You are on page 1of 14

A.

Sekilas Tentang Robo-robo


Robo-robo merupakan satu diantara budaya Keraton Amantubillah Mempawah, Kabupaten Pontianak. Propinsi Kal-bar. Upacara robo-robo tidak lain untuk mengenang acara peringatan kedatangan Opu Daeng Manambon pada waktu yang lalu.

Robo-robo juga merupakan kebiasaaan masyarakat di Kuala Mempawah, dengan datangnya bulan Syafar berarti masyarakat Kuala Mempawah dan sekitarnya sudah bersiap-siap mengadakan selamatan atau berdoa tolak bala dengan makan-makan dipinggir laut atau di halaman rumah masing-masing.

B. Sejarah Robo-robo Upacara Robo-robo dilaksanakan sebagai ritual untuk memperingati kedatangan atau napak tilas perjalanan Opu Daeng Menambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Pontianak pada tahun 1737 M/1448 H.

Kedatangan Opu Daeng Menambon ke Mempawah membawa dampak yang sangat besar. Selain menyebarkan agama Islam, kedatangan Opu Daeng Menambon juga secara langsung turut membangun Mempawah melalui kapasitasnya sebagai raja di Kerajaan Mempawah.

C. Prosesi Robo-robo Upacara Robo-robo diselenggarakan di sungai Mempawah. Ritual dari upacara ini adalah: 1. Ritual pertama dari upacara ini adalah dikumandangkannya suara adzan dan disusul dengan pembacaan doa yang dilakukan oleh Pemangku Adat Istana Amantubillah, Kerajaan Mempawah. 2. Prosesi berikutnya yaitu Ritual Buang-buang. 3. Ritual terakhir adalah Makan Saprahan.

Upacara Robo-robo melibatkan Raja Kerajaan Mempawah beserta para para kerabat istana. Raja dan kerabat ini bertolak dari Desa Benteng dengan menggunakan Perahu Lancang Kuning dan Perahu Bidar. Perahu Lancang Kuning khusus digunakan oleh raja, sedangkan Perahu Bidar diperuntukkan bagi para kerabat istana. Mereka akan berlayar selama sekitar satu jam menuju muara Sungai Mempawah yang terletak di Desa Kuala Mempawah, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Raja dan kerabat ini bertolak dari Desa Benteng dengan menggunakan Perahu Lancang Kuning dan Perahu Bidar.

Sesampainya di muara Sungai Mempawah, seorang kerabat istana yang menjabat sebagai Pemangku Adat mengumandangkan adzan yang disusul dengan membaca doa talak bala (talak balak). Prosesi selanjutnya adalah Ritual Buang-buang yang biasanya dilaksanakan bada Dhuhur.

Pemangku Adat mengumandangkan adzan yang disusul dengan membaca doa talak bala (talak balak).

Ritual Buang-buang adalah suatu prosesi pelemparan sesaji ke Sungai Mempawah. Sesaji yang dilemparkan ke sungai terdiri dari beras kuning, bertih, dan setanggi. Ritual Buang-buang bertujuan untuk penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan sungai dan laut sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat

D. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Upacara Robo-robo Upacara robo-robo ini bersifat historis dan memiliki nilai sejarah karena peristiwa roborobo merupakan peristiwa sangat penting untuk dikenang dalam sejarah Mempawah khususnya kerabat Keraton Amantubillah Mempawah, dimana asal mula mendaratnya Opu Daeng Manambon di Mempawah yang merupakan pendiri Kerajaan Mempawah.

Acara robok-robok juga memilki nilai religius, dimana dalam upacara robokrobok ini tentunya bersifat keagamaan khususnya agama Islam. Dimana dalam acara tersebut semua masyarakat memohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Esa untuk keselamatan dijauhkan dari bencana dan bersifat kepercayaan.

You might also like