You are on page 1of 10

DIAGRAM ALUR PROSES PRODUKSI (PRODUCTION FLOW CHART DIAGRAM) A.

DESAIN PROSES PRODUKSI DASAR URUTAN MONITORING DAN INSPEKSI Pada Bab 4 telah dijelaskan tentang berbagai desain, yakni desain produk berkesesuaian dengan mutu (product design and quality conformance), desain proses produksi yang berkesesuaian.Bila digabungkan sebenamya terdapat urutan yang logis dari desain produk, desain proses, dan desain operasi yang semuanya harus mengacu kepada kesesuaian mutu produk yang hendak dihasilkan. Dari desain proses dan desain operasi dapat dinyatakan dengan istilah yang lebih jelas, yakni Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram). Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri. Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair. Untuk memberi penjelasan secara visual, pada. Gambar 6.1 tertera diagram alur proses produksi pada pabrik bubur kertas (pulp).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

Fourdrinier Process Sons)

Dryers Reel

Winder

(Sumber: Martinich, Joseph. S. Production and Operation Management, John Wiley & Gambar 6.1 Diagram alur proses produksi pada pabrik bubur kertas Catatan: Feed conveyor Pulper Surge tank Screen celaner Thickener Chest Storage tower Disc refiner Fourdrinier Presses Dryers Reel Winder = eskalator pemasok bahan bake = mesin pembuat bubur kertas = tanki pengocok Centrifugal cleaner = pembersih yang berputar = layar pembersih = alai pengental = peti (penampung barang setengah jadi) = menara penyimpanan = mesin penyaring/penghalus = segi empat pengering = penekan = pengering = rol atau gulungan kertas = pemutar

B. PROSEDUR PENGAWASAN MUTU PRODUK Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-hal berikut. 1. Kerusakan dan Mutu Produk Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan. Misalnya dalam proses pembuatan kue kering adonan bahan baku terigu, telur, gula, dan sebagainya dicampur, dicetak, dan dipanaskan dengan proses dalam waktu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

tertentu, agar diperoleh kue yang direncanakan. Artinya, bila waktu memanaskan lebih lama dari ketentuan, berarti kue yang diperoleh selain gosong juga hancur. Dengan perkataan lain, kue yang dihasilkan adalah kue yang rusak. Agar kue yang diproduksi adalah kue yang baik sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan proses pembuatan secara baik. Secara umum hal itu dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh produk yang baik diperlukan pengawasan dalam proses untuk mencegah kerusakan. Artinya, agar produk yang dihasilkan tidak rusak perlu diadakan pengawasan mutu secara saksama. Adapun pengawasan atau pengendalian mute dilakukan selama proses produksi sampai barang tersebut dikirim ke konsumen. 2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk) Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi. Dengan mencegah kerusakan produk dapat diperoleh manfaat sebagai berikut. Pengusaha atau perusahaan tidak akan memperbaiki barang yang rusak (remade) dan proses produksi dalam perusahaan berjalan secara baik. Di lain pihak, konsumen tidak akan pernah mengembalikan produk yang telah dibelinya. Hal ini menyangkut nama baik produk bersangkutan. Sebab bila konsumen membeli produk yang rusak dia akan dan berhak mengembalikan. Bila hal ini terjadi berarti merupakan promosi yang tidak baik. Akhirnya, akan banyak konsumen yang tidak menyukai produk tersebut. Akibatnya, pangsa pasar produk tersebut akan tambah kecil. Hal ini berarti merupakan penurunan volume penjualan. Pengembalian barang yang rusak biasanya selalu melalui pengecer atau distributor yang ditunjuk. Pengembalian produk rusak yang sering terjadi, membuat pengecer atau distributornya akan enggan untuk menjual produk tersebut. Hal itu berarti kehilangan mata rantai distribusi untuk menjual barang. Jelas ini merupakan suatu kerugian yang perlu dihindarkan. Lain halnya bila barang yang dibeli seorang konsumen tidak pernah dikembalikan. Secara psikologis dia akan percaya bahwa produk yang dibelinya bermutu baik. Berarti konsumen tersebut tidak akan meninggalkan dan mengganti dengan produk lain. Hal ini pun bisa merupakan iklan dari mulut ke mulut yang positif, yang menjaga citra produk, bahkan menambah pangsa pasar produk bersangkutan sehingga volume penjualannya diharapkan dapat dinaikkan dari waktu ke waktu. Akibat dari laku kerasnya suatu produk, pihak pengecer (distributor) lebih senang hati dan bergairah melakukan promosi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

penjualan lebih lanjut. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa mencegah kerusakan suatu produk berpengaruh pada pemasarannya. Artinya, upaya mempertahankan mutu dengan mencegah kerusakan produk selama proses produksi merupakan suatu kegiatan yang penting untuk menghindari akibat buruk, yakni penurunan pangsa pasamya. 3. Kendali Mutu Terpadu Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan. Dalam hal manajemen mutu ini perlu adanya dukungan dan partisipasi (participation) dari berbagai pihak sebagai berikut. 1) Partisipasi pihak Manajemen (PM) atau keikutsertaan pimpinan perusahaan. 2) Partisipasi (keikutsertaan) karyawan (tenaga kerja) (PTK). Keikutsertaan dari pimpinan dan karyawan dalam pengendalian mutu suatu produk (barang/jasa) biasanya menggunakan suatu alat pengendali mutu, yang disebut dengan istilah cara statistik dengan contoh (CSC), yakni cara untuk memantau mutu barang yang dibuat. Tujuan penggunaan cara ini adalah agar barang yang dihasilkan mutunya baik semua. Cara statistik dengan menggunakan contoh ini hanya dapat bermanfaat bila pimpinan perusahaan dan karyawan terlibat semua dalam memantau mutu barang. Cara pemantauan dengan statistik ini merupakan cara memantau proses produksi sejak bahan baku hingga selesai. Bila ditemukan produk yang rusak maka faktor penyebabnya segera diperbaiki dan selanjutnya dicegah agar tidak terjadi lagi produk yang rusak. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 6.2. Gambar 6.2 menjelaskan peranan pimpinan perusahaan dan karyawan mengawasi atau mengendalikan mutu sejak awal yakni mutu bahan (input), proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai pengepakan barang jadi, bahkan alat angkut yang digunakan untuk mengirim barang ke konsumen atau pengecer.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

*) SSQT = Sample Statistical Quality Control = CSC Gambar 6.2 Tahap pengawasan mutu Dalam perusahaan yang berproduksi secara massal (mass production), kendali mutunya dapat dengan SSQT atau CST. Akan tetapi, pada perusahaan yang job order atau penjualan jasa, pengawasan mutu dilakukan atas semua produk (satu per satu) sesuai dengan permintaan pemesan atau konsumen pembeli jasa. C. JENIS-JENIS PENGAWASAN MUTU PRODUK 1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan. Misalnya, rencana pembelian bahan baku kayu jati oleh suatu perusahaan furniture, sesuai dengan rencana, yaitu kayu jati yang diperlukan adalah kayu jati tua. Waktu kayu jati tersebut datang, petugas harus memeriksa mutu kayu jati tersebut. Bila kayu jati tersebut muda, padahal yang dipesan adalah kayu jati tua maka pesanan tersebut harus dikembalikan. Jadi, sejak awal penerimaan bahan-bahan dilakukan pemeriksaan mutu bahan baku apakah sesuai dengan rencana dan pemesanan. Setelah bahan-bahan diterima (karena sesuai dengan pesanan) lalu selanjutnya disimpan di tempat penyimpanan yang layak. Contoh lain, pengusaha pembuat sepatu memesan kulit sapi muda (calf) sebanyak 1.000 kg. Saat pesanan datang, petugas pengawas mutu memeriksa kulit tersebut, baik mutu maupun jumlahnya, agar sesuai dengan pesanan. Petugas yang memeriksa bahan baku harus mempunyai tanggung jawab yang baik, agar bahan-bahan yang digunakan nantinya sesuai dengan mutu yang direncanakan. Begitulah, selanjutnya Anda dapat mencarikan contoh sendiri, seperti terdapat di lingkungan kehidupan seharihari. 2. Pemantauan Proses Produksi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesinmesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau dengan CSC agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. Misalnya, dalam pabrik yang membuat jari-jari roda sepeda. Apakah mesin bekerja tepat sehingga menghasilkan jari-jari roda sepeda yang panjangnya 40 cm. Bila hasilnya banyak sampel yang lebih pendek atau lebih panjang, berarti terdapat suatu yang rusak dalam mesin tersebut. Sehingga untuk mencegahnya, mesin perlu disetel atau diperbaiki lebih dulu. Setelah disetel atau diperbaiki, mesin dapat dioperasikan kembali sehingga hasil produk jari-jari roda sepeda panjangnya 40 cm sesuai dengan rencana. Pemantauan direncanakan. 3. Pemantauan Produk Jadi Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan. Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat. 4. Pemantauan Pengepakan Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu. Misalnya, bola lampu yang terdapat di rumah Anda, selain diperiksa mutunya juga cara membungkusnya harus mengikuti standar bungkus tertentu. Bila tidak, bola lampu rusak waktu sampai di tangan konsumen. Hal terakhir ini harus dihindarkan. Selanjutnya untuk barang (produk) bahan seperti radio, TV, video, dan jam tangan selain pembungkus yang baik, tentunya memerlukan alat pengangkut yang memenuhi syarat. Bila TV diangkut dengan kereta api, mungkin lebih riskan dalam hal penjagaan mutu dibandingkan bila diangkut dengan truk peti kemas. Perlu diperhatikan pula bila produk TV harus diangkut dari Surabaya ke Merauke (Irian Jaya), alat transpor apa yang ini harus dilakukan secara terus-menerus untuk menghindarkan penyimpangan hasil produksi yang tidak sesuai dengan ukuran, mutu, atau bentuk yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

paling tepat untuk mengangkut ke tempat tujuan agar mutunya tetap terjamin. Namun, ada pula barang (produk) yang tidak begitu memerlukan perhatian khusus dalam hal bungkus maupun alat angkut. Misalnya, sayuran, kelapa, singkong, dan sebagainya. Akan tetapi, tetap harus dipilih alat angkut yang tepat agar sampai tujuan sehingga mutu barang tersebut tetap prima. Dari ketiga jenjang pengendalian mutu tersebut dapat disimak bahwa tujuan utamanya adalah agar produk yang dihasilkan sesuai mutu. Memang perlu diakui, adanya kelemahan pengendalian mutu yang dilakukan manusia. Namun demikian, partisipasi yang penuh tanggung jawab dari setiap petugas pengendalian mutu, berarti dapat mengurangi kelemahan tersebut di alas. D. PEMECAHAN MASALAH MUTU DENGAN STATISTIK Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention). Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut. 1) Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi. 2) Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir. Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak. Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan. Sehubungan dengan tugas seorang supervisor sebagai pengendali mutu maka dia harus dapat memperhatikan dan menerapkan hal-hal sebagai berikut. 1. Diagram Alur Proses (DAP) (Process Production Flow Diagram) Diagram alur proses adalah diagram tentang urutan proses pengolahan suatu produk yang dibuat dimulai dari sejak bahan baku, barang setengah jadi, sampai dengan barang jadi. Tiap perusahaan mempunyai diagram alur proses yang berbeda, satu soma lain sesuai dengan Skala usaha maupun jenis barang yang dihasilkan. Berikut ini disajikan beberapa kasus (lihat Gambar 6.3). Diagram Proses Produksi pada Pabrik Tepung Tapioka Bahan baku tapioka adalah singkong (ketela pohon). Pemasok singkong adalah petani singkong. Singkong diterima di gudang, lalu dicuci, kemudian dikupas, terus digiling dalam mesin penggiling. Dalam proses menggiling, yang keluar adalah ampas dan sari pati yang merupakan tapioka. Selanjutnya, sari pati dikeringkan (dijemur), lalu dikeringkan untuk disimpan di gudang. Dari proses tersebut seorang supervisor mutu dapat membuat suatu diagram alur proses (DAP) seperti pada Gambar 6.4. Catatan: Tapioka adalah produk ekspor ke negara-negara Eropa Barat. Tepung tapioka digunakan sebagai bahan baku berbagai produk farmasi dan kosmetika, di samping untuk membuat pellet makanan ternak dan ikan. Bila mutu tepung tapioka ini dapat dijaga dan ditingkatkan, produsen industri farmasi dan kosmetik di seluruh dunia Barat akan menjadi konsumen yang potensial. Hal ini merupakan devisa yang diperlukan untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, selain mengintensifkan pemasaran di pasar internasional, mutunya juga harus tetap ditingkatkan. Dari alur proses pembuatan tapioka, seorang supervisor mutu dapat membuat diagram alur proses (DAP) seperti pada Gambar 6.4.

Catatan: Secara tradisional, di negara kita mencuci singkong, mengupas singkong,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

memarut singkong, dan mengeringkan tepung tapioka dan ampas dilakukan secara manual karena skala usahanya kecil-kecilan. Akan tetapi, di negara lain, di mana skala usahanya besarbesaran kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan mesin (dari mesin 1 sampai dengan mesin 5). 3. Diagram Alur Proses pada Pabrik Pulpen Pulpen yang Anda pegang, bila diperhatikan satu demi satu terdiri dari tutup pulpen (A), badan pulpen (B), dan isi pulpen (C). Bahkan bila diamati lebih lanjut tutup pulpen (A) tersebut terdiri dari komponen-komponen kecil. Demikian pula isi pulpen (C) terdiri dari tabung tinta dan isi tinta. Bahan baku pulpen tersebut misalnya saja terdiri dari plastik, tinta, dan pelat baja untuk mata penanya. Dari komponen pulpen tersebut Anda perlu mengetahuinya bahwa masing-masing komponen diproses dalam mesin sendiri-sendiri. Gambaran umumnya adalah seperti pada Gambar 6.5. Dari alur proses pembuatan pulpen tersebut seorang supervisor mutu dapat membuat suatu diagram alur proses (DAP) dengan urutan kerja sebagai berikut.
1) Tutup pulpen (A) diproses melalui mesin M1 2) Badan pulpen (B) diproses melalui mesin M2

3) Tabung tinta (C) diproses melalui mesin M3.


4) Mata pena (D) diproses melalui mesin M4 5) Tabung tempat pena diproses pada mesin M5.

Selanjutnya tabung tinta (dari M3), mata pena (dari M4), dan tabung tempat pena (dari M5) dirakit pada mesin M5 untuk menjadi isi pulpen yang lengkap. Lalu isi pulpen lengkap tersebut dirakit dengan tutup, pulpen, dan badan pulpen dalam mesin M6 untuk menjadi pulpen sebagai produk akhir. Jadi, Anda dengan mudah dapat membuat DAP-nya seperti pads Gambar 6.6 berikut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

Gambar 6.6 Diagram alur proses pembuatan pulpen Demikianlah secara, umum. DAP dibuat dengan mudah bila Anda, mengetahui keseluruhan proses pengolahan bahan hingga barang jadi. Selanjutnya Anda, dapat mengamati perusahaan di sekitar Anda untuk membuat DAP-nya. E. ALAT KENDALI MUTU Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan histogram. 1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart) Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED). 2. Histogram Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan. 3. Peranan Komputer Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.

Penyalur

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fatah Nurdin MT.

PENGENDALIAN MUTU

10

You might also like