You are on page 1of 23

1

Proposal Penelitian PENCITRAAN DAN MAKNA DALAM IKLAN TELEVISI COCA COLA VERSI HISTORY OF CELEBRATION
(Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Mahasiswa FISIP Unswagati Cirebon Selaku Audiens Iklan Televisi)

1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu bentuk komunikasi massa, kegiatan periklanan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Dengan wujudnya yang beragam iklan dapat ditemui dengan mudah di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat terutama di kota-kota besar, mulai dari spanduk di jalan raya sampai iklan televisi. Dalam era globalisasi dan konsumerisme seperti sekarang ini, periklanan telah menembus setiap bidang kehidupan masyarakat seperti seni, budaya, olahraga, fashion, politik dan bahkan agama. Tak dapat terelakkan iklan mempengaruhi masyarakat untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu. Dalam masyarakat kapitalis, periklanan menciptakan kebutuhan akan produk-produk dan jasa yang bisa jadi sangat diperlukan atau lebih mungkin hanya untuk mempertinggi gaya hidup. Iklan menemukan kekuatannya ketika menggunakan jasa media massa seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. Sifat media massa yang mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous) memungkinkan iklan untuk lebih efektif mengkomunikasikan pesan

yang hendak disampaikannya. Televisi merupakan media dimana periklanan paling berkembang. Iklan dan televisi memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Televisi media yang paling ideal untuk penyampaian ide-ide iklan, karena televisi adalah media murah dan dimiliki secara umum. Selain itu, televisi dapat meningkatkan kemampuan iklan dalam mengkonstruksi citra produk kepada pemirsa karena kekuatan audio visualnya. Sementara iklan adalah sumber pendapatan utama sebuah perusahaan pertelevisian. Pesan yang disampaikan oleh iklan lebih dari sekedar informasi, tetapi juga persuasi terhadap khalayak agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Iklan menyampaikan informasi dan memediasi hubungan-hubungan sosial, memberitahu individu-individu apa yang harus mereka beli untuk menjadi fashionable, populer, dan sukses sembari membujuk mereka untuk membeli produk-produk tertentu untuk mencapai tujuantujuan ini. Untuk itu iklan menggunakan simbol-simbol kelas sosial dan simbolsimbol budaya modern seperti kemewahan, kualitas, efektifitas, kenikmatan dan cita rasa, kemudahan, aktualitasasi serta simbol budaya populer dan kelas sosial lainnya. Karenanya, pengiklan dan pihak pemasaran berperan dalam menghasilkan sistemsistem makna, prestise, dan identitas dengan mengasosiasikan produk-produk mereka dengan gaya-gaya hidup, nilai simbolis, dan kesenangan-kesenangan tertentu (Kellner:WWW). Inilah yang disebut pencitraan. Keberhasilan Coca Cola menjadi salah satu perusahaan multinasional tak bisa lepas dari upaya pencitraan melalui iklan. Pertama kali Coca Cola diperkenalkan

dalam iklan di surat kabar Atlanta Journal pada 29 Mei 1886 sebagai minuman baru bersoda yang Nikmat dan Menyegarkan, sebuah tema yang digunakan sampai sekarang. McCann Erickson,Inc., agen periklanan yang mengembangkan kampanyekampanye nasional AS iklan Coca Cola menyebutkan bahwa periklanan adalah kebenaran yang dikatakan dengan baik. Filosofi ini mendasari setiap pembuatan iklan Coca Cola yang disebut oleh manajemen Coke sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan, menyegarkan untuk dilihat dan menyenangkan untuk didengar. Hal itu tergambar dengan jelas dalam slogan-slogan yang mereka pakai dalam kampanye iklan Coca Cola selama ini seperti slogan baru Coca Cola yang dipublikasikan pada tahun 2009, yaitu Open Happiness yang di Indonesia diterjemahkan sebagai Buka Semangat Baru. Dalam upaya memperkuat citra, Coca Cola juga melakukan sponsorship terhadap event-event bergengsi seperti event olahraga internasional. Coca Cola berkolaborasi dengan FIFA sejak event Piala Dunia 1978. Pada event Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Coca Cola kembali bekerja sama dengan FIFA. Iklan-iklan mereka di media dengan jelas mengambil tema Piala Dunia dan tentu saja Afrika sebagai benua yang untuk pertama kalinya menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia. Dalam salah satu iklan televisi Coca Cola yang mengambil tema Piala Dunia 2010 History of Celebration, ditampilkan seorang pesepakbola asal Kamerun, Roger Milla, yang mewakili simbol kelas sosial tertentu. Bagi produsen iklan mengkonstruksi citra tertentu bertujuan agar diterima oleh audiens seperti yang

dimaksud oleh mereka. Namun, citra yang dikonstruksi produsen iklan bisa sama bisa berbeda dengan makna yang dikode oleh audiens. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan suatu penelitian tentang upaya pencitraan dalam iklan serta makna yang dikode oleh audiens (khususnya audiens dari kalangan mahasiswa FISIP Unswagati Cirebon) terhadap pencitraan tersebut melalui suatu studi deskriptif kualitatif. Untuk itu, penulis mengajukan judul penelitian sebagai berikut: Pencitraan dan Makna dalam Iklan Televisi Coca Cola Versi History of Celebration.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana pencitraan dan makna dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration?

1.3. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk pesan (audio dan visual) dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration? 2. Apa citra yang ingin ditampilkan oleh pengiklan dalam iklan Coca Cola versi History of Celebration? 3. Bagaimana makna dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration menurut audiens?

4. Sejauh mana citra dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration mempersuasi audiens?

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan bagaimana bentuk pesan (audio dan visual) yang digunakan untuk mengkonstruksi citra dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration 2. Mengetahui citra apa yang ingin ditampilkan oleh pengiklan dalam iklan Coca Cola versi History of Celebration 3. Mengetahui bagaimana makna dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration menurut audiens. 4. Mengetahui sejauh mana citra dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration mempersuasi audiens.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian media massa terutama iklan serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis. Selain itu, penulisan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian terhadap masalah yang sama.

1.5.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini antara lain dapat memberikan rekomendasi kepada calon praktisi komunikasi mengenai upaya pencitraan melalui media massa terutama melalui iklan. Bagi pemirsa iklan, diharapkan penelitian ini dapat memberi pemahaman bahwa realitas di dalam iklan adalah bagian dari upaya pencitraan, bukan realitas yang sesungguhnya.

1.6. Batasan Penelitian Peneliti akan membatasi penelitian ini pada iklan televisi Coca Cola produksi 2010 yang mengambil tema Piala Dunia 2010. Iklan yang akan diteliti adalah iklan televisi Coca Cola Piala Dunia 2010 versi History of Celebration.

1.7. Kerangka Pemikiran 1.7.1. Teori Komunikasi Definisi komunikasi menurut Tubbs dan Moss adalah proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih. Definisi ini sesuai dengan pendapat Pace dan Faules yang menyebutkan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang dilakukan orang yang terlibat dalam komunikasi, yaitu penciptaan pesan dan penafsiran pesan. Lebih jauh, teori Laswell menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: komunikator, pesan, medium,

komunikan, dan efek. Ia menggambarkannya melalui formulasi: Who? (siapa), Says what? (Mengatakan Apa), In which channel? (Dengan melalui saluran apa), To whom? (Ditujukan kepada siapa), With what effect? (Menimbulkan efek apa).

1.7.2. Teori Komunikasi Massa Secara sederhana komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa. Joseph Devito mendefinisikan komunikasi sebagai Komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita) (Nurudin, 2007:12) Janowitz (1986, dalam Ruslan, 2004:90) menjelaskan bahwa: Komunikasi massa terdiri dari lembaga dan teknis yang dilakukan oleh kelompok-kelompok khusus yang memiliki kemampuan menyediakan perangkat teknologi informasi (perusahaan penerbitan pers, radio, film dan sebagainya) untuk menyebarluaskan isi pesan-pesan (simbol) bermuatan besar, beragam dan mampu mencapai khalayak yang tersebar secara luas. Istilah audiens media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca,

pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya (McQuail, 2005:201) Iklan televisi merupakan suatu bentuk komunikasi massa. Bovee dalam Advertising Excellence (1995:14) mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi dimana terdapat: pertama, orang yang yang disebut sebagai sumber munculnya iklan; kedua, media sebagai medium; dan ketiga, audiens. Dalam proses menuangkan ide ke dalam pesan, terjadi proses encoding dimana ide itu dituangkan dalam bahasa iklan yang meyakinkan orang (Bungin, 2008:108-109). Ketika iklan disiarkan di media, terjadi decoding yaitu proses pemaknaan pesan dalam iklan tersebut oleh audiens. Dalam proses decoding, seseorang

mengoperasikan sistem internalnya. Sistem internal ini adalah sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia cerap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (Mulyana, 2003: 105-106). Sistem internal ini disebut juga kerangka rujukan (frame of reference) dan bidang pengalaman (field of experience).

1.7.3. Teori Determinisme Teknologi Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuchan pertama kali pada tahun 1962. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang

terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir dan berperilaku dalam masyarakat. Menurut McLuhan budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. McLuhan mengatakan bahwa Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk

komunikasi yang kita gunakan membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri. Teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita sendiri. Radio menyediakan pesan kepada manusia melalui indera pendengaran (audio), sementara televisi menyediakan pesan tidak hanya melalui pendengaran, tetapi juga penglihatan (audio visual), dari situ McLuhan menyimpulkan bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message). McLuhan membagi periode perkembangan teknologi

komunikasi menjadi empat yaitu: era kesukuan, era tulisan, era mesin cetak, dan terakhir era media elektronik. Kini kita berada di era elektronik. Kemampuan yang terjadi akibat era elektronik menyebabkan perluasan yang lebih baik pada pikiran dan perasaan manusia. Manusia tidak saja mengandalkan pendengaran atau penglihatan, tapi keduanya sekaligus (Nurudin, 2007:185).

10

Teori ini dapat menjelaskan bahwa pencitraan dalam iklan televisi dan pemaknaannya dipengaruhi oleh batasan kemampuan (determinisme) teknologi televisi itu sendiri.

1.7.2. Teori Konstruksi Citra Philip Kotler (2000:553, dalam Ruslan, 2004: 80)

mengemukakan bahwa: Citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu objek akan ditentukan oleh citra objek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya. Sedangkan Roberts (1977, dalam Rakhmat, 2007:223)

mengatakan bahwa citra (image) merepresentasikan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu. Bungin (2008:122) menyebutkan beberapa kategorisasi

penggunaan pencitraan dalam iklan televisi, yaitu: Citra Perempuan, Citra Maskulin, Citra Kemewahan dan Eksklusif, Citra Kelas Sosial, Citra Kenikmatan, Citra Manfaat, Citra Persahabatan, Citra Seksisme dan Seksualitas. Menurut Burhan Bungin (2008:157) pesan iklan televisi memiliki dua tahap penting: pertama, tahap menyampaikan informasi, dan kedua, tahap membangun citra, pembenaran, dan persuasi tindakan.

11

Citra dikonstruksi melalui pengelolaan pesan yang disampaikan dalam iklan, yaitu melalui penggunaan simbol-simbol kelas sosial, simbol-simbol budaya populer; seperti kemewahan, kualitas, efektifitas, kenikmatan dan cita rasa, kemudahan, aktualitasasi serta simbol budaya populer dan kelas sosial lainnya (Bungin: 2008:155). Pembentukan konstruksi citra lewat media massa bisa berbentuk: 1) model good news dan 2) model bad news. Iklan biasanya menggunakan model good news dengan maksud utama mencitrakan kebaikan dari apa yang

diiklankannya (Bungin, 2008:199), Bungin menggambarkan model konstruksi citra (image) dengan tahapan-tahapannya sebagai berikut:

Produk

Pesan image Simbol-simbol budaya dan kelas sosial

Kesan Pembenaran

Persuasi tindakan

Bangunan realitas media massa Dan konstruksi citra

Gambar 1.1 Model Konstruksi Citra (Image) Sumber: Bungin (2008: 157)

Model di atas menggambarkan bahwa dalam iklan ada produk yang diiklankan. Kemudian ada pesan produk dengan menggunakan

12

simbol-simbol

kelas

sosial,

kemudian

pula

ada

pembenaran.

Penggunaan simbol kelas sosial dan pembenaran serta realitas yang tercipta melalui proses ini merupakan bangunan realitas yang dibangun oleh iklan televisi untuk tujuan persuasi tindakan konsumen. Teori mengenai konstruksi citra di atas membantu peneliti untuk menjelaskan bagaimana iklan televisi melakukan pencitraan tertentu melalui pesan (audio dan visual) yang menggunakan simbol-simbol kelas sosial dan budaya populer untuk mempengaruhi audiens.

1.7. 1.7.1.

Definisi Istilah Pencitraan Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas (Rakhmat, 2007:223). Citra (image)

merepresentasikan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu (Roberts:1977, dalam Rakhmat, 2007:223). Maka yang membentuk citra. dimaksud dengan pencitraan adalah upaya

1.7.2.

Makna Jalaluddin Rakhmat (2007:278) mengatakan bahwa makna terletak pada pikiran orang, yaitu pada persepsinya. Makna terbentuk

13

berdasarkan frame of reference (kerangka rujukan) dan field of experience (bidang pengalaman) masing-masing individu. Yang dimaksud makna dalam penelitian ini adalah makna yang dikode oleh audiens (pemirsa) iklan terhadap pencitraan dalam iklan. Jadi makna adalah hasil dari persepsi setelah melakukan decoding terhadap pesan. Oleh karena itu, makna bisa juga disebut sebagai hasil dari penafsiran pesan.

1.7.3.

Iklan Iklan adalah alat pemasaran yang digunakan dalam proses komunikasi untuk mengirim pesan ke penerima (konsumen), yang akan bereaksi atau menanggapi dengan cara tertentu. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya sikap-sikap konsumen (Jefkins, 1997:5).

1.7.4.

Televisi Televisi merupakan salah satu jenis media massa elektronik yang bersifat audio-visual.

14

1.8. 1.8.1.

Metodologi Penelitian Metode Penelitian Peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif berjenis deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data dan kemudian menggambarkannya dengan penjelasan lebih rinci terkait dengan permasalahan yang diajukan yaitu bagaimana konstruksi citra dalam iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration.

1.8.2.

Jenis Sumber Data Sumber data primer yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah video rekaman iklan televisi Coca Cola yang bertema Piala Dunia 2010 versi History of Celebration. Video yang akan dianalisa berformat .flv. Sementara data sekunder diperoleh dari referensi dan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dan hasil wawancara dengan informan.

1.8.3.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui: 1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku

15

referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan atau internet. 2. Studi Lapangan (Field Research), yaitu melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan mendatangi dan mewawancarai informan.

1.8.4.

Teknik Pemilihan Informan Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan atau subjek riset, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset, karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas, bukan hanya sekedar objek yang hanya diwawancarai. Subjek penelitian dari sasaran penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposif, karena tidak adanya kerangka sampling dari seluruh unsur yang terdapat dalam populasi tersebut (Kriyantono, 2008). Dalam penelitian ini pemilihan informan disesuaikan dengan keterkaitannya pada tujuan penelitian.

1.8.5.

Teknik Analisis Data Penulis akan menganalisis data dengan menggunakan teknik model Miles dan Huberman, yaitu:

16

1. Pengumpulan Data, yaitu mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada di lapangan kemudian data-data tersebut dicatat. 2. Reduksi Data, yaitu hasil penelitian di lapangan sebagai bahan mentah dirangkum, direduksi, kemudian disusun supaya lebih sistematis untuk mempermudah peneliti di dalam mencari kembali data yang diperoleh apabila diperlukan kembali. 3. Sajian Data, yaitu penyajian data dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif untuk memudahkan penelitii memahami apa yang terjadi. 4. Verifikasi Data, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, diobservasi kemudian peneliti mencari makna hasil penelitian. Peneliti berusaha mencari pola, hubungan serta hal-hal yang sering timbul. Dari hasil penelitian atau data yang diperoleh peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan untuk kemudian

diverifikasi.

1.8.6.

Lokasi dan Sasaran Penelitian Lokasi untuk penelitian ini yaitu di kampus Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan keunikan dan kemenarikan yang sesuai dengan topik penelitian.

17

Sasaran penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive, karena tidak adanya kerangka sampling dari seluruh unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Dari sini sasaran akan dipilih secara purposive sesuai dengan keperluan karena yang digali dalam penelitian ini adalah kedalaman informasi, bukan kuantitas responden (Kriyantono, 2008). Dalam penelitian ini yang dijadikan sasaran penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unswagati Cirebon yang pernah menonton iklan televisi Coca Cola versi History of Celebration.

1.9.

Uji Keabsahan Data Ukuran kualitas sebuah penelitian terletak pada keabsahan atau validitas data

yang dikumpulkan selama penelitian. Secara umum validitas penelitian kualitatif terletak pada proses sewaktu peneliti mengumpulkan data dan sewaktu proses analisis-interpretatif data (Kriyantono, 2008:68). Salah satu cara paling penting dan mudah dalam menguji keabsahan data adalah dengan melakukan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,2002). Dwidjowinoto (2002:9) menyebutkan ada beberapa macam triangulasi, diantaranya: triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, triangulasi periset dan triangulasi metode. Peneliti akan menggunakan tiga teknik triangulasi, yaitu:

18

1. Triangulasi Sumber Yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi. 2. Triangulasi Metode Yaitu menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mandapatkan data yang sama. 3. Triangulasi Teori Yaitu memanfaatkan dua atau lebih teori untuk dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif.

1.10.

Rencana Jadwal Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dalam rentang waktu lima bulan terhitung mulai

bulan April 2010 sampai dengan Agustus 2010. Berikut ini adalah gambaran tahapantahapan kegiatan yang akan dilaksanakan:

19

NO KEGIATAN I. Tahap Persiapan 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan dan Pengamatan Data 3. Penyusunan dan Bimbingan Proposal 4. Seminar Proposal II. Tahap Pelaksanaan 1. Wawancara Informan 2. Pemilahan dan Analisis Data 3. Penyusunan dan Bimbingan Draft Skripsi III. Tahap Akhir 1. Seminar Skripsi 2. Sidang Skripsi

BULAN KEGIATAN/TAHUN 2010 Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

20

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005. Bove, Gurtland L., & Arens, William F., Contemporary Advertising, Illinois:Irwin, Homewood, 1986. Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Dyer, Gillian, Advertising As Communication, NY: Routledge, 1998, tansfered to digital printing 2005, diakses pada Maret 2010 http://books.google.co.id/books? id=uTgOAAAAQAAJ&dq=advertising+as+communication+%22dyer %22&printsec=frontcover&source=bn&hl=id&ei=e0DFS728GoPGrAeeje2U Dg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CBoQ6AEwAw#v= onepage&q&f=false Jefkins, Frank, Periklanan, Jakarta: Erlangga, 1997. Kellner, D. Towards A Critical Theory of Advertising, diakses pada Maret 2010 http://www.uta.edu/english/dab/illuminations/kell6.html Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, 2002. Bandung: PT Remaja

Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaluddin (ed.), Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

21

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

22

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEMIRSA IKLAN TELEVISI COCA COLA VERSI HISTORY OF CELEBRATION 1. Merek minuman ringan apa yang kamu pikirkan saat saya menyebut Piala Dunia? 2. Kamu tahu iklan televisi Coca Cola Piala Dunia? 3. Apa kesan kamu terhadap iklan televisi Coca Cola Piala Dunia? 4. Apa saja yang kamu ingat tentang iklan ini? 5. Menurut kamu iklan ini menceritakan apa? 6. Kamu tahu siapa bintang utama dalam iklan ini? 7. Apa yang kamu pikirkan jika saya menyebut nama Roger Milla? 8. Kamu pernah menonton Piala Dunia? 9. Apa kesan kamu tentang Piala Dunia? 10. Kamu tahu dimana Piala Dunia 2010 diadakan? Bagaimana persepsi kamu tentang negara itu? 11. Kamu berminat untuk menonton Piala Dunia 2010? 12. Jika ya, apakah iklan Coca Cola ini ikut mempengaruhi kamu untuk menonton Piala Dunia? 13. Apa kesan kamu tentang selebrasi (ekspresi perayaan kemenangan) yang dilakukan pesepakbola dalam iklan ini? 14. Bagaimana kesan kamu tentang penampilan para penonton? Suka atau tidak suka? Kenapa? 15. Menurut kamu siapa saja yang ada di dalam iklan ini? Maksudnya kamu bisa membedakan ras dan kebangsaannya? 16. Apakah kamu melihat kesan rasisme dalam iklan ini atau sebaliknya? 17. Apakah kamu melihat adanya kesan persahabatan dalam iklan ini? 18. Secara visual apa yang paling menarik perhatian kamu dari iklan ini?

23

19. Kamu tahu lagu yang dipakai dalam iklan ini? 20. Siapa penyanyinya? Apa yang kamu ketahui tentang dia? 21. Bagaimana lagu ini menurut kamu? Suasana apa yang kamu dapatkan kalau mendengarkan lagu ini? 22. Bagaimana pandangan kamu tentang musik hip-hop? 23. Apa pendapat kamu tentang slogan buka ekspresikan semangat barumu? 24. Kamu tahu apa maksudnya? 25. Menurut kamu iklan ini anak muda banget tidak? Alasan? 26. Menurut kamu apakah iklan ini cukup berkualitas, keren, biasa-biasa saja atau basi? 27. Menurut anda apa saja yang menonjol (keren) dari iklan ini? 28. Jika saya mengatakan Coca Cola, apa yang anda bayangkan? 29. Bagaimana produk Coca Cola digambarkan dalam iklan ini? 30. Yang kamu ingat, dalam iklan ini siapa saja yang minum Coca Cola? 31. Ketika menonton iklan ini di televisi apakah anda menjadi ingin minum Coca Cola? 32. Secara keseluruhan kesan atau suasana apa yang anda tangkap setelah menonton iklan ini?

You might also like