You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam masa pembangunan Indonesia sejak tahun 1970-an hingga kini,

khususnya dalam penyediaan prasarana bangunan air untuk irigasi, telah ribuan bangunan bendung telah dibangun. Salah satu jenis bendung yang dibangun ialah bendung tetap dari bahan pasangan batu. Bendung itu dirancang dan dibangun oleh tenaga teknik Indonesia. Juga oleh tenagah ahli asing yang datang ke Indonesia membawah konsep baru. Rancangan tersebut memberikan suatu perkembangan tipe, bentuk dan tata letak bendung. Merancang bendung baru dan menangani bendung bermasalah hasil pembangunan ini dan penangan terhadap bendung-bendung tua baik yang dibangun sebelum tahun 1970-an maupun bendung-bendung tua warisan Pemerintah Belanda telah memberikan masukan dan pengalaman bagi tenaga ahli Indonesia. Sebagai calon ahli teknik sipil mahasiswa dituntut untuk menguasai beberapa bidang keahli diantaranya ahli dalam bidang pengairan. Salah satu mata kuliah yang membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan tersebut yaitu mata kuliah Irigasi dan Bangunan Air yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa yang menempu pendidikan di Universitas Palembang. Di kota maupun di desa membutukan sistem irigasi yang tepat sesuai dengan keadaan tempat yang akan dibangun. Kesalahan perencanaan saluran irigasi akan berdampak dalam kehidupan masyarakat terutama pada daerah yang datarannya rendah sehingga dibutuhkan tenagah ahli yang berkompeten dalam bidang ini. Untuk itu penyelesaian tugas ini merupakan faktor penting dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai bidang pengairan dan nantinya mahasiswa dapat menerapkan dalam dunia nyata/dunia kerja.

1.2

Profil Mahasiswa Nama NRP Alamat : Jhoni Wijaya Pranata : 11.410.027P : Palembang

Nama NRP Alamat

: Thyan Trio Putra : 11.410.055P : Jln. Musyawarah No. 305 A RT. 008 RW. 002 Desa Karang Jaya Kec. Gandus Palembang

Nama NRP Alamat

: Tommi Putra : 12.410.018P : Lrg. Mutiara IV RT 32 RW 06 No. 1201 Kel. 5 ULU Kec. Seberang Ulu I Palembang 30254

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Teori Dasa Bendung dan Sistem Irigasi Dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian maka diperlukan berbagai prasarana penyedia dan pengambil airnya antara lain bangunan bendung. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meningkatkan muka air sungai dan atau membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa disadap dan dialirkan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkannya. Tipe bendung dapat dibedakan dengan bendung tetap dan bahan pasangan batu, beton, bendung gerak dengan pintu sorong atau pintu radial dan bendung kembang kempis dan sebagainya. Irigasi berasal dari istilah Irrigate dalam bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat pulah dikembalikan. Maksud irigasi yaitu untuk mencukupi kebutuhan air dimusim hujan bagi kebutuhan pertanian seperti membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu tanah, menhindarkan gangguan hama, dalam tanah dan sebagainya. Jaringan irigasi biasanya dibuat berdasarkan peta tofografi yang dituangkan dalam ikhtisar berskala 1:25000. Selanjutnya dari peta ikhtisar tersebut didisain dan dilanjutkan peta ikhtisar detil berskala 1:5000 ata 1:2000. Peta ikhtisar tersebut dikenal di lingkungan perencana dengan istilah petak-petak yaitu petak tersier, petek sekunder, dan petak primer. Petak tersier adalah suatu unit atau petak tanah/sawah terkecil berukuran 50-100 hektar. Mempunyai batas-batas yang jelas seperti jalan, kampung, saluran pembuangan, lembah dan sebagai serta berbatasan dengan saluran sekunder dan saluran primer. Petak sekunder adalah gabungan dari petak tersier dengan luas bergantung pada keadaan lahan dan juga mempunyai bata-batas yang jelas. Petak

sekunder biasanya menerima dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Petak primer adalah gabungan dari beberapa petak sekunder yang dilayani oleh kedua sisi sumber air sungai.

Saluran irigasi di daerah irigasi dibedakan mmenjadi saluran pembawah dan saluran pembuang. Saluran irigasi pembawah ditinjau dari letaknya dapat dibedakan menjadi saluran tinggi dan saluran garis punggung. Saluran tinggi yaitu saluran yang ditempatkan sejurusan dengan garis tinggi/kontur. Dan saluran garis punggung yaitu saluran yang ditempatkan di punggung medan. Ditinjau dari jenis dan fungsinya dapat dibedahkan menjadi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kuarter. Saluran primer yaitu saluran yang membawah air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan kepetak-petak tersier yang dialiri dan berakhir pada bangunan bagi yang terakhir. Saluran sekunder yaitu saluran yang membawah air dari saluran utama/primer kepetak-petak tersier yang dilayaninya sampai bangunan sadap terakhir. Saluran muka tersier yaitu saluran yang membawah air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier. Saluran tersier yaitu saluran yang membawah air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu kesaluran kuarter dan berakhir pada boks kuarter yang terakhir. Saluran kuarter yaitu saluran yang membawah air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier ke sawah-sawah

2.1.2

Rumus Aliran

Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu diterapkan rumus-rumus sebagai berikut. ( )

) ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

MAN w
1

1m m P

1m

2.1.3

Kekasaran Stickler Koefisien kekasaran bergantung kepada faktor faktor berikut : Kekasaran permukaan saluran Ketidakteraturan permukaan saluran Trase Vegetasi (tetumbuhan), dan Sedimen

Bentuk dan besar/ kecilnya partikel di permukaan saluran merupakan ukuran kekasaran. Akan tetapi, untuk saluran tanah ini hanya merupakan bagian kecil saja dari kekasaran total. Pada saluran irigasi, ketidak teraturan permukaan yang menyebabkan perubahan dalam keliling basah dan potongan melintang mempunyai pengaruh yang lebih penting pada koefisien kekasaran saluran daripada kekasaran permukaan. Perubahan-perubahan mendadak pada permukaan saluran akan

memperbesar koefisien kekasaran. Perubahan-perubaban ini dapat disebabkan oleh penyelesaian konstruksi saluran yang jelek atau karena erosi pada talut saluran. Terjadinya riak-riak di dasar saluran akibat interaksi aliran di perbatasannya juga berpengaruh terhadap kekasaran saluran. Pengaruh vegetasi terhadap resistensi sudah jelas panjang dan kerapatan vegetasi adalah faktor-faktor yang menentukan. Akan tetapi dan kecepatan aliran sangat membatasi pertumbuhan tinggi air

vegetasi.

Vegetasi

diandaikan minimal untuk harga- harga k yang dipilih dan dipakai dalam perencanaan saluran. Pengaruh trase saluran terhadap koefisien kekasaran dapat diabaikan,

karena dalam perencanaan saluran tanpa pasangan akan dipakai tikungan berjari-jari besar. Pengaruh faktor-faktor di atas terhadap koefisien kekasaran saluran akan bervariasi menurut ukuran saluran. Ketidak teraturan pada permukaan akan menyebabkan perubahan kecil di daerah potongan melintang di saluran yang besar daripada di saluran kecil.

Koefisien-koefisien kekasaran disajikan pada Tabel 1.1.

untuk perencanaan

saluran irigasi

Apakah harga-harga itu akan merupakan harga harga fisik yang sebenarnya selama kegiatan operasi, hal ini sangat tergantung pada

kondisi pemeliharaan saluran. Penghalusan permukaan saluran dan menjaga agar saluran bebas dari vegetasi lewat pemeliharaan rutin akan sangat ber- pengaruh pada koefisien kekasaran dan kapasitas debit saluran. Harga harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk

Tabel 1.1.

saluran saluran irigasi tanah Debit Rencana ( ) (

45 42,5 40 35

2.1.4

Jenis-Jenis Pasangan Banyak bahan yang dapat dipakai untuk pasangan saluran (lihat FAO

Kraatz, 1977). Tetapi pada prakteknya di Indonesia hanya ada empat yang dianjurkan pemakaiannya : - Pasangan batu - Beton, Tanah

bahan

- Dapat juga menggunakan Beton Ferro cement

Pembuatan pasangan dari

bahan-bahan lain tidak dianjurkan, dengan

alasan sulitnya memperoleh persediaan bahan, teknik pelaksanaan yang lebih rumit dan kelemahan-kelemahan bahan itu sendiri.

Pasangan batu dan beton lebih cocok untuk semua keperluan, kecuali untuk perbaikan stabilitas tanggul. Pasangan tanah hanya cocok pengendalian rembesan dan perbaikan stabilitas tanggul. Tersedianya bahan di dekat tempat pelaksanaan konstruksi merupakan faktor yang penting dalam pemilihan jenis pasangan. Jika bahan batu tersedia, maka pada umumnya dianjurkan pemakaian pasangan batu. Pasangan dari bata merah mungkin bisa juga dipakai. Aliran yang masuk ke dalam retak pasangan dengan kecepatan tinggi dapat mengeluarkan bahan-bahan pasangan tersebut. Kecepatan maksimum dibatasi dan berat pasangan harus memadai untuk mengimbangi gaya tekan ke atas. Sebagai alternatif jenis-jenis lining, dewasa ini sudah mulai banyak diaplikasikan penggunaan material ferrocemen untuk saluran irigasi dan bangunan air. Struktur ferosemen yang mudah dikerjakan dan ramah untuk

lingkungan sangat cocok untuk diterapkan diberbagai bentuk konstruksi. Bentuk penulangan yang tersebar merata hampir diseluruh bagian struktur memungkinkan untuk dibuat struktur tipis dengan kreasi perencananya. berbagai bentuk strukturr sesuai dengan

A. Linning Permukaan Keras Lining Permukaan keras, dapat terdiri dari plesteran pasangan batu kali atau beton. Tebal minimum untuk pasangan batu diambil 30 cm. Untuk beton tumbuk tebalnya paling tidak 8 cm, untuk saluran kecil yang dikonstruksi dengan baik (sampai dengan 6 m3/dt), dan 10 cm untuk saluran yang lebih besar. Tebal minimum pasangan beton bertulang adalah 7 cm. Tebal minimum pasangan beton

ferrocement adalah 3 cm. Untuk pasangan semen tanah atau semen tanah yang dipadatkan, tebal minimum diambil 10 cm untuk saluran kecil dan 15 cm untuk saluran yang lebih besar. Stabilitas pasangan permukaan keras hendaknya dicek untuk

mengetahui tekanan air tanah di balik pasangan. Jika stabilitas pasangan terganggu (pembuang), maka sebaiknya dipertimbangkan

untuk membuat konstruksi pembebas tekanan (lubang pembuang).

B. Tanah Tebal pasangan tanah diambil 60 cm untuk dasar saluran dan 75 cm untuk talut saluran. Pasangan campuran (kombinasi) dapat dipakai juga. Pemilihan jenis pasangan akan bergantung kepada kondisi dan bahan yang tersedia. Detail konstruksi pasangan diperlihatkan dalam Gambar Perencanaan Standar.

C. Linning Ferrocemen Ferrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang

yang dibuat dari mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat anyam/kawat jala (wiremesh) yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat relatif kecil. Anyaman ini bisa berasal dari logam atau material lain yang tersedia. Kehalusan dan komposisi

matriks mortar seharusnya sesuai dengan sistem anyaman dan selimut (pembungkusnya). Mortar yang digunakan dapat juga diberi serat / fiber. Perbedaan ferosemen dengan beton bertulang antara lain : 1. Sifat Fisik - Lebih tipis - Memiliki tulangan yang terdistribusi pada setiap ketebalannya - Penulangan 2 arah - Matriksnya hanya terdiri dari agregat halus dan semen 2. Sifat Mekanik - Sifat-sifat seragam dalam 2 arah - Umumnya memiliki kuat tarik dan kuat lentur yang tinggi - Memiliki ratio tulangan yang tinggi - Proses retak dan perluasan retak yang berbeda pada beban

tarik Duktilitas meningkat sejalan dengan peningkatan rasio tulangan anyam Kedap air tinggi - Lemah terhadap temperature tinggi - Ketahanan terhadap beban kejut lebih tinggi 3. Proses/pembuatan/pemeliharaan /perbaikan - Metode pembuatan berbeda dengan beton bertulang - Tidak memerlukan keahlian khusus. - Sangat mudah dalam perawatan dan perbaikan - Biaya konstruksi untuk aplikasi di laut lebih murah dibandingkan kayu, beton bertulang atau material komposit.

Bahan ferrocemen terdiri dari campuran semen, pasir yang diberi tulangan besi beton dengan diamete 6 mm ata 8 mm dan kawat ayam.

Perbandingan semen dan pasir yang umum digunakan adala 1:3. Untuk lebih seksama perbandingan ditetapkan dari pengujian laboratorium.

Kelebihan dari linning saluran menggunakan ferrocemen ini antara lain: biaya konstruksi lebih rendah daripada linning konvensional lainnya dari segi kekuatan beton ferrocemen mempunyai kekuatan lebih tinggi dan dari segi berat konstruksi, beton ferrocemen mempunyai

konstruksi lebih ringan sehingga dapat digunakan di tanah yang mempunyai daya dukung yang rendah

2.1.5

Gambar-Gambar

Gambar daerah aliran air sungai dari puncak gunung ke petak-petak sawah, rumah serta kolam/danau penampung yang kemudian diolah oleh penduduk untuk keperluan sehari-hari (pertanian, perkebunan, Keperluan rumah tangga Dan sebagainya

Ilustrasi jenis-jenis saluran dan bangunan pelengkap (saluran primer saluran sekunder, saluran tersier)

Gambar Penjelas lain Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier Pengendali banjir

Saluran Terbuka Bentuk-bentuk Saluran

Saluran Tertutup Bentuk-bentuk saluran

Saluran Tanah

Saluran Beton

Bendung sebagai pengendali banjir

Contoh bendungan di dunia 1. Bendungan Mica di Kanada (242 m)

2. Bendung Vajont di Italia (262 m)

3. Bendungan Inguri di Rusia (272 m)

4. Bendungan Grande Dixence di Swiss (284 m)

5. Bendungan Nurek Di Rusia (317 m)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Setiap berbeda dimensi yang di direncanakan atau data dari soal maka hasil yang didapat akan berbeda. Hubungan tabel Qs dan kekasaran stickler harus diperhatikan (lihat tabel 1.1). Dan dari data di atas didapatkan bahwa semua desain bangunan air yang direncanakan aman.

4.2 Saran Dalam perencanaan maupun penyelesaian tugas ini disarankan mahasiswa dapat menyederhanakan beberapa rumus yang saling berkaitan sehingga dapat didapatkan rumus baru yang dapat digunakan untuk mencari kedalaman (h) maupun lebar sungai (b) yang belum ada pada data soal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/36329176/Panduan-Dan-Petunjuk-PraktisPengelolaan-Drainase-Perkotaan http://isidunia.blogspot.com/2012/01/bendungan-bendungan-tertinggi-didunia.html

You might also like