You are on page 1of 14

Dampak Ekonomi Mengamati sering terjadinya musibah banjir di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, ada baiknya kita melihat

dampak ekonomi akibat bencana yang seringkali terjadi di Indonesia. Thomas Robert Malthus (1766-1834) merupakan salah satu ahli ekonomi klasik yang populer akibat ramalannya yang mengatakan bahwa di masa depan kehidupan akan diwarnai oleh kekurangan pangan atau ketimpangan ekonomi. Hal tersebut didasari oleh pernyataan Malthus, penduduk berkembang dengan laju seperti deret ukur sementara produksi pangan hanya berkembang mengikuti deret hitung. Malthus juga dikenal sebagai ahli ekonomi yang pesimis karena menurut perspektifnya mengenai kelangkaan disebabkan karena adanya non-renewable resources limit. Ramalan Malthus pada hakekatnya muncul akibat tiga hal, yaitu: pertama, Inggris yang sebelum tahun 1799 mengalami swasembada dalam pangan, mulai tahun 1799 justru mengimpor pangan, sehingga harga pangan di Inggris meningkat sejak tahun 1799. Kedua, dalam masa hidupnya, Malthus mengamati peningkatan jumlah kemiskinan pada kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan rendah, dan ketiga, Malthus terkesan pada ide tokoh anarkisme, William Goldwin, yang mengatakan bahwa karakter manusia bukan merupakan hasil turunan melainkan karena pengaruh lingkungan. Pada dasarnya, Malthus berfokus pada masalah ketimpangan. Ketimpangan disini diartikan sebagai ketidakstabilan dalam ekonomi, khususnya dalam masalah distribusi pendapatan Dalam kasus Jakarta, musibah banjir yang hampir terjadi setiap tahun dan mencapai puncaknya setiap 5 tahun sekali, dalam sudut pandang ekonomi, dapat menghambat sekaligus memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Jakarta. Betapa tidak, setiap terjadi musibah banjir di Jakarta, banyak sekali sarana dan prasarana publik dan swasta yang rusak sehingga roda perekonomian di ibukota terganggu. Sebaliknya, empati yang ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia maupun dunia internasional dalam bentuk bantuan uang maupun barang dan jasa dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Jakarta. Secara logika, masuknya uang dari luar Jakarta tersebut merupakan capital inflow tersendiri bagi propinsi DKI Jakarta. Secara ilmu ekonomi, masuknya bantuan berupa uang, barang, dan jasa dari luar Jakarta merupakan penerimaan bagi Pemda DKI Jakarta. Berdasarkan hal tersebut, neraca keuangan propinsi DKI Jakarta akan mengalami surplus, khususnya dari sisi penerimaan (bantuan dan hibah). Selain itu, akibat adanya musibah banjir di Jakarta yang seringkali merenggut korban jiwa, secara otomatis dapat mengurangi populasi penduduk Jakarta. Penurunan jumlah penduduk Jakarta merupakan salah satu stimulus bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena dengan menurunnya jumlah penduduk, secara tidak langsung, akan meningkatkan pendapatan perkapita propinsi yang bersangkutan. Jika dilihat dalam jangka pendek, memang musibah banjir merupakan salah satu faktor penghambat pembangunan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari rusaknya gedung-gedung perkantoran, pabrik, pusat perbelanjaan, dan unit-unit kegiatan ekonomi lainnya, sehingga berimplikasi pada matinya kegiatan ekonomi dalam jangka pendek. Akan tetapi dalam jangka panjang, musibah banjir dapat menjadi salah satu stimulus bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Jakarta. Hal ini cukup beralasan jika, pertama, banyaknya aliran bantuan uang, barang, dan jasa yang masuk ke propinsi yang mengalami musibah, kedua, banyaknya korban jiwa yang berimplikasi langsung pada penurunan jumlah penduduk secara signifikan di propinsi yang mengalami musibah. Berdasarkan alasan tersebut, maka DKI Jakarta, yang sering mengalami musibah banjir, akan menjadi propinsi yang dapat mengalami pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Namun, hal-hal tersebut di atas akan terwujud jika tidak terjadi distorsi dalam proses penyaluran dan penggunaan bantuan bagi masyarakat yang tertimpa musibah. Musibah banjir memang bukan suatu hal yang kita inginkan karena begitu banyak kepedihan dan duka didalamnya. Akan tetapi, musibah banjir di Jakarta dapat menjadi salah satu stimulus bagi

Object 1

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu propinsi. Bantuan berupa uang, barang, dan jasa dari luar Jakarta dan luar Indonesia, serta penurunan jumlah penduduk yang cukup signifikan merupakan beberapa faktor yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi suatu propinsi. Malthus menawarkan cara untuk mengatasi terjadinya ketimpangan ekonomi dengan hal-hal yang tidak alamiah, seperti peperangan dan penyebaran penyakit yang mematikan. Sebaliknya, musibah banjir di Jakarta merupakan hal yang alamiah dalam mengatasi terjadinya ketimpangan ekonomi. Secara logis, fenomena yang alamiah lebih baik dibandingkan fenomena yang tidak alamiah. Namun, lebih baik lagi jika ketimpangan ekonomi tidak diatasi dengan peperangan, penyebaran penyakit, atau musibah banjir, melainkan dengan kebijakan-kebijakan yang mampu mengakomodir semua kepentingan dan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat (social welfare), khususnya masyarakat ibukota DKI Jakarta.

Kerugian Ekonomi Akibat Banjir


Sepertinya, banjir selalu datang setiap tahun ketika musim hujan tiba. Hampir seluruh wilayah pesisir Aceh pernah dilanda banjir tahunan dengan kondisi dan intensitas yang berbeda-beda. Pada tahun 2006 lalu misalnya, Aceh Tamiang adalah daerah yang paling parah dilanda banjir. Tahun ini, wilayah pantai selatan Aceh mengalami kondisi yang sama, bahkan sempat terisolasi karena air menggenangi jalanjalan linta utama yang menghambat transportasi darat. Beberapa wilayah di pantai utara Aceh seperti Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang juga mengalami kondisi banjir dengan intensitas yang lebih kecil dibandingkan wilayah selatan. Di beberapa wilayah lain di Aceh barangkali tidak sampai dilanda banjir besar, namun tingkat curah hujan yang tinggi yang terjadi hampir setiap hari juga memicu kekhawatiran masyarakat. Apalagi, tingkat curah hujan yang tinggi dan didukung dengan kerusakan hutan dan lingkungan yang parah di banyak wilayah di Aceh membuat ancaman ini menjadi lebih nyata. Banjir yang datang setiap tahun tersebut menjadi ancaman nyata bagi masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah rawan banjir. Disadari atau tidak, banjir telah menyebabkan kerugian di berbagai sektor wilayah-wilayah yang parah terkena banjir. Walaupun banjir ini datangnnya hanya sementara biasanya hanya beberapa hari, namun dampak kerugiannya secara sosial dan ekonomi bisa berlangsung lama. Sehingga, banjir, seperti halnya bencana lain, sebetulnya seperti kata pepatah: hujan sehari menghapus panas setahun. Kedatangannya yang hanya sebentar, namun membawa dampak kerusakan yang panjang. Yang menarik adalah bahwa telah terjadi perubahan psikologis dalam masyarakat kita dalam melihat bencana banjir ini, yakni ketika datang ditakuti, ketika pergi dilupakan. Ada semacam amnesia sejarah terhadap datangnya banjir. Ketika banjir datang, semua pihak ribut dan super sibuk dengan berbagai aksi kemanusiaan. Namun, ketika banjir berlalu, orang menjadi lupa akan bencana itu. Kebijakan pemerintah dan kegiatan masyarakat yang merusak lingkungan dan mengundang banjir terus dilakukan. Dan, ada kesan bahwa amnesia sejarah terhadap banjir ini terus terjadi sepanjang waktu. Kerugian ekonomi akibat banjir biasanya merupakan kalkulasi nilai ekonomi terhadap kerusakan berbagai bidang kehidupan masyarakat. Komponen yang dinilai mencakup sektor perumahan, infrastruktur, sosial, kesehatan, ekonomi, lingkungan hidup, pemerintah, dan keuangan perbankan. Secara lebih sederhana, kerusakan biasanya dipisahkan menjadi kerugian ekonomi langsung dan kerugian ekonomi yang tidak langsung. Kerusakan ekonomi langsung bisa merupakan aset-aset fisik atau infrastruktur milik masyarakat dan pemerintah, seperti kerusakan jalan, jembatan, perumahan,

jaringan listrik dan air bersih, dan sebagainya. Kerugian ekonomi tak langsung biasanya lebih sulit diukur karena ia sangat prediktif. Misalnya, anak-anak yang tidak bisa bersekolah selama berhari-hari karena banjir tentu sangat sulit mengukur kerugiannya dalam bentuk angka-angka ekonomi. Atau korban jiwa akibat banjir, apakah bisa dihitung nilai ekonominya, dan sebagainya. Namun demikian, kerugian ini tetap harus diprediksi jumlah kerugiannya, sehingga kita mempunyai gambaran tentang dampak bencana banjir ini terhadap kehidupan masyarakat. Kalau kita lihat angka-angkat kerugian akibat banjir, pada awal tahun 2007, kerugian ekonomi akibat banjir di Jakarta dan sekitarnya mencapai angka 8,8 triliun rupiah (Tempo Interaktif, 20/2/2007), bandingkan dengan usulan APBA oleh Pemerintah Aceh untuk tahun 2009 yang jumlahnya hampir sama, yakni 8,9 triliun rupiah. Kerugian ekonomi tersebut terdiri dari 5,2 triliun kerugian ekonomi langsung dan 3,6 triliun kerugian ekonomi tak langsung. Sementara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) seperti yang dilaporkan kantor berita Antara (29/11/2008), memperkirakan bahwa total kerugian langsung akibat banjir yang melanda Pulau Sumatera sejak bulan Maret hingga November 2008 mencapai Rp 500 miliar per tahun. Walhi mencatat sejak bulan Maret 2008 telah terjadi 34 kali banjir di Sumatera. Di provinsi Aceh terjadi lima kali banjir yang meliputi Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Aceh Singkil, dan Aceh Tenggara, dan dalam beberapa hari terakhir sudah meluas ke kabupaten-kabupaten lain. Sementara di Aceh, walaupun kerugian akibat banjir untuk akhir tahun 2008 ini dan awal 2009 nanti belum bisa dihitung, namun jumlah kerugian tersebut akan mencapai angka puluhan hingga ratusan miliar. Bahkan untuk banjir besar seperti yang terjadi di Aceh Tamiang pada tahun 2006 lalu, kerugian ekonominya mencapai 2 triliun rupiah, artinya hampir 20% anggaran Pemerintah Aceh tahun 2007 dihabiskan untuk recovery banjir dan longsor. Tentu sebuah angka yang sangat besar dibandingkan jika dana ini digunakan untuk memperbaiki pendidikan Aceh atau memberdayakan ekonomi masyarakat miskin. Namun, bencana banjir telah menyedot anggaran pemerintah untuk sebuah kondisi yang sebenarnya bisa dihindari. Kerugian-kerugian ekonomi akibat banjir ini tentu sangat merugikan masyarakat dan menguras anggaran pemerintah untuk jangka panjang, baik Pemerintah Aceh maupun pemerintah kabupaten/kota.

Dampak banjir terhadap ekonomi


Banjir pasti selalu memiliki dampak negatif dalam setiap aspek. Dampak yang sangat kompleks untuk pribadi, kelompok atau negara. Beberapa aspek yang dirugikan oleh banjir untuk jurusan akuntansi ekonomi diantaranya dalam pertumbuhan ekonomi negara. Pertumbuhan ekonomi didukung atas sebuah negara, dimana jika suatu negara mengalami kesulitan/ bencana maka penghasilan seseorang akan berkurang, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak dapat stabil. Selain ekonomi, banjir memberi dampak hilangnya harta benda dan sangat merugikan manusia. Contohnya : surat tanah, ijazah, gedung, sertifikat, dan bahkan nyawa manusia. Di sisi lain, banjir dapat menghilangkan pekerjaan seseorang. Contohnya : Seorang petani yang tiap hari berkerja kesawah, karena adanya banjir para petani akhirnya mengalami kerugian yang seharusnya panen menjadi gagal panen. pemadaman listrik juga kerap terjadi ketika banjir. Pemadaman listrik itu terjadi karena adanya tingginya air / luapan

banjir yang dipadamkan oleh pihak PLN. Pemadaman itu bermaksud untuk menjaga keamanan masyarakat agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkann. Banjir juga mengganggu aktifitas pendidikan, Sulitnya anak-anak untuk menempuh perjalan ke sekolah dimana seharusnya datang ke sekolah tidak telat karena banjir anak-anak jadi terlambat, sehingga banyak orang tua yang menyuruh anaknya tidak masuk sekolah karena khawatir. Dampak yang hampIr sering terjadi pada transportasi darat, di mana kendaraan umum, pribadi baik motor ataupun mobil perjalan akan semakin terhambat karena genanggan air banjir yang meluap sampai ke jalan yang menyebabkan kendaraan macet.

Banjir Merusak Perekonomian


Object 2 Object 3 Object 4

Oleh Harmoko HAMPIR tiap tahun rakyat Indonesia mengalami musim banjir yang bermacam-macam jenisnya. Ada banjir biasa, ada banjir bandang, ada banjir yang tidak terduga datangnya, ada banjir kiriman serta banjir yang sifatnya permanent. Banjir tahun ini sudah diprediksi oleh BOMG. Potensi banjir tahun ini sangat besar. Bahkan untuk Kota Jakarta mengalami banjir bandang besar. Demikian juga daerah-daerah lainnya. Prediksi BOMG ternyata benar. Banyak sungai yang meluap. Pertama kali adalah air Bengawan Solo. Beberapa daerah seperti kota Solo, Sragen,Ngawi, Bojonegoro dan lainya terkena dampak banjir. Minggu-minggu yang lalu serta minggu-minggu sekarang air sungai maupun bengawan banyak meluap. Beberapa daerah di Banten terserang bencana banjir. Tinggi air hingga mencapai 4 meter. Bahkan dua orang tewas. Yang lebih memprihatinkan adalah Jalan Tol Jakarta-Merak, maupun Merak-Jakarta di Km 57, diterjang banjir. Dampak yang terlihat adalah truk-truk yang mengangkut bahan makanan, macet total. Pasokan bahan-bahan sembako juga terhambat di Merak. Penyeberangan terganjal oleh gelombang laut yang tingginya hingga mencapai 4-5 meter, sehingga walaupun ada kapal, namun tidak bisa jalan ke laut, diterjang ombak. Produksi ikan juga turun. Bahan-bahan dari Sumatra untuk Jawa dan sebaliknya dari Jawa ke Sumatra, semuanya terhambat, hingga ada bahan makanan yang membusuk. Apa yang terjadi adalah banjir tenyata membawa dampak pada perekonomian rakyat. Apa yang terjadi di lapangan dewasa ini adalah menunggu-menunggu dan menunggu suatu kepastian. Situasi banjir di Jakarta semakin parah. Meskipun Gubernur DKI menjanjikan angin sorga banjir bisa diatasi, tetapi kenyataan dilapangan sangat susah diprediksi dan diperbaiki. Kesalahan utama adalah rancangan tata-kota DKI tidak semulus seperti apa yang dirancang dalam

blue-print. Tetapi justru di lapangan, selain terjadi lonjakan pembangunan perumahan, mal, supermarket dan perumahan padat juga terjadi kemacetan total yang dialami kota Jakarta tiap hari. Tiada hari tanpa kemacetan itulah sumpah-serapah rakyat pengguna jalan. Kerugian perekonomian secara makro dan mikro terjadi di Jakarta. Bahkan tidak mustahil keluh-kesah yang dilontarkan Pemerintah Pusat, Pemda, Masyarakat luas serta DPR maupun DPRD, tidak bisa menjawab untuk mengatasinya. Oleh karena itu perlu ada pemikiran ulang terhadap Rencana dan Rancangan Pembangunan di Jakarta khususnya untuk pembangunan di bidang transportasi dan upaya mengatasi banjir. Hutan beton, hutan pencakar langit, hutan daerah rawan banjir semakin berlomba didirikan. Harus segera diubah menjadi wilayah yang ramah lingkungan. Ibukota yang tidak memiliki rencana dan rancangan tata-kota yang baik, akan menimbulkan berbagai dampak terhadap perekonomian rakyat serta tumbuhnya kriminalitas serta tumbuhnya rasa ketidakpercayaan kepada Pemerintah Pusat maupun kepada pemerintah daerah.

Dampat akibat terjadinya banjir Banjir dapat dikatakan sebagai sebuah musibah, karena dampak yang ditimbulkannya kerusakan yang sangat luas. Akibat dari terjadinya banjir dapat berdampak pada kesehatan, lingkungan fisik masyarakar, dan ekonomi. Dampak terhadap kesehatan. Sesudah terjadi, banjir dapat menjadi wabah penyakit menular yang berasal dari tempat-tempat pembuangan limbah atau tempat-tempat penbungan sampah yang terbuka, akan mencemarkan air dan makan yang ada di daerah tersebut. Bakteri akan menular melaluai air yang tercemar oleh banjir. Air banjir membawa bakteri, virus, parasit, dan bibit penyakit menular lainnya. Akibat penyebaran bakteri, virus, parasit, dan bibit penyakit menular lainnya dapat menyebabkan diare dan penyebaran penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk seperti malaria dan demam berdarah. Dampak banjir terhadap lingkungan fisik masyarakat. Bajir yang terjadi menberikan dampak yang sangat bersar terhadap lingkingan fisik, diantaranya banjir dapat menyebabkan rusaknya jembatan, jalan raya maupun bangunan-bangunan rumah, merusak lading pertanin dan lain sebagainya. Dampak banjir terhadap ekonomi. Banjir pun dapat mengakibatkan dampak ekonomis bagi daerah atau tempat-tempat yang mengalaminya. Bajir dapat merusak semua fasilitas dan keadaan yang ada di daerah atau tempat yang terjadi banjir sehingga membutuhkan biaya yang banyak untuk perbaikan kerusakan yang terjadi, bajir pun dapat menyebabkan kelangkaan bahan makan akibat kerusakan yang ditimbulkan misalnya kerusakan jalur transportasi sehingga daerah yang terkena bajir sulit dijangkau (Pengertian, penyebab, dampak dan cara menanggulangi banjir, 2011). Solusi bagi permasalahan banjir Berawal dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan setiap hari seperti membuang sampah pada tempatnya, dan tidak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah umum hal, ini sudah sangat membantuk mencegah atau mengurangi tingkat terjadinya banjir. Cara lain yang dapat dilaukan untuk mencegah terjadinya banjir seperti melakukan reboisasi, perbaikan tanggul atau saluran air lainnya rusak.

ampak Banjir
Dipublikasi pada April 28, 2012 oleh solusibanjirindonesia Pada dasarnya, setiap bencana akan memiliki dampak tersendiri. Secara umum dampak dari sebuah bencana dapat dipandang dari sisi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Dampak dari bencana akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Dampak Banjir pada Bidang Kesehatan Setelah banjir, besar kemungkinan bahwa wabah penyakit mengancam daerah yang terkena banjir. Hal ini karena aliran banjir membawa sampah dan kotoran, ketika banjir surut, sampah dan kotoran akan berserakan di daerah yang terkena banjir. Keadaan ini dapat menurunkan tingkat kesehatan dari suatu daerah jika tidak ditanggulangi dengan cepat. Penyakit yang biasanya tersebar melalui sampah dan kotoran adalah diare dan penyakit yang dibawa oleh nyamuk (malaria, demam berdarah, dll). Di sisi lain, banjir dapat mencemari sumber air dari daerah di sekitarnya. Ketika banjir melewati suatu daerah, kandungan zat kimia dari dalam tanah dapat terbawa oleh air dan tercampur dalam aliran banjir. Kemudian aliran banjir akan mengalir sampai ke sumber air dan menjadi polutan pada sumber air tersebut. Hal ini dapat menyebabkan keracunan air pada daerah sekitar bencana.

2. Dampak Banjir pada Bidang Ekonomi Banjir dapat memberi berdampak pada kerugian ekonomi suatu daerah. Pada dasarnya, ketika banjir menggenangi suatu pemukiman, besar kemungkinan pemukiman tersebut menjadi tidak layak tinggal lagi. Dari sisi perseorangan, biasanya perabot atau peralatan rumah tangga yang terkena banjir tidak mampu dipakai lagi. Ketika aliran air dari banjir ekstrim, tidak menutup kemungkinan dapat merusak daerah pemukiman suatu daerah. Dari sisi pemerintah, untuk melakukan perbaikan di daerah yang terkena banjir dibutuhkan biaya tambahan. Ditambah lagi dengan biaya pemeliharaan fasilitas yang dapat mencegah banjir seperti drainase, bendungan, atau gerbang sungai setiap tahunnya.

3.Dampak Banjir pada Bidang Sosial Banjir dapat berdampak juga pada bidang sosial. Jumlah penduduk dari suatu daerah biasanya berkurang setelah banjir terjadi di daerah tersebut. Hal ini memaksa perubahan dan adaptasi terhadap suatu komunitas sosial di daerah tersebut. Selain itu, berpindahnya penduduk dari daerah banjir ke daerah baru juga memaksa penduduk untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru. Komunitas sosial pada suatu pemukiman sampai sekarang masih sulit mengatasi dampak sosial yang terjadi setelah banjir.

Sejarah Pembentukan Bumi Berdasarkan Zaman


Masa Arkeozoikum (4,5 2,5 milyar tahun lalu) Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari balon bumi (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan

lingkungan disekitar mata-air panas. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun. Masa Proterozoikum (2,5 milyar 290 juta tahun lalu) Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang. Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti uburubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium. Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu) Kambrium berasal dari kata Cambria nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah. Zaman Ordovisium (500 440 juta tahun lalu) Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benuabenua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya. Zaman Silur (440 410 juta tahun lalu) Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu) Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus

berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land). Zaman Karbon (360 290 juta tahun lalu) Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara. Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu) Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia. Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi. Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu) Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea. Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu) Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. zaman ini merupakan zaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park. Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu) Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa. Zaman Tersier (65 1,7 juta tahun lalu)

Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu sekarang) Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang. Kesimpulan : Planet kita diperkirakan mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejak itu penampilan aslinya hampir tidak pernah berubah. bumi ini cocok untuk menciptakan dan mengembangbiakkan bentuk kehidupan sejak pertama kali terbentuk. Tim peneliti barat menolak teori tentang bumi seluruhnya diselubungi samudera sebelum spesies laut pertama menginjak daratan. Sejarah bumi berdasarkan masa/zama terdiri dari: Masa Arkeozoikum (4,5 2,5 milyar tahun lalu) Masa Proterozoikum (2,5 milyar 290 juta tahun lalu) Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu) Zaman Ordovisium (500 440 juta tahun lalu) Zaman Silur (440 410 juta tahun lalu) Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu) Zaman Karbon (360 290 juta tahun lalu) Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu) Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu) Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu) Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu) Zaman Tersier (65 1,7 juta tahun lalu)

Proses Pembentukan Bumi


Sejarah Pembentukan Bumi - Bumi merupakan tempat tinggal manusia hidup di alam dunia, tempat dimana semua makhluk hidup melakukan makan, minum, ee dan segalanya. Tapi sudah tahukah anda bagaimana proses pembentukan bumi itu terjadi? Dalam sejarah pembentukan bumi, banyak terdapat teori yang menggambarkan awal mula terbentuknya bumi, dari semuanya itu, teori pembentukan bumi yang paling popular adalah teori big bang. Teori ini menyatakan proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang silam. SEJARAH PROSES PEMBENTUKAN BUMI a. Proses Alam Endogen Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan dengan kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang berasal dari inti bumi. Lapisan Inti : cairan kental bersuhu di atas 4.500 C dan bertekanan tinggi, mengandung mineral cairan Besi dan Nikel (disebut juga lapisan Nife). Lapisan Astenosfer : merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara 2.0004.000 C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium dan Magnesium (disebut juga lapisan Sima). Lapisan Litosfer : merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000 C dan tekanan terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi. Kerak Bumi : padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial) Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi. Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut: (1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini disebut tektonisme.

(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme. (3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. b. Proses Alam Eksogen Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600 000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi. Perkembangan perubahan tetumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia. Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman dengan nama-nama khususnya. Misal Jaman Batu, Jaman Majapahit, Terus ada yang membagi lagi dengan Kala, Masa dan sebagainya. Dalam ilmu geologi juga mirip. Ada yg disebut jaman, kala, periode dan sebagainya Teori Pembentukan Bumi Pada artikel sebelumnya, kita telah mempelajari sejarah proses dan jaman pembentukan bumi. Dan kesempatan ini [db] masih berbagi tentang sejarah awal mula pembentukan bumi terkait dengan teori pembentukan bumi sebagai pelengkap pengetahuan kita tentang bumi. Teori pembentukan bumi adalah berbagai teori yang di ajukan sebagai penjelasan awal mula terbentuknya bumi. Terdapat berbagai ilmuan yang meneliti serta menyimpulkan berbagai peristiwa asal usul terbentuknya bumi dengan berbagai teori dan hipotesis mereka. Berikut adalah teori-teori asal usul pembentukan bumi seperti yang dikutip Wikipedia. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Teori Teori Teori Teori Teori Teori Teori Teori Kant Buffon Laplace Planetisimal Hypothesis Tidal Weizsaecker Kuiper Whipple

Teori Kant Pada tahun 1755, seorang filosof Jerman yang bernama Immanuel Kant mengemukakan tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroida pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat. Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet planet. Pesan Sponsor

Teori Buffon Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet. Teori Laplace Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin cincin. Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan gumpalan bola yang menjadi planet planet, termasuk bumi. Teori Planetisimal Hypothesis Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi. Teori Tidal Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet planet, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato. Teori Weizsaecker Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet planet, termasuk bumi. Teori Kuiper Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet planet.

Teori Whipple Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet planet.

You might also like