Professional Documents
Culture Documents
Diktat ini adalah diktat yang sederhana dan hanya merupakan saduran dari beberapa buku,
juklak yang sudah ada. Di dalamnya ada sedikit tentang prinsip lapis listrik (Elektroplating)
yang mudah untuk difahami. Beberapa proses pelapisan dari tembaga, seng sampai emas
dibahas secara ringkas saja, sehingga memudahkan untuk dicerna dan dimengerti.
Pemahaman menyeluruh terhadap diktat ini tidak langsung menjadikan seseorang yang ahli
dalam lapis listrik apalagi menjadi ahli kimia, hanya sekedar mengenal dan memahami
prinsip dasar lapis listrik dan proses yang terkait saja.
Pada kenyataannya lapis listrik merupakan sains yang praktis maka pengetahuan know how
tidak dapat dianggap enteng karena pengalaman dan eksperimen menentukan keahlian
seseorang dalam bidang ini. Walaupun merupakan sains praktis tetapi pengetahuan untuk
mengembangkan dan pengetahuan dasar yang disebut know why tidak boleh dilupakan.
Keduanya baik praktis maupun teoritis adalah bangunan sains yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan.
Tentu saja, diktat ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan karena rumusan yang
beragan dari proses finishing logam. Pembaca budiman dianjurkan membaca diktat lain yang
membahas topik yang sama. Saran dan kritik apapun menjadi dorongan dan tantangan penulis
dengan senang hati menjadi bahan pertimbangan penulis.
Diktat ini hanya untuk kalangan sendiri
ATW
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab. I. Pendahuluan
a. Pengertian Lapis Listrik
b. Istilah dalam Lapis Listrik
c. Hukum Faraday
Bab.II. Prinsip Kerja dan Kondisi Lapis Listrik.
a. Prinsip Kerja
b. Kondisi Operasi Lapis Listrik
Bab.III.Peralatan Lapis Listrik dan pekerjaan pendahuluan
1. Peralatan
a. Rectifier ( Trafo DC )
b. Bak
c. Rak dan Barel
d. Pendinginan dan Pemanasan
e. Penyaringan
f. Pengadukan
2. Pekerjaan Pendahuluan
a. Pembersihan Mekanis.
b. Alkaline Degreasing.
c. Acid Pickling.
Bab.IV. Pelapisan Listrik ( Elektroplating )
a. Dip Zinc
b. Sealing Alumunium
c. Tembaga Cyanid
d. Nikel
e. Khrom
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber
V
arus
Anoda
Katoda
Gambar 1.Rangkaian Proses Lapis listrik
Untuk menjelaskan proses kerja pelapisan, dimisalkan pelat baja yang akan
dilapis dengan tembaga Cu . Larutan tembaga yang akan digunakan adalah CuSO4 dan
air H2O.
Anoda dan katoda (garapan) dimasukkan dalam larutan elektrolit tersebut dan
dialiri arus lstrik searah dimana anoda dihubungkan ke kutub positif dan katoda ke
kutub negatif, maka akan terjadi perbedaan potensial antara katoda dan anoda. Dari
proses tersebut logam tembaga akan terurai kedalam larutan elektrolit yang juga
mengandung ion-ion tembaga, kemudian melalui larutan elektrolit ion-ion tembaga
akan terbawa dan mengendap pada permukaan katoda (garapan) dan berubah menjadi
atom tembaga. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.
A. PERALATAN LAPISANLISTRIK
Peralatan utama yg diperlukan pada lapis listrik antara lain yaitu:
1. Rectifier
Rectifier merupakan peralatan utama dalam proses pelapisan secara eletronik
yang berfungsi sebagai sumber arus searah (DC) dan penurun tegangan. Pada saat
sekarang ini rectifier sudah cukup efisien karena amper meter dan tahanan variabel
berbentuk kesatuan dalam rectifier. Ada dua macam rectifier yang banyak digunakan
industri - industri lapis listrik. yaitu: rectiafier selenium dan rectifier slikon
2. B a k
Bak diperlukan untuk menampung atau tempat larutan elektrolit, larutan
pencuci dan air pembilas. Bahan bak tergantung pada larutan yang ditampungnya dan
diutamakan tahan terhadap akan terjadinya pengkaratan serta tahan pada suhu
tertentu. Biasanya bahan bak terbuat dari baja yang bagian dalamnya di lapisi plastik,
karet, FRT (glasfiber Remforced Polyster resin) atau semua terbuat dari PVC
(Polyvinil Chloride Resin).
3. Rak atau Barrel
Rak atau barrel berfungsi sebagai tempat barang yang akan dilapisi (katoda).
Barrel biasanya digunakan untuk produk ukuran kecil, misalnya: baut, mur dan lain-
lain. Bentuk dan ukuran barrel ini telah mempunyai standar tertentu sesuai dengan
kapasitas barang yang akan dilapis.
Adapun rak biasanya digunakan untuk produk-produk berukuran besar dan
bentuknya tergantung pada barang yang akan dilapis. Sedangkan bahan untuk rak ini
digunakan bahan-bahan seperti tembaga, baja dan titanium.
B. PEKERJAAN PENDAHULUAN (PRE TREATMENT)
Secara garis besarnya proses lapis listrikdapat dibagi dalam tiga tahap yaitu:
- Tahap I : proses pengerjaan pendahuluan
- Tahap II : proses pengerjaan lapis listrik
- Tahap III : proses pengerjaan akhir
Dari urutan tersebut jelaslah bahwa sebelum melakukan proses pelapisan dan
untuk mendapatkan hasil lapisan yang baik , maka logam dasar (benda kerja yang akan
dilapis) harus bersifat bersih dalam arti bebas dari karat, minyak, cat dan pengotor lain
sehingga perlu dilakukan pekerjaan pendahuluan / persiapan yaitu sebagai berikut:
1. Pembersih secara mekanis
Pekerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan dan mennghilangkan
goresan-goresan dan geram-geram yang masih melekat pada benda kerja. Biasanya
untuk menghilangkan goresan-goresan dan geram tersebut dilakukan dengan
pekerjaan buffing yang prinsipnya seperti mesin gerinda, akan tetapi roda polesnya
yang berbeda yaitu terbuat dari bahan katun, kulit, laken dan sebagainya. Proses
pengerjaan ini tergantung pada kondisi benda kerja itu sendiri kadang-kadang
memerlukan proses lain misalnya : brushing dan sebagainya.
2. Pencucian dengan alkalin (Degreasing)
Pekerjaan ini bertujuan untuk membersihkan benda kerja dari lemak atau
minyak tersebut sangat mengganggu pada proses pelapisan, karena mengurangi daya
hantar listrik atau mengurangi kontak antara lapisan dengan logam dasar.
pencucian dengan alkalin digolongkan ke dalam dua macam cara, yaitu
dengan cara biasa (alkalin degreasing) dan dengan cara elektro (electrolitic
degreasing).
Pencucian secara biasa adalah dengan cara merendamkan benda kerja
kedalam larutan alkalin dalam keadaan panas dalam 5-10 menit dan lamanya
pencelupan harus disesuaikan dengan kondisi permukaan benda kerja. Seandainya
lemak atau minyak yang menempel lebih banyak , maka dianjurkan lamanya
pencelupan ditambah hingga permukaan bersih dari noda-noda tersebut. Benda kerja
yang dicuci dikatakan bersih, dapat dilihat setelah barang tersebut dibilas dengan air,
maka air yang menempel akan terlihat bersatu.
Larutan alkalin yang banyak digunakan adalah larutan alkalin yang hanya
dibuat dari pencampuran NaOH (caustic soda) dengan air bersih dengan perbandingan
60 gram : 1 liter tetapi kecepatan dan hasil pencucian kurang begitu baik, sehingga
kini industri-industri lapis listrik banyak menggunakan larutan jenis ini dengan
komposisi seperti pada 1 tabel dibawah ini:
Tabel 1
Komposisi Larutan pencuci dengan Alkalin
(Alkalindegreasing) untuk Besi/Baja
9/1
Bahan kondisi Katoda Cleaning Anoda Cleaning
BAHAN
- Caustic Soda (NaOH) 20-30 7.5-15
- Sodium Carbonat (Na2CO3) 30-50 -
- Sodium Arthosilicat (Na4SiO4) 10-20 30-45
- Sodium Metasilicat (Na4SiO3) - 15-30
- Sodium phosphat (Na2PO4) 1-2 1-2
KONDISI
- Temperatur °C 60-80 60-80
- Current Density A/dm² 10 10
- Waktu pencelupan (menit) 1-2 1-2
Setelah proses ini selesai dikerjakan kemudian barang tersebut yang akan
dilapis, dibilas dengan air bersih dan setelah dibilas barang sudah dapat melangkah
pada proses berikutnya.
3. Pencucian dengan Asam (Pickling)
Pencucian dengan asam adalah bertujuan untuk membersihkan permukaan
benda kerja dari oksida atau karat dan sejenisnya secara kimiawi melalui pencelupan.
Larutan asam (pickling) ini diperoleh dari pencampuran air bersih dengan asam ,
antara lain yaitu:
a. Asam chlorida (HCL)
b. Asam sulfat (H2SO4)_atau
c. Campuran H2SO4 dan asam Fluorida (HF)
Reaksi pickling sebetulnya adalah elektrokimia dalam sel galvanis antara logam
(anoda) dan (oksida). Gas H2 yang timbul dapat mereduksi Ferrioksida menjadi Ferro oktor
yang mudah larut. Dalam reaksi ini biasanya diberikan inhibitor agar reaksi tidak terlalu cepat
dan menghasilkan pembersihan yang merata.
Ada dua jenis bahan inhibitor yang dikenal yaitu:
- Bahan organik alam (natural organic) yaitu gelatine, lumpur, minyak, sfhaltum,
sulfonate,coal tar, wood tar dan sebagainya.
- Bahan organik sintetis (synthetic organic) yaitu: thioaldehyde, pyridine, quinidine,
aldehyde dan sebagainya.
Untuk logam dasar baja umumnya menggunakan asam chlorida (HCL) dengan
kondisi sebagai berikut:
- Konsentrasi HCL : 3-12% x Volume
- Suhu operasi : 40º C
- Lama pencelupan : 5-15 menit
Jika kondisi oksida benda kerja lebih berat, maka konsentrasi asam chlorida dapat
dinaikkan menjadi 30% dari berat.
Adapun keuntungan menggunakan larutan asam chlorida adalah:
Menghasilkan keseragaman permukan pada benda kerja baja
Mudah dibilas
terjadinya over pickling lebih kecil
Operasinya lebih mudah.
Seperti diketahui lapisan oksida umunya terdiri dari beberapa ikatan, yaitu bagian
luar adalah Fe2O3. Dengan demikian sewaktu pencucian akan terjadi reaksi-reaksi sebagai
berikut :
Fe2 O3 + 2 HCL 2 FeCL2 + 3 H2O
Fe3O4 + 8 HCL 2 FeCL2 + FeCL2 + 4 H2O
FeO + 2 HCL FeCL2 + H2O
Fe + 2 HCL FeCL2 + H2
Bila menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4) , maka kondisinya untuk pencucian
baja adalah:
Konsentrasi H2SO4 :10 – 40% x volume
Suhu operasi : 60 – 90 °C
Waktu pencelupan : 5 -15 menit
Keuntungan menggunakan asam sulfat adalah:
- Ongkos lebih murah
- Pencemaran bau rendah/kecil
Adapun reaksi-reaksi yang terjadi pada saat pencucian adalah sebagai berikut ini:
Fe2O3 + 3 H2SO4 Fe2 (SO4)3 + 3 H2O
Fe3O4 + 4 H2SO4 FeSO4 + Fe2 (SO4)3 + 4 H2O
FeO + H2SO4 FeSO4 + H2O
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2O
Untuk barang-barang baja/besi cor yang mengandung sisa-sisa pasir dapat digunakan
larutan campuran dari asam sulfat dan asam fluoboric, sebab larutan ini dapat berfungsi selain
untuk menghilangkan oksida/serpihan juga dapat membersihkan sisa-sisa pasir yang nempel
pada benda kerja, sedangkan komposisi dan kondisi operasinya adalah seperti pada tebel 3
dibawah ini .
Bahan Komposisi/Kondisi
Asam sulfat (H2SO4) 5 - 7% x volume
Asam fluoboric (HF) 3 - 5% x volume
Temperatur 50 - 58°c
Waktu Pencelupan 4 jam
setelah proses pencucian (pickling), maka benda kerja dibilas dengan air bersih dan
selanjutnya melangkah keproses selanjutnya ,yaitu proses pelapisan.
Benda kerja yang telah mengalami proses lapis listrik (pelapisan), perlu dibilas, dicuci
bersih dan kemudian dikeringkan. kadang-kadang dilakukan proses lanjut seperti dipasifkan
(pasiffating) atau diberi lapis pelindung yang transparan.
BAB IV
PELAPISAN TEMBAGA, NIKEL DAN CHROMIUM
CuSO4 : 35 gr/l
3. Larutan potasium cyanid
CuCn : 60 gr/l
NaCn : 95 gr/l
Na2CO3 : 15 gr/l
KOH : 42 gr/l
Kondisi operasi NaOH : 80 gr/l
Temperatus : 75 -80º C
Rapat arus : 3,24 – 6.48 A/dm Rochelle Salt : 150 gr/l
pH : lebih besar dari 12
Kondisi operasi
Temperatur : 25 - 30°C
Kegunaan dari masing-masing larutan diatas cukup luas larutan jenis alkali banyak
digunakan pada pelapisan baja (paduannya). Sedangkan jenis asam digunakan untuk
mendapatkan lapisan yag tipis dan untuk produk-produk bukan baja.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
3. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan meliputi, pembersihan secara mekanis,pencucian lemak,
pembersihan karat dan pembilasan. Tembaga digunakan sebagai alas untuk melapisi baja
terutama pada lapis nikel dan khrom.
Semua lapis tembaga di atas baja dikerjakan dengan larutan sianid karena larutan lain
cenderung membentuk endapan celup yang tidak melekat kuat beberapa kasus tembaga
sianid digunakan sebagai lapis strike Kemudian diikuti dengan lapis tembaga asam atau
pyrophospat yang kelebihannya dalam proses cepat juga mendayagunakan proses buffing dan
menghindari limbah ianid benda kerja yang akan dilapisi seng biasanya dilapis tembaga lebih
dahulu karena nikel tidak bias diendapkan secara langsung .untuk bahan garapan dari
aluminium dan magnesium tembaga sianid dan pyrophospat digunakan sebagai lapis strike
pada hasil tersebut tembaga dilapiskan diatas endapan seng celup dan diikti nikel atau lapis
logam lain
B. PELAPISAN NIKEL
Pelapisan nikel sangat luas digunakan industri-industri pelapisan.Umumnya lapisan
nikel merupakan lpisan lanjutan dari lapisan tembaga dan di akhiri dengan lapisan seperti
chromium emas dan lainya.
Belakangan ini banyak produk-produk hanya dilapisi nikel saja tanpa dengan lapisan
chromium. Hal ini disesuaikan dengan tujuan dan penggunaan produk dimana fungsinya
berbeda. Lapisan seperti ini tebalnya bisa ditingkatkan sampai 20 mikron. Lapisan nikel
dapat diklafisikasikan menurut larutan elektrolit yang digunakan. Klasifikasi lapisan nikel
tersebut, sifat-sifat serta penggunaannya dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Klasifikasi dan Penggunaan Pelapisan Nikel
1. Larutan Elektrolit
Jenis larutan elektrolit, lazimnya diberi nama berdasarkan unsur atau komposis
kimia maupun sifat dari larutan tersebut.Berkaitan dengan itu klasifikasi diatas larutan
eleltrolit pelapisan nikel dapat dinyatakan atau dikelompokan sebagai berikut :
a. Pelapisan nikel suram atau Konidisi operasi
dop (Dull nikel plating) Temperatur : 54°C
1).Dull nikel plating temperatur pH : 3–5
kamar : Rapat arus : 2,1 – 11 A/dm2
NiSo : 150 gr/l 4.) Larutan sulfuric acid chlorid ( Sulfuric
NH4Cl : 15 gr/l acid chlorid bath )
H3BO3 : 15 gr/l NiSO4 : 195 gr/l
Kondisi operasi NiCl2 : 174 gr/l
Temperatur : 20 - 30°C H3BO3 : 40 gr/l
pH : 5,8 – 6,2 Kondisi operasi
Rapat arus : 0,5 – 0,8 A/l Remperatur : 45ºC
Katoda : anoda : 2 : 1 pH : 1,5
Rapat arus : 2,5 – 11 A/dm2
2).Larutan Watt’s (Watt’s bath ) 5.) Larutan all chlorid ( All chloride bath )
NiSO : 220 – 380 gr/l NiSO4 : 240 gr/l
NiCl2 : 30 – 60 gr/l H3BO3 : 30 gr/l
H3BO3 : 30 – 45 gr/l Kondisi operasi
Kondisi operasi Temperatur : 55 - 70°C
Temperatur : 45 - 65°C pH : 2
pH : rendah : 2 - 2,5 Rapat arus : 2,5 – 11 A/dm2
- sedang : 3,5 - 4
- tinggi : 4,8 – 5,2 b. Larutan lapisan nikel mengiklap
Rapat arus : 2,5 – 10 A/dm2 ( Bright nikel plateing bath)
Anoda : katoda : 1 :1 1.) Larutan dengan pH rendah
NiSO4 : 330 gr/l
NiCl2 : 45 gr/l
3). Larutan all sulfat ( All sulfat bath ) H3BO3 : 30 gr/l
NiSO4 : 300 gr/l Brightener I : 2 ml/l
H3BO3 : 40 gr/l Brightener M : 1 – 2 ml/l
Dari bermacam-macam jenis larutan diatas yang sering digunakan adalah jenis atau
proses.Watt’sbath. Karena adanya pertimbangan dibawah bahan-bahannya mudah didapat,
ekonomis dan aman.
Pelapisan
Chromium Bilas
Dll
Pengeringan
a. Operasi pelapisan
Setelah logam dasar dilapis tembaga atau logam dasar yang mengandung unsur
tembaga telah siap untuk lapisa nikel maka langsung dibilas dengan air.
Untuk pelapisan pelapisan nikel sebagai dasar pelapisan chromium dekoratif, biasanya
dugunakan lapisannikel yg mengkilap ( bright nikel plating ).
Kompisisi larutan dan kondisi oprasi bright nikel plating adalah sebagai berikut
NiSO4 : 250 gr/l Kondisi operasi
NiCl2 : 50gr/l Temperatur : 40 - 80°C
H3BO3 : 40 gr/l pH : 4,5 - 6
Brightener I 80 : 3 ml/l Rapat operasi : 3 A/dm2
brightener M 80 : 2 ml/l Agitasi : udara
Langkah-langkah operasi pelapisan dapat dilihat seperti yang telah diuraikan pada bab-
bab sebelumnya maupun pada proses operasi pelapisan tembaga. Tetapai dalam operasi ini
yang perlu diperhatikan yaitu pengecekan pH, karena larutan ini mempunyai kecenderungan
besar untuk menjadi alkalin. Begitu pula terhadap temperatur dan rapat arus perlu
diperhatikan, karena akan mempengaruhi sifat-sifat dari lapisan
Pada gambar 6, 7 dan 8 dijelaskan pengaruh pH,temeperatur, dan rapat arus terhadap
sifat-sifat lapisan dari proses watt’s (Watt’s bath )
% Perpanjangan (inchi)
Kekerasan (Vickers)
kekerasan
perpanjangan
Gambar 6 Pengaruh pH Terhadap Sifat-sifat Lapisan
P H 2 .0 P H 5 .0
% Perpanjangan (inchi)
Kekerasan (Vickers)
O O
F F
Kekerasan 4 A / dm2 (pH 5.0)
Perpanjangan 5 A / dm2 (pH 2.0)
C. PELAPISAN CHROMIUM
Pelapisan chromium dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu :
Pelapisan chromium dekoratif
Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja )terlebih dahulu dilapis dengan tembaga
kemudian nikel dan akhirnya chromium tebal lapisan chromium kerkisar antara 0.25 – 0,5
mikron.
Pelapis chromium keras ( hard chromium
Pelapisan ini sering industrial chromium yaitu pelapisan chromium yang memanfaatkan
sifat-sifat chromium untuk mendapatkan sifat-sifat seperti : tahan panas, erosi, korosi dan
koefesien rendah. Pada pelapisan chromium keras, chromium diendapkan pada logam dasar
secara langsung tanpa melalui pelapisan perantara . Biasanya lapisan ini lebih tebal dari
lapisan chromium dekoratif. Berbeda dengan lapisan tembaga dan nikel dimana logam
yang berfungsi sebagai anoda, sehingga dalam lapisan chromium digunakan anoda yg tidak
larut yaitu lead (Pb ).
Komposisi kimia lead yang baik sebagai anoda adalah :
Lead dengan paduan antinomi
Komposisi : Lead ( Pb ) 92 %
Antimony ( Sb ) 8%
Tahan karat dan kekuatan tinggi
Lead dengan paduan TIN
Komposisi : Lead (Pb ) 93 %
Tin ( Sn ) 7%
Tahan korosi
Logam-logam dasar yang merupakan paduan nikel seperti stainless steel, dapat
langsung dilapis chromium.
1. Larutan Elektrolit
Sampai saat ini jenis komposisi larutan pelapisan chromium baik pelapisan chromium
dekoratif maupun keras adalah sebagai berikut :
a. Larutan chromium acid asam sulfat 2.) CrO3 : 200 gr/l
CrO3 250 – 400 gr/l CH3COOH : 6,5 gr/l
H2O3 2,5 – 4 gr/l NiCl2 : 80 gr/l
Kondisi operasi NaNO3 : 5 gr/l
Temperatur 50 - 55°C Kondisi operasi
Rapat arus 15 – 40 A/dm2 Temperatur : 30 - 50°C
b. Larutan chromic fluosolicat Rapat arusan : 100 A/dm2
CrO3 : 250 gr/l
H2SO4 : 0,8 – 1 gr/l
Na2 SiF : 2 – 3 gr/l
Kondisi operasi
Temperatur : 48 - 50ºC
Rapat arus : 20 – 50 A/dm2
c. Larutan chromic
CrO3 : 150-200 gr/l
H2SO3 : 1,3 -0,8 gr/l
KF : 0,6 – 0,8 gr/l
Kondisi operasi
Temperatur : 45 – 50°C
Rapat arus : 23 – 46 A/dm2
d. Larutan black chromium
1.) CrO3 : 250 – 400 gr/l
CH3 COOH : 3 gr/l
CO (NH 2)2 : 3 gr/l
Kondisi operasi
Temperatur : 25ºC
Rapat arus : 50 A/dm2
2. Operasi Pelapisan
Dalam uraian tentang operasi pelapisan chromium, yang akan dibahas atau
diuraiakan disini adalah pelapisan chromium dekoratip. Hal ini berkaitan dengan
banyaknya produk-produk dipasaran adalah lapisan chromium dekoratip. Disamping itu
adanya hubungan dengan lapisan perantara yang diuraikan sebelumnya .
Aliran proses pelapisan chromium dekoratif dapat dilihan pada gmbar 9 bagian
aliran proses pelapisan chromium dekoratif.
Pekerjaan Pelapisan
Bilas Bilas
Pendahuluan Tembaga
Pengeringan
Untuk mendapatkan lapisan chromium yang mengkilap kondisi operasi terutama rapat
arus dan suhu larutan merupakan faktor penting untuk diperhatikan.
Apabila rpat arus dan suhu dilur ketentuan yang ada, dapat mengakibatkan hasil
lapisan suram ,sebab setiap larutan mempunyaiGG karakteristik masing-masing, akibat dari
Hubungan antara rapat arus dan suhu larutan serta hasil lapisan yang didapat dari tiap-tiap
larutan dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini.
S
U
H
U
ºC
Rapat arus,Ampere/dm²
Keterangan :
: Daerah lapisan mengkilap untuk larutan
CrO3 : 250 gr/l (21°Br )
H2SO4 : 2,5
: Daerah lapisan mengkilap untuk larutan
CrO3 : 400 gr/l (31°Br )
H2SO4 : 4
: Daerah lapisan mengkilap pada umumnya
Dari gambar diatas dapat dilihat batas-batas rapat arus dan suhu larutan untuk men –
dapatkan lapisan chromium yang mengkilap. Biasanya bila konsentrasiCrO3 = 250 gr/l
dengan H2SO4 = 2,5 gr/l maka suhu larutan = 40°c , dan rapat arus berkisar
3,1 – 15,5 A/dm2.Bila suhu larutan mencapai 40°c maka rapat arus perlu waktu
dinaikkan 50%.
Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk merubah larutan chromic acid murni kelarutan
pelapisan chromium diperlukan sebuah katalis.
Terlalu banyak katalis yang diberikan akan mendapatkan lapisan yang tidah merata ber-
warna browan oxide serta akan mengakibatkan turunnya throwing power.
Untuk itu perbandingan kosentrasi chromic acid dan katalis ( H2SO4 ) harus sering kontrol.
Katalis larutan fluoride dan fluocroslicote mempunyai sifat meningkat current-
effisiency dengan tambahannya konsentrasi chromic acid .
Sifat-sifat tersebut diperlihatkan pada 11 dengan tanpamelukiskan hubungan temperatur
dengan current density ( rapat arus ).
gambar 11
Sifat-sifat Katalis dari tiap-tiap larutan Pelapisan chromium
Derajat keasaman larutan dapat ditentukan dari kadar CrO3 perliter larutan (kosentrasi
CrO3 ). Semakin tinggi kosentrasinya CrO3 semakin kecil angka pH, hal ini berarti semakin
asam larutan tersebut. Sebaliknya semakin rendah konsentrasinya CrO3 ,
semakin besar angka pH nya, hal ini berarti semakin kurang kesamaan larutan tersebut.
Untuk konsentrasi CrO3 = 247 gr/l maka pH larutan + - 0,3 sedangkan untuk
konsentrasi CrO3 = 450 gr/l , pH larutan + - 0,5 pada suhu 25ºc. Pada gambar 12 dibawah ini
dapat dilihat hubungan antara konsentrasi CrO3 dengan derajat kesamaannya.
2
0,0
- 0,3
- 0,5
Bak larutan
Besarnya voltase berdasar dari besar voltase lebih hidrogen umumnya larutan yang
mengandung sianid lebih besar voltase bak larutannya dari pada bak asam atau basa
Untuk bak asam menggunakan voltase 6 volt, kecuali krom karena efisiensi yang
sangat rendah menggunakan voltase 12 V.sedangkan bak sianid baik tembaga sianid, nikel
sianid, seng sianid menggunakan voltase 12 V.
Arus yang diperlukan tergantung dari konduktifitas bak larutan, makin konduktif
makin kecil arus yang diperlikan sebaliknya makin tidak konduktif makin tinggi arus yang
diperlukan.
Daftar pustaka
1. Modern Electroplating by F Loweinheim
2. Handbook of Electroplating by Kenneth Graham
3. Elektroplating oleh Agus tri widodo
4. Dekorative chromium plating by AES ( American Electroplating Society )
5. Pelapisan Logam oleh A.J Hartomo.
Lampiran 1. PROSES PELAPISAN TEMBAGA SULFAT DAN MENGKILAP
Ubac salah satu komponen untuk menghilangkan lapisan tembaga yang mengkilap
dalam waktu cepat. Proses ini cocok untuk digunakan dalam pelapisan alat masak dan balok
grounding.
Komposisi Larutan
Bahan Optimun Kisaran
Tembaga sulfat 225 gr / lt 185 – 250 gr / lt
Asam sulfat 65 gr / lt 60 – 100 gr / lt
Ion khlorid 80 gr / lt 60 – 200 gr / lt
UBACR21 4 ml / l
UBACR22 0,4 ml / l
UBAC23 4 ml / l
Pembuatan Larutan
1. Isi wadah 2/3 nya dengan air panas ( 80 ºC )
2. Larutan Tembaga sulfat sambil diaduk
3. Memasukan karbok aktif dengan takaran 2gr/lt,aduk selama 1 jam dan biarkan
kuranglebih dari 8 jam
4. Saringlah larutan kedalam bak plating dan biarkan dingin hingga suhu pelapisan
5. Tambahkan asam sulfat dan terus aduk
6. Masukan UBAC R21, UBAC R22 , UBACR 23
7. Masukan HCI jika diperlukan untuk menyesuaikan kondisi klorida
Kondisi operasi
Arus Katoda 10 – 50 A/dm2
Arus Anoda 6,5 A/dm2
Voltase bak 4 – 12 V
Suhu 38 – 50 C
Pengadukan Udara
Bahan Tambahan
UBAC R21 digunakan pada kondisi awal bak dan menggunakan tingkatan arus listrik pada
kondisi operasi pelapisan. Dosis yang disarankan adalah sebesar 400 - ml/10.000jam- Amp.
Kelebihan akan menyebabkan suram lapisan pada arus lemah, harus dikoreksi dengan
penembahan UBAC R22
UBAC R22, memberikan lapisan yang mengkilap untuk semua tingkatan arus. Kelebihan
menyebabkan rendahnya throwing power dan arus dikoreksi dengan.UBAR21. Dosis yang
digunakan 1.2 liter untuk 10.000 jam Amp.UBAC R23 memberikan throwing power yang
baik, dosis yang digunakan sebsar 400 ml per 10.000 jam Amp.
Kondisi Operasi
Proses Make Up
Untuk 100 liter dibutuhkan tambahan larutan dengan komposisi sebagai berikut:
Prosedur :
1. Siapkan peralatan seperti rectifier, hot plate stirrer beker glass, pan pemanas, anode, gelas
ukur, pH meter, hydrometer, thermometer, kabel-kabel dan penjepit buaya.
2. Ambil contoh larutan sebanyak 1 liter dari elektrolit yang akan dianalisa dan bagi dalam
empat tempat terpisah (@250ml) er-lenmeyer.
3. Beri tanda setiap larutan dengan kode tertentu seperti A1,A2,A3 dan A4.
4. Panaskan larutan yang akan dianalisa hingga kondisi operasi yang telah ditentukan.
5. Rangkaian rectifier dengan anode dan katode (katode dimasukkan pada Hull Cell setelah
mengalami proses seperti urutan proses untuk pelapisan ).
6. Masukkan larutan yang telah dipanaskan tadi kedalam Hull Cell.
7. Hidupkan rectifier serta atur Amperre pada 1 Amp dan lakukan proses selama 10 menit.
8. Matikan rectifier dan angkatan katode yang telah terlapis tadi dan lihat secara
visualitas berapa jarak bidang yang mengkilap serta ukuran untuk dihitung pada rumus
tadi.
9. Untuk menentukan kilap lapisanbisa ditambah additive tertentu dengan variasi volume
tertentu dan lakukan pada contoh yang berkode selanjutnya.