You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pertumbuhan janin dari minggu ke minggu mengalami

perkembangan secara berkala. Bagi para wanita hamil dan tenaga medis umumnya mengharapkan perkembangan janin serta perubahan-perubahan yang terjadi dapat berjalan normal. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti pertumbuhan janin yang terhambat dan kelainan-kelainan pada janin lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin selama kehamilan sehingga ditemukan berbagai kelainan dalam proses kehamilan beberapa diantaranya yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kehamilan ganda, kelainan air ketuban dan kelainan letak janin.

B.

Tujuan Penulisan Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dan menambah wawasan kami tentang kelainan dalam kehamilan.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Kehamilan Ganda (Gemelly) 1. Definisi Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu

kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat didefinisikan sabagai suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kembar harus di lakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. (Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG) Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila di inginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. (Sarwono Prawirohardjo) Kehamilan kembar adalah individu mengandung dua janin atau lebih. (Geri Morgan,CNM,ND)

Kehamilan Ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan bayi. Oleh karena itu dalam menghadapi kehamilan Ganda harus dilakukan perawatan Antenatal yang Intensif. 2. Etiologi Kehamilan Kembar Kecenderungan ras atau keluarga untuk melahirkan kembar meningkatkan kemungkinan kehamilan dizigot;tidak berlaku pada kehamilan monozigot. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur dan faktor keturunan. Faktor umur, makin tua makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan menurun lagi setelah umur 40 tahun. Paritas, pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) naik jadi 18,9 per 1000 persalinan. Keturunan, keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal. 3. Tanda Dan Gejala a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus.

Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar. b. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. c. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. d. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar. e. Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva. 4. Patofisiologi Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,

perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.

5. Pertumbuhan Janin Kembar a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin tunggal. b. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet dibawah 2000 gr, dua driplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah 1000 gr. c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya berselisih antara 50 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya. 1) Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan. 2) Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya. 3) Dapat terjadi sondroma transfusi fetal : pada janin yang dapt darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil, anemia, dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia. Pada kehamilan kembar dizigotik a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.

b. Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus. 6. Letak Dan Presentasi Janin Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering dijumpai adalah : a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %). b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %). c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %). d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %). e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %). f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %). g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking). 7. Komplikasi Kehamilan Kembar a. Trimester pertama 1) Emesis gravidarum-hiperemesis gravidarum 2) Lebih sering terjadi anemia hamil 3) Abortus

b. Trimester kedua atau ketiga Persalinan prematuritas 1) Kehamilan dengan hidramnion 2) Pre-eklampsia-eklampsia 3) Kelainan letak 4) Antepartum bleeding-plasenta previa/solution plasenta 5) Gangguan pertumbuhan janin : a) Intra Uterine growth retardation b) Pertumbuhan prematuritas c. Komplikasi pasca partus 1) Atonia uteri dan perdarahan pasca partus 2) Retensio plasenta 3) Memerlukan tindakan lanjut: a) Akardiakus asefalus b) Akardiakus akornus c) Akardiakur amorfus sampai akardiakus papiraseus 4) Terjadi sindrom trasfusi: a) Satu janin tumbuh: (1) Pertumbuhan janin yang baik (2) Polisetemia (3) Edema (4) Hidramnion

b) Janin yang lainnya terjadi: (1) Janin kecil sampai meninggal (2) Menderita anemia (3) Dehidrasi (4) Oligohidramnion 5) Pada hamil dizigot, perbedaan kemampuan tumbuh kembang dapat membahayakan kehidupan lainnya dan menimbulkan : Fetus kompresus atau fetus papiraseus d. Komplikasi Saat Inpartu 1) Terjadi inersia uteri primer-sekunder 2) Persalinan memanjang, kelainan letak janin, dan memerlukan tindakan operasi 3) Terjadi ketuban pecah saat belum inpartu-permukaan kecil 4) Terjadi prolapsus tali pusat 5) Persalinan sulit sampai interlooking 6) Pada persalinan anak kedua: a) Kelainan letak sehingga memerlukan tindakan operasi b) Terjadi solution plasenta 8. Jenis Kehamilan Kembar a. Kehamilan kembar monozigotik. Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga di sebutkan juga hamil kembar identik atau hamil kembar homolog

atau hamil kembar uniovuler. Karena berasal dari satu ovum, hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut: 1) Jenis kelamin sama 2) Rupanya sama 3) Sebagian hamil kembar dalam bentuk : 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta 4) Sebagian besar hamil kembar dalam bentuk : 1 plasenta, 1 korion dan 2 amnion 5) Pada hamil kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam. b. Kehamilan kembar dizigotik. Sebagian besar kehamilan kembar adalah dizigotik dengan ciri : 1) Jenis kelamin dapat sama atau berbeda 2) Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion, 2 korion. 9. Penyulit Kehamilan Kembar a. Penyulit Ibu 1) Anemia 2) Preeklampsia/eklampsia 3) Persalinan prematur 4) Perjalanan persalinan lebih lama 5) Post partum atonia uteri dapat di sertai perdarahan

10

b. Penyulit Janin 1) Hidramnion 2) Kelainan posisi janin 3) Kelainan kongenital 4) Plasenta previa 5) Solusio plasenta 6) Pertumbuhan janin terhambat 7) Angka kesakitan/kematian tinggi 10. Diagnosis Hamil Kembar Untuk dapat menegakkan diagnosis kemungkinan hamil kembali haruslah di pikirkan keadaan sebagai berikut : a. Besarnya perut hamil melebihi lamanya terlambat menstruasi. b. Besarnya rahim bertambah lebih cepat dari biasanya. c. Bertambahnya berat badan ibu hamil lebih besar d. Dapat di raba banyak bagian kecil janin e. Sering di sertai hamil dengan hidramnion Diagnosis pasti kehamilan kembar dapat di tegakkan dengan : a. Teraba dua kepala b. Teraba dua bokong atau dua punggung c. Perbedaan denyut jantung janin dengan jumlah lebih dari 10 denyut d. Dengan alat bantu ultrasonografi dan foto abdominal akan tampak dua janin dalam rahim

11

11. Penatalaksanaan Kehamilan Kembar a. Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat kelahiran kembar dalam keluarga atau individu. b. Bila sewaktu-waktu tanda dan gejala terjadi, konfirmasi atau singkirkan dugaan dengan sonogram. c. Bila kehamilan kembar didiagnosis, konsultasikan; penatalaksanaan kolaboratif mungkin di lakukan untuk kehamilan kembar.

B.

Kelainan Air Ketuban 1. Ketuban Pecah Dini (KPD) a. Pengertian Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadinya inpartu. Dibedakan menjadi 2, yaitu : 1) PPROM ( Preterm Premature Rupture of Membranes ) : Ketuban pecah pada saat usia kehamilan < 37 minggu 2) TPROM ( Term Prematur Rupture of Membranes ) : Ketuban pecah pada usia kehamilan > 37 minggu b. Etiologi Penyebab dari ketuban pecah dini tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka upaya preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Factor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi ketuban pecah dini antara lain :

12

1) Serviks yang inkopetensia : Kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan atau curettage) 2) Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion dan kehamilan ganda 3) Kelainan letak, misalnya letak sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah 4) Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun dari vagina atau infeksi cairan ketuban bisa

menyebabkan KPD 5) Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam dapat menyebabkan terjadinya KPD karena infeksi 6) Kelainan bawaan dari selaput ketuban 7) Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat ( Vitamin C ) 8) Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk ke PAP, CPD c. Pengaruh Ketuban Pecah Dini Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah : 1) Pengaruh terhadap ibu a) Infeksi intrapartial b) Infeksi puerperalis

13

c) Partus lama d) Perdarahan postpartum e) Morbiditas dan mortalitas maternal 2) Pengaruh terhadap janin a) Prematuritas b) Infeksi intra uterin c) Prolaps funiculi d) Asfiksia neonatorum e) Morbiditas dan mortalitas maternal d. Diagnosa Secara klinis diagnose ketuban pecah dini tidak sukar dibuat dengan anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dinii bida dilakukan dengan cara : 1) Umur kehamilan 20 minggu 2) Keluar cairan ketuban dari vagina tanpa disertai rasa mules 3) Cairan dapat keluar sedikit atau banyak 4) Cairan dapat keluar saat duduk, berdiri maupun tidur 5) Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi 6) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti amoniak 7) Pemeriksaan abdomen uterus lunak tidak nyeri tekan

14

8) Pemeriksaan inspekulo, terlihat cairan keluar dari ostium uteri internum 9) Dilakukan uji kertas lakmus : Merah biru (basa) : air ketuban Merah merah (asam) : air kencing 10) Tes pakis, dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan

gambaran daun pakis 11) Pemeriksaan Mikroskopik : terlihat lanugo dan vernik kaseosa e. Penanganan Anjuran mengenai penatalaksanaan optimum dari kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi intra uterin dan populasi pasien. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan ketuban pecah dini ke rumah sakit dan melahirkan bayi yang berumur lebih dari 36 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil resiko intra uterin. 1) Kehamilan < 37 minggu Bila tidak ada infeksi : a) Rawat RS b) Istirahat baring c) Pemberian Antibiotik d) Pematangan paru (Kortikosteroid)

15

e) Penilaian tanda-tanda infeksi Bila ada infeksi : a) Antibiotik b) Kortikosteroid c) Terminasi kehamilan 2) Kehamilan > 37 minggu Bila tidak ada infeksi : a) lahirkan bayi b) antibiotik Bila ada infeksi a) antibiotic b) lahirkan bayi c) post partum : antibiotic diteruskan 24-48 jam setelah bebas panas 2. Polihidramnion a. Defenisi Suatu keadaan dimana air ketuban lebih dari yang normal yaitu > 2000 cc. Dibedakan menjadi 2, yaitu : 1) Hidramnion Akut : Penambahan air ketuban secara cepat dan mendadak dan biasanya terjadi pada trimester II 2) Hidramnion Kronis : Penambahan air ketuban secara perlahan lahan dan biasanya terjadi pada trimester III

16

b. Etiologi Belum jelas,namun secara teori hidramnion bias terjadi karena : 1) Produksi air ketuban bertambah : Diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga bias bertambah karena cairan lain masuk kedalamruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anensefal 2) Pengaliran ketuban terganggu : Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengalirannya adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anaktidak menelan, seperti pada atresia esophagus, enensefal atau tumor plasenta. c. Diagnosis 1) Anamnesis a) Perut terasa lebih besar dn lebih berat dari pada biasa b) Sesak nafas, nyeri ulu hati dan sianosis c) Nyeri perut karena tegangnya uterus 2) Inspeksi a) Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, mendatar b) Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah dengan kehamilannya retak-retak, dan kadang-kadng umbilicus

17

c) Edema pada tungkai, vulva dan abdomen 3) Palpasi a) Perut tegang dan nyeri tekan b) Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya c) Bagian-bagian janin sukar dikenali 4) Auskultasi : DJJ sukar dikenali 5) Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen dan Ultrasonografi 6) Diagnose banding a) Gemeli b) Kehamilan dengan tumor c) Kista ovarium 7) Prognosis Terhadap ibu : a) Solusio plasenta b) Inertia uteri c) Perdarahan post partum Terhadap janin a) Kelainan congenital b) Prematuritas c) Prolapsus tali pusat

18

d. Penanganan 1) Hamil a) Hidramnion ringan : Tidak perlu pengobatan khusus cukup sedative dan diet garam b) Hidramnion berat dirawat 2) Persalinan : Air ketuban keluar pelan pelan tidak terjadi solusio plasenta 3) Nifas : Observasi perdarahan pos partum 3. Oligohidramnion a. Defenisi Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc b. Etiologi Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekundernya lainnya, misalkan pada ketuban pecah dini. c. Gambaran klinis 1) Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan 2) Ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan anak 3) Sering berakhir dengan partus prematurus 4) Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas

19

5) Persalinan lebih lama dari biasanya 6) Sewaktu his akan sakit sekali 7) Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada keluar. d. Akibat oligohidramnion 1) Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus 2) Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering e. Penanganan 1) ANC secara teratur 2) Deteksi dini kelainan janin 3) Deteksi dini penyakit dan komplikasi yang menyertai kehamilan 4) Konseling 5) Pendidikan kesehatan 6) Konsultasi dan kolaborasi

C.

Kelainan Letak 1. Letak Sungsang Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak

20

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Ada 4 tipe letak sungsang: a. Complete/flexed brech, pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida b. Extended brech (frank brech) pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ektensi, sehingga kaki berada dekat kepala, sering terjadi pada primiyang prematur c. Presentesi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong d. Presentasi lutut, janin berada dalam posisi 1 atau kedua lutut berada di bawah bokong Penyebab : Presentasi bokong terjadi kurang lebih 3% pada semua persalinan, penyebab pasti dari presentasi bokong belum diketahui secara pasti tetapi dapat terjadi pada persalinan premetur, uterus bikormis, insufisiensi cairan ketuban, plasenta letak rendah atau tumor yang menghalangi jalan lahir. Selain itu kelainan-kelainan seperti hidrosefalus, gande multi, polihidramnion memungkinkan terjadinya malpresentasi. 2. Letak Lintang Yaitu keadaan bila sumbu panjang janin hampir tegak lurus sumbu panjang ibu. Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut lancip, hasilnya adalah letak lintang oblik, yang biasanya terjadi sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal / letak lintang pada persalinan. Di Inggris, letak lintang oblik ini dinyatakan

21

sebagai letak lintang yang tidak stabil. Biasanya bahu berada diatas pintu atas panggul, kepala disalah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. Penyebab utama : a. Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi b. c. d. e. f. g. Janin prematur Plasenta previa Uterus abnormal Cairan amnion berlebih Panggul sempit Wanita dengan paritas tinggi mempunyai kemungkinan 10x lebih besar dari nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut gantung menyebabkan uterus jatuh ke depan, sehingga

menimbulkan defleksi sumbu panjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, yang menyebabkan terjadinya posisi oblik / melintang.

22

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan kembar terdiri atas 2 jenis yaitu monozigotik dan dizigotik. Kelainan Air Ketuban yang ditemukan pada kehamilan yaitu : Ketuban Pecah Dini (KPD), Polihidramnion dan Oligohidramnion. Kelainan letak yang umumnya terjadi pada kehamilan yaitu : Letak Sungsang dan Letak Lintang

B.

Saran Diharapkan Makalah ini dapat memberikan manfaat pada para pembaca dalam menambah pengetahuan.

23

DAFTAR PUSTAKA

http://anisaevi.blogspot.com/2011/05/penyulit-persalinan-penyimpanganjalan.html http://smartsroom.blogspot.com/2011/07/makalah-konsep-dasar-kelainan.html http://yunizasyafutrieza.blogspot.com/2011/05/kelainan-letak-pada-janin.html http://anisaputriani28.blogspot.com/2011/11/gemeli-dan-kelainan-airketuban.html http://kebidananolehmarwenninora.blogspot.com/2011/12/kelainan-airketuban.html

24

You might also like