsentrasi, tenang tap idengan sikap duduk yang kurang baik

Memperhatikan penjelasan guru dengan konsentrasi, tenang dan sikap duduk yang baik

Mengamati gambar Mengama ti tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda yang ditampilkan (aktivitas melihat) gambar namun kurang konsentrasi

Mengamati gambar dengan konsentrasi namun kurang tenang

Mengamati gambar dengan konsentrasi, tenang namun dengan sikap duduk kurang baik

Mengamati gambar dengan konsentrasi, tenang dan sikap duduk yang baik

Aktif bertanya dan Tidak bertanya menjawab atau menjawab

Bertanya atau menjawab sebanyak 1x

Bertanya atau menjawab sebanyak 2x

Bertanya atau menjawab sebanyak 3x

pertanyaan tentang sama sekali materi perjuangan

56

melawan penjajahan Belanda (aktivitas lisan)

Aktif dalam kegiatan pembelajaran berkelompok, yaitu mencari pasangan kartu yang dipegang (aktivitas visual, lisan, mendengarkan, mental, emosional)

Menunjukkan kerja sama yang kompak

Menunjukkan kerja sama yang kompak, Saling membantu dan berperan serta dalam mencocokkan kartu

Menunjukkan kerja sama yang kompak, Saling membantu dan berperan serta dalam mencocokkan kartu, Tidak bekerja sendiri

Menunjukkan kerja sama yang kompak, Saling membantu dan berperan serta dalam mencocokkan kartu, Tidak bekerja sendiri, Siswa mau bekerjasama jika disuruh gurunya

Membacakan jawaban sesuai dengan kartu yang dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional)

Membacakan jawaban sesuai dengan kartu

Membacakan jawaban

Membacakan jawaban sesuai

Membacakan jawaban sesuai dengan kartu, jelas, isinya sesaui dengan permasalahan, intonasinya jelas

sesuai dengan dengan kartu, kartu, jelas jelas, isinya sesaui dengan permasalahan

Memberikan

Tidak

Memberikan tanggapan sebanyak 1x

Memberikan tanggapan sebanyak 2x, memberikan kritik dan saran,

Memberikan tanggapan sebanyak 2x, memberikan kritik dan saran, membacakan hasil tanggapannya di

tanggapan terhadap memberikan jawaban dari teman lain (aktivitas lisan dan mental) tanggapan sama sekali

57

depan kelas

Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match Siklus ..

Nama Siswa Nama SD

: . : SDN Subah 02
58

Kelas Materi Hari/Tanggal Petunjuk

: : : . : Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan pilihanmu!

Jawaban No Pertanyaan Ya 1. 2. Apakah pembelajaran yang dilaksanakan tadi menarik? Apakah kalian pernah belajar Pendidikan pembelajaran yang Ibu/Bapak berikan tadi? 3. Apakah pembelajaran tadi membuat kalian tertarik sehingga pelajaran menjadi mudah dipahami? 4. 5. Apakah ada kesulitan saat pembelajaran berlangsung? Apakah kalian bersedia jik adiajar seperti pembelajaran tadi? IPS dengan Tidak

Batang, Observer, (.)

Catatan Lapangan
Terhadap Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajahn Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match Pertemuan..Siklus Ruang Kelas : Nama Guru : ..
59

Hari/Tanggal : . Pukul Petunjuk : . : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran Pendidikan IPS melalui Model Pembelajaran Make A Match

Batang, ....... Observer,

()

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH Siklus......................... Nama Siswa Nama SD Kelas/semester : : SDN Subah 02 :
60

Materi Hari/tanggal Petunjuk

: : : Berilah tanda check () pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Tingkat

No

Indikator

Kemampuan 1 2 3 4

Jumlah

1. 2.

Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran Melakukan apersepsi sesuai dengan materi (ketrampilan membuka pelajaran)

3. 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran) 4. 5. Menggunakan media pembelajarn berupa kartu gambar tokoh pahlawan Menjelaskan materi perjuangan melawan penjajahan Belanda kepada siswa (keterampilan menjelaskan) Melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai 6. perjuangan melawan penjajahan Belanda (Ketrampilan bertanya) 7. Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok penanya, penjawab, dan peniai (Ketrampilan mengelola kelas) 8. 1. Membimbing diskus isiswa dalam mencari kartu jawaban yang sesuai dengan kartu yang dipegang 1. (ketrmpilan membimbing diskusi kelompok) Memberikan penguatan kepada siswa/kelompok yang 9. berhasil melaksanakan tuganya (Ketrampilan member penguatan) 10. Menutup pelajaran Jumlah skor

Jumlah skor = ............... Kategori = ..................... Kriteria penilaian: Skor maksimal (T) : 40
61

Skor minimal (R) Banyaknya skor (n)

: 10 :?

n = (T - R) + 1 = (40-10) + 1 = 31 Nilai Qi = letak Qi + (R-1) Letak Q1 = (n + 2) = (25 + 2) = 8 Nilai Q1 = letak Q1 + (R-1) = 8 + (10-1) = 17 Jadi nilai Q1 adalah 17 Letak Q2 = ( n + 1 ) = (25 + 1) = 13 Nilai Q2 = letak Q2 + (R-1) = 13 + (10-1) = 22 Jadi nilai Q2 adalah 22 Letak Q3= ( 3n + 2) = (3. 25 + 2) = 19,25 Nilai Q3 = letak Q3 + (R-1) = 19,25+ (10-1) = 28,25 Jadi nilai Q3 adalah 28,25 Nilai Q4 = Nilai maksimal (T), Jadi Q4 = 40 Kriteria Keaktifan Siswa 28,25 skor 40 22 skor <28,25 17 skor <22 8 skor <17 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Nilai A B C D

Batang, ................ Observer

(.)

62

Deskriptor Pengamatan Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajahn Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match No 1. Indikator Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran Kurang (1) Memimpin doa Cukup (2) Memimpin doa,melakukan presensi Baik (3) Memimpin doa,melakukan presensi, pegaturan
63

Sangat Baik (4) Memimpin doa,melakukan presensi, pegaturan tempat duduk,

tempat duduk

danmenyiapkanruan gdanperalatan

Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran)

Tidak menyampaik an tujuan pembelajaran

Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan tidak begitu jela s dan tidak

Menyampai-kan tujuan pembelajaran dengan jelas tetapi tidak ditulis di papan

Menyampai-kan tujuan pembelajaran dengan jelas dan ditulis di papan tulis

ditulis di papan tulis tulis 3 Melakukan apersepsi sesuai dengan materi (keterampilan membuka pelajaran) Tidak melakukan apersepsi Melakukan apersepsi tetapi tidak relevan dengan materi Melakukan apersepsi relevan dengan materi, tidak dikaitkan dengan materi sebelumnya 4 Menjelaskan materi perjuangan melawan penjajahan Belanda kepada siswa Menyampaik an relevan Menyampaika Menyampaikan Menyampaikan Melakukan apersepsi relevan dengan materi dan dikaitkan dengan materi sebelumnya

materi n

materi materi

relevan, materi relevan, dengan sesuai dengan

relevan, sesuai sesuai dengan indicator

indicator, sesuai indicator, sesuai sasaran sasaran, dan mudah dipahami siswa

Menggunakan media pembelajaran berupa kartu gambar tokoh pahlwan perjuangan melawan Belanda

Isi kartu gambar

Isi kartu gambar sesuai

Isi kartu gambar sesuai dengan tujuann,

Isi kartu gambar sesuai dengan tujuan, menarik,

sesuai dengan dengan tujuann tujuann, menarik,

menarik, mudah mudah diingat dand diingat ipahami olehsiswa

Melakukan Tanya

Tidak

Melakukan

Melakukan

Melakukan Tanya

64

jawab dengan siswa Mengenai materi perjuangan penjajahan Belanda yang ditampilkan (aktivitas melihat)

melakukan Tanya jawab

Tanya jawab yang tidak relevan dengan materi,

Tanya jawab yang relevan dengan materi, tidak disertai pengarahan

jawab yang relevan denganmateri, dan disertai pengarahan

Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok penanya, penjawab, danpeniai

Membagi kelompok

Membagi kelompok dan mengatur tempat duduk

Membagi kelompok dan

Membagi kelompok dan mengatur tempat

mengatur tempat duduk serta duduk, berkeliling membimbing kerja siswa berkeliling membimbing kerja siswa, membagi kelompok heterogen Membimbing semua kelompok (kelompok penanya, penjawab, danpenilai), member kesempatan siswa untuk bertanya

8.

Membimbing diskusi siswa dalam mencari kartu jawaban yang sesuai dengan kartu yang dipegang

Hanya membimbing 1 kelompok saja

Hanya membimbing 2 kelompok saja

Membimbing semua kelompok (kelompok penanya, penjawab, danpenilai), tetapi tidak member kesempatan untuk bertanya

9.

Memberikan penguatan kepada siswa/kelompok yang berhasil melaksanakan tugasnya

Tidak member penguatan

Memberi penguatan kepada siswa 1 x

Memberi penguatan kepada siswa 2 x, dengan kata pujian

Memberi penguatan kepada siswa lebih dari 2 x, dengan kata pujian, symbol penghargaan

65

10. Menutup pelajaran

Menyimpulk- Menyimpulkan Menyimpulkan an pelajaran pelajaran, melaksanakan evaluasi pelajaran, melaksanakan Evaluasi dengan menggunakan rubric penilaian

Menyimpulkan pelajaran, kmelaksanakan Evaluasi dengan menggunakan rubric Penilaian dan melakukan refleksi

66

You might also like