You are on page 1of 43

Ditemukan 15 april 2010 Diprint 22 april 2010

imam parmono

April 30, 2008

Mengenal dan Mewaspadai Penyakit Demam Berdarah


Penyusun: Redaksi Muslimah.or.id Saudariku yang dirahmati Allah, bulan-bulan terakhir ini Indonesia cukup disibukkan dengan wabah demam berdarah (DB) yang meluas dan menjangkiti hampir seluruh wilayah. Penyakit ini dapat menyerang anak maupun dewasa. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal. Pandangan masyarakat pun berbeda-beda tentang DB. Ada yang sangat ketakutan, namun ada pula yang menanggapi sambil lalu. Sebenarnya, apa dan bagaimana sih terjadinya DB itu ? Apakah DB itu? Demam berdarah dengue, istilah kedokterannya Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (dominan) dan beberapa spesies Aedes lainnya. Di Indonesia sendiri, keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan, dan yang dihubungkan dengan gejala DHF yang parah adalah tipe 3. Kekebalan (imunitas) terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya, bahkan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan dimana sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program pembersihan lingkungan yang baik. Apa Saja Tanda-Tandanya ? Saudariku yang dirahmati Allah, gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut: 1. Demam tinggi mendadak, >38 C, 2-7 hari 2. Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa 3. Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang 4. Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal) 5. Nyeri kepala, pusing 6. Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata 7. Wajah kemerahan 8. Nyeri perut 9. Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare Jika seluruh atau beberapa gejala diatas ditemukan pada seseorang, maka secara medis orang itu didiagnosis menderita Demam Dengue (Dengue Fever). Adapun tanda-tanda seseorang menderita Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika didapatkan: 1. Demam tinggi mendadak >38C selama 2-7 hari 2. Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka 3. Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa 4. syok Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah: 1. Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 150.000/mm (normalnya 150-450 ribu/mm)

2. Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya. Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita DHF. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DHF dibagi atas beberapa derajat, yaitu: 1. DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif. 2. DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah) 3. DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur. 4. DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur. Apakah Semua Penderita DHF Perlu Dirawat ? Jawabannya: Tidak, ya Saudariku fillah. Rata-rata penderita atau keluarga penderita mulai menyadari sakitnya pada DHF grade I-II, dan keduanya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, kecuali jika penderita sangat sulit minum dan makan, yang biasanya terjadi pada anak kecil. Yang memerlukan perawatan dan pemantauan intensif hanya DHF grade III-IV, karena fatalitas yang mungkin terjadi. Jadi janganlah kita tergesa-gesa memaksakan perawatan di Rumah Sakit, apalagi jika demamnya baru berlangsung selama 2-3 hari dan kondisi penderita masih cukup baik, masih mau makan dan minum. Selain karena sifat penyakit ini yang sebenarnya dapat sendiri dengan perbaikan kondisi penderita, kita juga dapat menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu dan kontaminasi kuman yang mungkin terjadi di rumah sakit. Apa yang Bisa Dilakukan di Rumah ? Pengobatan DHF sesungguhnya bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan obat untuk kausanya (seperti antivirus). Yang paling ditekankan adalah nutrisi dan hidrasi alias makan dan minum yang cukup. Lebih ditekankan untuk minum yang banyak, untuk mengatasi efek kebocoran plasma darah dan meningkatkan jumlah trombosit. Setidaknya, memenuhi kebutuhan cairan harian per harinya, yang dapat dihitung dengan rumus: 1. Dewasa: 50 cc/kg BB/hari 2. Anak: Untuk 10 kg BB pertama: 100cc/kg BB/ hari - Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari - Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari Contoh: Anak fulan 8 tahun dengan BB 23 kg, berarti kebutuhan cairan perharinya adalah ((10010) + (5010) + (203))= 1560 cc Pengobatan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas jika demam, vitamin penambah nafsu makan, antimuntah jika dibutuhkan. Perlu diingat juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DHF murni (tanpa adanya infeksi bakterial). Jika ada diantara ukhti yang membawa pasien DHF berobat, dan kemudian mendapatkan resep antibiotik, bertanyalah pada dokter atau yang meresepkan tersebut apa kepentingannya, agar tidak terjadi pemborosan uang dan obat, dan membebani tubuh penderita. Kapan Harus Waspada ? Beberapa kasus DHF dapat berlanjut menjadi serius yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain seperti keganasan virus dan pertahanan tubuh yang lemah. Tanda-tanda yang menunjukkan penderita perlu mendapat pemeriksaan medis antara lain: 1. Muntah darah segar (merah) atau muntah hitam 2. Buang air besar berwarna hitam 3. Sesak nafas yang makin lama makin sesak meski demam telah teratasi 4. Nyeri perut yang makin nyata, diiringi dengan pembesaran lingkar perut 5. Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri kepala atau pusing hingga muntah nyemprot, pandangan makin lama makin kabur

Tanda-Tanda Syok Tanda-tanda tersebut menggambarkan perembesan plasma yang tidak teratasi dan efek perdarahan dalam rongga tubuh (misalnya saluran cerna, otak) akibat trombosit yang terus turun. Penderita yang mengalami tanda diatas sebaiknya segera diperiksakan ke Rumah Sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Lalu Kapan Sembuhnya ? DHF umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali. Nah saudariku, semoga informasi singkat diatas dapat menambah pengetahuan kita akan DB/DHF ini. Yang terpenting hendaknya kita selalu ingat bahwa Allah Taala menciptakan segala sesuatu pastilah ada hikmahnya. Contoh kecil adalah penyakit ini, dimana virus yang ukurannya dalam skala nanometer, dapat menyebabkan sakit serius pada mahluk yang jauh lebih besar darinya, menunjukkan betapa lemahnya kita manusia di hadapan Sang Pencipta alam semesta. Maroji: 1. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Bagian Infeksi & Penyakit Tropis , terbitan IDAI. 2. Tatalaksana DBD di Indonesia , terbitan IDAI. 3. Standar Pelayanan Medis, terbitan IDAI.

Artikel www.muslimah.or.id

Demam Berdarah atau Dengue


Oleh: AsianBrain.com Content Team Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegepty, yang menginfeksi si calon penderita dengan empat virus. Setelah virus masuk ke dalam darah, selanjutnya ia akan memproduksi semacam zat yang mampu melemahkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh si penderita. Jika sudah demikian, kadar trombosit (sel darah merah) dan haemoglobin akan berkurang dratis dan berpotensi mengakibatkan kematian. A. Ruang lingkup penyebaran : Daerah tropis dan sub tropis Kepulauan Karibia, Puerto Rico, US Virgin Islands, Kuba, dan Amerika Tengah. Kasus demam berdarah biasanya ditularkan oleh para turis yang kembali dari wisata di Tahiti, Kepulauan Pasifik Selatan, India bagian Barat, Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah. B. Masa berjangkit : 3-14 hari setelah digigit nyamuk aides aegepty Dengue tidak memandang jenis kelamin dan usia. Semua orang berpotensi terjangkit demam berdarah jika kondisi tubuhnya tidak fit saat digigit nyamuk aides aegepty. C. Tanda-tanda orang terjangkit demam berdarah : 1. Sakit kepala yang hebat 2. Pening di sekitar mata 3. Rasa nyeri dan ngilu di sekitar otot dan persendian 4. Keinginan untuk muntah yang frekuentatif. Bagi sebagian besar penderita demam berdarah, tak lebih dari gejala panas biasa. Akan tetapi, pada sebagian kecil penderita demam berdarah (terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun) dapat lebih parah. Setelah serangan panas selama beberapa hari, anak menjadi lemah bahkan mengigau. Beberapa penderita kehilangan kesadarannya. Keadaan ini disebut Dengue Shock. Shock ini menyerupai shock akibat penyakit kolera. Namun pada penderita demam berdarah tidak mengalami menceret. Anak-anak penderita demam berdarah harus dirawat di rumah sakit dengan pemberian cairan infus, sedangkan pemberian cairan rehidrasi melalui mulut (yang dilakukan sebagai tindakan permulaan) dapat menyelamatkan jiwa si anak dan harus dimulai segera setelah timbul kecurigaan akan penyakit demam berdarah. Selain itu, anak harus minum sebanyak mungkin sementara ia diangkut ke rumah sakit. E. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan : 1. Berikan Cairan untuk Mengatasi Shock

Demam berdarah biasanya diikuti oleh pendarahan di sekitar gusi, dubur, lambung bagian dalam atau timbul bercak-bercak merah di kulit bagian bawah. Jika tidak segera ditangani, perdarahan ini akan menghebat. Hanya transufi darah yang dapat menyelamatkan si penderita. Hindari pemakaian aspirin/asam acetylsalicylat. Obat ini menimbulkan proses pembekuan darah menjadi abnormal. Hindari penggunaan parasetamol untuk menurunkan panas si penderita. Cara yang paling aman adalah dengan menggunakan air biasa dan mengipasi seluruh tubuh. Berikan cairan yang banyak untuk mengatasi shock dan perdarahan. Segera bawa si penderita ke rumah sakit terdekat 2. Membasmi Tempat Berkembangbiaknya Nyamuk Gunakan kelambu dan obat nyamuk saat tidur. Ini dimaksudkan agar nyamuk tidak bisa menggigit dan menularkan virus dengue. Usahakan jangan terlalu bergantung pada tindakan penyemprotan untuk membasmi sarang nyamuk. Disiplinkan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Mengubur barang-barang yang dapat menampung air dan menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit demam berdarah. F. Pengobatan Alternatif untuk penderita Demam Berdarah : Meminum jus jambu biji merah Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam darah si penderita Berbagai pengobatan dengan membuat ramuan dari bahan-bahan alam

Kenali 10 Gejala-gejala Penyakit Demam berdarah


Posted December 7, 2009 by mputrakusuma. Filed under Penyakit menular.
o

Penyakit Demam Berdarah Dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue saat ini terus meningkat apalagi pada saat musim penghujan saat ini. Musim penghujan merupakan musim gembira para nyamuk Aedes aegypti yang mengambil kesempatan memperbanyak pasukannya dengan memanfaatkan kelengahan manusia terhadap makna dari 3M plus dan cara mencegah demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sangat berbahaya. Yang lebih berbahayanya lagi mahluk ini tidak hanya menularkan penyakit DBD tetapi dapat juga menularkan penyakit Chikungunnya. Sebetulnya dengan mengetahui gejala-gejala penyakit ini lebih awal mudah-mudahan kita akan lebih dapat tertolong dengan cepat. Gejala-gejala penyakit demam berdarah ini timbul setelah melewati masa inkubasi 3 5 hari sejak seseorang terserang virus dengue. Adapun gejala-gejala dari penyakit demam berdarah adalah 1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38-40 derajat celsius ). 2. Perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung pada awal gejala. 3. Tampak bintik- bintik merah ketika diperiksa dengan metoda uji torniquet. 4. Terjadi pembesaran hati ( hepatomegali ). 5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. 6. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/mm3 dan terjadi peningkatan hematokrit diatas 20 %. 7. Pada tingkat lanjut terjadi mimisan dari hidung dan gusi. 8. Terjadinya melena ( buang air dengan kotoran berupa lendir yang bercampur darah ). 9. Tampak bintik-bintik merah sebagai bentuk dari pecahnya pembuluh darah. 10. Demam yang dirasakan menyebabkan pegal dan sakit pada sendi Postingan 10 gejala-gejala penyakit demam berdarah diatas semoga bermanfaat. Saran saya bagi sahabat yang tinggal di daerah yang rawan Demam Berdarah Dengue agar memperhatikan gejala-gejala awal penyakit ini sehingga lebih cepat di tanggulangi. Jangan lupa 3M Plus .

Demam Berdarah Dengue, Masalah dan Cara Penanggulangannya


Posted by Gina Septiani in medical & health info. Leave a Comment www.idai.or.id/hottopics/detil.asp?q=20 Apa Itu Demam Berdarah Dengue? Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dikenal bermacam-macam jenis virus penyebab penyakit demam berdarah, tetapi di Indonesia hanya terdapat 2 jenis virus penyebab demam berdarah yaitu virus dengue dan virus chikungunya. Diantara kedua jenis virus yang terdapat di negeri kita, virus dengue merupakan penyebab terpenting dari demam berdarah. Oleh karena itu, penyakit demam berdarah yang kita kenal tepatnya bernama demam berdarah dengue, sesuai dengan nama virus penyebab. Virus dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue, merupakan mikroorganisme yang sangat kecil hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup, maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia yang ditempati terutama untuk kebutuhan protein. Apabila daya tahan tubuh seseorang yang terkena infeksi virus tersebut rendah, sebagai akibatnya sel jaringan akan semakin rusak bila virus tersebut berkembang banyak maka fungsi organ tubuh tersebut baik, maka akan sembuh dan timbul kekebalan terhadap virus dengue yang pernah masuk ke dalam tubuhnya. Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang menularkan penyakit adalah nyamuk betina dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau binatang untuk hidup dan berkembang biak. Apabila di sekitar tempat bersarang nyamuk tersebut dijumpai seseorang yang sedang sakit demam berdarah penyakit demam berdarah dengue ringan atau berat. Bila daya tahan tubuh baik dan virus tidak ganas, maka derajat penyakit tidak berat. Sebaliknya apabila daya tahan tubuh rendah seperti pada anak-anak, penyakit infeksi dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat mematikan. Seperti halnya virus yang lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar penderita anak sembuh dengan sendirinya, baik diobati maupun tidak diobati oleh karena penyakit virus bersifat self limiting disease. Jadi, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit akan berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya akan sembuh dengan sendirinya tergantung dari ketahanan tubuh orang yang terkena. Jadi, apa gunanya diobati? Sebenarnya yang diobati adalah gejala yang timbul sebagai akibat ulah virus yang berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan, oleh karena sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue, maka harapan lainnya adalah dibuatnya vaksin dengue, yang sampai saat ini masih dalam taraf penelitian dan belum beredar. Siapa Saja yang Terkena Demam Berdarah Dengue? Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang tahun di negeri kita, oleh karena itu disebut penyakit endemis. Penyakit ini menunjukkan peningkatan jumlah orang yang terserang setiap 4-5 tahun. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat pula mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Akhir-akhir ini banyak juga mengenai orang dewasa muda umur 18-25 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali. Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan siang hari, kiranya menjadi sebab mengapa anak balita mudah terserang demam berdarah. Nyamuk

Aedes yang menyenangi tempat teduh, terlindung matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Sasaran berikutnya adalah anak sekolah yang pada pagi dan siang hari berada di sekolah. Disamping nyamuk Aedes aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus hidup di luar rumah, di kebun yang rindang, sehingga anak usia sekolah dapat juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di siang hari tatkala sedang bermain. Faktor daya tahan anak yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa. Di perkotaan, nyamuk sangat mudah terbang dari satu rumah ke rumah lainnya dari rumah ke kantor, atau tempat umum seperti tempat ibadah, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang dewasa pun menjadi sasaran berikutnya setelah anak-anak. Terutama dewasa muda (18-25 tahun) sesuai dengan kegiatan kelompok ini pada siang hari di luar rumah. Walaupun demikian, pada umumnya penyakit demam berdarah dengue dewasa lebih ringan daripada anak. Gejala Awal Gejala klinis demam berdarah dengue pada saat awal penyakit (hari demam 1-3) dapat menyerupai penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, dan tifus. Gejala yang membedakan satu dengan yang lain yaitu gejala yang menyertai gejala demam berdarah seperti tertera di atas. a. Demam Demam pada penyakit demam berdarah ini secara mendadak dan berkisar antara 38,50C-400C, Pada anak-anak terjadi peningkatan suhu yang mendadak. Pagi hari anak masih dapat sekolah dan bermain, mendadak sore harinya mengeluh demam sangat tinggi. Demam akan terus menerus baik pada pagi maupun malam hari dan hanya menurun sebentar setelah diberikan obat penurun panas. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa pada saat gejala awal seringkali tidak begitu dihiraukan oleh karena demam datang dengan tiba-tiba. Mereka tetap melakukan kegiatan seperti biasanya dan baru merasakan sakit bila timbul gejala berikutnya yaitu lesu, tidak enak makan dan lain sebagainya. b. Lesu Disamping demam tinggi dan mendadak penderita demam berdarah dengue akan mengeluh atau terlihat lesu dan lemah. Seluruh badan lemah seolah tidak ada kekuatan, pada anak yang masih kecil tidak dapat mengeluh tetapi anak yang biasanya aktif kali ini tidak mau bermain lagi dan lebih senang diam duduk atau tiduran. Badan akan makin bertambah lemah oleh karena nafsu makan menghilang sama sekali baik minum maupun makan, rasa mual dan rasa tidak enak di perut dan didaerah ulu hati menyebabkan semua makanan dan minuman yang dimakan keluar lagi. Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati akan makin bertambah bila penderita minum obat penurun panas yang dapat merangsang lambung (lihat Bagian 3 mengenai Pengobatan). Pada anak kecil dapat disertai mencret 3-5 kali sehari, cair, tanpa lendir. Jadi, bila seorang anak menderita mencret disertai demam tinggi kita harus waspada demam berdarah apalagi terjadi pada bayi atau anak kecil di bawah umur 2 tahun. Demam berdarah dengue sebagai penyakit virus sering menyebabkan muka dan badan anak kemerahan seperti udang rebus (flushing) dan bila dipegang badan sangat panas. c. Nyeri Perut

Nyeri perut merupakan gejala yang penting pada demam berdarah dengue. Gejala ini tampak jelas pada anak besar atau dewasa oleh karena mereka telah dapat merasakan. Nyeri perut dapat dirasakan di daerah ulu hati dan daerah di bawah lengkung iga sebelah kanan. Nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan lebih mengarah pada penyakit demam berdarah dengue dibandingkan nyeri perut pada ulu hati. Penyebab dari nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan ini adalah pembesaran hati (liver) sehingga terjadi peregangan selaput yang membungkus hati. Pada gejala selanjutnya dapat diikuti dengan perdarahan pembuluh darah kecil pada selaput tersebut. Sedangkan nyeri perut di daerah ulu hati yang menyerupai gejala sakit lambung (sakit maag) dapat juga disebabkan oleh rangsangan obat penurun panas khususnya obat golongan aspirin atau asetosal. Untuk memastikan adanya nyeri perut ini dapat dilakukan penekanan (perabaan disertai penekanan) pada daerah ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, terutama pada anak yang belum dapat mengeluh. Perlu diperhatikan bahwa nyeri perut dapat menyerupai gejala radang usus buntu. Letak usus buntu pada daerah perut sebelah kanan bawah dekat pangkal paha kanan. Jadi bila terdapat peradangan usus buntu akan terasa sakit bila ditekan di daerah perut sebelah kanan bawah, tetapi pada anak-anak perasaan nyeri perut dapat menjalar dan dirasakan pada daerah pusar sehingga kadangkala sulit dibedakan dengan nyeri perut pada demam berdarah dengue. Apalagi gejala radang usus buntu juga disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Pada pengalaman kami sekitar 2/3 penderita demam berdarah dengue pada anak besar dan dewasa mengeluh nyeri perut, oleh karena itu bila terdapat nyeri perut disertai demam tinggi harus waspada. d. Tanda Perdarahan Pada awal penyakit demam berdarah dengue, tanda perdarahan yang terjadi adalah perdarahan yang tergolong ringan. Perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk. Maka, untuk membedakan bintik merah yang disebabkan oleh karena perdarahan pada demam berdarah dengan bintik karena gigitan nyamuk, carilah juga di daerah yang terlindung pakaian (misalnya dada dan punggung) sehingga hampir dapat dipastikan terlindung dari gigitan nyamuk. Kemudian coba tekan bintik merah tersebut: bila menghilang itu berarti gigitan nyamuk dan sebaliknya bila menetap itu adalah perdarahan kulit, juga pada perabaan pada gigitan nyamuk akan teraba menonjol sedangkan pada demam berdarah bintik tersebut rata dengan permukaan kulit. Hal ini karena pada gigitan nyamuk bintik merah disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah sebagai akibat dari reaksi terhadap racun yang terdapat di dalam kelenjar liur nyamuk dan bukan karena perdarahan kulit. Bintik merah pada demam berdarah tidak bergerombol seperti halnya bintik merah pada campak, tetapi terpisah satu-satu. Perdarahan lain yang sering ditemukan adalah mimisan. Terutama pada anak perlu diperhatikan apakah anak sering menderita mimisan sebelumnya. Mimisan, terbanyak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di daerah selaput lendir hidung yang disebabkan oleh rangsangan baik dari dalam ataupun dari luar tubuh seperti demam tinggi, udara yang terlampau dingin, udara yang terlampau panas, terlampau letih sehingga kurang istirahat atau makan kurang teratur, dan sebagainya. Bila anak pernah menderita mimisan sebelumnya, maka mimisan mungkin tidak berbahaya; tetapi pada seorang anak yang belum pernah mimisan kemudian demam tinggi dan mimisan maka perlu diwaspadai. Gejala perdarahan lain yang dapat dijumpai adalah haid yang berlebihan pada anak perempuan atau lebam pada kulit bekas pengambilan darah, dan perdarahan gusi. e. Gejala Lain

Seorang anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam, pada saat demam tinggi dapat terjadi kejang. Walaupun harus difikirkan juga adanya penyakit infeksi lain seperti radang otak atau selaput otak, terutama bila anak setelah kejang tidak sadar kembali. Gejala lain yang sering dikeluhkan oleh anak besar atau orang dewasa menyertai penyakit demam berdarah dengue adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, rasa pegal-pegal pada otot dan sendi. Keluhan-keluhan ini pada orang dewasa sangat mengganggu sehingga cepat mencari pengobatan, sedangkan anak-anak biasanya belum mengeluh atau keluhan tersebut tidak dirasakan mengganggu. GEJALA LANJUTAN Gejala selanjutnya terjadi pada hari sakit ke3-5, merupakan saat-saat yang berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue. Suhu badan akan turun, jadi seolah-olah anak sembuh oleh karena tidak demam lagi. Yang perlu diperhatikan saat ini, adalah tingkah laku si anak. Apabila demam menghilang, anak tampak segar dan mau bermain serta mau makan/ minum biasanya termasuk demam dengue ringan; tetapi apabila demam menghilang tetapi anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau makan/ minum apapun apalagi disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya oleh karena semua organ tubuh akan kekurangan oksigen dan hal ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Tanda-tanda syok harus dikenali dengan baik bila kita merawat anak yang dicurigai menderita demam berdarah, atau anak yang telah demam tinggi selama 3 hari atau lebih. Anak tampak gelisah atau bila syok berat anak menjadi tidak sadarkan diri, nafas cepat seolah-olah sesak nafas. Seluruh badan teraba dingin dan lembab, perasaan dingin yang paling mudah dikenal bila kita meraba kaki dan tangan penderita. Bibir dan kuku tampak kebiruan menggambarkan pembuluh darah di bagian ujung mengkerut sebagai kompensasi untuk memompa darah yang lebih banyak ke jantung. Anak akan merasa haus, serta kencing berkurang atau tidak ada kencing sama sekali. Syok akan mudah terjadi bila anak sebelum terjadi syok, kurang atau tidak mau minum. Apabila syok yang telah diterangkan sebelumnya tidak diobati dengan baik maka akan menyusul gejala berikutnya yaitu perdarahan dari saluran cerna. Perdarahan saluran cerna ini dapat ringan atau berat tergantung dari berapa lama syok terjadi sampai diobati dengan tepat. Penurunan kadar oksigen di dalam darah akan memicu terjadinya perdarahan, makin lama syok terjadi makin rendah kadar oksigen di dalam darah maka makin hebat perdarahan yang terjadi. Pada awalnya perdarahan saluran cerna tidak terlihat dari luar, oleh karena terjadi di dalam perut. Yang akan tampak hanya perut yang semakin lama semakin membuncit dan nyeri bila diraba. Selanjutnya akan terjadi muntah darah dan berak darah/ berak hitam. Pada saat terjadi perdarahan hebat penderita akan sangat kesakitan, tetapi bila syok sudah lama terjadi penderita pada umumnya sudah tidak sadar lagi. Perdarahan lain yang dapat terjadi adalah perdarahan di dalam paru. Anak akan lebih sesak lagi, maikn gelisah, dan sangat pucat. Kematian makin dipercepat dengan adanya perdarahan di dalam otak. Pada hari sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam telah menghilang dan suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali. Pada umumnya, setelah seseorang sembuh dari sakitnya anak masih tampak lemah, muka agak sembab disertai perut agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak akan pulih kembali normal tanpa gejala sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul bercak-bercak merah menyeluruh di kedua kaki dan tangan dengan bercak putih diantaranya, pada anak besar mengeluh gatal pada bercak tersebut. Jadi, bila telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda anak telah sembuh dan tidak perlu dirawat lagi. Pertolongan Pertama pada Penderita Demam Berdarah Dengue

Seorang yang menderita penyakit demam berdarah pada awalnya akan menderita demam tinggi. Dalam keadaan demam ini tubuh banyak kekurangan cairan oleh karena terjadi penguapan yang lebih banyak daripada biasa. Cairan tubuh makin berkurang bila anak terus menerus muntah atau tidak mau minum. Maka pertolongan pertama yang terpenting adalah memberikan minum sebanyak-banyaknya. Berikanlah minum kirakira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok makan setiap 15 menit. Minuman yang diberikan sesuai selera anak misalnya air putih, air teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, softdrink, dapat juga diberikan nutricious diet yang banyak beredar saat ini. Dengan memberikan minum banyak diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau bahwa cairan tidak kurang, perhatikan jumlah kencing anak. Apabila anak banyak buang air kecil, minimal 6 kali dalam satu hari berarti jumlah cairan yang diminum anak mencukupi. Demam yang tinggi demikian juga akan mengurangi cairan tubuh dan dapat menyebabkan kejang pada anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam tinggi, oleh karena itu harus segera diberikan obat penurun panas. Untuk menurunkan demam, berilah obat penurun panas. Untuk jenis obat penurun panas ini harus dipilih obat yang berasal dari golongan parasetamol atau asetaminophen, jangan diberikan jenis asetosal atau aspirin oleh karena dapat merangsang lambung sehingga akan memperberat bila terdapat perdarahan lambung. Kompres dapat membantu bila anak menderita demam terlalu tinggi sebaiknya diberikan kompres hangat dan bukan kompres dingin, oleh karena kompres dingin dapat menyebabkan anak menggigil. Sebagai tambahan untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam disamping obat penurun panas dapat diberikan obat anti kejang. Pada awal sakit yaitu demam 1-3 hari, seringkali gejala menyerupai penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, atau demam tifoid (tifus), oleh sebab itu, diperlukan kontrol ulang ke dokter apabila demam tetap tinggi 3 hari terus menerus apalagi anak bertambah lemah dan lesu. Untuk membedakan dengan penyakit lain seperti tersebut di atas, pada saat ini diperlukan pemeriksaan darah dapat dilakukan. Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui apakah darah cenderung menjadi kental atau lebih. Bila keadaan anak masih baik, artinya tidak ada tanda kegawatan dan hasil laboratorium darah masih normal, maka anak dapat berobat jalan. Kegawatan masih dapat terjadi selama anak masih demam, sehingga pemeriksaan darah seringkali perlu diulang kembali. Kapan Penderita Harus Dibawa ke Rumah Sakit ? Seorang yang diduga menderita demam berdarah akan mengalami bahaya bila mendapat syok dan perdarahan hebat. Untuk mencegah hal-hal tersebut, maka penderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila menderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila menderita gejalagejala di bawah ini: A. Demam terlalu tinggi (lebih dari 390C atau lebih) B. Muntah terus menerus C. Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran D. Kejang E. Perdarahan hebat, muntah atau berak darah F. Nyeri perut hebat G. Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh badan teraba dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak merasa haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali H. Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan atau penurunan jumlah trombosit.

Perlu diingatkan, pada saat mengantar penderita untuk dirawat; sesaat setelah tiba di rumah sakit segera beritahukan kepada perawat bahwa anak ini kemungkinan menderita demam berdarah. Pemberitahuan ini perlu disampaikan kepada perawat atau dokter yang menerima pertama kali untuk mendapat pertolongan lebih cepat. Penderita dalam keadaan kegawatan, memerlukan pertolongan segera dan makin cepat ditolong makin besar kemungkinan untuk sembuh kembali. Apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit demam berdarah, akan mudah menular melalui gigitan nyamuk (ingat sifat nyamuk yang dapat menggigit beberapa orang secara berturut-turut. Jadi, bila ada anggota keluarga lain yang menderita demam segera berobat untuk memastikan apakah tertular demam berdarah atau tidak. PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE Pencegahan penyakit demam berdarah mencakup Terhadap nyamuk perantara yaitu o pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya Terhadap diri kita o memperkuat daya tahan tubuh o melindungi dari gigitan yamuk Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan Penyuluhan Bagi Masyarakat Seperti diuraikan di atas bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya untuk pencegahan demam berdarah ditujukan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perindukannya. Oleh karena itu, dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan nyamuk dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan tempattempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan kebersihan lingkungan. Cara Memberantas Jentik Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur, artinya : Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras), Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup), Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur). Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi sarang nyamuk. Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk abate ini dapat dibeli di apotek. Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi) Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan

Cara Memberantas Nyamuk Dewasa Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk beristirahat. Kurangi Tempat Untuk Nyamuk Beristirahat Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia) Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00) Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau menginggal. Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit yang merawat. Tips Cara Menanggulangi Penyakit Demam Berdarah Dengue Diagnosis dini Awal mirip penyakit lain, maka perlu waspada Perlu alat penunjang (laboratorium) Perhatikan tanda kegawatan Perlu monitor berkala : gejala dan laboratorium Pengobatan Awal penyakit: masalah demam, berakibat obat anti demam Upayakan cukup cairan Penggantian cairan (minum & infus) Obat lain tergantung komplikasi yang timbul Perhatian Khusus Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab Obat turun panas : parasetamol, bukan asetosal Minum banyak, jenis sesuai selera Jangan memeriksakan darah tanpa persetujuan dokter Pemeriksaan darah sebaiknya pada demam hari ke3 atau lebih Tidak perlu panik bila anak masih mau minum banyak Bila serumah ada kasus DBD, setiap anak yang menderita demam segera beroba

Ganggang Chlorella Mampu Percepat Kesembuhan Demam Berdarah


Kamis, 4 Pebruari 2010 18:23 WIB | Peristiwa | Kesehatan | Dibaca 1290 kali Jakarta (ANTARA News) - Sekelompok peneliti dari RS Karya Bakti Bogor, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)) Cabang Bogor dan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB telah membuktikan ekstrak ganggang Chlorella atau "Chlorella Growth Factor (CGF-40) mampu mempercepat kesembuhan penderita demam berdarah dengue (DBD), kata peneliti dari RS Karya Bhakti Bogor Dr Adi Teruna Effendi, SpPD. Adi Teruna mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, didampingi dr Yekti H Effendi, SKed dari Fema IPB dan Kristiyawan Widyantoro dari PT CNI Jakarta, terkait hasil penelitiannya terhadap 84 pasien DBD di RSKB Bogor selama Mei-Oktober 2009. Adi selaku ketua tim peneliti tersebut mengatakan, sebanyak 84 pasien DBD berusia antara 20-30 tahun, separohnya atau sebanyak 42 pasien diberikan tambahan suplemen sirup ekstrak ganggang Chlorella (CGF-4) sebanyak 30 cc per hari atau 90 cc selama tiga hari, sedang 42 pasien DBD yang lain tidak diberikan tambahan suplemen sirup ganggang. "Hasilnya, pasien DBD dengan tambahan suplemen CGF-40 ternyata mengalami kesembuhan lebih cepat, masa perawatan di RSKB Bogor rata-rata hanya 2,76 hari, sedangkan pasien DBD tanpa suplemen CGF-40 masa perawatannya rata-rata 4,43 hari," katanya. Adi menegaskan, 84 pasien DBD tersebut dalam menjalani perawatan di RSKB Bogor tetap mendapatkan diagnosa dan pengobatan sesuai standar WHO, antara lain diberikan cairan infus, obat penurun panas dan obat penenang agar bisa istirahat. Menurut Almnus FKUI itu, kesembuhan yang lebih cepat bagi pasien penerima suplemen ganggang, diduga berkat suplemen tersebut yang banyak mengandung asam nukleat dan beberapa vitamain, seperti A dan C. "Asam nukleat merupakan bahan dasar pembentukan antibodi yang berperan sebagai pertahanan tubuh terhadap penyakit," katanya. Adi mengatakan, CGF-40 mampu memeragakan konsep "regenerative medicine" (pengobatan antipenuaan) secara bermakna dengan menekan senyawa kimia "stress oksidatif", memperbaiki gangguan pembuluh darah dan merangsang peningkatan fungsi produksi sumsum tulang. Dalam penelitian tersebut, katanya, secara klinis terungkap CGF mampu meningkatkan trombosit penderita DBD lebih progresif dan lebih cepat. "CGF merupakan komponen gizi yang secara alami mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan luka, sehingga membuatnya mampu membantu penyembuhan tubuh

manusia, memperbaiki sel-sel yang rusak dan merangsang pertumbuhan sel baru," katanya. Adi Teruna mengharapkan, masyarakat khususnya penderita DBD mendapatkan solusi untuk mengatasi kesembuhan yang lebih cepat dari DBD, namun pihak Kemenkes RI belum merekomendasikan pemberian suplemen ganggang Chlorella karena harganya dirasakan masih mahal. Sementara itu, Senior Executive Health Food Department PT CNI Kristiyawan mengatakan, kerja sama perusahannya dengan tim peneliti tentang pemberian suplemen CGF-40 untuk pertama kalinya dimaksudkan untuk mengetahu efektivitas suplemen Chlorella guna membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khusnsya membantu penyembuhan penderita DBD. PT CNI telah memproduksi ekstrak ganggang Chlorella dari daerah Pasuruan, Jatim itu dalam bentuk tablet sejak 25 tahun lalu, namun untuk jenis sirup masih diimpor dari Jepang, sehingga harganya dinilai masih mahal di pasaran di Indonesia. Kristiyawan mengatakan, pihaknya akan menyisihkan satu persen dari hasil penjualasan CGF-40 di Indonesia, untuk disumbangkan kepada pasien DBD dari keluraga miskin dan kegaiatan ini juga sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (CSR Corporatde Social Responbility) dari PT CNI.(R009/P003)

Demam Dengue (Dengue Fever)/Demam Berdarah Dengue


Penyakit ini tercatat pertama kali menjadi endemi pada tahun 1779-1780 di Asia, Afrika dan Amerika Utara dan terjadi secara hampir bersamaan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa penyebaran penyakit ini sudah sangat luas sejak lebih dari 200 tahun lalu dan merupakan penyakit yang cukup membahayakan. Saat inipun penyakit ini masih merupakan masalah serius di bidang kesehatan umumnya di daerah tropis dan subtropis dengan tingkat ekonomi dan kesehatan yang rendah. APA ITU DEMAM DENGUE? Demam Dengue atau Dengue Fever (DF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Penyakit ini tidak ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia melainkan melalui perantaraan melalui gigitan nyamuk. Spesies nyamuk yang menjadi vektor perantara penyakit ini utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. DF merupakan bentuk paling ringan dari bentuk berikutnya yaitu Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). BAGAIMANA GEJALA DARI PENYAKIT TERSEBUT? Manifestasi klinis infeksi virus Dengue pada manusia sangat bervariasi. Spektrum variasinya begitu luas, mulai dari tanpa gejala, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS) Demam Dengue memiliki tanda dan gejala awal berupa panas yang berlangsung antara 4 7 hari setelah gigitan nyamuk pembawa virus tersebut disertai dengan gejala-gejala berikutnya yang meliputi: -panas tinggi hingga >38C yang berlangsung hingga 5-7 hari -Nyeri kepala dan nyeri diretro-orbital (belakang mata) -Nyeri pada otot dan sendi -Rasa mual dan muntah, tidak nafsu makan -Adanya ganguan pencernaan (konstipasi atau diare) -Nyeri perut -Adanya rash (tanda kemerahan) pada kulit Sedangkan Demam Berdarah Dengue memiliki tanda dan gejala sebagai berikut: -Gejala di atas ditambah -Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), uji tourniquet positif, mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka -Adanya pembesaran organ hepar (hati) dan limpa -Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 100.000/mm (normalnya 150-450 ribu/mm) -Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat atau menurun 20% atau lebih dari nilai normalnya, adanya efusi pleura (cairan dalam paru) dan ascites (penumpukan cairan dalam rongga perut). Bentuk paling berat dari infeksi virus ini adalah Dengue Shock Syndrome (DSS) dimana gejalanya meliputi :

-Gejala pada DHF ditambah, -Adanya penurunan kesadaran -Tekanan darah sangat rendah -Nadi cepat dan lemah -Tangan dan kaki pucat dan dingin Untuk memudahkan dalam menentukan diagnosis dan mencegah terjadinya overdiagnosis, maka WHO membagi menjadi 4 derajat manifestasi klinis, yaitu: -DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif. -DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah) -DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur. -DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur. BAGAIMANA PERAWATAN PENDERITANYA? Pada prinsipnya karena ini adalah penyakit karena infeksi virus maka belum ada obat spesifik untuk mengatasinya. Perawatan yang diberikan hanya berupa penanganan secara simtomatik saja berupa perbaikan keadaan umum penderitanya dan menjaga jangan sampai dehidrasi (kekurangan cairan). Perawatannya bisa dilakukan di rumah apabila penderita masih bisa makan dan minum sendiri dan tidak ada mual atau muntah yang berat (DHF Derajat I-II). Perawatan dapat dilakukan dengan memberikan kompres hangat, obat turun panas, pereda nyeri dan antimuntah bila perlu. Apabila kondisi penderita tidak membaik atau apabila ada tanda-tanda shock (DHF Derajat III-IV) segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. DHF umumnya akan mengalami penyembuhan setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali. BAGAIMANA PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJANGKIT PENYAKIT INI? Yang harus dilakukan adalah mengetahui kapan biasanya penyakit ini muncul, biasanya pada awal musim hujan dan selama musim hujan. Laksanakan tindakan pencegahan dengan melakukan gerakan 3M plus, yaitu menguras bak air minimal seminggu sekali, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. dokterku.net (Juni 2008)

Pencegahan Demam Berdarah (DBD)


Artikel - Kesehatan Umum Wednesday, 03 September 2008 03:58 A. Bagaimana Cara Mencegah DBD ? Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes Aegypti) harus diberantas ,sebab vacsin untuk pencegahannya belum tersedia Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya. CAra ini dikenal sebagai "Gerakan 3M" Olehkarena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum, maka setiap keluarga harus melaksanakan "3M" secara teratur sekuang-kurangnya seminggu sekali B. Bagaimana Cara melaksanakan "3M" ? Untuk mencehan penyakit DBD setiap keluarga dianjurkan untuk melaksanakan "3M" di rumah dan halaman masing-masing dengan melibatkan seluruh keluarga, dengan cara sebagai berikut : 1. Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air 3. Mengganti air Vas bunga/tanaman air seminggu sekali 4. Mengganti air tempat minum burung 5. Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air 6. Menabur bubuk abete atau altosid pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih sulit didapat, sehingga perlu penampungan air hujan 7. Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air Takaran abate : 1 sendok peres (+ 10 gram) untuk 100 liter air Takaran altosid : 1/4 sendok peres (+ 2,5 gram) untuk 100 liter

Musim Hujan, Hati-Hati Nyamuk Demam Berdarah


!Oleh dr.suriviana Kamis, 21-September-2006, 08:58:02 Musim penghujan datang , penderita demam berdarah terus bertambah.Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Apa itu Demam berdarah? Bagaimana Menanganinya ataupun mencegahnya? ........... Musim penghujan datang , penderita demam berdarah terus bertambah. Bahkan kadang rumah sakit harus menyediakan tambahan tempat tidur untuk pasien demam berdarah. Penyakit ini tidak kenal usia, dapat menyerang orang dewasa , anak-anak, dan balita. Bahkan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak dan tidak jarang menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. NYAMUK AEDES aegypti Nyamuk aedes ini hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah seperti : bak mandi/wc , minuman burung, air tempayan/gentong, kaleng dan ban bekas, dll. Perkembangan hidup nyamuk ini dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya, nyamuk jantan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Kemampuan terbang berkisar antara 40-100 meter dari tempat berkembang biaknya. Tempat istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang tergantung yang ada di dalam rumah , seperti gordyn, kelambu, baju/pakaian di kamar yang gelap dan lembab. GEJALA KLINIS DEMAM BERDARAH - Biasanya ditandai dengan 4 gejala klinis utama; demam tinggi 2-7 hari, fenomena perdarahan, pembesaran hati dan kegagalan sirkulasi / syok. - Gejala penyerta ; nyeri kepala, nyeri otot, timbul ruam / kemerahan di kulit, nyeri tulang, mual, nyeri ulu hati. - Fenomena perdarahan yang sering terjadi adalah timbul bercak-bercak merah di muka dan lengan-tungkai dan langit-langit mulut. Mimisan dan perdarahan gusi juga dapat terjadi. Keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan perdarahan organ dalam tubuh. - Laboratorium yang mendukung: trombositopenia ( trombosit kurang dari 100.000/ mm3) , hemokonsentrasi ( kadar Ht lebih 20% dari normal). - Fase kritis adalah saat suhu turun ,yaitu antara hari ketiga dan kelima. Resiko terjadinya syok meningkat ( keringat banyak, gelisah. Ujung kaki tangan dingin) dan dapat menjadi fatal.

Tidak semua penderita demam berdarah harus dirawat, jika keluhan hanya demam yang disertai salah satu gejala; nyeri kepala, otot,tulang cukup rawat jalan dan dianjurkan untuk istirahat selama masih demam. Obat penurun panas dan pemberian cairan dan elektrolit peroral , jus buah, sirop, susu disamping air putih , dianjurkan untuk memonitor suhu, jumlah trombosit dan hematrokit sampai normal kembali. Jika sudah terjadi perdarahan kulit baik yang timbul secara langsung atau melalui tes tourniquet harus di rawat dan diobservasi di rumah sakit. STRATEGI PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH Pencegahan yang efektif seharusnya dilaksanakan secara integral bersama-sama antara masyarakat, pemerintah dan petugas kesehatan. Upaya pemberantasan meliputi : - Pencegahan , yang dikenal dengan gerakan 3 M , yaitu; 1. menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate kedalamnya. 2. menutup rapat-rapat tempat penampungan air 3. mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan; seperti kaleng bekas , plastik, dll - Pemberantasan vektor /nyamuk ; penyemprotan / fogging fokus pada lokasi ditemui kasus. - Kunjungan ke ruamh-rumah untuk pemantauan jentik dan abatisasi. - Penyuluhan dan kerja bakti melakukan kegiatan 3M. Pesan untuk orang tua - Jika anak anda mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari segera periksakan ke dokter, dengan tetap memberikan cairan yang cukup dan obat penurun panas. - Jika anak anda dinyatakan tersangka demam berdarah yang dipulangkan maka ; 1. control setiap hari ke rumah sakit selam masih demam. 2. berikan obat penurun panas bila diperlukan. 3. berikan minum sedikitnya 4-6 gelas perhari, disamping air putih dapat diberikan the manis, sirup, jus buah, oralit,dll. 4. apabila sewaktu-waktu dijumpai tanda kegawatan ,yaitu ; anak tampak lemas, badan dingin terutama tangan dan kaki, muntah terus menerus, kejang, mimisan, perdarahan lain. Segera anak dibawa kembali ke rumah sakit. (c) Dr.SuriViana - www.infoibu.com

Waspada Demam Berdarah


February 10, 2009 by admin Filed under Info Gamat 1 Comment Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Tanda dan gejala Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini : Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyerinyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur dsb. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian. Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian. Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Diagnosis Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.

Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut. Pengobatan Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan. Epidemiologi Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut. Pencegahan Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.

Penelitian Terbaru : Wakasa Gold, Mempercepat Penyembuhan Demam Berdarah


Tim peneliti dari Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor dan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian terhadap penggunaan Wakasa Gold untuk percepatan peningkatan trombosit pada penderita penyakit demam berdarah. Penelitian dilakukan bulan Mei 2009 hingga Oktober 2009 terhadap pasien demam berdarah di Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor. Dan ini adalah penelitian CGF pertama di dunia untuk masalah penyakit tropis. Hasil penelitian Penderita demam berdarah yang diberikan Wakasa Gold menjalani masa perawatan lebih pendek / penyembuhan lebih cepat Kenaikan trombosit dan penurunan hematokrit terjadi lebih cepat. CGF sangat membantu pengobatan penderita demam berdarah, dengan konsep regenerative medicine yaitu melengkapi kebutuhan gizi secara seimbang untuk mengoptimalkan regenerasi sel.
Pasien dengan CGF 40% Lama penyembuhan dengan trombosit awal < 50.000 Lama penyembuhan dengan trombosit awal > 50.000 Lama perawatan di RS 3,09 hari 2,37 hari 2,76 hari Pasien tanpa CGF 40% 4,20 hari 4,50 hari 4,43 hari

Sembuh lebih cepat, penderitaan lebih singkat, biaya lebih hemat APA ITU DEMAM BERDARAH ? Dengue adalah homonim dari bahasa Afrika, ki denga pepo, suatu penyakit yang pernah mewabah di wilayah Karibia, Amerika Tengah, pada tahun 1827 1828. Kini demam tersebut dikenal dengan nama Demam Dengue (DD), penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini tersebar luas di antara garis lintang Utara 35o dan Selatan 35o. Di Indonesia Demam Dengue (DD) telah menjadi wabah musiman sejak tahun 1968, bahkan hingga kini masih saja menimbulkan masalah kesehatan nasional. Pada tahun 1998 terjadi wabah DD di Indonesia yang menyerang hingga sejumlah 58.000 penderita. Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. TANDA DAN GEJALA Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-

muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturutturut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini: Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian. Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian. PENULARAN

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia. PENYEBARAN Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia. PENCEGAHAN Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:

1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup; 2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barangbarang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang; 3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk; 4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi; 5. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit. 6. Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) 7. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain. PENGOBATAN Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan. KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:

a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD. b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004). c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD. d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik). e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M

(Menguras, Menutup, Mengubur).

WAKASA VS DBD
Penelitian ini dilakukan di RSKB dari bulan Mei 2009 hingga Oktober 2009. Penelitian baru dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Panitia Etik FKUI. Subyek penelitian dipilih dengan metoda consecutive sampling, berdasarkan diagnosis yang sesuai dengan kriteria WHO 1997, serta memenuhi kriteria yang diajukan seperti dibawah ini. Kriteria Inklusi 1. Demam hingga 7 hari. 2. Serologi Dengue Ig M (+) atau NS1 positiv. 3. Trombosit <100.000/mm3. 4. IMT 20,2 27; 18,9 25,2. 5. Tidak menderita penyakit dengan gangguan fungsi imun (Tuberkulosis, Diabetes Melitus Tipe2, sirosis hepatis atau gagal ginjal kronik). 6. Nilai SGOT/SGPT dalam batas normal. 7. Bersedia ikut penelitian dan menandatangani informed consent. Kriteria Eksklusi 1. Wanita hamil 2. Menderita penyakit TBC, DM, sirosis hepatis, gagal ginjal kronik 3. Mengalami sindroma SRD. Pasien rawat inap yang memenuhi kriteria seperti di atas ditawari untuk ikut dalam penelitian. Hanya subyek yang telah menandatangani informed consent yang diikutsertakan sebagai subyek penelitian. Selanjutnya subyek dirandomisasi ke dalam dua kelompok (pok), yaitu pok perlakuan dan pok kontrol. CGF 40% yang diberikan merupakan produk dibuat dari ganggang air tawar, diekstrak guna memanen derivat asam nukleat dari sel-sel yang telah dikeringkan sebelumnya dengan air panas (80oC). Selanjutnya substansi yang kaya akan asam nukleat serta asam amino tersebut dipisahkan dari residu padatnya dengan sentrifugasi, dari mana supernatan yang dihasilkan kemudian disaring dengan metode mikrofiltrasi. Saat masuk pasien diperiksa oleh dokter poliklinik, jaga atau dokter spesialis penyakit dalam, meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium, seperti Hb, Ht, trombosit, IgM anti DEN/NS1, ureum, GOT, GPT, dan Prot T/A/G. Selanjutnya di ruang rawat inap dokter spesialis yang merawat melakukan pemeriksaan lanjut. Kedua kelompok mendapat perawatan rumah sakit standar. Selama penelitian pok perlakuan mendapat bahan intervensi CGF 40% dengan dosis 1 x 30 ml per hari, serta terapi standar yang dianjurkan WHO, 1997. Di lain pihak pok kontrol hanya mendapat terapi standar saja. Pemeriksaan trombosit, hemoglobin dan hematokrit dilakukan setiap hari. Bila kemudian disertai pula oleh penyakit infeksi lain seperti demam tifoid, selain mendapat terapi standar perlu pula mendapat tambahan antibiotik ciprofloxasin. Henti rawat atau pengakhiran penelitian dilakukan apabila tercapai kondisi klinik dan laboratorik yang memenuhi kriteria pemulangan subjek dari RS, atau pasien jatuh ke dalam DBD berat atau SRD yang ditentukan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang merawat. Kriteria laboratorik pemulangan subjek adalah bebas dari simptom dan gejala

DBD serta pencapaian jumlah trombosit di atas 100.000/mm3.

Alur

Pengambilan

Data

Penelitian.

Sejumlah 84 subyek berhasil diikutsertakan ke dalam penelitian hingga akhir penelitian. Dari jumlah tersebut terdapat sebanyak 42 perempuan dan 42 pria yang kemudian dirandomisasi secara berimbang ke dalam dua kelompok, yaitu pok perlakuan dan pok kontrol.

Bila ditelaah lebih lanjut pada pok perlakuan, lama penyembuhan pada subyek dengan trombosit awal <50.000 diperoleh sebesar 2,37 hari. Lama penyembuhan tersebut ternyata lebih cepat bila dibandingkan dengan subyek yang trombosit awal >50.000 sebesar 3,09 hari, p =0,112.

Hingga kini obat anti virus yang dapat digunakan untuk terapi kausal DD belum tersedia. Oleh sebab itu tata-laksana DD, sesuai dengan anjuran WHO, diarahkan pada penggantian cairan tubuh yang hilang, mengatasi demam tinggi, mengoreksi gangguan elektrolit dan metabolik, mengantisipasi timbulnya renjatan dan DIC (disseminated intravascular coagulation), serta memastikan asupan makanan yang cukup gizi. Status gizi yang mumpuni adalah faktor utama yang diperlukan untuk memperoleh tingkat regenerasi sel optimal. Sejauh ini diketahui bahwa status gizi kurang berkaitan dengan kapasitas imunoregulatoris sel. Pada hal penderita dengan baik DD maupun DBD terbukti memiliki tingkat imunoregulatoris yang kurang memadai. Lebih lanjut

pada kondisi morbid pada DD terjadi penurunan nafsu makan, mual dan muntah yang tentunya mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi secara kualitas dan kuantitas. Oleh sebab itu faktor gizi yang berperan sentral dalam patologi penyakit DD perlu disikapi, khususnya guna memperoleh status gizi yang mumpuni. Pemberian suplemen makanan untuk melengkapi kebutuhan gizi yang mumpuni guna memfasilitasi regenerasi sel yang optimal dalam jangka pendek merupakan pilihan alternatif. Sejalan dengan pandangan tersebut serta sesuai dengan hasil pengamatan Dr. Michinori Kimura, ganggang chlorella yang telah terbukti kaya akan derivat asam nukleat DNA/RNA, Chlorella Growth Factor (CGF) serta asam amino esensial dapat dipertimbangkan. Chlorella Growth Factor (CGF) diketahui potensial mempromosikan pertumbuhan sel lebih cepat melalui mekanisme peningkatan fungsi RNA/DNA. CGF mendorong optimalisasi sintesis protein, enzim dan energi pada tingkat seluler. Disamping itu CGF merangsang perbaikan sel-sel dan jaringan dari kerusakan, meningkatkan sistem imun. Apabila dikonsumsi secara reguler CGF bermanfaat untuk memperbaiki materi genetik sel-sel manusia yang rusak, sehingga dapat digunakan sebagai obat untuk tujuan regenerasi sel-sel tubuh yang rusak. Pada penelitian ini pemberian CGF ke pada kelompok perlakuan pada penelitian ini terbukti memperpendek masa perawatan di rumah sakit (2,76 hari) secara bermakna (p=0,000). Konklusi pada penelitian ini terbukti bahwa CGF mampu memperagakan konsep regenerative medicine secara bermakna, dengan cara mempercepat waktu penyembuhan, merangsang peningkatan fungsi produksi sumsum tulang, menekan stress oksidatif, dan memperbaiki gangguan vaskulopatia akibat peningkatan permeabilitas vaskuler akibat infeksi VDEN. Mengingat belum adanya obat virusid yang tersedia, sewajarnya health promotion dtegaskan sebagai salah satu upaya pencegahan DD, dengan cara meningkatkan status gizi setiap insan yang hidup di daerah endemis dapat ditingkatkan sehingga kelak diharapkan berperan meredam keganasan VDEN. Pemberian suplemen makanan dalam hal ini tentu merupakan pilihan yang bijak. ~ Copyright 2009 by CNI Indonesia ~

Waspada Demam Berdarah Dengue


Musim hujan telah tiba, masyarakat diminta waspada terhadap Demam Berdarah Dengue. Untuk mengindari penyakit yang belum ada obat maupun vaksinnya ini, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan, melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan 3M Plus (mengubur, menguras dan menutup plus hindari gigitan nyamuk). Demikian pesan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama berkaitan peningkatan kasus DBD di berbagai daerah serta datangnya musim hujan di Jakarta, 4 Desember 2009. Menurut Dirjen P2PL, sejak Januari Oktober 2009, Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menelan 1.013 korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang (CFR: 0,83). Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun 2008 yaitu 953 orang meninggal dari 117.830 kasus (CFR: 0,81). Jangan tunggu jatuh banyak korban lagi, lakukan 3 M Plus secara bersama-sama. Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat (29.334 kasus 244 meninggal), DKI Jakarta (26.326 kasus 33 meninggal), Jawa Timur (15.362 kasus 147 meninggal), Jawa Tengah (15.328 kasus, 202 meninggal), Kalimantan Barat (5.619 kasus, 114 meninggal), Bali (5.334 kasus, 8 meninggal), Banten (3.527 kasus, 50 meninggal), Kalimantan Timur (2.758 kasus, 34 meninggal), Sumatera Utara (2.299 kasus, 31 meninggal), dan Sulawesi Selatan (2.296 kasus, 20 meninggal), ujar Prof. Tjandra. Beberapa provinsi yang mengalami peningkatan kasus dibandingakan tahun 2008 adalah Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat dan Papua. Korban akibat DDB diperkirakan terus bertambah terutama pasca banjir, pergantian musim, dan pada waktu curah hujan jarang terjadi dimana banyak penampungan air seperti vas bunga, tendon air/ water toren, bak mandi, tempayan serta ban bekas, kaleng bekas, botol minuman bekas dan sebagainya yang dekat dengan lingkungan pemukiman penduduk tidak dibersihkan, sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti penular DBD. Nyamuk ini juga menularkan penyakit Chikungunya yang menyerang otot-otot dan menimbulkan nyeri berat. Menggigit pada siang hari dengan waku efektif 2 jam setelah matahari terbit (pukul 08.00 12.00 dan beberapa jam setelah matahari tenggelam (pukul 15.00 17.00). Setelah digigit nyamuk, antara 3 14 hari kemudian atau biasanya 4 7 hari akan menunjukkan gejala atau tanda-tanda DBD. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yaitu menggunakan obat nyamuk oles (repellent), menggunakan kelambu bila tidur siang, dan usir nyamuk dengan obat nyamuk bakar/ semprot baik di dalam maupun di luar rumah pada pagi dan sore hari. Tanda atau gejala DBD yang muncul seperti bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu suhu badan lebih dari 38OC, badan terasa lemah dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan muntah. Dapat pula disertai pendarahan

seperti mimisan dan buang air besar bercampur darah serta turunnya jumlah trombosit hingga 100.000/mm3. Tidak perlu menunggu semua gejala ini muncul, bila menemukan beberapa tanda segera periksakan ke dokter atau sarana kesehatan terdekat. Pertolongan pertama pada penderita dapat dilakukan dengan memberikan minum sebanyak-banyaknya (air masak, air dalam kemasan, air teh, dsb), mengompreskan air dingin pada penderita, serta memberikan obat penurun panas. Bila ada riwayat kejang, berikan obat anti kejang. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id. Sumber : http://m.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3638 5 Desember 2009 Sumber Gambar: http://rs-tamanhusada.com/admin/foto_berita/poster-demam-berdarah.jpg Posted by Akang at 1:31 AM 0 comments

Sunday, December 6, 2009


Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah. Ciri Morfologi Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di

bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuknyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang. Perilaku dan Sikulus Hidup Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini. Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar. Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas). Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk. Pengendalian Vektor Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran

vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur. # Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi. # Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur. # Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur. Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue. Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti 10 Maei 2009 Sumber Gambar : http://www.chikungunya.in/images/global-distribution-of-aedes-aegypti.jpg http://neeladri.files.wordpress.com/2006/10/aedes-aegypti.gif Posted by Akang at 6:40 PM 0 comments

Demam Berdarah : Cegah atau Obati?


Sampai saat ini, pengobatan khusus untuk membasmi virus demam berdarah yang terlanjur menginfeksi tubuh belum ditemukan. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengatasi efek yang ditimbulkan oleh virus, seperti demam, kebocoran pembuluh darah, turunnya tekanan darah, dan lain-lain. Virus sendiri diharapkan akan diatasi imunitas tubuh kita. Efek yang ditimbulkan oleh virus seringkali berada dalam tingkat yang membahayakan jiwa penderitanya. Kebocoran pembuluh darah menyebabkan pendarahan hebat, yang kerapkali harus diatasi dengan pemberian cairan infus dan transfusi darah. Jika tindakan ini gagal, oleh karena keterlambatan pengobatan atau karena keadaanya memang sangat parah, penyakit ini dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi virus DBD sangat penting. Salah satu langkahnya adalah pemberantasan penular virus DBD, yaitu nyamuk Aedes, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Metode pemberantasan yang banyak dikampanyekan adalah 3M Plus, menguras, menutup, dan mengubur. Plusnya banyak, antara lain : melakukan penyemprotan (fogging), menabur abate di tempat yang menampung air (abatisasi), memelihara ikan pemakan jentik, dll (Litbang Depkes, 2004). Waktu yang dibutuhkan untuk berkembangnya telur menjadi nyamuk dewasa adalah sekitar 10 hari. Oleh karena itu, menguras bak mandi harus dilakukan kurang dari 10 hari, dianjurkan tiap seminggu sekali. Dengan demikian, jentik tak akan sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk betina dewasa yang sudah mengisap darah siap untuk bertelur. Nyamuk ini biasanya akan segera mencari tempat bertelur yang ideal, yaitu air yang jernih. Dengan menutup tempat penampungan air dan mengubur benda-benda yang dapat menampung air hujan, membuat nyamuk betina kehilangan tempat untuk menyimpan telurnya. Jika tempat yang menampung air sukar untuk ditutup, penaburan bubuk abate perlu dipertimbangkan. Abate yang sudah ditaburkan akan segera menempel di dinding tempat penampungan air. Jika jentik menyentuhnya, jentik tersebut akan mati. Keamanan penggunaan abate telah diakui oleh WHO dan Depkes. Jika di suatu daerah ada individu yang terinfeksi DBD, biasanya langsung dilakukan penyemprotan terhadap lingkungan sekitarnya, dibarengi pencarian jentik nyamuk. Penyemprotan berguna untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi tidak mampu memberantas telur dan jentiknya. Selain itu, saat ini diperkirakan nyamuk Aedes sudah kebal terhadap insektisida yang disemprotkan ke sarang-sarang mereka. Pakaian lengan panjang dan penggunaan antinyamuk oles (repellant) juga dapat dilakukan, terutama bagi mereka yang memasuki daerah yang diperkirakan banyak nyamuk Aedesnya. Ternyata, banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Tetapi, apapun cara pencegahannya, tujuannya adalah memberantas nyamuknya atau menghindar dari

gigitannya. Jadi, apakah anda punya cara lain? Referensi : Litbang Depkes (2004) : Demam Berdarah Dengue. Dikutip 16 Nop 2007. Sumber : Paisal http://www.wartamedika.com/2007/11/demam-berdarah-cegah-atau-obati.html 16 November 2007 Posted by Akang at 6:38 PM 0 comments

Musim Hujan Tiba, Waspada Demam Berdarah


Musim hujan sudah tiba, curah hujan semakin meningkat. Genangan air mulai muncul. Di beberapa tempat malahan sudah terjadi banjir. Saat-saat seperti inilah, kita harus lebih waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD adalah penyakit yang disebarkan oleh virus. Kebanyakan korbannya tidak menujukkan gejala infeksi yang jelas, biasanya hanya mengalami sakit kepala, demam dan nyeri persendian. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa merusak pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Virus DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang mengigit korban yang terkena DBD. Nyamuk Aedes Aegypti senang dengan genangan air bersih yang tidak mengalir dan tidak terkena sinar matahari. Nyamuk tersebut keluar pada jam 10 pagi hingga jam 6 sore. Untuk mencegahnya, jagalah kebersihan lingkungan dan lakukan 3M ( menguras tempat berkembang biak jentik, menutup wadah air, mengubur kaleng dan ban bekas) Gejala infeksi DBD yang dipaparkan oleh Dr. Sukman Tulus Putra, SpA(K), FACC, FESC: Umumnya penderita akan merasakan gejala demam mendadak tinggi 2-7 hari, sakit kepala, serta terasa nyeri pada otot, sendi, serta tulang, dan dapat muncul bintik-bintik merah di dalam kulit, atau mimisan. Penanganan di rumah adalah dengan memberi cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi (oralit, jus buah, susu, dll). Turunkan demam dengan memberi obat penurun demam parasetamol. Periksakan ke dokter apabila dalam 3 hari demam anak tak juga turun. Meski demam turun, tetapi anak terlihat tidur terus, mengeluh sakit perut atau kaki dan tangan kanan terasa dingin seperti es, ini merupakan tanda bahaya, yaitu anak memasuki masa kritis, yaitu hari ke 4-5, adalah fase kebocoran plasma. Penanganan yang tepat pada fase ini akan memperbesar peluang untuk tidak terjadi pendarahan yang berakibat fatal. Bila di rumah kita sudah ada yang terkena demam berdarah, ada baiknya dilakukan fogging (pengasapan). Fogging sebaiknya dilakukan 2 tahap untuk memastikan matinya nyamuk. Jarak antara fogging pertama dan kedua, minimal adalah seminggu. Demam berdarah bisa menyerang siapa saja, biasanya usia produktif (11-45 tahun). Tetapi sebagian besar para penderitanya adalah anak-anak, karena anak-anak rentan pada keseimbangan cairan. Jangan sampai kita menambah daftar panjang korban DBD lagi. Segera jaga kebersihan dan tetap waspada pada bahaya DBD. (wien/Mombi) Sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Parents-Area/Parenting-Skill/Musim-Hujan-TibaWaspada-Demam-Berdarah Posted by Akang at 6:35 PM 0 comments

Kemiripan Penyakit Demam Berdarah (DBD) dengan penyakit lainnya


Ayah seorang penderita yang baru saja meninggal karena keganasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sempat bingung. Sebelum meninggal sudah 3 kali anaknya dibawa ke dokter dan 3 kali itu juga mendapat diagnosis yang berbeda. Hari pertama didiagnosis infeksi tenggorokan, pada hari ke III setelah cek darah diagnosis berubah menjadi tifus dan akhirnya pada hari ke V divonis DBD sebagai penyebab kematiannya. Peristiwa ini sering dialami oleh penderita DBD, karena gejala awal DBD awalnya mirip dengan banyak penyakit lainnya. Masyarakat dituntut mempunyai pengetahuan yang baik dan kecermatan yang tinggi untuk membedakan DBD dengan penyakit lainnya. Sedangkan seorang klinisi atau dokter dituntut kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, proses terjadinya penyakit, ketajaman pengamatan klinis dan interpretasi laboratorium yang benar. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai. Keterlambatan diagnosis berakibat keterlambatan penanganan yang berpotensi meningkatkan resiko kematian. Manifestasi Klinis DBD yang Bervariasi Peristiwa pitfall diagnosis atau kesalahan diagnosis penyakit DBD yang paling sering terjadi adalah demam tifoid, faringitis akut (infeksi tenggorok), ensefalitis (infeksi otak), campak, flu atau infeksi saluran napas lainnya yang disebabkan karena virus. Bahkan belakangan ini terdapat beberapa kasus yang awalnya dicurigai flu burung tetapi ternyata mengalami penyakit DBD. Hal ini terjadi karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD sangat bervariasi. Mulai dengan gejala yang bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya hingga gejala klinis yang berat.

Gejala Umum Penyakit Demam Berdarah (DBD) Penderita DBD dapat menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, nyeri tenggorok, nyeri perut, nyeri otot atau tulang, nyeri kepala, diare, kejang atau kesadaran menurun. Gejala ini juga dijumpai pada berbagai penyakit infeksi virus atau infeksi bakteri lainnya yang menyerang tubuh. Menurut kriteria WHO (World Health Organization) diagnosis DBD hanya dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium trombosit dan hematokrit. Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan demam tinggi yang mendadak 27 hari (38C 40C) disertai manifestasi pendarahan berupa bintik perdarahan di kulit, pendarahan selaput putih mata, mimisan atau berak darah. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran hati, syok atau tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan trombosit sampai kurang dari 100.000 /mm pada hari ke III-V dan meningkatnya nilai hematokrit (>40%).

Bila klinisi cermat dalam ketajaman klinisnya, maka pemeriksaan laboratorium lain untuk konfirmasi diagnosis secara umum mungkin tidak diperlukan bila tanda dan gejala di atas sudah cukup jelas. Pemeriksaan dengue blot IgG dan IgM, isolasi virus dan pemeriksaan serologi mungkin hanya diperlukan dalam bidang penelitian atau kasus yang sulit. Karena pemeriksaan tersebut sangat mahal dan khususnya pemeriksaan dengue blot sensitifitasnya tidak terlalu tinggi. Pitfall Diagnosis Penyakit Tifus Sering dijumpai penderita DBD juga mengalami pitfall diagnosis sebagai penyakit tifus. Kesalahan lain, sering dianggap bahwa demam disebabkan karena penyakit DBD dan tifus secara bersamaan. Kesalahan ini sering terjadi karena pemahaman yang kurang baik tentang dasar diagnosis penyakit, perjalanan penyakit dan interpretasi laboratorium. Pola demam pada DBD biasanya mendadak tinggi, terus menerus tidak pernah turun dalam 2 hari pertama, menurun pada hari ke III dan meningkat lagi hari ke IV-V. Demam pada penyakit tifus biasanya tinggi terutama malam hari. Pada penderita DBD sering ditemukan juga peningkatan hasil Widal. Pemeriksaan Widal adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus. Kejadian seperti inilah yang menimbulkan kerancuan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit tifus pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut. Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus dicurigai sebagai penyakit tifus. Pada beberapa penelitian menunjukkan, gangguan mekanisme pertahanan tubuh pada penderita hipersensitif atau alergi sering menimbulkan hasil widal false positif. Artinya, hasilnya positif tetapi belum tentu benar mengalami penyakit tifus. Hal lain yang harus diketahui, antibodi widal dapat bertahan terus pada penderita selama 6 bulan hingga 2 tahun meskipun penyakit tifusnya sudah membaik. Sebaiknya, pemeriksaan Widal dilakukan menjelang akhir minggu pertama panas atau awal minggu ke dua panas. Sejauh ini akurasi tes widal sebagai diagnosis penyakit tifus masih banyak terdapat kelemahannya. Diagnosis pasti penyakit tifus adalah dengan pemeriksaan kultur darah, bukan dengan pemeriksaan widal. Penulis telah mengadakan pengamatan terhadap 24 penderita DBD yang disertai pemeriksaan widal yang positip. Ternyata dalam evaluasi lebih lanjut, didapatkan hasil kultur darah kuman tifus negatif. Artinya, bukan penyakit tifus meskipun hasil widal positip. Penyakit Campak dan ISPA Manifestasi yang tidak biasa pada penderita DBD adalah timbul rash atau bercak kemerahan yang mirip dengan penyakit campak. Hal ini sering terjadi pada penderita yang sebelumnya sering mengalami riwayat hipersensitif atau alergi pada kulit. Pada penyakit campak, bercak merah timbul biasanya pada demam hari ke III-V,

kemudian akan berkurang pada minggu keII dan menimbulkan bekas terkelupas dan bercak kehitaman. Penyakit campak harus diawali dengan keluhan pilek dan batuk mulai demam pada hari pertama. Pada penderita DBD, biasanya bercak ini timbul saat hari ke II-III, hari ke IV-V menghilang dan tidak diikuti proses terkelupas dan bercak kehitaman pada kulit. Pada awal perjalanan penyakit, DBD sangat sulit dibedakan dengan Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) seperti flu, infeksi tenggorok atau infeksi lainnya yang disebabkan karena virus. Gejala batuk, pilek, demam hampir sama. Mungkin yang sedikit dapat menjadi perhatian adalah bila pada penyakit flu biasanya diawali dengan batuk dan pilek pada saat demam hari pertama, akan menghilang secara bertahap setelah 7-14 hari. Sedangkan pada penyakit DBD, biasanya timbul batuk dan pilek saat demam hari ke IIIV, dan setelah hari ke VI batuk drastis menghilang. Penderita DBD yang mengalami keluhan batuk atau pilek, biasanya mempunyai riwayat hipersensitif pada saluran napas atas yang sering mengalami pilek, batuk berulang, lama atau asma. Cara Menyikapinya Kesalahan Diagnosis Demam Berdarah Kesalahan diagnosis dapat mengakibatkan keterlambatan diagnosis yang berujung pada keterlambatan penanganan dan berpotensi meningkatkan resiko kematian. Diperlukan pemahaman yang baik tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue dan proses terjadinya penyakit, ketajaman pengamatan klinis serta interpretasi hasil laboratorium yang benar. Hasil pemeriksaan laboratorium tertentu bukan satu-satunya konfirmasi diagnosis, harus diikuti ketajaman pengamatan klinis dan interpretasi yang benar. Penanganan suatu penyakit yang ideal bukan hanya sekedar mengobati hasil laboratorium tetapi memberikan terapi yang benar berdasarkan tanda dan gejala penyakit yang ada pada penderita. Dalam keadaan kasus penyakit DBD yang meningkat seperti sekarang ini, bila didapatkan tanda dan gejala DBD tetapi disertai penetapan diagnosis penyakit lain maka sebaiknya fokus utama penatalaksanaan pada kecurigaan penyakit DBD. Dalam keadaan tertentu mungkin lebih baik terjadi overdiagnosis DBD, dibandingkan underdiagnosis DBD. Karena, keterlambatan penanganan penyakit DBD, lebih fatal dibandingkan penyakit lainnya. Tetapi bukan berarti setiap demam harus dicurigai DBD, memang sulit khan? Sumber : Dr Widodo Judarwanto SpA, dalam : http://astaqauliyah.com/2007/01/25/kemiripan-dbd-dengan-penyakit-lainnya/ 25 Januari 2007 Posted by Akang at 6:33 PM 0 comments

Saturday, May 9, 2009


Ekstrak Daun Jambu Biji Berpotensi Sembuhkan Demam Berdarah
DAUN jambu biji tua ternyata mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus berinti RNA. Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, yang sejak 2003 meneliti ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap awal penelitian dimulai dengan pengujian preklinik. Hasil penelitian dipaparkan oleh Kepala Badan POM Drs Sampurno MBA di Jakarta, Rabu (10/3). Ide penelitian berasal dari Badan POM dan mereka menunjuk Dr Drs Suprapto Maat MS. apoteker dari Patologi FK Unair untuk meneliti daun jambu biji. Seperti diketahui, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler. Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di FK Unair yang menggunakan hewan model mencit dengan pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan juga bahwa ekstrak daun jambu biji terbukti dapat meningkatkan jumlah sel hemopoetik terutama megakriosit pada preparat dan kultur sumsum tulang mencit. Pada uji keamanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis tidak toksik. Hambat virus dengue Daun jambu biji memang mengandung berbagai macam komponen. Berkaitan dengan itu telah dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji di mana ekstrak tersebut terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus dengue. Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti virus dengue. Juga telah dilakukan uji awal berupa penelitian open label di beberapa rumah sakit di Jawa Timur (RS Jombang dan RS Petrokimia Gresik) pada penderita DBD dewasa dan anak-anak. "Hasil penelitian dibagi-bagikan ke RS Jombang dalam bentuk 30 kapsul dan 30 sirup, lalu RS Petrokimia Gresik 20 kapsul dan 20 sirup. Ada yang sukarela mau mencoba," kata Suprapto. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dapat

mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpa disertai efek samping yang berarti, misalnya sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan dengan uji klinik untuk membuktikan khasiat dengan evidence based yang lebih kuat. Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-Alfa olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas pembuluh darah. Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr Soetomo Surabaya/FK Unair, yang akan dipimpin oleh Prof Dr dr Sugeng Sugijanto DSA yang dibantu dr M Nasirudin dengan Dr Ugrasena untuk pasien DBD anak dan Prof dr Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD dewasa. Badan POM dalam waktu dekat juga akan melakukan kajian-kajian intensif dengan para pakar untuk mendukung tata laksana yang sekarang ini ada. Sampurno optimis karena daun jambu biji bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan proses teknologinya sederhana. (LOK)(11 Maret 2004). Sumber : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0403/11/humaniora/906798.htm 10 Mei 2009 Sumber Gambar: http://4.bp.blogspot.com/_z3Wl-Zygtr8/SXfcxoYJ2I/AAAAAAAAAbs/0hKqhcv2GNI/s320/CIMG3732.JPG Posted by Akang at 6:33 PM 0 comments

You might also like