You are on page 1of 17

LABA (INCOME)

Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital paa awal perioda. Dalam teori akuntansi sendiri, laba diartikan sebagai laba komprehensif yaitu kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Apabila dilihat menggunakan PABU, laba adalah selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Tujuan Pelaporan Laba Berdasarkan pengertian dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai: pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi sumber ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-piutang, basis kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen. Konsep Laba Konvensional Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu: tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang perbedaan antarentitas, berbasis kos histories, dan hanya sebagian masukan informasi bagi investor. Konsep Laba Dalam TataranSemantik konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi. Pengukur Kinerja Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur keefisienan bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efisiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat mempresantikan kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA, dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Konfirmasi Harapan Investor Informasi yang tersedia dalam pelaporan keuangan akan mempresentasikan informasi privat mengenai perusahaan atau laba bila dirujuk secara lebih spesifik. Kondisi pasar yang efisien ataupun yang tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi / harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh sehingga akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil investor dalam melakukan sebuah investasi. Jadi informasi mengenai laba dapat diinterpretasikan

sebagai sarana untuk mengkorfirmasi harapan/ prediksi mengenai keputusan investasi yang akan dilakukan . Estimator Laba Ekonomik Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor karena laba digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunkan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba secara akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimator/prediktor laba ekonomik. Maka akuntansi cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak dan menyerahkan analisis dan perhitungan laba ekonomik kepada investor, walaupun persepsi dari masing-masing investorlah yang aakn memegang peranan yang lebih besar dalam penilaian/estimasi mengenai laba ekonomi suatu entitas. Makna Laba Makna laba dapat diartikan sebagai kemakmuran yang dicapai, hal ini dapat dilihat dengan kenaikan kemakmuran yang dikuasai suatu entitas, prubahan kemakmuran yang dilihat dari selisih kemakmuran awal dan akhir dari suatu perioda, dan perubahan kemakmuran harus dapat didistribusikan , dinkmati atau ditari oleh entitas yang menguasai kemakmuran tersebut. Laba dan kapital Kapital adalah sediaan atau potensi jasa, maka laba bila dilihat dari pespektif kapital merupakan kemakmuaran yang bisa diraih ari aliran petensi jasa yang dapat dinikmati dalam suatu periode tanpa mengurangi tingkat potensi jasa pada awal perioda. Konsep Pemertahanan Kapital. Berdasarkan konsep ini laba diartiak sebagai harapan supaya kapital atau investasi yang tertanam akan terus dan selalu berkembang. Konsep Laba Dalam Sintatik Makna semantik laba yang dikembangkan pada akhirnya harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik. Salah satu bentuk penjabarannya adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa criteria atau pendekatan dalam konsep ini, yaitu pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan kapital. Pendekatan transaksi Berdasarkan pendekatan transaksi laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Pengukuran dan pengakuan laba akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya

Pendekatan Kegiatan Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Pendekatan Pemertahanan Kapital Entitas berhak mendapatkan imbalan dan menikmatinya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti seperti awal, pada pendekatan ini imbalan atau laba didefinisikan sebagai konsekuansi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Elemen statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Pengukuran atau Penilaian Kapital Jenis Kapital Kapital finansial adalah klaim dari jumlah rupah atau nilai yang melekat pada aset total badan usaha tanpa memandang jenis atau komponen aset. Laba akan timbul bila jumlah rupiah aset pada akhir perioda lebih banyak dari jumlah rupiah pada awal perioda. Kapital fisis, dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis, jadi laba akan dinilai dengan melihat kelebihan antara produksi fisis di akhir perioda dengan awal perioda. Skala Pengukuran Skala nominal adalah satuan rupiah yang seperti terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik, skala nominal lebih menitikberatkan pada jumlah unuit rupiah daripada jumlah unit daya beli. Skala Daya Beli adalah skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah normal atas dasar harga indeks tertentu. Dasar atau Atribut Pengukuran Kos historis adalah jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam system pembukuan), Kos sekarang adalah jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh asset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara. Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital Menggambarkan laba secara umum sebagai perubahan kapital atas dasar konsep pemertahanan kapital. Pendekatan penilaian dan implikasinya terhadap penentuan laba : Kapitalisasi aliran kas

harapan, Penilaian pasar atas perusahaan, Setara kas sekarang, Harga masukan historis, Harga masukan sekarang, Pemertahanan daya beli. Konsep Laba dalam tataran Pragmatik Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah, sedangkan dalam teori akuntansi tataran pragmatik membahas mengenai apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Prediktor Aliran Kas ke Investor Laba disisni bertujuan membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk memprediksi aliran kas ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya Laba dan Harga Saham Laba merupakan prediktor aliran kas masa depan ke investor digunakan untuk menentukan apa yang disebut nilai intrinsik sekuritas atau saham, dan nilai intrinsik inilah yang akan memnentukan harga saham di pasar modal pada saat tertentu. Perkontrakan Efisien Kontrak yang efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan yang diperjanjikan. Pengendalian Manajemen Dalam tataran pragmatik, laba juga dapat digunakan sebagai pengendalian manajemen, yaitu sebagai pengukur kinerja divisi atau manajernya. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan kompensasi dengan laba sebagai pengukur kinerja. Teori Pasar Efisien Pasar modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi bila harga saham merefleksi secara penuh informasi tersebut, atau, bila harga sekuritas merefleksi secara cepat dan penuh semua informasi yang tersedia dalam suatu sistem pelaporan keuangan. Bentuk Efisiensi Pasar Laba Sebagai Signal : Bentuk lemah, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan volume sekuritas masa lalu, Bentuk semi-kuat ,jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang tersedia secara public termasuk data statemen keuangan), Bentuk kuat , jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi termasuk informasi privat atau dalam yang tidak dipublikasikan).

Pengujian Kandungan Informasi Laba Terdapat dua bentuk pengujian terhadap kandungan informasi laba yaitu pengujian peristiwa dan pengujian asosiasi (nilai relevan laba), Pengujian peristiwa adalah pengujian yang berfokus pada peristiwa pengumuman laba. Pengujian asosiasi dilihat dari kepekaan return saham terhadap setiap rupiah laba atau laba kejutan. Laba dan Teori Entitas Membahas berbagai konsep entitas selain kesatuan usaha dan implikasinya terhadap pengertian dan penyajian laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entitas (kesatuan) sering disebut pula dengan teori ekuitas. Terdapat beberapa teori entitas atau teori ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akutansi, yaitu entitas usaha bersama, entitas usaha atau bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan entitas dana. Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik. Partispan tersebut merupakan pihak yang akhirnya meneima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan juga mempunyai implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen laba-rugi. Penyajian Laba Penyajian laba berdasarkan masalah konseptual adalah pemisahan pelaporan pos pos transaksi dengan pemilik. Pos-pos operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen laba-rugi sedangkan pos-pos yang jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas

LABA (INCOME)

Materi Akuntansi LABA (INCOME) ,Cari Materi Akuntansi LABA (INCOME) dan Materi lain yang berhubungan dengan Akuntansi, download juga materi dan bank soal LABA (INCOME) dimenu yang tersedia.

Makna Income dalam perpajakan adalah sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standart Akuntansi Keuangan, sedangkan dalam Akuntansi istilah income adalah dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud dengan income. Dan lebih menunjuk pada konsep FASB.

Tujuan Pelaporan Laba Pengertian laba yang dianut struktur akuntansi sekarang adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Pendefinisian laba adalah sebagai pengukur kembalian atas investasi dari pada sekedar perubahan kas. Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain : 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara 5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik 6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang 7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 9. Dasar pembagian dividen

Konsep Laba Konvensional Menurut Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan : 1. Laba akuntansi belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuitif dan ekonomik bermakna 2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa residual 3. Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan 4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga

5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak. Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu : 1. Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori 2. Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.

1. a.

INTERPRETASI LABA DAN IMPLIKASINYA DALAM TIAP TATARAN TEORI Konsep Laba dalam Tataran Semantik Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat (usefull) dan bermakna (meaningful) sebagai informasi. Pemaknaan laba secara semantik akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintatik yaitu pengukuran dan penyajiannya Pengukur kinerja Daya melaba merupakan informasi semantik yang diharapkan dibawa oleh informasi akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek (element), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Dalam daya melaba ada tiga komponen yang harus diketahui yaitu laba, periode, tingkat sumber daya (investasi). Sehingga, laba dapat diinterprestasi sebagai pengukur keefisienan (efisien) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efisien secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks. Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Konfirmasi Harapan Investor Perekayasa pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya dimasa lalu tentang kinerja perusahaan memang terealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasikan sebagai saran untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut. Estimator Laba Ekonomik

Akuntansi menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu periode. Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomik, yaitu: 1. Sudut pandang pemaknaan, laba akuntansi dari perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan sedangkan laba ekonomik dari kaca mata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang bersifat subjektif. 2. Dasar pengukuran, laba akuntansi berdasarkan data yang telah terjadi ( kos historis) dan bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan, nilai pasar, dan nilai likuidasi seperti laba ekonomik 3. Dari segi akuntansi, pengertian ekonomik adalah kelayakan ekonomik jangka panjang sementara laba ekonomik merupakan penilaian ekonomik jangka pendek. 4. Dari segi akuntasi depresiasi merupakan proses alokasi harga perolehan aset, sementara dalam laba ekonomik depresiasi merupakan proses penilaian. 5. Laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi karena pada umumnya laba ekonomik memperhitungkan perubahan daya beli uang dan perubahan harga spesifik aset, karena investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan untuk menilai secara ekonomik investasinya, sementara akuntansi menunjukkan pengaruh perubahan harga dan daya beli melalaui laporan pelengkap. 6. Laba akuntansi berkepentingan dengan laba uang dimana laba uang tersebut berupa kenaikkan satuan uang dalam satu periode tanpa memperhatikan pengaruh perbedaan daya beli. Sementara laba ekonomik berkepentingan dengan laba real, dimana laba real adalah laba yang berupa kenaikkan kemakmuran ekonomik. 7. Laba akuntansi dilandasi konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos hostoris menjadi basis penilaiannya. Sementara itu, laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sehingga simpanan atau sediaan nilai. Makna Laba Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :

1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas 2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir 3. Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan. Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan, investaasi, sumber daya ekonomik, uang dan apapun yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran tersebut secara umum disebut kapital (capital). Namun kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian kapital dalam konteks laba akuntansi meliputi: Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis atau finansial) adalah aset Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat utang, misalnya obligasi) adalah utang. Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat saham) adalah ekuitas. Laba dan Kapital Kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu, sementara laba dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mulamula.

Konsep Pemertahanan Kapital Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/ imbalan atau return dan menikmati iya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Konsep ini mempunyai arti penting dan konsekuensi dalam beberapa hal yang saling berkaitan, sebagai berikut : 1. Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi. 2. Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan transaksi pendanaan dari pemilik.

3. Menjamin agar laba yang dapat didistribusikan tidak mengandung pengembalian investasi. 4. Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan kemampuan ekonomi. 5. memungkinkan penggunaan berbagai dasar pemikiran untuk menentukan tingkat kapital pada saat tertentu. 6. Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomi. Atas dasar uraian di atas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal dan semantik sebagai berikut : Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal periode).

b.

Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik Konsep ini harus dirasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang objektif sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam statemen keuangan. Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan merupakan masalah pada tataran sintaktik. Terdapat dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba yaitu : 1. Pendekatan transaksi Laba diukur pada saat terjadinya transaksi (terutama transaksi eksternal) yang kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan sama dengan atas dasar kriteria terlealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Dengan pendekatan transaksi laba timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. 2. Pendekatan kegiatan

Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Dengan konsep ini pendapatan (dengan sendirinya laba) dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas. Dalam aplikasinya kedua pendekatan diatas tidak berdiri sendiri tetapi saling melengkapi. Laba tidak dapat diakui hanya atas dasar salah satu pendekatan. Pendekatan Pemertahanan Kapital Dengan konsep ini laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Masalah teoritis dalam hal ini adalah bagaimana kapital diukur atau dinilai dan bagaimana laba ditentukan. Pengukuran atau Penilaian Kapital Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian. Jenis Kapital : 1. Kapital Finansial Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatu periode melebihi jumlah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik atau penguasa klaim selama periode dikeluarkan). 2. Kapital Fisis Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode.

Perbedaan antara kedua jenis kapital dilihat dari pengaruh perubahan harga atas aset yang ditahan atau kewajiban yang ditanggung selama satu periode. Dalam kapital finansial pengaruh perubahan diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan dan dilaporkan melalui statemen laba rugi, sedangkan kapital fisis pengaruh perubahan diakui sebagai penyesuai kapital dan tidak masuk dalam statemen laba rugi.

Skala Pengukuran: 1. Skala Nominal Adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Karena dalam kenyataannya nilai satuan uang berubah karena inflasi, pengukuran atas dasar skala rupiah nominal mengandung kelemahan. 2. Skala daya beli Skala daya beli atau lebih tepatnya skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Dengan skala ini rupiah nominal dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu. Dasar atau Atribut pengukuran: 1. Kos Historis Merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. 2. Kos sekarang Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.

Kos sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi karena perubahan harga barang tertentu akibat perubahan selera, teknologi dan fungsi. Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah : 1. Kapitalisasi aliran kas harapan Konsep laba ini mendekati konsep laba ekonomik. Dengan konsep ini, akan ditentukan nilai kapitalisasian investasi pemegang saham pada awal dan akhir periode. Dalam hal ini, laba merupakan selisih nilai kapitalisasian awal dan akhir periode. Meskipun, konsep ini mendekati laba ekonomik namun sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak mendukung konsep pengoperasian. 2. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital finansial. Dimana, kapital diukur atas dasar berapa jumlah rupiah yang investor bersedia membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan dikurangi seluruh kewajiban. Untuk memperoleh nilai kapital yang wajar dapat digunakan alternatif penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar dengan harga pasar saham pada awal dan akhir periode. 3. Setara Kas sekarang Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Dasar pengukuran adalah semua jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai semua utang. Berbeda dengan penilaian pasar atas aset bersih perusahaan, penilaian ini merupakan jumlah harga pasar tiap jenis aset secara individual. Walaupun penilaian ini objektif , pasar bebas untuk tiap jenis aset tidak selalu ada. 4. Harga masukan historis

Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir periode yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hal inilah yang dianut. 5. Harga masukan sekarang Perbedaan penilaian ini dengan harga masukan historis adalah pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Kapital dapat dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda sama dengan kos pengganti awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan kemampuan produktif seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat didistribusikan dalam bentuk deviden. 6. Pembertahanan daya beli konstan Pengukuran dengan unit daya beli konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya beli kapital yang mula-mula. Secara umum, penentuan laba atas dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian atas kapital baik fisis maupun finansial pada awal dan akhir suatu periode. c. Konsep Laba dalam tataran pragmatik Tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Prediktor Aliran Kas ke Investor Aliran kas yang diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menciptakan kas yang cukup untuk membayar semua kewajiban pada saatnya, mendanai keperluan operasi, reinvestasi, membayar bunga dan membayar deviden. Kemampuan menciptakan kas tersebut akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan mendatangkan laba jangka panjang yang memadai. Oleh karena itu investor dan kreditor harus memprediksi kemampuan melaba jangka panjang. Untuk itu, investor dan kreditor memerlukan informasi laba

masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Bahwa laba merupakan prediktor aliran kas ke investor sebenarnya menunjukkan bahwa laba menentukan harga saham. Perkontrakan Efisien Kontrak efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan yang mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan. Aspek pragmatik laba dalam pengontrakan efisien didasarkan pada gagasan bahwa kontrak akan efisien jika laba akuntansi menjadi kriteria dalam kontrak tanpa memandang aspek semantik laba tersebut. Jadi, laba akuntansi mempunyai manfaat karena secara pragmatik dapat dijadikan alat untuk mencapai kontrak yang efisien. Pengendalian Manajemen Laba mempunyai peran penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen. Sistem ini dirancang untuk mengerahkan perilaku para manajer agar mereka memaksimumkan kepentingan dirinya atau divisinya, tetapi pada saat yang sama kepentingan perusahaan secara keseluruhan juga tercapai. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan konpensasi dengan laba sebagai pengukur kinerja. Teori Pasar Efisien Reaksi pasar modal terhadap informasi dapat digunakan untuk mengukur atau menguji kebermanfaatan informasi. Hubungan antara informasi dan harga saham dibahas dalam kontek yang disebut efiensi pasar. Terdapat tiga bentuk efisiensi yaitu: Bentuk lemah, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan volume sekuritas masa lalu. Bentuk semi kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang tersedia secara publik termasuk data statemen keuangan. Bentuk kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi privat yang tidak dipublikasikan. Laba Sebagai Signal Laba merupakan sarana untuk menyampaikan signal-signal dari manajemen yang tidak disampaikan secara publik. Jadi, laba mempunyai kandungan informasi yang penting bagi pasar modal. Pengujian Pandangan Informasi Laba

Untuk menguji kandungan informasi laba ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Pengujian asosiasi Pengujian asosiasi menunjukkan bahwa asosiasi atau korelasi antara laba dan return tidak begitu kuat atau sempurna. 2. Pengujian peristiwa Bahwa laba mempunyai efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.

2. LABA DAN TEORI ENTITAS Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah : 1. Entitas usaha bersama Terdiri dari manajar, karyawan, pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Sehingga laba didefinisikan sebagai seluruh jumlah rupiah nilai-tambahan atau (kenaikkan kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama dikurangi dengan kos material dan mesin atau peralatan (bahan baku, overhead non tenaga kerja dan depresiasi). 2. Tntitas usaha atau bisnis Perusahaan dipandang sebagai orang atau bahan yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. Laba dipandang sebagai kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluaran aset (penurunan aset) sebagai akibat kegiatan operasi perusahaan. 3. Entitas investor

Investor terdiri dari kreditor dan pemegang saham dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. 4. Entitas pemilik Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Untuk perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat karena manajemen dan pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas pemilik residual 5. Entitas pemilik residual Konsep entitas ini memandang pemegang saham sebagai pusat perhatian akuntansi, dimana pemilik adalah pemegang saham biasa, sedangkan pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar. Sehingga deviden untuk mereka dipandang sebagai biaya. Oleh karena itu penyajian laba harus dipusatkan pada pemegang saham biasa untuk membantu mereka memprediksi aliran kas masa datang. 6. Entitas pengendali Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih penting daripada kepemilikan. 7. Entitas dana Konsep ini berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu dana non belanja atau usaha dan dana belanja.

You might also like

  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Bab Iv 58-66
    Bab Iv 58-66
    Document6 pages
    Bab Iv 58-66
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Try Out 2 UI
    Try Out 2 UI
    Document16 pages
    Try Out 2 UI
    Arifuddin R
    No ratings yet
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Document2 pages
    BAB I Pendahuluan
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Ebstghrns Hjrtss
    Ebstghrns Hjrtss
    Document1 page
    Ebstghrns Hjrtss
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Jurnal Reading Nadya
    Jurnal Reading Nadya
    Document29 pages
    Jurnal Reading Nadya
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Document2 pages
    Cover Lapsus
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • A
    A
    Document1 page
    A
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Document2 pages
    BAB I Pendahuluan
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB 3 Penutup
    BAB 3 Penutup
    Document2 pages
    BAB 3 Penutup
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Document6 pages
    Halaman Judul
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB III Penutup
    BAB III Penutup
    Document1 page
    BAB III Penutup
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document46 pages
    Bab 2
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • ISTC
    ISTC
    Document4 pages
    ISTC
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • COVER
    COVER
    Document2 pages
    COVER
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Daftar Isi Lapsus
    Daftar Isi Lapsus
    Document1 page
    Daftar Isi Lapsus
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Document2 pages
    BAB I Pendahuluan
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document3 pages
    Cover
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Document2 pages
    BAB I Pendahuluan
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • COVER
    COVER
    Document2 pages
    COVER
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Modal Saham dan Laba Ditahan PT Bina Citra
    Modal Saham dan Laba Ditahan PT Bina Citra
    Document7 pages
    Modal Saham dan Laba Ditahan PT Bina Citra
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Document2 pages
    BAB I Pendahuluan
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Bab Iii Ppenutup
    Bab Iii Ppenutup
    Document1 page
    Bab Iii Ppenutup
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • COVER-daftar Isi
    COVER-daftar Isi
    Document3 pages
    COVER-daftar Isi
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Bab IV Penutup
    Bab IV Penutup
    Document1 page
    Bab IV Penutup
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Daftar Isi Lapsus
    Daftar Isi Lapsus
    Document1 page
    Daftar Isi Lapsus
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Document4 pages
    BAB I Pendahuluan
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet
  • Bab IV Penutup
    Bab IV Penutup
    Document1 page
    Bab IV Penutup
    Rohmantuah_Tra_1826
    No ratings yet